Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Farmakologi Obat Tuberculosis (TBC)


Dosen Matakuliah
Munifah Wahyudding, S.farm., M.Sc., Apt

Disusun oleh:

Kelompok 5
1.Muhammad Farid Wajedi ( 14.201.600 )
2.Nasrullah

( 14.201.607 )

3.Marianus

( 14.201.

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR


MAKASSAR
2016

DAFTAR ISI
Daftar Isi.I
Kata PengantarII

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang...............................................................................................
RumusanMasalah..................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
pengertian dari penyakit Tuberculosis
Etiologi dari penyakit Tuberculosis
Apa yang menjadi agent, host dan environment penyakit Tuberculosis .
Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Tuberculosis..
cara penularan Penyakit Tuberculosis
gejala dari penyakit Tuberculosis
cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis
pencegahan Penyakit Tuberculosis
cara pengobatan Penyakit Tuberculosis
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

Kata pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yakni Nabi Muhammad SAW.Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang tuberculosis yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini memuat tentang Penyakit tuberculosis yang
sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini kurang
sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
bagi pembaca.Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima
kasih.

Makassar, 7 Oktober 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa,


mycobacterium bovis serta Mycobacterium avium, tetapi lebih sering disebakan
oleh Mycobacterium tuberculosa. Pada tahun 1993, WHO telah mencanangkan
kedaruratan global penyakit tuberkulosis di dunia, karena pada sebagian besar
negara di dunia, penyakit tuberkulosis menjadi tidak terkendali. Di Indonesia
sendiri, penyakit tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang utama. Pada
tahun 1995, hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), menunjukkan bahwa
penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah
penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok
umur.
Di Indonesia sendiri, karena sulitnya mendiagnosa tuberkulosis pada anak, maka
angka kejadian tuiberkulosis pada anak belum diketahui pasti, namun bila angka
kejadian tuberkulosis dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian tuberkulosis
pada anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi karena setiap orang dewasa dengan
BTA positif akan menularkan pada 10-15 orang dilingkungannya, terutama anakanak (Depkes RI, 2002).
Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar
terhadap status kesehatan penghuninya (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan rumah
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyebaran kuman
tuberkulosis. Kuman tuberkulosis dapat hidup selama 1 2 jam bahkan sampai
beberapa hari hingga berminggu-minggu tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang baik, kelembaban, suhu rumah dan kepadatan penghuni
rumah.

B.

Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :


1. Apa pengertian dari penyakit Tuberculosis ?
2. Bagaimana Etiologi dari penyakit Tuberculosis?
3. Apa yang menjadi agent, host dan environment penyakit Tuberculosis ?
4. Faktor apa saja yang mampengaruhi kejadaian penyakit Tuberculosis ?
5. Bagaimana cara penularan Penyakit Tuberculosis ?
6. Bagaimana gejala dari penyakit Tuberculosis ?
7. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis ?
8. Bagaimana pencegahan Penyakit Tuberculosis ?
9. Bagiamana cara pengobatan Penyakit Tuberculosis ?

C.

Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :


1. Untuk Mengetahui pengertian dari penyakit Tuberculosis
2. Untuk Mengetahui Etiologi dari penyakit Tuberculosis
3. Untuk Mengetahui agent, host dan environment dalam penular penyakit
Tuberculosis
4. Untuk Mengetahui Faktor apa saja yang mampengaruhi kejadaian penyakit
Tuberculosis
5. Untuk Mengetahui cara penularan penyakit Tuberculosis
6. Untuk Mengetahui gejala dari penyakit Tuberculosis
7. Untuk Mengetahui Diagnosa penyakit Tuberculosis
8. Untuk Mengetahui Pencegahan Penyakit Tuberculosis
9. Untuk Mengetahui pengobatan Penyakit Tuberculosis

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Tuberculosis (TB)


Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru.

Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningens, ginjal, tulang,
dan nodus limfe (Suddarth, 2003). Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang bervariasi, akibat kuman
mycobacterium tuberkulosis sistemik sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi
terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran pernafasan yang
disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis, (Smeltzer, 2002). dapat
menyimpulkan bahwa, TB Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
mycobakterium tuberculosis yang menyerang saluran pernafasan terutama parenkim paru.

B.

