http://www.pangudiluhur.org/artikel/mengatasi-perilaku-agresif-anak-usiadini.49.html
Selain itu, tingkah laku orangtua juga merupakan model yang paling efektif bagi anak. Dengan
kata lain, anak menjadi agresif karena mencontoh orang dewasa misalnya orang tuanya.
Biasanya tingkah laku yang muncul pada anak adalah marah secara verbal maupun menyerang,
temper tantrum dan merusak.
Jika perilaku agresif tidak diperoleh anak dari meniru orang dewasa, kita perlu mencoba mencari
penyebab lain. Penelitian membuktikan bahwa acara televisi mampu ditangkap oleh anak sejak
ia berusia sekitar 19 bulan. Acara di televisi itu pun memberinya ide untuk menggunakan cara
yang sama dengan yang digunakan oleh tokoh yang dilihatnya di layar kaca, dalam
mengekspresikan kemarahan.
Pelajari dan kenali apa saja yang dapat memicu tindakan agresif anak. Kelelahan juga bisa
menjadi penyebab perilaku anak tidak terkendali. Untuk itu pembelajaran yang menarik, ringan
dan menyenangkan dalam situasi bermain di sekolah sangat diharapkan. Faktor guru yang
ramah,hangat, komunikatif, simpatik, keibuan atau menarik sangat menguntungkan untuk
menciptakan situasi belajar yang kondusif di Taman Kanak-Kanak. Untuk itu aturlah jadwal,
seleksi jenis aktivitas anak yang dapat membuat anak terlalu lelah. Meminimalkan kemungkinan
munculnya rasa frustasi anak dengan mengajarkan keterampilan bersosialisasi, bermain dengan
teman sebaya, dan keterampilan sehari-hari lainnya. Karena keterampilan yang tidak terkuasai
bisa menjadi pemicu munculnya frustasi yang nantinya dapat diwujudkan dalam berbagai
tindakan agresif. Mengajarkan berbagai keterampilan yang dibutuhkan anak dalam kehidupan
sehari-hari tidak saja akan menekan perasaan frustasinya, tetapi juga akan menekan
kecenderungan untuk menyera ng.
Apa yang perlu diperhatikan guru Taman Kanak-Kanak, jika menghadapi anak yang berperilaku
agresif :
1. Ganjaran untuk tingkah laku yang diharapkan.
Langkah pertama teknik ini adalah menangkap kapan anak bertingkah laku baik, seperti tidak
berteriak atau memukul, kemudian berilah ganjaran untuk tingkah lakunya tersebut. Anak usia 36 tahun biasanya butuh ganjaran yang wujudnya nyata. Untuk itu misalnya, anak dapat diberi
bintang karton dan setiap lima bintang dapat ditukar dengan sebuah mainan.
5. Tegakkan disiplin.
Aturan harus jelas dan tanpa toleransi. Anak harus diberitahu secara jelas dan tegas, bahwa ia
tidak boleh memukul atau melempar.
Agresivitas merupakan salah satu gangguan sosial emosional anak. Perkembangan sosial
emosional anak membutuhkan perhatian para orangtua dan guru Taman Kanak-Kanak. Masalahmasalah emosi yang muncul di usia sangat dini, dapat memprediksi perkembangan anak
selanjutnya. Para guru dan orangtua dituntut untuk mempunyai kepekaan terhadap
perkembangan anak, dan melakukan tindakantindakan secara edukatif untuk membangun
karakter anak sebagai dasar dalam tumbuh kembang selanjutnya.