Anda di halaman 1dari 22

Laporan Penelitian Perkembangan Embrio Ayam

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Struktur Perkembangan Hewan II
Yang dibina oleh Dra. Nursasi Handayani, M.Si

1.
2.
3.
4.

Oleh:
Kelompok 5
Offering c
Ariadna Safitri
(150341607210)
Miftakhul Roqhmah (150341603883)
Respati Satriyanis
(150341601110)
Septian Dwi Pramono (150341600502)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Oktober, 2016

A. Tujuan
Dari praktikum perkembangan embrio ayam, mahasiswa diharapkan dapat
mempelajari:
1. Tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.
2. Lapisan embrional yang membentuk bakal organ.
B. Dasar Teori
Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air,
protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk
pertumbuhan embrio sampai menetas dan selama itu terjadi Selama
pembelahan awal seluler, terbentuk dua lapisan sel benih dimana peristiwa ini
disebut dengan gastrulasi, yang biasanya dilengkapi pada saat telur
dikeluarkan dari tubuh induk. Kedua lapisan ini adalah ektoderm dan
mesoderm. Lapisan ketiga yaitu endoderm akan terbentuk ketika telur sudah
di tempatkan di dalam incubator (Nuryati dkk., 2005).
Semua sel yang akan membentuk embrio berasal dari epiblas. Beberapa
sel-sel epiblas yang lewat melalui primitive streak berpindah secara lateral ke
dalam blastosel, dan menghasilkan mesoderm, bermigrasi melalui strak
tersebut ke arah bawah, dan bercampur dengan sel-sel hipoblas. Sel- sel
epiblas yangmasih tetap di permukaan akan menjadi ectoderm. Setela
memisah dari endoderm sel-sel hipobals membentuk sebagian dari kantung
yang melindungi

kuning telur dan batang yang menghubungkan massa

kuning telur dengan embrio. Setelah ketiga lapisan germinal tersebut


terbentuk, perbatasan cakram embrionik melipat kearah bawah dan menyatu,
sehingga membagi embrio menjadi pipa berlapis tiga yang disatukan ke
bagian tengah di kuning telur. Lapisan jaringan yang berada diluar proper
embrio berkembang menjadi empat membrane ekstra membrionik

yang

mendukung perkembangan embrio selanjutnya didalam sel telur. Keempat


membran ini, masing-masing merupakan satu lembaran sel, yaitu kantung
kuning telur ( yolk sack), amnion, korion dan alantois. (Reece-Mitchell,
2004).
Awal perkembangan embrio ayam menunjukkan bahwa splanknopleura
dan somatopleura meluap keluar dari tubuh embrio hingga di atas yolk.
Daerah luar tubuh embrio dinamakan daerah ekstra embrio. Mula-mula tubuh
embrio tidak mempunyai batas sehingga lapisan-lapisan ekstra embrio dan
2

intra embrio saling berkelanjutan. Dengan terbentuknya tubuh embrio, secara


berurutan terbentuk lipatan-lipatan tubuhsehingga tubuh embrio hampir
terpisah dari yolk. Adanya lipatan-lipatan tubuh, maka batas antara daerah
intra dan ekstra embrio menjadi semakin jelas. Daerah kepalaembrio
mengalami pelipatan yang disebut dengan lipatan kepala dan memisahkan
antara bagian intra dan ekstra embrio. Lipatan kepala membentuk sub sephal.
Pada bagian lateral tubuh juga terbentuk lipatan tubuh lateral dan
memisahkan bagianekstra dan intra embrio. Bagian posterior mengalami
pelipatan dan dikenal dengan nama lipatan ekor membentuk kantung sub
kaudal. Lipatan-lipatan tersebut membentuk dinding saluran pencernaan
primitife. Bagian tengah usus tengah yang menghadap yolk tetap terbuka dan
pada daerah ini, dinding kantung yolk berhubungan dengan dinding usus
pada kantung yol. Walaupun kantung yolk berhubungan dengan usus melalui
tangkai yolk, namun makanan tidak diambilembrio melalui tangkai yolk
(Adnan, 2008).
Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning telur,
amnion, dan alantois. Dinding kantung kuning telur dapat menghasilkan
enzim yang berfungsi mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap
embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi
sebagai pembawa oksigen ke embrio,menyerap zat asam dari embrio,
mengambil

sisa-sisa

pencernaan

yang

terdapat

dalam

ginjal

dan

menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumin.


Pembelahan lebih sukar dan terbatas pada suatu keeping pada kutup
anima, di sini berlangsung pembelahan partial atau meroblastis. Sel-sel yang
membelah itu membentuk cangkang bentuk cakram yang disebut sebagai
blastodis yang merupakan blastomer sentral yang melepaskan diri dari
detoplasma di bawahnya dan terbentuk rongga sempit yang merupakan
bagian pinggir blastomer tidak jelas tepisah dari detoplasma dan ia terus
menerus ke dalam detoplasma (Yatim, 1994).
Layaknya seorang bayi dalam perut ibunya,embrio anak ayam di dalam
telur juga mengalami perkembangan yang signifikan dari hari ke hari. Embrio
di dalam telur sebagai awal mula kehidupan seekor ayam ternyata memiliki

keunikan pertumbuhan di dalamnya Pengetahuan tentang perkembangan


embrio di dalam telur perlu diketahui di hatchery dengan cara memahami
cirri-cirinya (Hari & Hari, 2007).
Perkembangan

embrio

terjadi

diluar

tubuh

induk.