Etiologi Penyakit Tuberculosis


Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman yang

berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 4 m dan tebal 0,3 0,6 m dan digolongkan dalam
basil tahan asam (BTA). (Suyono, 2001)

C. Agent,Host dan Environment Penular Penyakit


Tuberculosis
Teori John Gordon, mengemukakan bahwa timbulnya suatu penyakit sangat dipengaruhi
oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit (agent), penjamu (host), dan lingkungan (environment).
Ketiga faktor penting ini disebut segi tiga epidemiologi (Epidemiologi Triangle), hubungan ketiga
faktor tersebut digambarkan secara sederhana sebagai timbangan yaitu agent penyebab
penyakit pada satu sisi dan penjamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai
penumpunya.Bila agent penyebab penyakit dengan penjamu berada dalam keadaan seimbang, maka
seseorang berada dalam keadaan sehat, perubahan keseimbangan akan menyebabkan seseorang
sehat atau sakit, penurunan daya tahan tubuh akan menyebabkan bobot agent penyebab menjadi
lebih berat sehingga seseorang menjadi sakit, demikian pula bila agent penyakit lebih banyak
atau lebih ganas sedangkan faktor penjamu tetap, maka bobot agent penyebab menjadi lebih
berat. Sebaliknya bila daya tahan tubuh seseorang baik atau meningkat maka ia dalam keadaan
sehat. Apabila faktor lingkungan berubah menjadi cenderung menguntungkan agent penyebab

penyakit, maka orang akan sakit, pada prakteknya seseorang menjadi sakit akibat pengaruh
berbagai faktor berikut :

Agent
Mycobacterium tuberculosis adalah suatu anggota dari famili Mycobacteriaceae dan
termasuk dalam ordo Actinomycetalis. Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah
penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya infeksi tersering.
Masih terdapat Mycobacterium patogen lainnya, misalnya Mycobacterium leprae,
Mycobacterium paratuberkulosis dan Mycobacterium yang dianggap sebagai Mycobacterium non
tuberculosis atau tidak dapat terklasifikasikan (Heinz, 1993).
Di luar tubuh manusia, kuman Mycobacterium tuberculosis hidup baik pada lingkungan
yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari. Mycobacterium tuberculosis
mempunyai panjang 1-4 mikron dan lebar 0,2- 0,8 mikron. Kuman ini melayang diudara dan disebut
droplet nuclei. Kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab, gelap
tanpa sinar matahari sampai bertahun-tahun lamanya. Tetapi kuman tuberkulosis akan mati bila
terkena sinar matahari, sabun, lisol, karbol dan panas api (Atmosukarto & Soewasti, 2000).
Kuman tuberkulosis jika terkena cahaya matahari akan mati dalam waktu 2 jam, selain itu
kuman tersebut akan mati oleh tinctura iodi selama 5 menit dan juga oleh ethanol 80 % dalam
waktu 2 sampai 10 menit serta oleh fenol 5 % dalam waktu 24 jam. Mycobacterium tuberculosis
seperti halnya bakteri lain pada umumnya, akan tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan
kelembaban yang tinggi. Air membentuk lebih dari 80 % volume sel bakteri dan merupakan hal
essensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri. Kelembaban udara yang
meningkat merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen termasuk tuberkulosis.
Mycobacterium tuberculosis memiliki rentang suhu yang disukai, merupakan bakteri
mesofilik yang tumbuh subur dalam rentang 25 40 C, tetapi akan tumbuh secara optimal pada
suhu 31-37 C. Pengetahuan mengenai sifat-sifat agent sangat penting untuk pencegahan dan
penanggulangan penyakit, sifat-sifat tersebut termasuk ukuran, kemampuan berkembang biak,
kematian agent atau daya tahan terhadap pemanasan atau pendinginan.
Agent adalah penyebab yang essensial yang harus ada, apabila penyakit timbul atau
manifest, tetapi agent sendiri tidak sufficient/memenuhi syarat untuk menimbulkan penyakit.
Agent memerlukan dukungan faktor penentu agar penyakit dapat manifest. Agent yang
mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis paru adalah kuman Mycobacterium tuberculosis.
Agent ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pathogenitas, infektifitas dan virulensi.
Pathogenitas adalah daya suatu mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit pada host.
Pathogenitas agent dapat berubah dan tidak sama derajatnya bagi berbagai host. Berdasarkan
sumber yang sama pathogenitas kuman tuberkulosis paru termasuk pada tingkat rendah.
Infektifitas adalah kemampuan suatu mikroba untuk masuk ke dalam tubuh host dan berkembang
biak didalamnya. Berdasarkan sumber yang sama infektifitas kuman tuberkulosis paru termasuk
pada tingkat menengah. Virulensi adalah keganasan suatu mikroba bagi host. Berdasarkan sumber

yang sama virulensi kuman tuberkulosis paru termasuk tingkat tinggi, jadi kuman ini tidak dapat
dianggap remeh begitu saja.

