Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa sifat penting larutan bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam
larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarut. Sifat-sifat ini disebut sifat
koligatif (colligative properties) (atau sifat kolektif) sebab sifat-sifat tersebut memiliki
partikel zat terlarut yang ada (Chang, 2005: 12). Sifat koligatif bergantung pada jumlah
mol total per liter spesies terlarut yang ada (oxtoby, dkk, 2001)
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni
seperti yang kita tahu adalah 0C. dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang
ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0C
melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0C itulah penyebab terjadinya
penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan
tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku
akan berkurang). Apabila suatu zat dilarutkan dalam suatu pelarut, maka sifat larutan itu
berbeda dari sifat pelarut murni. Contohnya, larutan urea yang berbeda sifat dengan air
murni biasa.
Sifat-sifat larutan yang ada, seperti rasa, warna, pH, dan kekentalan bergantung pada
jenis dan konsentrasi zat yang terlarut. Pengaruh jenis zat yang terlarut kecil sekali
sejauh zat yang terlarut itu tergolong nonelektrolit dan tidak mudah menguap. Sedangkan
sifat-sifat yang tiak bergantung pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya pada konsentrasi
partikelnya disebut dengan sifat-sifat koligatif suatu larutan (http://staff.uny.ac.id).
Penurunan titi beku: Tb = Tb - Tb Dimana Tb adalah titik beku pelarut murni dan Tb
adalah titik beku larutan, maka Tb berbanding lurus dengan konsentrasi larutan: Tb ..
m Tb = Kbm Dimana dalam persamaan ini m adalah konsentrasi dari zat terlarut dalam
satuan molalitas, dan kb ialah konstanta penurunaan titik beku molal.

Penjelasan

kualitatif untuk fenomena penurunan titik beku ialah sebagai berikut. Pembekuan
melibatkan transisi dari keadaan tidak teratur ke keadaan teratur. Agar proses itu terjadi,
energy harus diambil dari system. Karena larutan lebih tidak teratur dibandingkan
pelarut, maka lebih banyak energy yang harus diambil darinya untuk menciptakan
keteraturan dibandingkan dalam kasus pelarut murni. Jadi, larutan memiliki titik beku

Laporan Penurunan titik beku larutan Page 1

lebih rendah dibandingkan pelarut (Chang, 2005 : 15). Adanya suatu solute dalam cairan,
akan menaikkan titik didih dan menurunkan titik beku larutannya (Brady, 1999:616)
1.2 Tujuan Praktikum
Menentukan penurunan titik beku air, Urea 1 M, NaCl 1 M dan NaCl 2M.
1.3 Manfaat Praktikum
1. Dapat mengetahui penurunan titik beku Urea 1m, Urea 2 m, NaCl 1 m dan NaCl 2m
2. Dapat mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap penurunan titik beku larutan
3. Dapat mengetahui perbedaan penurunan titik beku larutan elektrolit dan nonelektrolit
1.4 Variabel
Variabel Kontrol
Variabel Bebas
Variabel Terikat

: Es batu dan garam grosok


: Jenis dan konsentrasi larutan
: Penurunan suhu

Laporan Penurunan titik beku larutan Page 2

BAB II
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan
terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan
nonelektrolit
2.1.2 Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak
antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik
antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan
mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk
dapat lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah.
Perbedaan suhu akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku
(Tf). Pernyataan tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
T f =T f T f
Untuk penurunan titik beku menurut Raoult :
gram 1000
T f =m. K f =
x
x Kf
Mr
P
2.1.3 Larutan NaCl
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia
dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi
salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai
komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu
dan pengawet makanan.
2.1.4 Larutan Urea
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa.
Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide
dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang
berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.

