Anda di halaman 1dari 7

Praktikum ED I-1

Samarinda, 28 Oktober 2016


Hukum Ohm
disusun oleh
:
Risky Maulana
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Mulawarman
Abstrak
Telah dilakukan praktikum elektronika dasar 1 dengan judul Hukum Ohm.
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mulawarman. Praktikum ini bertujuan
untuk memahami Hukum Ohm dan Menentukan hubungan antara arus yang lewat pada
resistor dengan beda potensial antara ujung-ujung resistor tersebut dan menghitung tegangan
pada resistor pada rangkaian seri.
Kata kunci: Hukum Ohm, Kuat Arus Listrik, Rangkaian Paralel, Rangkaian Seri,
Resistor,Tegangan
I. Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari kita
kebanyakan mengunakan peralatan listrik
untuk
beraktivitas.
Biasanya
pada
peralatan rumah tangga seperti kulkas, TV,
setrika listrik, lampu dan sebagainya. Alatalat tersebut dapat berfungsi ketika
terhubung dengan sumber listrik. Sumber
listrik mengalirkan arus listrik yang
melalui alat-alat tersebut sehingga dapat
berfungsi.
Dalam sebuah rangkaian listrik
biasanya terdapat istilah yang dikenal
dengan arus listrik, tegangan dan
hambatan.
Pada
dasarnya
sebuah
rangkaian listrik terjadi ketika sebuah
penghantar mampu dialiri elektron bebas
secara terus menerus. Aliran yang terus
menerus inilah yang disebut dengan arus
dan sering disebut dengan aliran, sama
halnya dengan air yang mengalir pada
sebuah sungai. Resistansi adalah hambatan
terhadap aliran arus listrik. Satuan
resistansi adalah ohm. Hukum Ohm dan
dua
hukum
Kirchoff
memang
mendominasi teori analisis rangkaian.
Tetapi ketiga hukum tersebut menjadi
tidak cukup ketika orang harus
menganalisis terjadinya perubahan pada
setiap parameter yang ada di dalam
rangkaian.

FMIPA-FISIKA

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui hubungan antara
tegangan dan kuat arus yang mengalir
dalam sebuah rangkaian
2. Untuk mengetahui sumber tegangan
yang masuk mempengaruhi sumber
tegangan yang keluar.
3. Untuk memahami Hukum Ohm dan
aplikasinya.
II. Dasar Teori
Kita semua tentu paham bahwa
arus listrik terjadi karena adanya aliran
elektron
dimana
setiap
elektron
mempunyai muatan yang besarnya sama.
Jika kita mempunyai benda bermuatan
negatif berarti benda tersebut mempunyai
kelebihan elektron, derajat termuatinya
benda tersebut diukur dengan jumlah
kelebihan elektron yang ada. Muatan
sebuah elektron, sering dinyatakan dengan
simbul q atau e, dinyatakan dengan satuan
coulomb, yaitu sebesar : q 1,6 10 -19
coulomb.
Hukum Ohm didefinisikan
sebagai tegangan V pada hambatan
berbanding lurus dengan kuat arus I untuk
suhu yang konstan. Berdasarkan hubungan
antara beda potensial dengan kuat arus
listrik didapatkan nilai hambatan dari

KELOMPOK 5C

Praktikum ED I-1
Samarinda, 28 Oktober 2016
bahan tersebut. Beda potensial dalam suatu
bahan berhambatan akan mempunyai
asalkan suhu konstan.Awas, berlakunya
hukum ohm sangat terbatas pada kondisikondisi tertentu, bahkan hukum ini tidak
berlaku jika suhu konduktor tersebut
berubah. Untuk material material atau
piranti elektronika tertentu seperti diode
dan transistor, hubungan I dan V tidak
linier.
Secara garis besar hukum Ohm
menyatakan bahwa besar kuat arus listrik
yang mengalir pada suatu konduktor pada
suhu tetap sebanding dengan beda
potensial antara kedua ujung-ujung
konduktor. Pada sebagian besar konduktor
logam, hubungan arus yang mengalir
dengan potensial diatur oleh Hukum Ohm.
Ohm menggunakan rangkaian percobaan
sederhana seperti pada
rangkaian
seri. Dia menggunakan rangkaian sumber
potensial secara seri, mengukur besarnya
arus yang mengalir dan menemukan
hubungan linier sederhana, dituliskan
sebagai :
V = IR

