Dampak Merkuri
Dampak Merkuri
berarti perak cair. Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA) 80
sertamempunyai masa molekul relatif (MR =200,59). Bentuk fisik dan kimianya sangat
menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam
temperatur
kamar
(25C),titik
bekunya
paling
rendah
(-39C),mempunyai
kecenderungan yang lebih besar,mudah bercampur dengan logam lain menjadi logam
campuran, juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus
listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah.
Merkuri merupakan salah satu unsur kimia yang biasa digunakan pada proses
pemisahan emas dengan unsur logam ikutan lainnya. Merkuri termasuk logam berat
berbahaya, yang dalam konsentrasi kecil pun dapat bersifat racun. Merkuri merupakan
logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau
dengan berat molekul. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen
bromida dan hidrogen iodide. Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid.
Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar,
logam, asam, logam carbide dan amine. Merkuri dilepaskan ke atmosfer melalui sebagai
kegiatan manusia, utamanya berasal dari pembakaran sampah rumah tangga dan
limbah industri, dan khususnya pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara. Asap
yang mengandung merkuri dapat dengan mudah ditrasportasikan melalui udara dan
mengendap di daratan serta air (Widodo, 2012).
Merkuri dan senyawa merkuri toksistasnya sangat tinggi, karena sangat reaktif
dan merupakan molekul-molekul yang aktif secara biologi, sehingga menyebabkan
terganggunya mahluk hidup. Selain itu, jika telah masuk ke lingkungan, merkuri cepat
tersebar luas karena mobilitasnya sangat tinggi dan dapat terkonsentrasi melalui rantai
makanan.
Dampak merkuri
Merkuri yang masuk ke dalam air akan berdampak bahaya secara langsung
maupun tidak langsung terhadap manusia dan akan berpengaruh pada sistim kerja
enzim dan dapat merusak selaput dinding (membran) sel. Keadaan tersebut diakibatkan
karena kamampuan merkuri dalam membentuk ikatan yang kuat dan gugus yang
mengandung belerang yang terdapat di dalam enzim atau dinding sel.
2.
3.
4.
5.
rambut. Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercuri alism banyak ditemukan di
negara
maju,
misalnya Mad
Hatters
Disease yang
merupakan
suatu out
terkontaminasi
oleh
Hg
di Minamata Jepang, dan kejadian ini dikenal sebagai Minamata Disease. Penyakit lain
yang disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang terjadi di Guatemala dan
Rusia yang merupakan out break keracunan Hg akibat mengkonsumsi padi-padian
yang terkontaminasi oleh Hg.
Kadar Hg di udara ambien daerah yang tidak tercemar oleh Hg berkisar antara
20-50 ng/m3. Dengan kadar Hg udara ambien sebesar 50 ng/m3, dalam waktu tiga hari
banyaknya Hg yang terhisap oleh paru sebesar 1 g/hari. Gejala klinis yang timbul,
tergantung pada banyaknya Hg yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari gejala yang
paling ringan yaitu parestesia sampai gejala yang lebih berat yaitu ataxia, dysarthria
bahkan dapat menyebabkan kematian. Paparan oleh Hg (biasanya berupa metil
merkuri) pada saat prenatal akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral
palsy maupun retardasi mental. Keracunan ini dapat terjadi jika pada ibu hamil yang
mengkonsumsi daging binatang yang diberi pakan padi-padian yang disemprot
fungisida yang mengandung metil merkuri.
Keracunan Hg yang akut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saluran
pencernaan, gangguan kardiovasculer, kegagalan ginjal akut maupun shock.Pada
pemeriksaan laboratorium tampak terjadinya denaturasi protein enzim yang tidak aktif
dan kerusakan membran sel.
Metil maupun etil merkuri merupakan racun yang dapat mengganggu susunan
syaraf pusat (serebrum dan serebellum) maupun syaraf perifer. Kelainan syaraf perifer
dapat berupa parastesia, hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar mulut serta
dapat pula terjadi menyempitnya lapangan pandang dan berkurangnya pendengaran.
Keracunan merkuri dapat pula berpengaruh terhadap fungsi ginjal yaitu terjadinya
proteinuria. Pada karyawan yang terpapar kronis oleh fenil dan alkil merkuri dapat
timbul dermatitis. Selain mempunyai efek pada susunan syaraf, Hg juga dapat
menyebabkan kelainan psikiatri berupa insomnia, nervus, kepala pusing, gampang lupa,
tremor dan depresi (Fahruddin, 2010).
Sumber:
Fahruddin. 2010. Bioteknologi Lingkungan. Bandung : Alfabeta.