13.59.07459
13.59.07520
13.59.07591
KEMENTERIAN
PERINDUSTRIAN
REPUBLIK
INDONESIA
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur marilah kita kirimkan ke hadirat Allah swt. Karena rahmat dan karunianya-Nya,
akhirnya makalah Kromium ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Malakah unsur transisi kromium ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran kimia
anorganik. Adapun isi dari makalah unsur transisi kromium ini yaitu
mengenai sejarah
penemuan, definisi unsur, sifat fisika dan sifat kimia, kegunaan dari kromium yang ada
disekitar kita. Hal ini semata-mata untuk menambah pengetahuan siswa/i mengenai unsur
transisi kromium ini.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Rini Kusmawati selaku guru mata
pelajaran kimia anorganik, yang telah memberikan tugas makalah ini, untuk menambah
pengetahuan dari siswa dan siswi.
Penulis menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, dan tidak menutup
kemungkinan masih ada beberapa kekurangan. Untuk itu, diperlukan saran dan kritikan yang
membangun dari segala pihak sebagai perbaikan dan penyempurnaan. Demikian semoga makalah ini
memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1
B.
Sejarah......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A.
Sumber Kromium......................................................................................... 3
B.
C. Pembuatan................................................................................................... 4
D. Reaksi Reaksi yang terjadi pada Kromium.................................................4
E.
F.
Manfaat Kromium......................................................................................... 9
Kesimpulan................................................................................................. 13
B.
Saran.......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kromium merupakan salah satu logam berat yang tidak ditemukan di alam
bebas.Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat
toksik, dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr3+.
Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal. Jika
kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit
perut dan muntah. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar pencemar
pada perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi proses biologi, fisika dan
kimia. Pada proses fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke
dalam bak penampung yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini
lebih ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan
penyisihan lumpur. Pada proses kimia, dilakukan dengan menambahkan bahanbahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar misalnya persenyawaan
karbonat.Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat
menyebabkan kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi
terlalu banyak penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan efek kesehatan juga,
misalnya ruam kulit.
Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya dengan potensi
alamnya. Selain itu Indonesia juga sedang melakukan pembangunan negeri. Dalam
pembangunan ini, maka banyak muncul industri sebagai penguat ekonomi. Salah
satunya adalah industri pelapisan logam. Industri ini banyak memberikan manfaat,
tetapi juga meninggalkan banyak pencemaran lingkungan dan penyakit yang
menghinggapi para pekerjanya.
Menurut Mukono, dalam jumlah kecil kromium (Cr) dibutuhkan oleh manusia.
Yaitu sebagai obat penguat stamina untuk beraktivitas sehari-hari dalam jumlah
tertentu. Tetapi akan berbahaya kalau berlebihan terpapar oleh tubuh manusia.
Akibatnya dapat berupa penyakit kronis, berlangsung selama bertahun-tahun, kalau
mengenai salah satu organ tubuh.
Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat menggolongkan
kromium sebagai suatu zat yang bersifat karsinogenik. Pekerja perusahaan yang
menggunakan proses pelapisan kromium berisiko tinggi terimbas pencemaran
kromium. Akumulasi uap yang terhirup saat proses pelapisan kromium bisa
menyebabkan sesak napas dan berujung pada kanker paru-paru. Bukan itu saja,
kulit yang terpapar kromium terus menerus akan menimbulkan ulserasi (borok),
ulserasi pada selaput lendir hidung, vascular effect (pembuluh darah pada aorta
rusak), anemia dan membuat tubuh lesu, menurunkan imunitas tubuh, gangguan
reproduksi dan gangguan ginjal. Sejak 1982, penyakit dermatitis telah menjadi
salah satu dari sepuluh besar penyakit akibat kerja (PAK) berdasarkan potensial
insidens, keparahan dan kemampuan untuk dilakukan pencegahan (NIOSH 1996).
B. Sejarah
Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja,
berkilau, dan keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam.
Nama Kromium berasal dari kata yunani Kroma yang berarti warna, dinamakan
demikian karena banyaknya senyawa berbeda yang diperlihatkan oleh kromium.