Telur-telur

diinkubasikan dengan menggunakan mesin-mesin penetas telur buatan,


seperti "Missouri" Bandung (Vol, Sudarwatl, Wiati, & Lain, 1975). Embrio
mengambil bahan makanan dari dalam telur sehingga induk tidak mampu
menambahkannya. Ungggas tidak memiliki siklus estrus dan tidak terjadi
double ovulasi sebab ovulasi terjadi beberapa saat ( 30 menit ) setelah
peneluran, dan ovulasi berikutnya tidak akan terjadi apabila dalam oviduk
masih terdapat telur. (Yuawanta,2004 ).
Proses morfogenetik yang disebut sebagai gastrulasi adalah pengaturan
kembali sel-sel blastula secara dramatis. Gastrula berbeda rinciannya dari satu
kelompok hewan dengan kelompok hewan yang lainnya, tetapi suatu
kumpulan perubahan seluler yang sama menggerakkan pengaturan spesial
embrio ini. Mekanisme seluler yang umum tersebut adalah perubahanperubahan motilitas sel, perubahan dalam bentuk sel dan perubahan dalam
adhesi (penempelan)
ekstraseluler.

seluler

Hasil penting dari

ke sel

lain

gastrulasi

dan ke molekuler
adalah beberapa

sel

matriks
dekat

permukaa blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan
mentransformasi blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut gastrula
(Campbell, 1984).
Blastulasi pada ayam termasuk blastula

yang berbentuk pipih

atau

cakram (diskoblastik) yang mempunyai bagian-bagian sebagai berikut


periblas, hipoblas, blastulasi dan juga sentroblas. Gastrulasi pada ayam
merupakan proses pembentukan stria primitif yang erdiri dari alur dan
pematang primitif yang terdiri dari alur dan pematang primitif berupa garis
dilinea mediana. Stria primitifberbentuk sempurna pada inkubasi telur 18 jam
(Sugiyanto, 1996).
Tahap neurula ayam nirip dengan embrio katak yaitu melalui tahap
keeping neural, lipatan neural, dan bumbung neural. Organogenesis
merupakan proses lanjutsetelah terbentuk neurula. Proses ini meliputi

pembentukan bakal organ dari lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm.


Perkembangan embio ayam pada berbagai umur inkubasi merupakan media
yang jelas untuk memperlihatkan organogemesis.
Perkembangan embrio ayam dalam telur selama proses penetasan,
penting untuk diketahui. Pada hari pertama, selama inkubasi selama 16 jam,
tanda pertama diketahui adalah embrio ayam dan setelah 24 jam sudah
terbentuk mata. Pada hari ke-2 selama inkubasi satu jam, mulai terbentuk
jantung. Pada hari ke-3 masa inkubasi 8 jam, mulai terbentuk amnion, 6 jam
kemudian

terbentuk

alantois,

dan

seterusnya

sampai

hari

ke-21.

(Murtidjo,1992).
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama
berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur
berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabnya telur
unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat
seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang. Namun dibutuhkan alat bantu
seperti mikroskop maupun kaca pembesar. Untuk mengetahui perkembangan
secara makroskopis kita bias melihat dari cirri-ciri perkembangannya setiap
hari.
Setelah tahap-tahap perkembangan selama 21 hari diatas, embrio akan
menetas dan melewati proses perkembangan. Secara umum ada tiga periode
perkembangan setelah menetas pada unggas yaitu periode starter (periode
baru menetas), periode grower (periode pertumbuhan), dan periode layer
(periode dewasa).
C. Alat dan Bahan
Alat
: Mikroskop cahaya.
Bahan
: Preparat embrio ayam dalam berbagai usia (24 jam, 33 jam, 48
jam, dan 72 jam)
D. Prosedur Kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Meletakkan preparat
ayam
yangberumur
berumur 24
jam, 48 jambagian
dan
Padaembrio
embrio
ayam
48 jam,
jam33mengamati
: telensefalon,
72
jam
dibawah
mikroskop
diensefalon, rombensefalon, mesensefalon, lensa mata, cawan optik, fisura
Pada
embrio
ayamusus
berumur
24 jam
: area
embrional,
area
koroidea,
porta
depan,
sinusmengamati
venosus, bagian
atrium,
ventrikel,
trunkus
pelusida,
area
opaka,
area
opaka
vaskulosa,
opaka
vitelin,
pulau
darah
di
Pada embrio ayam
33
jamberumur
mengamati
bagian
: area
prosensefalon,
arteriosus,
vena
dan
arteri
omfalomesenterika,
celah
vesikula
otik,
Padaberumur
embrio
ayam
72 jam
mengamati
bagianviseral,
: telensefalon,
lensa
5
area
opaka
vaskulosa,
lipatan
kepala,
proamnion,
lipatan
neural,
usus
depan,
mesensefalon,
rombensefalon,
optik,koroidea,
neuroporus
anterior,
usus
depan,
faring,
somit,vesikula
bataspreparat
amnion,
tunas ekor,
sisa
daerah
primitif.
mata,
cawan
optik,
fisura
atrium,
ventrikel,
celah viseral, vesikula
Mengamati
masing-masing
embrio
secara
bergantian
porta
usus
depan,
somit,sinus
dansinus
daerah
primitif.
porta usus depan, jantung,
trunkus
anteriosus,
romboidales.
otik, tunas
ekor, somit,
venosus,
arteri vitelin, vena vitelin.
Mencatat dan menggambar hasil pengamatan

