Anda di halaman 1dari 6

Observasi "Kemiskinan di Blitar"

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Di dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4 tercantum tujuan negara yang salah satu
diantaranya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Pengertian yang lebih rinci lagi tentang
tujuan negara tersebut yaitu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Dalam kenyataannya tujuan tersebut masih belum sepenuhnya tercapai. Ada pepatah mengatakan,
Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
Masalah kemiskinan memang telah ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya
masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya
kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati
fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada
jaman modern.
Kemiskinan termasuk malapetaka sosial. Kemiskinan menjadi unsur vital terjadinya
penderitaan berbagai bangsa. Kemiskinan menyebabkan munculnya banyak permasalahan,
mengantarkan pada terjadinya sejumlah kriminalitas, mendorong terjadinya kerusakan,
penyimpangan, pengangguran, dan sebagainya.
RUMUSAN MASALAH
Masalah-masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai paparan realitas
kemiskinan, analisis terhadap realitas, seperti definisi kemiskinan, penyebab kemiskinan, tinjauan
kemiskinan dari berbagai aspek, dan penanggulangan kemiskinan.
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Pendidikan
Pancasila dan agar pembaca bisa mengetahui bagaimana realitas tentang kemiskinan beserta
analisisnya. Selain itu, diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat yang mampu dalam
hal materi agar ikut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
BAB I

PAPARAN REALITAS
Saya mengamati tentang kemiskinan di kelurahan Gedog, kecamatan Sananwetan, kota
Blitar. Meskipun di daerah kota, tetapi masih ada warga yang hidupnya belum berkecukupan.
1.

BAPAK HUDA dan KELUARGANYA


Bapak Huda dan Ibu Kesi adalah sepasang suami istri. Bapak Huda adalah warga Blitar, Jawa
Timur. Sedangkan Ibu Kesi adalah warga Indramayu, Jawa Barat yang merupakan seorang janda
beranak 2 yang bernama Muji (kelas 6 SD) dan Abid (kelas 1 SD). Dulunya, pak Huda merantau ke
Jawa Barat dan bertemu Ibu Kesi dan pada akhirnya mereka menikah. Pernikahan mereka tidak
disetujui oleh orang tua pak Huda. Sekarang mereka hidup lepas dari orang tua.
Tempat Tinggal
Mereka tinggal di rumah seorang warga desa Gedog yang sudah meninggal yang tidak ada
ikatan keluarga. Jadi, sebenarnya pak Huda dan keluarganya tidak memiliki tempat tinggal sendiri.
Rumah tempat mereka tinggal dulunya terbuat dari bambu, tetapi sekarang sudah direnovasi dengan

dana dari bantuan pemerintah. Renovasinya pun belum maksimal, karena pihak pemerintah hanya
merenovasi bagian ruang tamu dan kamar. Sekat dapurnya masih terbuat dari bambu. Kamar
mandinya sangat tidak memadai. Sekat untuk kamar mandi hanya dari gedhek yang tidak tertata rapi.
Pintunya hanya dari kain spanduk.
Ekonomi Keluarga
Pendapatan pak Huda dalam 1 hari hanya sekitar Rp. 15.000,00. Dulunya ibu Kesi
membantu pak Huda merumput di sawah untuk pakan ternak (sapi dan kambing) milik warga lain,
tetapi sekarang ibu Kesi menjadi TKW di Arab dan Abid ikut dengan bu Kesi. Pak Huda hanya tinggal
dengan Muji. Kepergian ibu Kesi ke Arab bukan semata-mata untuk mengubah nasibnya, tetapi juga
karena di rumah pak Huda dan ibu Kesi sering bertengkar. Faktor penyebab mereka bertengkar
adalah karena tidak direstuinya pernikahan mereka dan karena ketidakmampuan mereka dalam
mencukupi kebutuhan hidup. Kepergian ibu Kesi ke Arab tidak mampu mengubah nasib mereka,
karena biaya hidup di sana cukup tinggi dan gajinya juga rendah.
Perabot Rumah Tangga
Alat memasak masih menggunakan tungku (luweng). Ada 1 kompor gas dari subsidi
pemerintah yang kini sudah tidak terawat karena keluarga pak Huda tidak mampu membeli gas untuk
kompor. Perlengkapan untuk memasak hanya ala kadarnya. Rak piring diletakkan di kamar mandi
dan sudah berkarat. Itupun adalah rak pemberian tetangganya. Bak mandinya hanya berupa
genthong dari tanah liat dan jadi satu dengan tempat cuci piring. Kursi di ruang tamu hanya terbuat
dari kayu yang sudah kuno.
Kebutuhan Hidup
Pangan untuk kebutuhan hidup keluarga pak Huda mengandalkan apa yang ada di
sekelilingnya, seperti ketela, daun ketela, sayur gambas, dan bayam. Terkadang mengandalkan
pemberian dari tetangga. Pakaian yang mereka kenakan sangat sederhana. Papan yang di tempati
hanyalah bekas dari tempat tinggal orang lain. Pak Huda tidak mempunyai pompa air. Air untuk
kebutuhan hidup mereka diambil dari sumber mata air terdekat rumahnya dengan menggunakan
ember. Bahkan, dulu airnya minta dari tetangga depan rumahnya. Kayu menjadi salah satu
kebutuhan hidup mereka, karena mereka memasak dengan menggunakan tungku (luweng). WC
sebagai salah satu kebutuhan rumah tangga tidak dimiliki oleh keluarga pak Huda. Mereka
memanfaatkan WC di dekat sumber mata air yang hanya ditutup oleh kain bekas. Tetapi, saya tidak
bisa mengambil gambarnya. Saya dilarang ke sana oleh warga karena tempat itu dipercaya ada
penunggunya dan tidak bisa sembarangan orang bisa ke sana. Saya hanya bisa mengambil gambar
kamar mandi umum yang biasanya dimanfaatkan keluarga pak Huda untuk mandi.