Pada 1761, Johann Gottlob Lehmann mengunjungi Mines Beresof di Lereng
Timur dari pegunungan Ural dimana ia memperoleh sampel dari mineral merah
oranye yang disebutnya ujung merah Siberia. Setelah kembali ke St Petersburg
pada tahun 1766, ia menganalisis mineral ini dan menemukan bahwa itu berisi
mineralisasi dengan spar selenitic dan partikel besi. Bahkan mineral itu Crocoite,
sebuah Kromat timbal (PbCrO4).
Pada tahun 1797, Nicholas Louis Vauquelin, professor kimia dan pengujian
di School Of Mines di Paris, menerima beberapa sampel bijih Crocoite. Analisis
berikutnya mengungkapkan unsur logam baru yang disebutnya sebagai Kroma
dan setelahnya disebut Kromium.
Kromium banyak dijumpai di lingkungan baik di udara, air, tanah, tumbuhan
dan hewan. Sumber kromium yang baik di antaranya adalah daging, biji-bijian
(misalnya gandum), rempah-rempah di alam kromium atau krom merupakan dalah
satu logam golongan transisi paling banyak ditemukan dialam dalam bentuk bijih
besi terutama kromit(Fe(CrO2)2) dan bewarna kecoklatan. Kromium merupakan
bijih yang paling murah dan di Indonesia diemukan di Sulawesi Tengah. Selain itu
kromim juga ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru, Turki, Iran, Albania,
Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina.
Ketika krom berada dalam bentuk oksida yaitu antara Cr(II) hingga Cr(VI)
krom menjadi elemen yang berbahaya di pemukaan bumi. Pada umumnya krom
yang bervalensi tiga paling sering dijumpai di alam, selain itu krom bervalensi tiga
memiliki sifat racun yang rendah dibandingkan dengan krom valensi enam. Krom
valensi enam merupakan salah satu material organik pengoksidasi yang tinggi. P
ada daerah perairan, krom berada pada bilangan oksidasi +2, +3, dan +6,
dan tingkat ksidasi yang paling dominan adalah +6. Ketika krom berada pada
tingkat oksiadasi +2 maka krom bersifat tidak stabil selain itu jumlahnya pun
sedikit. Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun.
BAB II PEMBAHASAN
A. Sumber Kromium
Di alam kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas. Selain ditemukan
dalam bijih kromit, kromium juga dapat ditemukan dalam PbCrO4, yang
merupakan mineral kromium dan banyak ditemukan di Rusia, Brazil, Amerika
Serikat, dan Tasmania. Selain itu, kromium juga dapat ditemukan di matahari,
meteorit, kerak batu dan air laut.
Kromium juda dapat di hasilkan dari proses isolasi dilabolatorium,
karena
oksidasi 6 negara. Ini dikonversi menjadi Cr (III) oksida, Cr 2O3 dengan ekstraksi
ke dalam air, curah, hujan, dan reduksi dengan karbon. Oksida kemudian
dikurangi lagi dengan aluminium atau silikon untuk membentuk logam kromium.
Isolasi jenis lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan krom adalah dengan
proses elektroplating. Ini melibatkan pembubaran Cr 2O3 dalam asam sulfat
untuk memberikan suatu elektrolit yang digunakan untuk elektroplating krom.
a. Sifat Kimia
Nomor Atom
Massa Atom
Golongan, periode, blok
Konfigurasi elektron
Jumlah elektron tiap kulit
Afinitas electron
Ikatan energi dalam gas
Panjang Ikatan Cr-Cr
24
51,9961 g/mol
VI B, 4, d
[Ar] 3d5 4s1
2, 8,13, 1
64,3 kJ / mol -1
142,9 5,4 kJ / mol
249 pm
-1.
b.
Sifat
Massa Jenis
Titik Lebur
Titik Didih
Entalpi Peleburan
Panas Penguapan
Entalpi Atomisasi
Kapasitas Kalor (250C)
Konduktivitas Termal
Koefisien ekspansi termal
Kepadatan
linier
Volum Molar
Sifat Resistivitas listrik
Fisika
C. Pembuatan
Logam krom dapat di buat menurut proses Goldschmidt, yaitu menggunakan
bijih Chromite (Cr2O3.FeO), direduksi oleh C. Kemudian mereduksi Cr 2O3 dengan
Aluminium (proses aluminothermy).