Host
Manusia merupakan reservoar untuk penularan kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman
tuberkulosis menular melalui droplet nuclei. Seorang penderita tuberkulosis dapat menularkan
pada 10-15 orang (Depkes RI, 2002). Menurut penelitian pusat ekologi kesehatan (1991),
menunjukkan tingkat penularan tuberkulosis di lingkungan keluarga penderita cukup tinggi,
dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam rumahnya. Di
dalam rumah dengan ventilasi baik, kuman ini dapat hilang terbawa angin dan akan lebih baik lagi
jika ventilasi ruangannya menggunakan pembersih udara yang bisa menangkap kuman TB.
Menurut penelitian Atmosukarto dari Litbang Kesehatan (2000), didapatkan data bahwa
Tingkat penularan tuberkulosis di lingkungan keluarga penderita cukup tinggi, dimana seorang
penderita rata-rata dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam rumahnya.
Besar resiko terjadinya penularan untuk rumah tangga dengan penderita lebih dari 1
orang adalah 4 kali dibanding rumah tangga dengan hanya 1 orang penderita tuberkulosis.
Hal yang perlu diketahui tentang host atau penjamu meliputi karakteristik; gizi atau daya
tahan tubuh, pertahanan tubuh, higiene pribadi, gejala dan tanda penyakit dan pengobatan.
Karakteristik host dapat dibedakan antara lain; Umur, jenis kelamin, pekerjaan, keturunan,
pekerjaan, keturunan, ras dan gaya hidup.
Host atau penjamu; manusia atau hewan hidup, termasuk burung dan anthropoda yang
dapat memberikan tempat tinggal atau kehidupan untuk agent menular dalam kondisi alam (lawan
dari percobaan). Host untuk kuman tuberkulosis paru adalah manusia dan hewan, tetapi host yang
dimaksud dalam penelitia ini adalah manusia. Beberapa faktor host yang mempengaruhi penularan
penyakit tuberkulosis paru adalah; kekebalan tubuh (alami dan buatan), status gizi, pengaruh
infeksi HIV/AIDS.

Environment
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda mati, benda hidup, nyata
atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen termasuk
host yang lain. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan fisik terdiri dari;
Keadaan geografis (dataran tinggi atau rendah, persawahan dan lain-lain), kelembaban udara,
temperatur atau suhu, lingkungan tempat tinggal.
Adapun lingkungan non fisik meliputi; sosial, budaya, ekonomi dan politik yang mempengaruhi
kebijakan pencegahan dan penanggulangan suatu penyakit.

D.

Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Tuberculosis

Penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status sosial ekonomi,
status gizi, umur dan jenis kelamin untuk lebih jelasnya dapat kita jelaskan seperti uraian
dibawah ini:
1. Faktor Sosial Ekonomi.
Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan tempat penghunian, lingkungan
perumahan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk dapat memudahkan penularan TBC.
Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan penularan TBC, karena pendapatan yang kecil
membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
2. Status Gizi.
Keadaan kekurangan gizi akan mempengaruhi daya tahan tubuh sesoeranga sehingga
rentan terhadap penyakit termasuk TB-Paru. Keadaan ini merupakan faktor penting yang
berpengaruh dinegara miskin, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
3. Umur.
Penyakit TB-Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia produktif (15 50)
tahun. Dewasa ini dengan terjadinya transisi demografi menyebabkan usia harapan hidup lansia
menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut lebih dari 55 tahun sistem imunologis seseorang menurun,
sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TB-Paru.
4. Jenis Kelamin.
Penyakit TB-Paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki dibandingkan
perempuan. Menurut WHO, sedikitnya dalam jangka waktu setahun ada sekitar 1 juta perempuan
yang meninggal akibat TB-Paru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak
terjadi kematian yang disebabkan oleh TB-Paru dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan
persalinan.
Pada jenis kelamin laki-laki penyakit ini lebih tinggi karena merokok tembakau dan minum
alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah terpapar
dengan agent penyebab TB-Paru.

E.

Cara Penularan Penyakit Tuberculosis


Cara penularan tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet) sumber penularan

adalah penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk atau
bersin. Droplet yang mengandung kuman TB dapat bertahan di udara selama beberapa jam, sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam
ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah
percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman, percikan dapat bertahan
selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.

Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan.
Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat
menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe,
saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang
penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat
positif hasil pemeriksaan dahaknya maka makin menular penderita tersebut. Bila hasil
pemeriksaan dahaknya negatif maka penderita tersebut dianggap tidak menular.

F.

Gejala Penyakit Tuberculosis

1. Batuk : Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Dimulai dari batuk kering kemudian
setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada keadaan lanjut
berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada
ulkus dinding bronkus.
2. Sesak nafas (Dyspnea) : Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana
infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
3. Nyeri dada : Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)
4. Demam : Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya
tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman yang masuk.
5. Malaise (keadaan lesu) : Dapat berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), berat badan
menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

G.