E. Hasil Pengamatan

F. Pembahasan
Perkembangan embrional dimulai sejak terjadinya fertilisasi dan berakhir
pada saat penetasan atau kelahiran. Periode pertumbuhan awal sejak zigot
mengalami pembelahan berulang kali sama saat embrio memiliki bentuk primitive
yaitu bentuk dan susunan tubuh embrio yang masih sederhana dan kasar. Bentuk
dan susunan tubuh embrio umumnya terdapat pada jenis hewan vertebrata.
Periode ini terdiri atas 4 tahapan yaitu tahap pembelahan, tahap blastula, tahap
gastrula dan tahap tubulasi (Yatim, 1982). Telur ayam yang dikeluarkan dari tubuh
induknya, tahapan perkembangan embrionalnya telah mencapai stadium blastula
akhir ataupun gastrula awal dengan jumlah sel sekitar 20.000 (Kosasih, 1975).
Praktikum kali ini menggunakan telur yang berumur 1-3 hari (umur 24-72
jam), karena pada umur ini masih dapat dibedakan dengan jelas antara albumen,
membran cangkang, yolk putih, yolk kuning, rongga udara, blastoderma dan
membran viteline. Umur 1-3 hari merupakan titik awal perkembangan embrio
ayam sebelum terbentuknya pembeda yang jelas antara kepala, leher, badan dan
kaki (Sagi, 1981).
Berikut ini merupakan gambar-gambar tahap perkembangan embrio ayam
dan penjelasannya menurut Djuhanda (1981):
1. Embrio Ayam Umur 24 Jam
Menurut Huettner (1961), bahwa pada embrio ayam stadium 24
jam bagian-bagian yang terbentuk masih sederhana. Adapun struktur
embrio yang telah terbentuk yaitu stria primitiva, mesoderma,
proamnion, mesenkim, pulau-pulau darah, somit, usus depan, notochord,
lipatan neural dan vesikula amnio-kardiak serta somit yang terbentuk
sudah mencapai 28 somit.
Pada tahap ini sejumlah proses pembentukan sel permulaan mulai
terjadi. Sel permulaan untuk sistem pencernaan mulai terbentuk pada
jam ke-18. pada jam-jam berikutnya, secara berturut-turut sampai
dengan jam ke-24, mulai juga terbentuk sel permulaan untuk jaringan
otak, sel permulaan untuk jaringan tulang belakang, formasi hubungan
antara jaringan otak dan jaringan syaraf ,formasi bagian kepala, sel
permulaan untuk darah, dan formasi awal syaraf mata.
Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 24 jam dapat dibedakan
antara daerah intra embrional dengan daerah ekstra embrional. Daerah

ekstra embrional terdiri dari area pelusida dan area opaka. Daerah kepala
mengalami perkembangan agak cepat, namun karena adanya daerah
batas pertumbuhan (zone of over growth), terjadi lipatan kepala (head
fold), mula-mula ke ventral lalu daerah kepala agak terangkat dan
melipat ke posterior. Hal ini diikuti oleh lipatan entoderm, terbentuklah
kantung buntu sebelah anterior yang membuka, disebut anterior
intestinal portal. Kantung buntu disebelah anterior adalah fore gut (usus
depan), sedangkan ke sebelah posterior endoderm masih lurus sampai ke
primitive streak. Celah di sebelah ventral kepala akibat terjadinya lipatan
kepala disebut subcephalic pocket. Lapisan tepi yang membatasi fore gut
disebut margin of intestinal portal (Syahrum, 1994).
Sesuai dengan bertambah tuanya usia embrio, terjadilah penutupan
neural fold secara bertahap mulai dari daerah di atas AIP ke arah anterior
dan ke posterior. Terbentuklah tabung otak, namun di bagian paling
anterior, neural fold tidak segera menutup, daerah ini dimanakan anterior
neuropore, bagian posterior neural fold sebagian besar masih belum
menutup (Syahrum, 1994). Jumlah pasangan somit yang dibentuk oleh
terjadinya segmentasi mesoderm di kiri kanan notokor adalah 5
pasang. Somit disebut juga dorsal mesoderm yang akhirnya mengalami
diferensiasi ke lateral menjadi intermediate mesoderm dan lateral
mesoderm. Selanjutnya lateral mesoderm juga mengalami pemisahan,
sebagian mendekati ektoderm, disebut somatic mesoderm dan sebagian
mendekati entoderm disebut splanchnic mesoderm (Syahrum, 1994).
Inkubasi 24 jam ternyata splanchnic mesoderm di daerah AIP
mengalami penebalan yang nantinya akan berkembang menjadi buluh
jantung, sedangkan di daerah opaka mesoderm berkelompok (memberi
gambaran gelap secara mikroskopik) disebut blood island dan area opaca
sekarang dinamakan area vasculosa. Pembuluh darah merupakan derivat
mesoderm. Di daerah ekstra embrional, pembuluh darah disusun oleh
kelompok-kelompok mesoderm yang disebut blood island dengan
membentuk jaringan pembuluh darah halus kemudian bersatu akhirnya
terbentuklah pembuluh balik ke badan embrio yaitu vena vitelina yang
bermuara di dalam sinus venosus (Syahrum, 1994).

Tahap selanjutnya perkembangan embrio ayam yakni tahap


pembentukan kepala. Bagian sepalik area embrional menebal dan
meninggi di atas level blastoderma yang mengelilingi dan lapisan seperti
bulan sabit batas-batas yang jelas. Hal ini terjadi ketika embrio berumur
masih 22 jam. Kurun waktu 3-4 jam berikutnya, daerah sepalik
mengalami pertumbuhan yang cepat dan peninggiannya di atas
blastoderm menjadi lebih jelas dan meluas ke anterior serta menyusup
daerah proamnion. Lipatan seperti bulan sabit yang pada mulanya
menandai tepi rostral, memotong bagian sepalik embrio, dan
memisahkannya dari blastoderma.
Inkubasi 24 jam menunjukkan pelipatan neural yang lebih jelas.
Lipatan neural tampak sebagai sepasang pita yang gelap. Struktur
susunan metameris pertama kali tampak pada embrio ayam adalah
somit-somit mesoderma (Soeminto, 1983). Menurut Djuhanda (1981),
Somit merupakan bagian dari mesoderma yang tertata rapi dalam bentuk
bersegmen-segmen sehingga disebut somite mesoderma. Somit-somit
mesoderma adalah tanda yang seksama dari tingkat pertumbuhan,
embrio