Persamaan reaksinya:
4FeCr2O4 + 8Na2CO3 + 7O2
2Na2CrO4+ H2SO4
Na2Cr2O7+ 2C
Cr2O3 + Na2CO3 + CO
Cr2O3
Al2O3
2 Al
2Cr
[merah]
[hijau]
dapat
membentuk
kromium
difluorida,
CrF2,
dan
kromium
tetrafluorida, CrF4.
b. Klorida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3.
2Cr (s) + 3Cl2 (g) 2CrCl3 (s) [merahviolet]
Selain membentuk kromium triklorida, CrCl3, reaksi kromium dengan
klorida juga dapat membentuk kromium diklorida, CrCl2 dan kromium
tetraklorida, CrCl4.
c. Bromida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur bromida, Br2 membentuk CrBr3.
2Cr (s) + 3Br2 (g) 2CrBr3 (s) [sangat hijau]
Selain membentuk kromium tribromida, CrBr3, reaksi kromium dengan
bromida juga dapat membentuk kromium dibromida, CrCl2 dan kromium
tetrabromidaa, CrCl4
d. Iodida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur iodida, I2 membentuk CrI3
2Cr (s) + 3I2 (g) 2CrI3 (s)
[hijau gelap]
juga
tetraiodida, CrI4
6. Sulfida
Reaksi kromium dengan sulfida dapat membentuk beberapa senyawa,
diantanya : kromium sulfida, CrS dan dikromium trisulfida, Cr2S3
7. Nitrida
Reaksi kromium dengan nitrida dapat membentuk senyawa kromium nitrida,
CrN.
8. Karbonil
Reaksi kromium dengan karbonil dapat membentuk senyawa kromium
heksakarbonil, Cr(CO)6. Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur tertentu
membentuk senyawa kompleks, misalnya reaksi kromium dengan kompleks
nitrat membentuk nitrat hexaaquakromium trihidrat, [Cr(NO3)3.9H2O].
penting
kulit.
Senyawa
lainnya
banyak
digunakan
di
atau
penguat
warna.
Dalam
industri
tekstil
sebagai
penerbangan
dan
1. Senyawaan Biner
Anhidrat halida Cr (II) di peroleh melalui aksi HCI, HBr atau I kepada
2
logam 600 sampai 700C,atau melalui reduksi dengan H2 pada 500 sampai
600C. Cr2Cl2 larut dalam air memberikan larutan biru ion Cr2+.
Kromium triklorida CrCl3 yang ungu kemerahan di buat dengan aksi
SOCl2 pada klorida terhidratnya. Bentuk bersepih dari CrC13 di sebabkan oleh
struktur lapisannya.
Oksida alfa-Cr2O3 yang hijau terbentuk pada pembakaran Cr dalam O2,
pada dekomposisi termal CrO3. Oksida hidrat bersifat amfoter dan mudah
klarut dalam asam, menghasilkan [Cr(H2O)6]3+ dan dalam basa pekat
membentuk chromite.
Kromium oksida adalah katalis yang penting bagi berebagai
reaksi yang luas. Kromium(VI) oksida, CrO3 diperoleh sebagai endapan
merah kejinggaan pada penambahan asam sulfat kedalam Na2Cr2O7. Secara
termal tidak stabil diatas titik lelehannya dan keehilangan O 2 menghasilkan
Cr2O3. Strukturnya terdiri atas rantai tidak terhingga Dari tetrahedral CrO4
yang menggunakan sudut-sudutnya. Ia larut dalam air dan sangat beracun.
Interaksi CrO3 dan zat-zat orrganik adalah kuat dan bisa meledak, tetapi
CrO3 digunakan dalam kimia organic sebagai pengoksida, biasanya dalam
asam asetat sebagai pelarut.