2.

Pendidikan Anak
Muji sering tidak naik kelas, karena keterbatasan buku yang ia miliki dan kurang adanya
semangat untuk belajar, serta kurang pedulinya orang tuanya kepada dunia pendidikan anaknya.
Biaya untuk membeli kebutuhan untuk sekolah pun hanya sedikit. Selain itu, karena kurang mendapat
perhatian dan kasih sayang dari orang tua, Muji menjadi anak yang kurang mempunyai sopan santun,
kurang bisa menghargai orang lain, dan seenaknya sendiri.
MBAH NI dan CUCUNYA
Mbah Ni adalah seorang janda yang berumur sekitar 80 tahun. Ia hanya tinggal dengan
cucunya. Dulunya mbah Ni berdagang di pasar, tetapi karena sakit-sakitan sekarang ia sudah tidak

berjualan di sana lagi. Sekarang mbah Ni tidak mempunyai pekerjaan tetap, ia hanya mengandalkan
lingkungan alam. Jika ia menemukan sayuran di sekitar rumahnya, maka akan ia jual atau untuk
makan sehari-hari. Anaknya tidak selalu mengirim uang untuknya. Sebagian rumahnya sudah tidak
terawat dan di kelilingi oleh pekarangan yang lebat. Kandang di samping rumahnya kini sudah tidak
ada hewan peliharaannya karena sudah habis dijual untuk mencukupi kebutuhan hidup. Perabotnya
pun sudah kuno. Untuk memasak masih menggunakan tungku (luweng), sehingga membutuhkan
kayu yang ada di sekitar rumahnya. Akses untuk menuju ke rumah mbah Ni masih berupa jalan
setapak.Beruntung ia mempunyai tetangga yang peduli dengannya.

BAB II

ANALISIS TERHADAP REALITAS


Masalah kemiskinan menjadi topik yang hangat untuk disimak. Sampai-sampai setiap calon
pemimpin yang akan memimpin bangsa ini berkampanye akan menjanjikan kesejahteraan. Tetapi
janji hanyalah janji. Kemiskinan bukan malah berkurang, namun jumlahnya semakin meningkat.