dengan

jumlah

somit

yang

sama,

merupakan

tingkat

pertumbuhan yang sama. Somites akan berkembang menjadi myotomy,


sklerotomy, dan

dermotomy. Myotomy akan

menginisiasi

dan

membentuk otot pada ayam, sklerotomy akan menyusun tulang pada


embrio ayam, dan dermotomy berperan dalam pembentukkan lapisan
kulit pada ayam. Embrio umur 24 jam, somit-somit mesoderm adalah
tanda yang seksama dari tingkat pertumbuhan; janin-janin dengan
jumlah somit yang sama, merupakan tingkat pertumbuhan yang sama.
Embrio ayam telah membentuk 4 5 pasang somit mesoderm yang
keduanya di kiri dan kanan notochord di bagian tengah embrio.
Bagian atas embrio terlihat lebih bening dari daerah-daerah
sekitarnya. Bagian dari blastoderm ini disebut proamnion, yang
sebetulnya istilah demikian kurang tepat, karena daerah ini tidak akan
membentuk atau menjadi bagian dari amnion. Pada tingkat pengeraman
21-23 jam, mesoderm pada kedua belah notochord berdiferensiasi
menjadi somit-somit mesoderm. Seperti pada katak, di sini juga dapat

dibedakan adanya mesoderm dorsal dan mesoderm lateral yang melebar


di antara ektoderm dan endoderm. Somit-somit berikutnya dibentuk di
belakang somit-somit yang terdahulu, somit yang paling depan adalah
yang paling tua (Djuhanda, 1981).
Mesoderm dapat dibentuk tiga bagian, yaitu mesoderm dorsal atau
mesoderm segmental membentuk somit, pada somit-somit sehingga
terjagi rongga miosol. Mesoderm intermedier tidak bersegmen tetapi
walaupun demikian membentuk nefrotom yang bersegmen-segmen.
Mesoderm lateral terdiri dari lapisan somatis dan lapisan splankhnis
yang melebar jauh di luar embrio, karenanya pada solom dapat
dibedakan dua daerah yaitu : intra dan ekstra embrionik solom
(Kastowo, 1982).
Head fold merupakan bagian anterior lekukan kepala embrio.
Bagian kepala tidak mengandung mesoderm yang merupakan lapisan
utamanya, tetapi dibangun oleh sel-sel lepas atau mesenkim. Margin of
foregut merupakan batas tepi dari bagian usus anterior (depan) yang
akan membentuk saluran pencernaan (Balinsky, 1970).
Notochord tumbuh ke muka dari nodus Hensen segaris dengan
stria primitiva yang menghilang. Pada embrio ayam umur 24 jam,
notochord timbul di bawah lipatan neural pada sumbu tengah embrio.
Notochord ini tidak timbul karena delaminasi mesoderm seperti pada
embrio katak, tetapi asalnya adalah dari sel-sel yang tidak mengalami
diferensiasi di antara kedua lapisan mesoderm. Hal ini disebabkan pula
karena perbanyakan sel-sel di muka daerah nodus Hensen. Mesoderm
tumbuh ke samping, ke belakang stria primitiva dan juga tumbuh ke
muka kiri kanan dari keping neural. Sesudah terbentuk lipatan kepala,
mesoderm tumbuh pada kanan dan kiri notochord (Yatim, 1983).
Primitive streak (stria primitif) merupakan kondensasi sel epiblast
yang tampak pada tahapan gastrulasi. (Chuai, et al., 2006). terjadi pada
akhir gastrulasi atau pada permulaan neurulasi, yaitu pada saat
bersatunya bibir-bibir lateral dari blastoporus. Stria primitiva embrio
ayam merupakan bagian posterior dari hewan dewasa. Pertumbuhan
embrio ayam terjadi di sebelah anterior dari stria primitiva. Stria
primitiva embrio ayam adalah suatu daerah pembelahan sel yang sangat
10

aktif. Di anterior stria primitiva terdapat penebalan dari nodus Hensen.


Seiring perkembangan embrio, Stria primitiva mengalami regresi akibat
terjadinya pembentukan alat-alat dan struktur embrio (Djuhanda, 1981).
Pada saat proses gastrulasi, pemanjangan stria primitiva diikuti oleh
pemanjangan area pelusida, sehingga area pelusida yang semula bulat
bentuknya menjadi lonjong (elips). Aksis memanjang stria primitiva,
merupakan aksis memanjang tubuh embrio. Ujung caudal stria primitiva
merapat pada area opaka yaitu pada nodus Hensen (Soeminto, 1983).
Batas antara zona area opaka luar dan dalam disusun oleh
mesoderma yang telah tumbuh ke arah perifer. Zona distal disebut area
opaka vitelinus karena vitelus ada di bawahnya. Zona proksimal sebagai
tempat arah pertumbuhan mesoderma disebut area vaskulosa karena dari
mesoderma daerah ini timbul pembuluh-pembuluh darah kantong
vitelus. Agregasi mesoderma menjadi kelompok sel yang disebut pulaupulau darah, yang menandai tingkat permulaan pembetukan pembuluhpembuluh darah dan korpuskula darah (Soeminto, 1983).
Permukaan blastoderma area opaka menjadi bertambah lebar, pada
bagian posterior tampak berbintik bintik, yaitu pulau-pulau darah yang
kelak akan menjadi sebagaian besar sistem pembuluh ekstra embrional.
Area opaka yang berbintik-bintik sekarang disebut area vaskulosa.
Bintik-bintik tersebut disebabkan penebalan-penebalan setempat pada
mesoderm yaitu pada lapisan splankhnis. Mula-mula pulau-pulau darah
merupakan kumpulan sel-sel yang kompak, selanjutnya terjadi rongga
dan terpisah menjadi kumpulan sel-sel sentral (Balinsky, 1970).
Sel-sel sentral ini kelak akan menjadi butir-butir darah yang
mengandung haemoglobin, sedangkan sel-sel perifer yang tinggal,
membangun dinding pembuluh darah yang disebut endothelium. Pada
pulau-pulau darah itu sedemikian banyaknya, sehingga bersentuhan satu
sama lain, dan terjadi suatu jaringan pembuluh kapiler yang disebut
retikulum. Akhirnya rongga-rongga di dalam pulau darah tersebut diisi
dengan plasma darah (Balinsky, 1970).
2. Embrio Ayam Umur 33 Jam

