Definisi
Sepsis adalah suatu sindroma klinik yang terjadi oleh karena adanya respon tubuh yang
berlebihan terhadap rangsangan produk mikroorganisme. Ditandai dengan panas,
takikardia, takipnea, hipotensi dan disfungsi organ berhubungan dengan gangguan
sirkulasi darah.
Sepsis sindroma klinik yang ditandai dengan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Derajat Sepsis
1. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), ditandai dengan 2 gejala
sebagai berikut
a. Hyperthermia/hypothermia (>38,3C; <35,6C)
b. Tachypneu (resp >20/menit)
c. Tachycardia (pulse >100/menit)
d. Leukocytosis >12.000/mm atau Leukopenia <4.000/mm
e. 10% >cell immature
2. Sepsis Infeksi disertai SIRS
3. Sepsis Berat
Sepsis yang disertai MODS/MOF, hipotensi, oligouri bahkan anuria.
4. Sepsis dengan hipotensi
Sepsis dengan hipotensi (tekanan sistolik <90 mmHg atau penurunan tekanan sistolik
>40 mmHg).
5. Syok septic
Syok septik adalah subset dari sepsis berat, yang didefinisikan sebagai hipotensi yang
diinduksi sepsis dan menetap kendati telah mendapat resusitasi cairan, dan disertai
hipoperfusi jaringan.
Sepsis sering didefinisakan sebagai adanya mikroorganisme patogenik atau toksinnya
berada di dlaam aliran darah. (Hudak&Gallo, 1996).
respon
inflamasi
sitemik.
Respon
yang
ditimbulkan
sering
menyebabkan penurunan perfusi organ dan disfungsi organ. Jika disertai dengan
hipotensi maka dinamakan Syok sepsis. ( Linda D.U, 2006)
Terminology dalam sepsis menurut American College of Chest Physicians/society of
Critical Care Medicine consensus Conference Committee : Critical Care Medicine,
1992 :
1. Infeksi
Fenomena microbial yang ditandai dengan munculnya respon inflamasi terhadap
munculnya / invasi mikroorganisme ke dalam jaringan tubuh yang steril.
2. Bakteriemia
Munculnya atau terdapatnya bakteri di dalam darah.
3. SIRS (Systemic Inflamatory Response Syndrome)
Respon inflamasi secara sistemik yang dapat disebabkan oleh bermacam macam
kondisi klinis yang berat. Respon tersebut dimanifestasikan oleh 2 atau lebih dari
gejala khas berikut ini : Suhu badan> 380 C atau <360 C, Heart Rate >9O;/menit,
RR >20 x/menit atau PaCO2 < 32 mmHg, WBC > 12.000/mm3 atau <
4.000/mm3 atau 10% bentuk immature.
4. Sepsis sistemik
Respon terhadap infeksi yang disebabkan oleh adanya sumber infeksi yang jelas,
yang ditandai oleh dua atau lebih dari gejala di bawah ini: Suhu badan> 38 0C atau
<360C, Heart Rate >9O;/menit, RR >20 x/menit atau PaCO2 < 32 mmHg, WBC >
12.000/mm3 atau < 4.000/mm3 atau 10% bentuk immature
5. Severe Sepsis
liposakarida pada dinding selnya yang disebut endotoksin. Apabila dilepaskan dan masuk
ke dalam aliran darah, endotoksin dapat menyebabkan bergabagi perubahan biokimia
yang merugikan dan mengaktivasi imun dan mediator biologis lainnya yang menunjang
timbulnya shock sepsis.
Organisme gram positif yang sering menyebabkan sepsis adalah staphilococus,
streptococcus dan pneumococcus. Organime gram positif melepaskan eksotoksin yang
berkemampuan menggerakkan mediator imun dengan cara yang sama dengan endotoksin.