(1.1)

dimana R = V/I disebut hambatan dari


beban. Nama ini sangat cocok karena R
menjadi ukuran seberapa besar konduktor
tersebut menahan laju aliran elektron.
Hubungan an tara V dan I pertama kali
ditemukan oleh seorang guru fisika berasal
dari jerman yang bernama George Simon
Ohm.
Bunyi Hukum Ohm : Tegangan
(V) pada hambatan yang memenuhi
Hukum Ohm berbanding lurus terhadap
kuat arus (I) untuk suhu yang konstan
(Sunaryono, 2010).
Resistor adalah komponen dasar
elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir
dalam satu rangkaian. Sesuai dengan
namanya resistor bersifat resistif dan
umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari
hukum Ohms diketahui, resistansi
berbanding terbalik dengan jumlah arus
yang mengalir melaluinya. Satuan

FMIPA-FISIKA

hubungan yang linear terhadap kuat arus


listrik
resistansi dari suatu resistor disebut Ohm
atau dilambangkan dengan simbol
(Omega).
Dalam rangkaian elektronika,
resistor terdapat dalam berbagai bentuk,
tetapi paling sering berbentuk silinder
kecil dengan satu sambungan pada
masing- masing ujung. Silinder ini diberi
lingkaran warna sebagai kode warna untuk
menunjukkan sifatnya. Pada resistor
terdapat hubungan berbanding lurus atau
hubungan linear antara voltase dan arus.
Yang secara rumus terbentuk
y= k . x

(1.2)

Dengan bentuk ini voltase bisadipilih


sebagai variable x. Dalam hal ini konstanta
k disebut resisivitas R dan terdapat
persamaan berikut
:
V= R . I <=> R= V/I

(1.3)

Persamaan (2.3) juga disebut Hukum


Ohm. Satuan dari resistivitas adalah
Ohm, disingkat dengan huruf Yunani
omega besar, bentuknya: . 1 Ohm= 1
, adalah resisivitas yang terdapat kalau
voltase sebesar 1 V menghasilkan arus
sebesar 1 A.
Berarti untuk satuan
resistivitas terdapat persamaan satuan :
[R]= = V/A
(1.4)
Resistivitas juga disebut sebagai tahanan
dan besar resistivitas menunjukkan berapa
kuat suatu komponen (misalnya resistor)
menahan arus. Kalau resistivitas besar
maka daya kuat menahan arus juga besar ,
sehingga arus menjadi kecil atau voltase
harus besar untuk mendapatkan
arus
tertentu.
Besarnya resistivitas ditulis pada
resistor dengan memakai lingkaran
berwarna sebagai kode warna. Lingkaran
pertama menunjukkan angka pertama,
lingkaran kedua menunjukkan angka
kedua. Lingkaran ketiga menunjukkan
berapa
banyak
nol
yang
harus

KELOMPOK 5C

Praktikum ED I-1
Samarinda, 28 Oktober 2016
ditambahkan kepada dua angka pertama.
Lingkaran ketiga juga bisa dimengerti
sebagai pangkat dari 10 yang merupakan
faktor pengali untuk bilangan yang
didapatkan dari kedua angka pertama.
Lingkaran keempat untuk menunjukkan
resistivitas tersebut.
Resistor
adalah
komponen
elektronika
yang
berfungsi
untuk
membatasi arus yang mengalir pada
sebuah rangkaian. Resistor memiliki
satuan Ohm atau dilambangkan dengan
'' . Simbol Resistor. Pada dasarnya,
Resistor dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Resistor Tetap dan Resistor Variabel.
Rangkaian Seri adalah sebuah
rangkaian yang menggabungkan dua atau
lebih Resistor yang dideret sedemikian
rupa, sehingga nilai hambatan totalnya
menjadi lebih besar. Hal ini dikarenakan
nilai Hambatan total merupakan hasil
penjumlahan
dari
semua
resistor
pembentuknya.
Rangkaian Paralel adalah sebuah
rangkaian yang menggabungkan dua atau
lebih Resistor yang dijajar sedemikian
rupa, sehingga nilai Hambatan totalnya
menjadi lebih kecil dari nilai Resistor
terkecil yang membentuknya. Kalau
beberapa komponen dirangkai secara
paralel,
maka
kaki
komponen
disambungkan sehingga arus tidak
mengalir dari satu komponen ke
komponen lain, tetapi arus yang datang
dari catu daya ke yang dibagi kedalam
komponen ,dengan demikian Hukum
Kirchhoff berlaku.
Jika rangkaian seri, maka hukum
kirchhoff mengenai voltase menyatakan
bahwa jumlah voltase pada semua
komponen (termasuk sumber tegangan)
nol, atau dengan kata lain jumlah voltase
dari komponen yang kita perhatikan
sebesar harga mutlak dari voltase sumber
tegangan
:
V0=V1+V2