Pemerintah dan lembaga-lembaga sosial tidak kenal henti untuk memberi bantuan kepada
warga miskin. Mereka juga tidak berhenti menciptakan program-program pelayanan sosial, kesehatan
dan pendidikan kepada warga miskin. Namun, masalah kemiskinan tetap saja ada, padahal negara
Indonesia terkenal dengan melimpahnya sumber daya alam yang bisa mengentaskan warga dari
kemiskinan.
Tampak jelas jurang pemisah antara orang kaya dan miskin. Realitanya ini belum juga
berakhir karena moral rakyat di negeri ini masih rusak. Orang kaya terus mempertahankan dan
menambah kekayaannya dengan menghalalkan segala cara karena takut jatuh miskin. Sedangkan
orang miskin sudah terlena dengan keadaannya hingga malas untuk berusaha. Mereka terbiasa
dengan hidup menerima, bahkan meminta belas kasihan orang-orang dengan meminta-minta.
Sehingga sering kita sulit membedakan orang yang benar-benar membutuhkan dengan orang yang
sebenarnya mampu berusaha untuk menghasilkan uang, namun ia malas melakukannya.
DEFINISI KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, dan air minum. Hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas
hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang
mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga
negara. Prof. Mubiyarto menyatakan bahwa pengertian kemiskinan adalah rendahnya taraf kehidupan
suatu masyarakat baik yang berada di pedesaan maupun yang berada di daerah perkotaan.
PENYEBAB KEMISKINAN
Penyebab-penyebab kemiskinan adalah:
o Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia

Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah


Politik ekonomi yang tidak sehat
Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat
Biaya kehidupan yang tinggi
Pembagian subsidi dari pemerintah yang kurang merata

o
o
o
o
o

KEMISKINAN DITINJAU DARI BERBAGAI ASPEK


1. Nilai-Nilai Pancasila
o Ketuhanan
Tuhan tidak menghendaki hidup kita miskin dan penuh kekurangan. Bukan Tuhan yang
menciptakan kemiskinan seseorang atau sekelompok orang. Namun, bagaimana pun miskinnya
orang itu tetaplah manusia yang diciptakan oleh Tuhan. Dengan kata lain, semua
manusia meskipun miskin tetap memiliki martabat dan hak asasi yang diterimanya dari Tuhan.
o Kemanusiaan
Kurangnya rasa kemanusiaan di Indonesia menjadi salah satu faktor timbulnya masalah
kemiskinan. Keegoisan dari pihak-pihak yang mengkorupsi hak orang miskin merupakan cermin dari
kurang adanya rasa peduli dan rasa kemanusiaan dari pihak-pihak tersebut. Mereka mengejar
kekayaan tanpa mempedulikan nasib orang miskin.
o Persatuan
Untuk mewujudkan negara yang makmur dibutuhkan rasa persatuan. Kerja sama antara
pemerintah dan lembaga sosial sebagai wujud persatuan untuk mengentaskan warga dari kemiskinan
sudah terlaksana, tetapi masih belum maksimal karena adanya pihak-pihak yang mengkorupsi dana
untuk warga miskin, sehingga kerja sama tersebut menjadi terhambat.
o Kerakyatan
Kebijaksanaan dari wakil rakyat dan pemimpin rakyat merupakan hal yang ditujukan untuk
kesejahteraan rakyat, terutama untuk rakyat miskin. Tetapi belum tentu kebijaksanaan tersebut
berjalan sesuai harapan rakyat. Terkadang kebijaksanaan-kebijkasanaan itu ujung-ujungnya
membuat rakyat miskin semakin menderita.
o Keadilan
Masalah kemiskinan bersangkut paut dengan Pancasila terutama sila kelimaKeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Landasan tersebut menjelaskan bahwa semua orientasi berbangsa
dan bernegara (politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya)dijiwai semangat keadilan meyeluruh dan
diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada realitasnya, semua orientasi berbangsa dan
bernegara yang berpengaruh terhadap kemiskinan belum mencapai keadilan. Orang miskin masih
saja lemah karena orang kaya menghalalkan segala cara untuk tetap mempertahankan kekayaannya,
dan bahkan hak untuk orang miskin pun dikorupsi.
2.

Aspek Agama
Kemiskinan merupakan kondisi kedhuafaan, yakni dhaif atau lemah secara ekonomi dan
mustadhaf atau tertindas secara politik. Sehingga kemiskinan termasuk keadaan lemah secara sosialekonomi dan politik sekaligus.Agama tidak hanya berhubungan dengan ibadah ritual saja, melainkan
ibadah atau hubungan antarsesama manusia dan lingkungan. Agamamengajarkan kepada umat
manusia untuk peduli kepada kaum miskin.

3.

Aspek Sosial
Salah satu permasalahan di Indonesia adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan secara sosial
menunjuk pada kekurangan jaringan dan struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan
kesempatan-kesempatan peningkatan produktivitas. Dimensi kemiskinan ini juga dapat diartikan

sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat yang mencegah
seseorang dalam memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada di masyarakat, seperti malas,
pendidikan rendah, terbatasnya interaksi sosial dan penguasaan informasi.
4.