C. Tanda dan Gejala
Gejala klinis sepsis biasanya tidak spesifik, biasanya didahului oleh tanda tanda sepsis
non spesifik, meliputi demam, menggigil, dan gejala konstitutif seperti lelah, malaise,
gelisah, atau kebingungan. Pada pasien sepsis kemungkinan ditemukan:
1. Perubahan sirkulasi
2. Penurunan perfusi perifer
3. Tachycardia
4. Tachypnea
5. Pyresia atau temperature <36OC
6. Hypotensi
Tanda Klinis Syok Septik :
1. Fase dini: terjadi deplesi volume, selaput lendir kering, kulit lembab dan kering.
2. Post resusitasi cairan: gambaran klinis syok hiperdinamik: takikardia, nadi keras
dengan tekanan nadi melebar, precordium hiperdinamik pada palpasi, dan ekstremitas
hangat.
3. Disertai tanda-tanda sepsis.
Tanda hipoperfusi: takipnea, oliguria, sianosis, mottling, iskemia jari, perubahan
status mental.
Tanda tanda Syok Spesis ( Linda D.U, 2006) :
1. Peningkatan HR
2. Penurunan TD
3. Flushed Skin (kemerahan sebagai akibat vasodilatasi)
4. Peningkatan RR kemudian kelamaan menjadi penurunan RR
5. Crakles
6. Perubahan sensori
7. Penurunan urine output
8. Peningkatan temperature
9. Peningkatan cardiac output dan cardiac index
10. Penurunan SVR
11. Penurunan tekanan atrium kanan
12. Penurunan tekanan arteri pulmonalis
13. Penurunan curah ventrikel kiri
14. Penurunan PaO2
15. Penurunan PaCO2 kemudian lama kelamaan berubah menjadi peningkatan PaCO2
16. Penurunan HCO3
antimikroba yang sesuai, resusitasi bila terjadi kegagalan organ atau renjatan. Vasopresor
dan inotropik, terapi suportif terhadap kegagalan organ, gangguan koagulasi dan terapi
imunologi bila terjadi respons imun maladaptive host terhadap infeksi.
Resusitasi
Mencakup tindakan airway (A), breathing (B), circulation (C) dengan oksigenasi, terapi
cairan (kristaloid dan/atau koloid), vasopresor/inotropik, dan transfusi bila diperlukan.
Tujuan resusitasi pasien dengan sepsis berat atau yang mengalami hipoperfusi dalam 6
jam pertama adalah CVP 8-12 mmHg, MAP >65 mmHg, urine >0.5 ml/kg/jam dan
saturasi oksigen >70%. Bila dalam 6 jam resusitasi, saturasi oksigen tidak mencapai 70%
dengan resusitasi cairan dengan CVP 8-12 mmHg, maka dilakukan transfusi PRC untuk
mencapai hematokrit >30% dan/atau pemberian dobutamin (sampai maksimal 20
g/kg/menit).
Disfungsi renal
Akibat gangguan perfusi organ. Bila pasien hipovolemik/hipotensi, segera diperbaiki
dengan pemberian cairan adekuat, vasopresor dan inotropik bila diperlukan. Dopamin
dosis renal (1-3 g/kg/menit) seringkali diberikan untuk mengatasi gangguan fungsi
ginjal pada sepsis, namun secara evidence based belum terbukti. Sebagai terapi pengganti
gagal ginjal akut dapat dilakukan hemodialisis maupun hemofiltrasi kontinu.
Nutrisi
Pada metabolisme glukosa terjadi peningkatan produksi (glikolisis, glukoneogenesis),
ambilan dan oksidasinya pada sel, peningkatan produksi dan penumpukan laktat dan
kecenderungan hiperglikemia akibat resistensi insulin. Selain itu terjadi lipolisis,
hipertrigliseridemia dan proses katabolisme protein. Pada sepsis, kecukupan nutrisi:
kalori (asam amino), asam lemak, vitamin dan mineral perlu diberikan sedini mungkin
Kontrol gula darah
Terdapat penelitian pada pasien ICU, menunjukkan terdapat penurunan mortalitas sebesar
10.6-20.2% pada kelompok pasien yang diberikan insulin untuk mencapai kadar gula
darah antara 80-110 mg/dL dibandingkan pada kelompok dimana insulin baru diberikan
bila kadar gula darah >115 mg/dL. Namun apakah pengontrolan gula darah tersebut dapat
diaplikasikan dalam praktek ICU, masih perlu dievaluasi, karena ada risiko hipoglikemia.