(1.5)

dengan hukum ohm dan hukum Kirchhoff


kita dapat menghitung voltase dan arus di

FMIPA-FISIKA

berbagai bagian dalam rangkaian.


Amperemeter merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur kuat arus
listrik.
Pemakaian alat ukur ini
dihubungkan ke dalam rangkaian sehingga
terhubung seri dengan komponen yang
akan dihitung kuat arusnya.
Voltmeter merupakan alat ukur
beda potensial antara 2 titik. Pemakaian
alat voltmeter dipasang paralel dengan
komponen yang akan diukur beda
potensialnya (Sunaryono, 2010).
Arus listrik (I) yang mengalir
melalui resistor (R) akan menyebabkan
daya yang dikiim baterai hilang dalam
bentuk panas ini disebut daya disipasi
(Soeprijanto, 2012).
III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
1. Komponen:
Resistor : R1=560, R2 = 1000,
R3 =1200
2. Avometer
3. Kabel Penghubung
4. Project Board
5. Power Supply
3.2 Langkah Kerja
1. Ambil 3 Resistor dan baca warna
gelang pada resistor
2. Catat warna Resistor sebagai
R1,R2,R3.
3. Siapkan
Avometer,
kabel
penghubung, dan project board
4. Rangkai Resistor secara seri pada
papan Project Board
5. Kalibrasikan Avometer hingga
menunjukan angka 0.
6. Ukur nilai resistansi pada masing
masing Resistor menggunakan
Avometer, catat nilainya.
7. Siapkan Power Supply dan Kabel
penghubung
8. Hubungkan Rangkaian seri tersebut
dengan
Power
Supply
dan
avometer untuk mengetahui besar.
Tulis hasil pengamatan sebagai
V.sumber.
9. Ukur tegangan pada R1, R2,R3.
KELOMPOK 5C

Praktikum ED I-1
Samarinda, 28 Oktober 2016
10. Tulis hasil pengamatan pada tabel
sebagai V1,V2, dan V3
11. Ukur Arus pada R1,R2,R3. Catat
sebagai I.
12. Ulangi langkah 9-10 hingga 2x

IV. HASIL DAN PENGBAHASAN


4.1 Tabel Hasil Pengamatan
No Vsum V1
V2
V3
I
ber
(v)
(v)
(v)
(A)
1
2,6
0,3
0,15 0,2
2
2
4
0,2
0,2
2,8
0,0
25
3
5,2
4
0,4
0,2
0,0
16
No.
1

R
R1

R2

R3

Warna Resistor
Coklat, Hitam
Orange Emas
Coklat, Hitam,
Hitam, Jingga,
Emas
Merah, Merah,
Kuning, Emas

Nilai
10 x 10-3
5%
100 x 103
5%
22 x 103
5%

Rn =

Vn

R1 =

0,2
0,025

=8

R2 =

0,2
0,025

=8

R3 =

2,8
0,025

= 112

4.2.1.3 Dengan 5,2 Volt


Rn =

Vn

R1 =

4
0,016

= 250

R2 =

0,4
0,016

= 25

R3 =

0,2
0,016

= 12,5

4.2.2 Perhitungan Dengan KTP


V =
=

2
x nst volt
3
2
x 0,2=0,66 V
3
2
x nst Amper
3

4.2 Analisis Data


4.2.1 Perhitungan Tanpa KTP Hukum
Ohm
Vn
Rn =

I =

4.2.1.1 Dengan 2,6 Volt

4.2.2.1 Dengan 2,6 Volt

R1 =

0,3
2

R2 =

0,15
2

R3 =

0,2
2

2
x 5=3,33
3

= 0,15
= 0,075

R
2
Rn = { I ( I ) +

( )