Aspek Budaya
Kemiskinan dapat muncul sebagai akibat adanya nilai budaya yang dianut oleh orang-orang
miskin, seperti malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja dsb.

5.

Aspek Ekonomi
Kemiskinan sangat erat kaitannya dengan ekonomi. Aspek ekonomi akan tampak pada
terbatasnya pemilikan alat produksi, upah kecil, daya tawar rendah, tabungan nihil, danlemah
mengantisipasi peluang. Inilah faktor ekonomi yang menyebabkan terjadinya kemiskinan.

6.

Aspek Psikologis
Aspek psikologis yang menyebabkan kemiskinan antara lain adalah akibat rasa rendah
diri, kurang percaya diri, merasa tidak mampu, pesimis sebelum berusaha, malas, dan rasa terisolir.

7.

Aspek Politik
Aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap berbagai fasilitas dan kesempatan,
diskriminatif, dan posisi lemah dalam proses pengambilan keputusan.

1.
2.
3.

PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Penanggulangan kemiskinan sangat diperlukan untuk mengentaskan bangsa dari
kemiskinan. Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak dilaksanakan,
seperti pengembangan desa tertinggal dan perbaikan kampung. Selain itu,harus terus diberikan
perhatian dan pengawasan yang serius kepada warga miskin untuk menumbuhkan semangat dan
mental rakyat miskin agar tidak menjadi masyarakat yang bergantung pada program. Peran
serta lembaga sosial dalam menangani permasalahan kemiskinan sangat diperlukan, terlebih dalam
memberikan masukan (input) dan melakukan perencanaan strategis tentang apa yang akan menjadi
suatu kebijakan dari pemerintah.
Penanggulangan kemiskinan dapat dikategorikan dalam beberapa strategi, diantaranya:
Strategi kedaruratan. Misalnya, bantuan uang, barang dan tenaga bagi korban bencana alam.
Strategi kesementaraan atau residual. Misalnya, bantuan stimulant untuk usaha-usaha ekonomis
produktif.
Strategi pemberdayaan. Misalnya, program pelatihan dan pembinaan keluarga muda mandiri,
pembinaan partisipasi sosial masyarakat, pembinaan anak dan remaja.

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Kemiskinan merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Penyebab-penyebab
kemiskinan kemiskinan harus disingkirkan. Roda pemerintahan haruslah dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh dalam pembangunan di segala bidang dan disetiap wilayah dengan adil
dan merata termasuk kepada komunitas terpencil. Upaya-upaya untuk menanggulangi kemiskinan
harus dilaksanakan dengan tepat dan terbuka.

SARAN
Pemerintah harus lebih tanggap dalam mengatasi kemiskinan ini, karenakemiskinan
merupakan salah satu penyebab ketidakmakmuran masyarakat. Selain itu, dibutuhkan bantuan dari
lembaga sosial dan edukatif demi kelancaran program penanggulangan kemiskinan dan untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia. Hendaknya, penyuluhan untuk warga miskin untuk
menumbuhkan mental dan semangat tinggi untuk bekerja juga dilaksanakan. Hal-hal ini disarankan
agar kelak mereka dapat menjadi insan yang mampu mandiri, beriman dan bertaqwa dan merupakan
modal dasar untuk mengentaskan kemiskinan dan kesenjangan dalam menuju tujuan bangsa, yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

DAFTAR PUSTAKA
Andist. 2008. Pengertian Kemiskinan, (Online), (http:// Pengertian Kemiskinan
Andists Weblog.htm, diakses 10 April 2010).
Hertantyo, Rizki Aji. 2007. Kebijakan Sosial dalam Menanggulangi
Masalah Kemiskinan, (Online), (http://KEBIJAKAN SOSIAL DALAM
MENANGGULANGI MASALAH KEMISKINAN Rumah Apresiasi.htm,
diakses 10 April 2010
Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Said, Muhammad. 2009. Masalah Kemiskinan di Dunia dan Peran Krisis Finansial Global
dalam Memperparah Masalah, (Online), (http://Hizbut Tahrir Indonesia Masalah
Kemiskinan di Dunia dan Peran Krisis Finansial Global dalam Memperparah
Masalah.htm, diakses 6 Mei 2010).

Wikipedia. 2010. Kemiskinan, (Online), (http://Kemiskinan.htm, diakses 6 Mei 2010).

Anda mungkin juga menyukai