11

Pada embrio umur 33 jam bumbung neuraln telah terbagi menjadi


3 wilayah yaitu prosensefalon, mesensefalon dan rombensefalon. Pada
bagian anteriornya masih terdapat neuroporus, sedang di daerah
posterior terdapat wilayah terbuka disebut sinus romboidales. Fase tiga
belas somit terbentuk setelah masa pengeraman 33 jam. Pada masa ini,
jantung sudah membelok ke kanan dan sudah terbentuk aorta dan vena
vitelin 1 pasang. Bagian ujung terdapat vesikula yaitu perubahan di
daerah mesencephlaon. Porta usus sudah lebih ke posterior.
Selain itu menurut Patten (1920) embrio ayam umur 33 jam mulai
memunculkan struktur dan karakteristik baru. Bumbung neural telah
terbentuk dan dapat dibedakan bagian anterior, bagian tengah serta
posterior yang menyerupai bumbung. Panjang embrio 4nm dan somite
yang terbentuk 12-13 pasang. Primitive streak tumbuh rudiment dan
terlihat optic vesicle yang besar. Persatuan lipatan neural yang paling
akhir di muka dan di belakang, terjadinya lubang-lubang neuroporusanterior dan posterior. Neuromeri terjadi pada bagian anterior dari
lipatan neural sebagai indikasi pertama tentang organisasi otak yang
metamer. Struktur yang muncul dibagi menjadi Ectodermal Structure,
mesodermal structure dan Endodermal Structure.
Struktur ectodermal yang baru muncul terdiri dari :
a) Brain, bagian-bagian otak

mulai muncul yaitu Forebrain

(Prosencephalon),
b) Midbrain (Mesencephalon), dan Hindbrain (Rhombencephalon).
c) Prosencephalon terjadi dari tiga neuromer pertama dan
merupakan

bagian

anterior

otak

yang

terbagi

menjadi

Telencephalon dan Diencephalon.


d) Telencephalon merupakan bagian dari forebrain yang akan
menjadi bilobed, dan berasosiasi dengan organ olfaktori serta
indra

penciuman

seperti

pusat

intelejensi.

menyebutnya Cerebrum.
e) Diencephalon merupakan

organ

bagian

dari

Kita

biasa

forebrain.

Strukturnya sulit dibedakan dengan telencephalon, namun dapat


diientifikasi dengan lateral evaginasi (pelepasan satu paket sel)
optic vesicle. Sisa evaginasi dinding lateral akan membentuk

12

thalamus (daerah integrasi sensoris). Bagian dasarnya akan


menjadi hypothalamus (sender hormone into posterior pituitrary).
Bagian atas diencephalon akan membentuk anterior choroid
Plexus (secreter spinal fluid). Evaginasi bagian atas diencephalon
(epiphysis) akan menjadi pineal gland.
f) Optic vesicle merupakan diferensiasi dari dinding lateral
diencephalon yang terevaginasi. Optic vesicle melakukan
invaginasi membentuk optic cup yang akan membentuk bagian
dalam mata seperti syaraf mata, retina dan pigmen retina. akan
menjadi cikal bakal organ penglihatan embrio ayam.
g) Invundibulum yang merupakan turunan dari diencephalon
(lapisan bawah hasil evaginasi diencephalon) yang muncul
berbentuk setengah lingkaran terletak di daerah ventral-caudal
dari forebrain.
h) Mesencephalon merupakan otak bagian tengah yang berbentuk
oval dan menyediakan kebutuhan dalam proses data dari mata
dan telinga. Bagian dorsal akan membentuk lobus optic, dan
visual center. Mesencephalon terdiri dari dua neuromer.
Rombencephalon bagian otak belakang yang berhubungan
dengan

system

Rombencephalon

pendengaran
terbagi

Myelencephalon.
i) Metencephalon merupakan

menjadi
bagian

dan

keseimbangan.

Metencephalon
dari

hindbrain

dan
yang

membentuk cerebellum secara dorsal dan pons secara vertical.


Cerebellum

berfungsi

untuk

mengatur

korrdinat

dan

keseimbangan tubuh dalam berdiri. Pons berfungsi untuk


menghubungkan antara cerebrum dengan cerebellum.
j) Myelencephalon merupakan bagian dari hindbrain yang biasa
disebut medulla oblongata berfungsi untuk mengatur gerakan
motoric dan syaraf sensoris serta menghubungkan otak dengan
tulang belakang
k) Spinal cord merupakan bagian posterior dari kelanjutan neural
tube. Ditandai dengan perpanjangan bagian belakang embrio.