Gangguan koagulasi
Proses inflamasi pada sepsis menyebabkan terjadinya gangguan koagulasi dan DIC
(konsumsi faktor pembekuan dan pembentukan mikrotrombus di sirkulasi). Pada sepsis
berat dan renjatan, terjadi penurunan aktivitas antikoagulan dan supresi proses fibrinolisis
sehingga mikrotrombus menumpuk di sirkulasi mengakibatkan kegagalan organ. Terapi
antikoagulan, berupa heparin, antitrombin dan substitusi faktor pembekuan bila
diperlukan dapat diberikan, tetapi tidak terbukti menurunkan mortalitas.
Kortikosteroid
Kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang signifikan,
kaji saturasi oksigen, periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan
kemungkinan asidosis, berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask, auskulasi
dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada periksa foto thorak
3. Circulation
Kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan, monitoring
tekanan darah, periksa waktu pengisian kapiler, pasang infuse dengan menggunakan
canul yang besar, berikan cairan koloid gelofusin atau haemaccel, pasang kateter,
lakukan pemeriksaan darah lengkan, siapkan untuk pemeriksaan kultur, catat
temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari 36oC,
siapkan pemeriksaan urin dan sputum, berikan antibiotic spectrum luas sesuai
kebijakan setempat.
4. Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya
tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan
AVPU.
5. Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan
tempat sumber infeksi lainnya.
6. Tanda ancaman terhadap kehidupan
Sepsis yang berat didefinisikan sebagai sepsis yang menyebabkan kegagalan fungsi
organ. Jika sudah menyembabkan ancaman terhadap kehidupan maka pasien harus
dibawa ke ICU
7. Aktivitas dan istirahat
Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
8. Sirkulasi
Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena
embolik (darah, udara, lemak)
Tujuan (NOC)
Ketidakefektifan
pola
berhubungan
Intervensi (NIC)
dengan
Ketidakseimbangan
normal
ventilasi
( fowler/semifowler)
Menunjukkan
adanya
suara
Identifikasi
pasien
status O2
Penurunan
Monitor TTV.
curah Setelah dilakukan tindakan Cardiac care :
jantung
berhubungan
dengan
perubahan
afterload
preload.
Menunjukkan
kesadaran
jantung
atur periode latihan dan
Dapat
aktivitas
dan
kelelahan.
ada kelelahan
monitor status pernapasan
yang
menandakan
Hipertermi
jantung.
Setelah dilakukan tindakan Fever Treatment :
berhubungan
dengan
infeksi.
tanda-tanda
rentang normal
Observasi
gagal
Monitor
intake
dan
pusing
output
kulit
Berikan obat anti piretik
Temperature Regulation
Beri banyak minum ( 11,5 liter/hari) sedikit tapi
sering
Ganti
dengan
Ketidakefektifan
perfusi
pakaian
klien
bahan
tipis
menyerap keringat.
Setelah dilakukan tindakan Management
sensasi
cardiac
dalam
rentang
normal
keluarga
Kolaborasi
obat
antihipertensi.
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Activity Therapy
berhubungan
ketidakseimbangan
dilakukan klien.
Mampu
aktivitasnya
dengan
tingkat
keterbatasan klien
yang
dapat
mandiri
membantu
dan
kekuatan
normal
fisik klien.
klien
tentang
tidur.
Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction
berhubungan
dengan
status kesehatan.
Jelaskan
prosedur
keluarga
TTV normal
Menunjukkan
teknik
Beri
prosedur/
akan
untuk
bertanya
penjelasan
tiap
tindakan
yang
dilakukan
terhadap