Laporan Penurunan titik beku larutan Page 3

Urea ditemukan pertama kali oleh Hilaire Roulle pada tahun 1773. Senyawa ini
merupakan senyawa organik pertama yang berhasil disintesis dari senyawa anorganik.
2.2 Hipotesa
Larutan NaCl akan memiliki penurunan titik beku yang lebih besar karena merupakan
larutan elektrolit sehingga dipengaruhi oleh i, dimana i mengandung didalamnya.

Laporan Penurunan titik beku larutan Page 4

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
Gelas kimia
Tabung reaksi
Pengaduk
Termometer
Gelas Ukur
Akuades
Kertas Label

Laporan Penurunan titik beku larutan Page 5

Es batu
Urea 1 M dan 2M (masing- masing
5ml)
NaCl 1 M dan 2 M (masingmasing 5ml)
Garam grosok

3.2 Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Membuat campuran pendingin yang terdiri atas campuran es batu dan garam dapur
kasar didalam gelas kimia plastik.
3. Memasukan kedalam 4 tabung reaksi yang terpisah masing masing 5 ml larutan
NaCl 1m, NaCl 2m, Urea 1m, Urea 2m.
4. Memasukkan keempat tabung reaksi tersebut kedalam campuran pendingin.
5. Menunggu sampai larutan membeku (Ditandai dengan air yang keruh)
6. Jika sudah terjadi pembekuan, angkat tabung reaksi lalu mengukurnya dengan
termometer
7. Kemudian, mengukur suhu dan mencatatnya dalam tabel pengamaan

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan

Kon

Penurunan

sent

it

Titik Beku (C)

rasi

(M)

k
B
e
k
u
(
C

1
N

0,4

0,
2

4
-

0,6

0,
1

6
-

0,2

0,
2

)
-

2
0,
3

0,3

0.6
0.4
0.2
0
NaCl 1m

NaCl 2m

Urea 1m

Urea 2m

-0.2
-0.4
-0.6
-0.8

4.2 Analisis Data


4.2.1 Urea 1 m (larutan nonelektrolit)
T f =K f air x m
T f =1,86 x 1
T f =T f T f
4.2.2

T f =03,72

T f =03,72

T f =3,72 C

T f =3,72 C

NaCl 1 m (larutan elektrolit, =1 n=2 i=2)


T f =K f air x m x i
T f =1,86 x 1 x 2
T f =T f T f

4.2.4

T f =1,86 C

Urea 2 m (larutan nonelektrolit)


T f =K f air x m
T f =1,86 x 2
T f =T f T f

4.2.3

T f =01,86

T f =1,86 C

T f =3,72 C

T f =3,72 C

NaCl 2 m (larutan elektrolit, =1 n=2 i=2)


T f =K f air x m x i

Titik Beku (C)


Penurunan Titik Beku (C)

T f =1,86 x 2 x 2
T f =T f T f

T f =7,44 C
T f =07,44

T f =7,44 C

4.3 Pembahasan
Berdasarkan data yang kami peroleh pada saat melakukan percobaan
terdapat perbedaan titik beku antara larutan Urea 2 m (-0,3C), dan lauran larutan
NaCl 2 m (-0,6C), kedua larutan tersebut memiliki molalitas yang sama tetapi
memiliki titik beku yang berbeda, titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit
berbeda karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion. Larutan
elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit.
NaCl merupakan larutan elektrolit, sedangkan Urea merupakan larutan nonelektrolit.
Molalitas kedua larutan sama, yakni 2 m tetapi Tf NaCl = 2x Tf Urea, hal ini
disebabkan karena NaCl terurai menjadi 2 ion (2 partikel).
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, karena larutan elektron itu terurai jadi partikel partikel yang berupa ion.
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena larutan non elektron itu tidak terurai jadi partikel partikel yang berupa ion.
NaCl termasuk elektrolit, sementara Urea non elektrolit, jadi urea tidak
terionisasi sehingga tetap sebagai molekul itulah sebabnya NaCl 2 x lebih besar dari
Tf urea pada konsentrasi yang sama. Harga(i) dari elektron tipe ion selalu lebih kecil
daripada harga teoritis. Hal itu disebabkan oleh tarikan listrik antarion yang berbeda
muatan sehingga ion-ion tidak 100% bebas. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak
antarion semakin besar dan ion ion semakin bebas.
Larutan elektrolit (NaCl) mempunyai i=2 sehingga
sedangkan larutan non elektrolit (Urea) tidak memiliki i sehingga

Tf =m x Kf x i
Tf =m x Kf .