R 2(
2
V ) }
V

( )

v 2 ( )2 I 2 (
2
{
I +
V ) }
=

( )

= 0,1

4.2.1.2 Dengan 4 Volt

FMIPA-FISIKA

R1

()

0,3 2
{
(3,33)
=
22

( )

KELOMPOK 5C

Praktikum ED I-1
Samarinda, 28 Oktober 2016
1
( 2 (0,066) }

R2

= 0,251
0,15 2
{
(3,33)
=
22

R3 =

4.2.2.2.2 Dengan 5,2 Volt

R 2 ( )2
Rn = { I I +

( )

4.2.2.2.1 Dengan 4 Volt


2
x nst Amper
3

R 2(
2
V ) }
V

( )

2
x 0,2 x 10 =1,33 x 10 A
3
2

( )

v ( )2
= { I n2 I +

R
2
Rn = { I ( I ) +

( )

I (
2
V ) }
I

()

( VR ) ( V ) }
v
I
= {( ) ( I ) +( I ) ( V ) }
2

R1

2
x nst Amper
3

I =

= 0,169

2
x 0,2=0,66 V
3

1
( 2 (0,066) }

2
x nst volt
3

V =

( )

= 2,706

=0,129
0,2 2
{
(3,33) +
2
=
2

I =

2,8
(1,33.10 ) +
2
0,025

1
( 0,025 (0,066) }

1
( 2 (0,066) }

R3

0,2
= { 0,0252 (1,33.10 ) +
1
( 0,025 ( 0,066) }

R1 =

2
x 0,2 x 10 =1,33 x 10 A
3
4 2
{
(1,33.10 ) +
0,0162

1
( 0,025 (0,066) }
= 4,618
0,4 2
R2 = { 0,0162 (1,33.10 ) +

= 2,640
0,2 2
{
(1,33.10 ) +
R2 =
0,0252

1
( 0,025 (0,066) }

1
( 0,025 ( 0,066) }

=4,130
2
0,2
{
(1,33.10 ) +
2
R3 =
0,016

= 2,640

FMIPA-FISIKA

1
( 0,025 (0,066) }

KELOMPOK 5C

Praktikum ED I-1
Samarinda, 28 Oktober 2016
= 4,126
4.2.3 Perhitungan Dengan KTP Mutlak
4.2.3.1 Dengan 2,6 Volt
Rn Rn
R1 R1 = 0,15 0,251
R2 R2 = 0,075 0,129
R3 R3 = 0,1 0,169
4.2.3.2 Dengan 4 Volt
Rn Rn
R1 R1 = 8 2,640
R2 R2 = 8 2,640
R3 R3 = 112 2,706
4.2.3.3 Dengan 5,2 Volt
Rn Rn
R1 R1 = 250 4,618
R2 R2 = 25 4,130
R3 R3 = 12,5 4,126

Rn
x 100
Rn
R1
4,618
x 100 =
x 100
1
250
R
0,018

R2
4,130
x 100 =
x 100
2
25
R
0,16

R3
4,126
x 100 =
x 100
3
12,5
R
0,33

4.2.4 Perhitungan Dengan KTP Relatif


4.2.4.1 Dengan 2,6 Volt
Rn
x 100
Rn
R
0,251
x 100 =
x 100 =1,67
R
0,15
R
0,129
x 100 =
x 100 =1,72
R
0,075
R
0,169
x 100 =
x 100 =1,69
R
0,1
4.2.4.2 Dengan 4 Volt
Rn
x 100
Rn
R
2,640
x 100 =
x 100 =0,33
R
8
R
2,640
x 100 =
x 100 =0,33
R
8
R
2,706
x 100 =
x 100 =0,024
R
112
4.2.4.3 Dengan 5,6 Volt
FMIPA-FISIKA