2. Kromium (III)
Keadaan oksidasi 3 adalah yang paling stabil, dan sejumlah besar krom
(III) senyawa yang diketahui. Kromium (III) dapat diperoleh dengan melarutkan
unsur kromium dalam asam seperti asam klorida atau asam sulfat. Cr3+ ion
memiliki jari-jari yang sama (0.63 ) untuk Al 3+ ion (jari- jari 0,50 ), sehingga
mereka dapat menggantikan satu sama lain dalam beberapa senyawa, seperti
dalam tawas krom dantawas. Ketika jumlah jejak Cr3+ menggantikan Al3+ di
korundum (aluminium oksida, Al2O3) , berwarna merah ruby terbentuk.
Kromium cenderung membentuk ion kompleks; kromium ion dalam air biasanya
octahedrally dikoordinasikan dengan molekul air untuk membentuk hydrates.
Yang tersedia secara komersial kromium (III) klorida hidrat adalah
kompleks hijau tua [CrCl2 (H2O)4] Cl, tapi dua bentuk lain yang dikenal: hijau
pucat [CrCl(H2O)5]Cl2, dan ungu [Cr(H2O)6]Cl3. Jika air hijau bebas krom (III)
klorida dilarutkan dalam air maka solusi hijau berubah menjadi ungu setelah
beberapa waktu, karena penggantian air untuk klorida di dalam lingkup
koordinasi.
Reaksi semacam ini juga diamati dalam tawas, dan larut air
lainnya.
dehidrasi
membentuk hijau krom (III) oksida (Cr2O3) , yang merupakan oksida stabil
dengan struktur kristal.
4. Kromium (IV)
Senyawa Kromium (IV) (dalam bilangan oksidasi 4) sedikit lebih stabil
daripada krom (V). Senyawa tetrahedral, CrF4, CrCl4, dan CrBr4, dapat
diproduksi oleh bereaksi trihalida (CrX3) dengan kelebihan jumlah halogen
yang sesuai pada temperatur tinggi. Sebagian besar senyawa disproporsionasi
rentan terhadap reaksi dan tidak stabil dalam air.
5. Kromium (V)
Satu-satunya senyawa biner yang sangat volatile, krom (V) fluorida
(CrF5). Padat merah ini memiliki titik lebur 30C dan titik didih 117C, dan
dapat disintesis oleh fluorin bereaksi dengan kromium pada 400C dan
tekanan 200 bar. Peroxochromate Kalium (K3[Cr(O2)4]) dibuat dengan
mereaksikan kalium kromat dengan hidrogen peroksida pada temperatur
rendah. senyawa coklat merah ini stabil pada suhu kamar tetapi terurai secara
spontan pada 150-170 C.
6. Kromium (VI)
Kromium (VI) senyawa oksidan yang kuat, dan, kecuali heksafluorida,
mengandung oksigen sebagai ligan,
chromyl klorida
sepertikromat
anion
(CrO42-) dan
(VI)
dalam
larutan
senyawa
dapat
dideteksi
dengan
F. Manfaat Kromium
Adapun beberapa manfaat dari unsur kromium dalam kehidupan sehari-hari
yaitu antara lain :
1. Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan stainless steel, dan
untuk membentuk paduan
2. Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan yang indah dan
keras, serta untuk mencegah korosi.
3. Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud.
4. Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan
digunakan dalam analisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit
5. Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning
6. Digunakan dalam industri tekstil sebagai mordants
7. Industri yang tahan panas menggunakan kromit untuk membentuk batu bata
dan bentuk, karena memiliki titik lebur yang tinggi, sedang ekspansi termal, dan
stabil struktur kristal
8. Dibidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa
9. digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk mengukur
volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.
10. Digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa
PrCrO4
11. Digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna. Warna yan kerap
digunakan adalah warna merah, yang diperoleh dari kristal aluminium oksida
yang kedalamnya dimasukkan kromium.
12. Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil
pembakaran amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari raksa
tiosianat (HgCNS).
13. Penggunaan utama kromium adalah sebagai paduan logam seperti pada
stainless steel, chrome plating, dan keramik logam.
14. Chrome plating pernah digunakan untuk memberikan lapisan keperakan seperti
cermin pada baja.
15. Kromium digunakan dalam metalurgi sebagai anti korosi dan pemberi kesan
mengkilap.