Jadi penurunan titik beku NaCl lebih besar daripada gula.


Larutan NaCl 2 m memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan larutan NaCl 1 m, hal ini terjadi karena penurunan titik beku larutan
berbanding lurus dengan jumlah partikel zat dalam larutan. Makin besar jumlah
partikel zat, makin besar penurunan titik beku larutan. Larutan NaCl yang memiliki
harga konsentrasi 2 m akan memiliki jumlah partikel yang lebih besar dibanding
dengan larutan NaCl 1 m.

Dalam prakteknya, penurunan titik beku larutan yang diuji tidak sesuai
dengan teorinya. Seharusnya penurunan beberapa larutan yang diuji adalah sebagai
berikut :
Seharusnya titik beku larutan urea 1m adalah -1,86C dan larutan urea
2 m adalah -3,72C. Menurut Teori seharusnya berlaku Tf Urea 2m = 2x Tf Urea
1m, namun pada prakteknya titik beku larutan urea 1 m dan 2 m berturut turut adalah
-0,4C dan -0,6C
Seharusnya titik beku larutan NaCl 1 m adalah -3,72C, namun pada
prakteknya titik beku larutan NaCl 1 m adalah -0,2C.
Seharusnya titik beku larutan NaCl 2 m adalah -7,44C, namun pada
prakteknya titik beku larutan NaCl 2 m adalah -0,6C.
Menurut Teori seharusnya berlaku Tf NaCl 2m = 2x Tf NaCl 1m,
namun pada prakteknya titik beku larutan urea 1 m dan 2 m berturut turut adalah
-0,2C dan -0,3C.
Kesalahan- kesalahan tersebut bisa saja terjadi karena beberapa faktor :
1. Rusaknya/kurang maksimalnya fungsi alat alat yang dipakai
2. perbedaan ini bisa saja disebabkan oleh es batu yang ada pada gelas kimia yang
digunakan untuk membekukan larutan ini sedikit demi sedikit mulai mencair. Oleh
karena itu agar larutan ini tetap membeku, es batu yang ada di dalam tabung perlu
diberi garam dapur kasar lebih banyak lagi sehingga es batu yang ada tetap membeku
atau dengan kata lain tidak cepat mencair, sebab garam dapur ini dapat mengikat
oksigen yang ada pada air dalam bentuk es batu.
3. Kurang telitinya pengamat dalam menentukan titik beku.

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Titik beku larutan (yang dalam hal ini digunakan larutan urea dan NaCl) memiliki
titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan titik beku air (pelarut murni)
karena di dalam larutan urea dan NaCl terkandung zat terlarut berupa molekulmolekul urea dan molekul-molekul NaCl yang menyebabkan terhalangnya molekulmolekul air untuk membeku sehingga dibutuhkan suhu yang lebih rendah untuk
membekukan larutan urea dan NaCl tersebut.
2. Makin besar molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan
3. Penurunan titik beku larutan (Tf) berbanding lurus dengan molalitas larutan
4. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan nonelektrolit pada
kemolalan yang sama, dikarenakan larutan elektrolit terurai sehingga jumlah
partikelnya lebih banyak dibandingkan larutan nonelektrolit
5. Pada konsentrasi yang sama penurunan titik beku (Tf) larutan elektrolit akan lebih
besar dibandingkan larutan nonelektrolit, karena penurunan titik beku (Tf) larutan
elektrolit dipengaruhi oleh faktor Vant Hoff
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya sangat disarankan lebih teliti dan hati hati
agar hasil pengamatan lebih akurat

Anda mungkin juga menyukai