Diagnosa Penyakit Tuberculosis


Yang menjadi petunjuk awal dari tuberkulosis adalah foto rontgen dada. Penyakit ini

tampak sebagai daerah putih yang bentuknya tidak teratur dengan latar belakang hitam. Rontgen
juga bisa menunjukkan efusi pleura atau pembesaran jantung (perikarditis).

Pemeriksaan diagnostik untuk tuberkulosis adalah:


Tes kulit tuberkulin, disuntikkan sejumlah kecil protein yang berasal dari bakteri
tuberkulosis ke dalam lapisan kulit (biasanya di lengan). 2 hari kemudian dilakukan pengamatan
pada daerah suntikan, jika terjadi pembengkakand an kemerahan, maka hasilnya adalah positif.
Pemeriksaan dahak, cairan tubuh atau jaringan yang terinfeksi. Dengan ebuah jarum
diambil contoh cairan dari dada, perut, sendi atau sekitar jantung. Mungkin perlu dilakukan biopsi
untuk memperoleh contoh jaringan yang terinfeksi.
Untuk memastikan diagnosis meningitis tuberkulosis, dilakukan pemeriksaan reaksi rantai
polimerase (PCR) terhadap cairan serebrospinalis.Untuk memastikan tuberkulosis ginjal, bisa
dilakukan pemeriksaan PCR terhadap air kemih penderita atau pemeriksaan rontgen dengan zat
warna khusus untuk menggambarkan adanya massa atau rongga abnormal yang disebabkan oleh

tuberkulosis. Kadang perlu dilakukan pengambilan contoh massa tersebut untuk membedakan
antara kanker dan tuberkulosis.
Untuk memastikan diagnosis tuberkulosis pada organ reproduksi wanita, dilakukan
pemeriksaan panggul melalui laparoskopi. Pada kasus-kasus tertentu perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap contoh jaringan hati, kelenjar getah bening atau sumsum tulang.

H.

Pencegahan Penyakit Tuberculosis


Sebenarnya seseorang bisa terhindar dari penyakit TBCdengan berpola hidup yang sehat

dan teratur. Dengan system pola hidup seperti itu diharapkan daya tubuh seseorang akan cukup
kuat untuk membersihkan perlindungan terhadap berbagai macam penyakit. Orang yang benarbenar sehat meskipun ia diserang kuman TBC, diperkirakan tidak akan mempan dan tidak akan
menimbulkan gejala TBC.
Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi penyakit tuberkulosis, mempertahankan
status kesehatan dengan asupan nutrisi yang cukup, minum susu yang telah dilakukan
pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan,
pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil
tuberkulosis virulen.

I.

Pengobatan Penyakit Tuberculosis

Jenis dan dosis OAT (Obat Anti Tuberculosis) :


a. Isoniazid (H)
Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam
keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Efek samping yang mungkin
timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapat
dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek samping ringan dapat berupa
kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai
dosis.
b. Rifampisin (R)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten). Efek samping
rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan
warnam merah atau jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga
atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses
metabolism obat dan tidak berbahaya.
c. Pirazinamid (P)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam.
Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.

d. Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan
nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.
e. Ethambutol (E)
Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa
berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
Agent penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah
penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya infeksi tersering. Mycobacterium
tuberculosis hidup baik pada lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar
matahari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Tuberculosis Untuk terpapar penyakit TBC
pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status sosial ekonomi, status gizi,
umur, jenis kelamin, dan faktor toksis.
Cara penularan tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet) sumber penularan adalah
penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
Pengobatan penyakit Tuberculosis. Terdapat 5 jenis antibotik yang dapat digunakan yaitu
Antibiotik yang paling sering digunakan adalah Isoniazid (H), Rifampicin (R), Pirazinamid (P),
Streptomisin (S) dan Etambutol (E). Jika penderita benar-benar mengikuti pengobatan dengan
teratur, maka tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian paru-paru. Kadang
pembedahan dilakukan untuk membuang nanah atau memperbaiki kelainan bentuk tulang belakang
akibat tuberkulosis.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah dengan kita telah mengetahui apa itu penyakit
Tuberculosis, kita dapat lebih menjaga lagi kesehatan kita yaitu dengan selalu menjaga lingkungan
dan kesehatan diri kita sendiri supaya tetap bersih, mengingat bahwa penyakit ini adalah
penyakit menular yang sangat berbahaya dan angka kematiannya cukup tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
http://fildza.wordpress.com/2008/04/24/penyakit-tuberkulosis/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
http://jundul.wordpress.com/2008/09/14/penularan-tbc/
http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm
http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html
http://www.totalkesehatananda.com/tuberculosis6.html
http://www.scribd.com/doc/32087430/makalah-TBC
http://nawrihaysnainohdamor.blogspot.com/2013/03/makalah-tuberculosis.htm

Anda mungkin juga menyukai