13

l) Otic placode merupakan bagian tipis epidaermal pada bagian


anterior kepala yang berfungsi untuk awal pem bentukkan organ
pendengaran .
Struktur mesodermal yang baru muncul terdiri dari Heart (jantung)
merupakan organ penyokong tubuh. Terletak pada bagian foregut.
Perkembangan jantung akan mengalami elongasi dan dibantu oleh vitelin
vein yang tersebar pada bagian ekstraembrionic akan masuk kedalam
jantung melalui bagian posterior sehingga akan menghasilkan beberapa
ruang,

disebut

sinus

venosus.

Perkembangan

berlanjut

dengan

membentuk atrium dan kemudian ventrikel hingga membentuk jantung


secara utuh.
3. Embrio Ayam Umur 48 Jam
Embrio yang telah berumur 48 jam, hasil yang diperoleh adalah
pada embrio tersebut telah terlihat rhombensefalon, mesensefalon,
cawan optik, prosensefalon, ventrikel, aorta, somit, dan bumbung neural.
Menurut Djuhanda (1981), embrio yang berumur 48 jam bagian-bagian
yang dapat teramati adalah mesensefalon, rhombensefalon, diensefalon,
telensefalon, notokhor, saraf kranial, bumbung neural, aorta, arteri
omfalomesenterika, vena omfalomesenterika, farings, usus preoral,
ventrikel, plat oral, dan kantong Rathke.
Pada tahap ini embrio mulai bergeser ke sisi kiri, dan saluran darah
mulai terlihat pada bagian kuning telur. Perkembangan sel dari jam ke25 sampai jam ke-48secara berurutan adalah pembentukan formasi
pembuluh darah halus dan jantung, seluruh jaringan otak mulai
terbentuk, selaput cairan mulai terlihat,dan mulai juga terbentuk formasi
tenggorokan.
Organ-organ yang terbentuk pada inkubasi umur 48 jam yaitu otak
dan sumsum tulang belakang. Ketiga bagian otak mengalami
deferensiasi, prosensefalon menjadi telensefalon dan diensefalon.
Vesikula optik menyempit dan memanjang kemudian terbentuk tangkai
optik yang tumbuh ke arah lateral menuju ke ektoderma luar dan
menginduksi primordial lensa pada ektoderma yang merupakan suatu
penebalan ekstra. Embrio nampak jalur pertama pada blastoderm,
14

diantara ekstra embrionik annexis nampak membran vitelin yang


memiliki peran utama dalam nutrisi embrio (Djuhanda, 1981).
Kemudian embrio ayam juga akan terbentuk khorda di bawah
lipatan neural pada sumbu embrio tengah. Khorda ini tidak timbul
karena delaminasi mesoderm seperti pada embrio katak, tetapi berasal
dari sel-sel yang tidak mengalami diferensiasi diantara kedua lapisan
mesoderm, ini disebabkan karena perbanyakan sel-sel muka pada daerah
nodus hensen. Mesoderm tumbuh kesamping, ke bagian belakang stria
primitiva dan juga tumbuh ke bagian

kiri kanan dari keping

neural.sesudah terbentuk lipatan kepala, mesoderm tumbuh pada bagian


kanan dan kiri notochorda (Shoston, 1988).
Lens placode mulai berkembang (placode=plate) yang selanjutnya
akan membentuk lens vesicle. Optic vesicle berkembang menjadi 2
lapisan dan berkembang menjadi optic cup. Invaginasi optic vesicle
sudah selesai dan dihubungkan oleh duktus endolimpatikus. Auditori
placode mulai berkembang yang kemudian akan membentuk auditory
pit. Jantung berbentuk tubular dan segilima. Belum membentuk ruangan
jantung. Ginjal sederhana (Pronephros) sudah terbentuk. Jumlah somites
menjadi 28 pasang. Membran ekstraembrional (selaput amnion) mulai
terbentuk.
Menurut Djuhanda (1981), perkembangan embrio ayam umur 48
jam adalah sebagai berikut :
1. Neurulasi
Otak dan sumsum tulang belakang merupakan yang paling
terkemuka dari semua organ. Ketiga bagian otak tadi mengalami
diferensiasi-diferensiasi, prosensefalon menjadi telensefalon dan
diensefalon. Vesikula optik menyempit dan memanjang, dan
membentuk tangkai optik yang tumbuh ke arah lateral dan
menginduksi primordia lensa pada ektoderm. Vesikula optik
berinvaginasi membentuk cawan optik (optic cup), di hadapan mulut
cawan terjadi kantong lensa yang kelak berdiferensiasi menjadi
lensa.

15

2. Sistem pembuluh darah


Jantung

terjadi

dari

penebalan-penebalan

mesoderma

splankhnis. Jantung mula-mula berupa suatu bumbung yang letaknya


di bawah rhombensefalon. Bagian anterior menjadi akar-akar aorta
ventral

dan

bagian

posterior

berhubungn

dengan

vena

omfalomesentrika yang datang dari yolk. Sinus venosus dan atrium


dibentuk dari vena omfalomesentrika yang bersatu. Fleksura jantung
menonjol ke kanan menjadi ventrikel. Sistem peredaran darah
embrio dapat dibedakan sistem peredaran intra embrional yang
terdapat di dalam embrio itu sendiri dan sistem peredaran darah
ekstra embrional yang dibangun oleh sirkulasi vitelina pada kantong
yolk dan sirkulasi alantois.
4. Embrio Ayam Umur 72 Jam
Dimulainya pembentukan formasi hidung, sayap, kaki, dan
jaringan pernafasan. Pada masa ini, selaput cairan juga sudah menutup
seluruh bagian embrio.Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 72
jam memiliki 52 pasang somit. Embrio mengalami pelekukan servikal,
sehingga daerah rhombencephalon berada di sebelah dorsal dan
telencephalon mendekati perkembangan jantung. Lipatan kepala makin
berkembang ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail fold
(berkembang ke arah anterior), dan lateral body fold semakin menutup.
Mata terletak lebih ke arah kaudal dari pada otosis. Di daerah ventrolareral rhombencephalon berkembang derivat neural crest berupa
pasangan ganglion saraf-saraf kranial. Di daerah setinggi AIP, terjadi
penebalan mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud
atau wing bud, merupakan primordia sayap. Sedangkan di daerah kauda
dibentuk lower bud yaitu primordia kaki (Huettner, 1961).
Pembentukan vesikula telensephalon
Dengan akhir hari ketiga dinding anterolateral otak depan primer
telah mengalami evaginasi untuk membentuk sepasang vesikula yang
masing-masing terletak pada tiap sisi linia mediana. Evaginasi ini
diketahui sebagai vesikula telensephalon.

