Anda di halaman 1dari 1

APAKAH MASIH ADA DIA?

Kau memeluknya erat, melingkarkan tanganmu di pinggangnya. Kalian tersenyum


mesra, seolah waktu telah menjadi milik kalian seutuhnya. Senyum itu, tak pernah lepas dari
wajahmu, sayang itu seolah tergambar jelas dimata kalian. Wajah itu memerah malu karena kau
peluk ia begitu erat dari belakang. Dan sayangnya, aku tak pernah menemukan senyum itu
tersungging di dua sudut bibirmu ketika kau bersama ku. Mata itu, aku masih mencari cari
sebuah cinta yang sama atau mungkin lebih dari kedua bola matamu. Hingga saat ini, aku tak
pernah menemukannya.
Aku tak pernah ragu dalam mencintaimu, aku tak pernah bimbang dalam merindukanmu.
Hanya saja, aku ragu pada keyakinan hatiku yang percaya padamu. Aku hanya ragu, apakah
masih ada dia? Gadis periang dari masa lalu mu, gadis manis dan elok itu. aku penasaran
bagaimana bisa kau melepaskannya. Bagaimana bisa kau relakan ia pergi begitu saja. Awalnya
kubiarkan saja resah di palung hati ini mengendap, tapi akhirnya apapun yang dibiarkan
mengendap ketika tanpa sengaja tergoyahkan sedikit saja mampu memburamkan hati yang ku
jaga baik-baik ini. gigil malam telah menyergapku dan memelukku dengan erat, sangat erat
hingga membuatku sulit untuk bernapas. Masa lalu mu sayang yang membuatku berserpih.
Kalian yang dulu pernah ada beserta kenangannya itu yang membuatku mati. Aku mencintaimu,
tapi resah itu tak peduli rasa. Ia permainkan aku, membolak balikkan hatiku yang sudah ku
rapikan hanya untukmu. Kenapa masih ada dia ketika aku mencoba untuk menerima mu apa
adanya. Kenapa tak ada gigihmu untuk meyakinkanku bahwa memang sudah tak ada dia?
Mungkin kau tak pernah tau, disetiap hariku yang terlihat semenarik pasir pantai itu, ada
hutan rimbun yang tak semua pernah kau kenali. Ada hati yang belum sepenuhnya kau mengerti.
Ada, dan kau tak tau. Ada sisi diriku yang menganggap bodoh semua silau silam mu, tapi sisi
yang lain begitu resah dengan itu. setiap kali tanpa sengaja otak memutar ulang potret-potret
kalian, cerita tentang kisah kalian, setiap itu pula hati ini basah, berdarah dan kadang marah.
Jika memang masih ada dia. Jika memang hatimu belum sepenuhnya melepas, lebih baik
kita bikin tuntas cerita yang baru akan kita mulai ini. bila memang masih berat bagimu untuk
melihatnya berjalan sendiri, maka lebih baik aku memisahkan diri dari mu agar setidaknya kau
bisa menemani langkahnya lagi. Jika memang sebenarnya tak ada celah bagiku untuk mengukir
kisah yang lain dalam hatimu, mungkin akan lebih baik bila aku hapus semuanya.
Aku hanya tak ingin menabur perih pada hati dia yang dulu pernah kau jaga rapih.
Karena bagimanapun juga aku dan dia sama sama seorang wanita. Aku juga tak ingin sakit yang
ia rasakan nantinya akan aku rasakan. Aku hanya tak ingin memaksamu memulai kisah yang
sebenarnya tak pernah ingin kau mulai. Aku hanya tak ingin menjadi egois dan menyakiti hatiku
sendiri dengan ada diantara kalian.
Jika memang masih ada dia, kembalilah padanya. Aku tau kau akan bahagia. Aku juga
akan lenyap, karena aku juga tau aku akan tetap bisa bahagia . Tapi satu yang masih jadi
beban di hatiku, apa benar masih ada dia?

Anda mungkin juga menyukai