4.3 Pembahasan
Hukum Ohm merupakan suatu
pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu
berbanding lurus dengan beda potensial
yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda
penghantar dikatakan mematuhi hukum
Ohm apabila nilai resistansinya tidak
bergantung terhadap besar dan polaritas
beda
potensial
yang
dikenakan
kepadanya.Walaupun pernyataan ini tidak
selalu berlaku untuk semua jenis
penghantar, namun istilah hukum tetap
digunakan dengan alasan sejarah.
Percobaan Hukum Ohm ini
bertujuan mempelajari hubungan antara
tegangan dan kuat arus yang mengalir
dalam sebuah rangkaian. Praktikum ini
menggunakan beberapa alat yaitu kabel
penghubung, papan rangkaian (Project
Board), Resistor, Power Supply. Untuk
sementara tegangan dan beda potensial
dianggap sama walau sebenarnya kedua
secara konsep berbeda. Secara matematika
di tuliskan I V atau V I, Untuk
menghilangkan kesebandingan ini maka
perlu ditambahkan sebuah konstanta yang
kemudian di kenal dengan Hambatan (R)

KELOMPOK 5C

Praktikum ED I-1
Samarinda, 28 Oktober 2016
sehingga persamaannya menjadi V = I.R.
Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah
kuat arus (A) dan R adalah hambatan
(Ohm). Selain itu perbandingan antara
tegangan dengan kuat arus merupakan
suatu bilangan konstan yang disebut
hambatan listrik. Secara matematika di
tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
Pada percobaan Tegangan Sumber
yang digunakan adalah sebesar 2,5 Volt
pada R1, 4 Volt pada R2, dan 5,8 Volt pada
R3. Dengan arus yang mengalir pada
masing- masing resistor dengan tegangan
sumber 2,5 Volt adalah : 625, 1000
,1250 , dan pada tegangan sumber 4
volt didapat : 592,59 , 962,96 , 740,74
, dan tegangan sumber 5,8 Volt, didapat:
666,67 , 1111,11 , 1333,33 . Dengan
KTP Relatif yang berbeda- beda, pada 2,5
Volt : 2,05 %, 1,40 %, 1,12 %. Tegangan 4
volt : 4,38 %, 4,42 %, 8,31 %. dan
Tegangan 5,8 Volt : 1,01 %,1,24 %, 1,40
%. dengan memakai warna resistor yang
berbeda- beda, yaitu R1= Hijau, Biru,
Coklat, Emas (560 5%), R2= Coklat,
Hitam, Merah, Emas (1000 5%), R3 =
Coklat, Merah, Merah, Emas (1200
5%).
Pada percobaan, yang menjadi
faktor kesalahan adalah, kurang telitinya
praktikan dalam membaca multimeter,
kesalahan dalam merangkai resistor pada
papan PCB, kurang telitinya praktikan
dalam memilih resistor karena sesuai teori
hukum Ohm, Kuat Arus yang masuk
berbanding terbalik terhadap beda
potensial. Tetapi pada percobaan hasil
yang didapatkan tidak sesuai.
Adapun Alat- alat yang digunakan
selama praktikum, adalah : Resistor
berfungsi sebagai pembagi arus atau
pembatas
pembagian
arus,
Kabel
penghubung berfungsi sebagai medium
untuk menghantarkan listrik yang hanya
mampu menjangkau aliran arus listrik.

FMIPA-FISIKA

Power supply berfungsi memberikan


energy listrik. Multimeter berfungsi
sebagai alat ukur yang dipakai untuk
mengukur tegangan listrik, arus listrik,
hambatan dan resistansi. Papan pcb fungsi
untuk meletakkan komponen-komponen
penting yang nantinya dirakit menjadi
suatu rangkaian elekronika.
Hukum Ohm dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari seperti arus
listrik
pada
setiap
rumah
yang
menggunakan fungsi dari hukum ohm.
V. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Jika Tegangan (V) sebanding dengan
kuat arus listrik (I) di mana semakin
besar tegangan (V) maka semakin besar
pula kuat arus (I) yang dihasilkan.
2. Sesuai hukum Ohm, sumber tegangan
yang

mengalir

masuk

akan

mempengaruhi arus yang akan keluar,


oleh karena itu nilai tegangan harus
berbanding terhadap nilai arus.
3. Aplikasi hukum ohm dapat ditemui pada
berbagai rangkaian seperti rangkaian
seri dan paralel.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher,Richard.2004.Dasar Elektronika.
Yogyakarta:Andi
sumber:
http://blog.umy.ac.id/itulen/files/2012/0
4bab01-arus-dan-rangkaian-listrik/
(diakses pada tanggal 23 Oktober 2016)
http://ejournal.unesa.ac.id/article
/6036/32/article/(diakses pada tanggal
23 Oktober 2016 )

KELOMPOK 5C

Anda mungkin juga menyukai