16

Diensephalon
Dinding lateral pada tingkat ini memperlihatkan diferensiasi sedikit
kecuali sebelah ventral tempat tangkai optic bergabung ke dalam
dinding otak.

Mesensephalon
Mesensephalon tidak memperlihatkan spesialisasi kecuali penebalan
dindingnya.

Metensephalon
Metensephalon belum memperlihatkan diferensiasi.

Mylensephalon
Dinding dorsal mylensephalon tereduksi tebalnya, sebagai petunjuk
nasib finalnya sebagai medula berdinding tipis
1. Korda
2. Nervus spinalis
3. Sistem pencernaan dan sistem pernafasan, terjadi pembentukan :
4. Penyusunan lubang mulut
5. Pharynk
6. Derivatisasi pharynk
7. Kelenjar tiroid
8. Timus
9. Trachea
10. Tunas paru-paru
11. Oesophagus dan lambung
12. Hati
17

13. Pancreas
14. Daerah usus tengah
15. Kloaka
16. Sistem peredaran darah/sirkulasi, terjadi pembentukan :
17. Sirkulasi vitelina
Sistem urinaria sudah terlihat adanya tubulus pronephros, tubulus
mesonephros, dan tubulus matanephros. Solom timbul melalui suatu
pemisahan mesoderma lateral kedua sisi tubuh, jadi pada mulanya
merupakan rongga yang berpasangan. Solom embrio ayam tidak pernah
menunjukkan kantong segmentasi sesuai dengan somit. Mesenterium
merupakan lapisan mesoderma splagnis dobel yang menempel pada
usus dan menyokong usus pada rongga tubuh (Hamilton, 1952).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam
adalah suhu, keberhasilan gastrulasi dan kondisi lingkungan. Semakin
tinggi suhu maka semakin cepat proses perkembangan embrio ayam
berlangsung. Namun, perkembangan emrio ayam juga memiliki suhu
optimal inkubasi. Apabila suhu terlalu tinggi maka akan merusak
embrio

tersebut.

Kekurangan

mineral

dapat

memperlambat

pertumbuhan, pembentukan organ yang tidak sempurna dan embrio


akan mati pada keadaan ekstrim (Vieira, 2007). Keberhasilan pada
gastrulasi menentukan keberhasilan perkembangan embrio selanjutnya
karena gastrulasi merupakan proses yang paling menentukan dalam
perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu
perkembangan embrio ayam (Patten, 1958).
G. Kesimpulan
H. Diskusi
Selama praktikum sediaan embrio dalam keadaan baik. Namun ketika
mengamati menggunakan mikroskop menemui beberapa kesulitan, seperti
18

mendapatkan mikroskop yang lensanya kurang focus sehingga foto yang


didokumentasikan menjadi kurang jelas.
I. Tugas/Evaluasi
1. Pengamatan embrio ayam inkubasi 48 jam telah dilakukan. Bakal organ
apa sajakah yang berasal dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm?
2. Anda telah mengamati pembuluh darah yang terbentuk

pada

perkembangan embrio ayam. Jelaskan tentang:


a. Awal terbentuknya pembuluh darah
b. Terbentuknya pembuluh darah intra embrio
3. Bandingkan dan jelaskan perbedaan perkembangan organ pada embrio
ayam umur inkubasi 33 jam dan 48 jam.
Jawaban:
1. Turunan ektoderm adalah saraf pusat dan mata. Bakal organ yang berasal
dari lapisan ektoderm pada embrio ayam inkubasi 48 jam adalah vesikula
telinga, dan otak yang terbagi menjadi telenssefalon, diensefalon,
mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon. Turunan mesoderm
adalah pembentukan organ tubuh, sistem urogenital, dan peredaran darah.
Bakal organ lapiran mesoderm pada embrio 48 jam adalah vena
omfalomesensetrika dan jantung berputar seperti huruf S dan sudah terbagi
menjadi atrium, ventrikel, sinus venosus, dan trunkus arteriosus.
2. Penjelasan mengenai pembuluh darah a. Hewan vertebrata yang memiliki
yolk, vena vitelin (omfalomesensetrika) dibentuk dari kumpulan sel-sel
mesoderm splanknik yang menjadi pulau-pulau darah pada kantung yolk.
Pulau-pulau darah mulai tampak pada area opakawaktu daerah unsur
primitif mencapai ukuran maksimal. Pulau-pulau darah kemudian
berongga membentuk tabung berdinding rangkap seperti halnya jantung.
Sel-sel di bawah lapisan luar memipih dan menjadi lapisan endotelium dan
sel-sel lapisan luar menjadi otot polos. Kelompok sel darah di dalam
berdiferensiasi menjadi sel-sel darah embrio. Seiring pulau-pulau darah
berdiferensiasi, lapisan endotelium dan otot polos bersatu membentuk
jaringan kapiler yang bermuara di kedua pembuluh vitelin yang membawa
makanan dan darah ke dalam jantung yang baru dibentuk.
b. Terbentuknya pembuluh darah intra embrio sama seperti pada pembuluh
darah ekstra-embrio pada kantung yolk, hanya disini sel-selnya berasal
dari mesenkim. Vena vitelin (omfalomesensetrika) dibentuk dari kumpulan

19

sel-sel mesenkim yang menjadi pulau-pulau darah pada kantung yolk.


Pulau-pulau darah mulai tampak pada area opaka waktu daerah unsur
primitif mencapai ukuran maksimal. Pulaupulau darah kemudian berongga
membentuk tabung berdinding rangkap seperti halnya jantung. Sel-sel di
bawah lapisan luar memipih dan menjadi lapisan endotelium dan sel
lapisan luar menjadi otot polos. Kelompok sel darah di dalam
berdiferensiasi menjadi sel-sel darah embrio. Seiring pulau-pulau darah
berdiferensiasi, lapisan endotelium dan dan otot polos bersatu membentuk
jaringan kapiler yang bermuara di kedua pembuluh vitelin yang membawa
makanan dan darah ke dalam jantung yang baru dibentuk.
3. Tabel perbandingan embrio ayam inkubasi 33 jam dan inkubasi 48 jam.

Perkembangan
Bumbung neural

Embrio ayam 33 jam

Embrio ayam 48 jam

Terbagi menjadi

Terbagi menjadi

prosensefalon,

telensefalon, diensefalon,

mesensefalon, dan

mesensefalon,

rombensefalon

metensefalon, dan
mielensefalon

Anterior dansinus Masih ditemukan

Tidak ditemukan

romboidales
Prosensefalon

Vesikula telinga

Terdapat penonjolan

Vesikula optik invaginasi

lateral disebut vesikula

membentuk cawan optik

optik

berdinding rangkap

Belum terbentuk

Terbentuk sari plakoda


telinga yang
berinvaginasi

Vena vitelin

Vena vitelin mulai

Vena vitelin telah

terbentuk dari pulau-

terbentuk dan bergabung

pulau darah yang

membentuk vena

beranastomosis

omfalomesensetrika

20

Bagian yang telah terbentuk pada embrio ayam inkubasi 24 jam


adalah head fold (lipatan kepala), neural fold (lipatan neural), Open Neural
Plate (keping neural), Lateral Plate Mesoderm (keping lateral mesoderm).
Hensens node (nodus hensen), Notochord, Somites, Mesoderm somites
yang tidak bersegmen, Primitive Streak (daerah primitif).
Bagian yang telah terbentuk pada embrio ayam inkubasi 33 jam
adalah notochord, somites mesoderm tidak bersegmen, notochord, neural
node, somites.
Bagian ayam yang tampak pada pengamatan embrio ayam 48 jam
adalah h indbrain, somites, dan left

wing bud.Hindbrain, Midbrain,

Forebrain, Tail Bud, Left Wing bud, Somites, Right leg bud, Tail bud, Left
leg bud.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Nuryanti, Tuti, Sutarto, Khamim. 2005. Sukses Menetaskan Telur. Bogor:
Swadaya.
Balinsky, B.I. 1970. An Introduction to Embryology. London: W.B. Saunder
Company.
Chuai, M., Zeng, W., Yang, X., Boychenko, V., Glazier, JA., Weiier, CJ. 2006.
Cell movement during chick primitive streak formation. USA:
Depelopmental Biology 137-149 ELSIVIER.
Djuanda. 1981. Embriologi Perbandingan. C.V. Bandung: Armico.
Hamilton, H. L. 1952. Lillies Development of the Chick. An Introduction to
Embryology. New York: Henry Holt and Co.
Hari, D., & Hari, K. E. (2007). Perkembangan embrio dari hari ke hari. Vol, C. I.
T. B., Sudarwatl, S., Wiati, T., & Lain, S.-. (1975). PENGARUH

21

EMBRYO, 10(1).
Huettner, A. F. 1961. Fundamentals of Comparative Embryology of The
Vertebrates. New York: The Mc Millan Company.
Kastowo, H. 1982. Zoologi Umum. Bandung. Penerbit Alumni.
Kosasih, G. 1975. Embriologi Kedokteran. Jakarta: CV EGC.
Meliyati, Neka, dkk. 2011. Pengaruh umur telur tetas itik Mojosaridengan
penetasan kombinasi terhadap fertilisasi dan daya tetas (jurnal).
Murtidjo, Bambang Agus.1992. Mengelola Ayam Buras. Yogyakarta: Kanisius.
Nuryati, Tuti, Sutarto, Muh.Khamim, dkk. 2005. Sukses Menetaskan Telur. Bogor:
Penebar Swadaya.
Patten, B.M. 1920. The Early Embryology of the Chick. Philadelphia: P.
Blakistons Son and Co.
Patten, B.M. 1958. Foundations of Embyology. New York: Mc Graw Hill-Book.
Reece and Mitchell. 2004. Campbell jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Sagi, M. 1981. Embriologi Perbandingan Vertebrata. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Shoston, S. 1988. Embryologi. New York: Harper Collins Publisher.
Soeminto. 1983. Dasar-dasar Embriologi. Purwokerto: Fakultas Biologi
UNSOED.
Sudarwati, Sri. 1975. Pengaruh doxan.A(csytaclophosphmide) pada pertumbuhan
embrio ayam (jurnal).
Sugianto. 1962. Embriologi. Bandung: Pustaka Bandung.
Syahrum, M. H. 1994. Reproduksi dan Embriologi : Dari Satu Sel Menjadi
Organisme. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
Yatim. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito.
Yuawanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta: Kanisius.
Viera S.L. 2007. Chicken Embryo Utilization of Egg Micronutrients. Brazilian
Journal of Poultry Science. 09 : 01-08.

22

Anda mungkin juga menyukai