16. Selain itu, logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, untuk memproduksi
batu rubi sintetis, dan sebagai katalis dalam pencelupan dan penyamakan kulit.
17. Kromium (IV) oksida (CrO2) digunakan untuk pembuatan pita magnetik.
Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan
dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan logam yang keras
dan indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom memberikan warna hijau
emerald pada kaca. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk
batu bata, karena khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif
rendah dan kestabilan struktur kristal.
Beberapa senyawa kromium digunakan sebagai katalis. Misalnya Phillips
katalis untuk produksi polietilen adalah campuran dari kromium dan silikon dioksida
atau campuran dari krom dan titanium dan aluminium oksida. Kromium (IV) oksida
(CrO2) merupakan sebuah magnet senyawa Kromium merupakan logam tahan
korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium
(krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan,
komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis
perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan
sebutan emas putih.
Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat.
Kromium (IV) oksida digunakan untuk pembuatan pita magnetik digunakan dalam
performa tinggi dan standar kaset audio. Asam kromat adalah agen oksidator yang
kuat dan merupakan senyawa yang bermanfaat untuk membersihkan gelas
laboratorium dari setiap senyawa organik. Hal ini disiapkan dengan melarutkan
kalium dikromat dalam asam sulfat pekat, yang kemudian digunakan untuk mencuci
aparat. Natrium dikromat kadang-kadang digunakan karena lebih tinggi kelarutan (5
g/100 ml vs 20 g/100 ml masing-masing). Kalium dikromat merupakan zat kimia
reagen, digunakan dalam membersihkan gelas laboratorium dan sebagai agen
titrating.
pengelasan stainless steel, kromat atau produksi pigmen krom, pelapisan krom,
dan penyamakan kulit. Selain itu, jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang
mengandung kromium akan menimbulkan efek keracunan.
Efek toksik kromium dapat merusak dan mengiritasi hidung, paru-paru,
lambung, dan usus. Dampak jangka panjang yang tinggi dari kromium
menyebabkan kerusakan pada hidung dan paru-paru. Mengonsumsi makanan
berbahan kromium dalam jumlah yang sangat besar, menyebabkan gangguan
perut, bisul, kejang, ginjal, kerusakan hati, dan bahkan kematian.
1. Efek Klinis
Efek dari chromium terhadap kesehatan yakni bisa mengalami gangguan
pernapasan dan juga mengganggu alat pencernaan. Chromium(Vi) dikenal
untuk menyebabkan berbagai kesehatan mempengaruhi. Ketika chromium
merupakan suatu campuran di dalam produk kulit, itu dapat menyebabkan
reaksi alergi, seperti ruam kulit. Setelah bernafas chromium(VI) dapat
menyebabkan gangguan hidung dan mimisan.
2. Keracunan Akut
a. Bila terhirup / inhalasi
Bila debu atau uap kromium terhirup pada konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan iritasi.
b. Bila kontak dengan kulit
Kontak langsung dengan debu atau serbuk kromium dapat menyebabkan
iritasi pada kulit.
c. Bila kontak dengan mata
Kontak langsung dengan debu atau serbuk kromium dapat menyebabkan
iritasi pada mata.
d. Bila tertelan
Logam kromium sangat sulit diabsorbsi melalui saluran pencernaan.
Absorbsi dalam jumlah yang cukup dari beberapa senyawa kromium dapat
menyebabkan pusing, haus berat, sakit perut, muntah, syok, oliguria atau
anuria dan uremia yang mungkin bisa fatal.
3. Keracunan Kronis
a. Bila terhirup / inhalasi
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama dari beberapa senyawa
kromium dilaporkan menyebabkan borok (ulcerasi) dan berlobang
(perforasi) pada nasal septum, iritasi pada tenggorokan dan saluran
pernafasan bagian bawah, gangguan pada saluran pencernaan, tapi hal ini
jarang terjadi, gangguan pada darah, sensitisasi paru, pneumoconiosis atau
fibrosis paru dan efek pada hati hal ini jarang terjadi. Pada hakekatnya efek
ini belum pernah dilaporkan terjadi akibat paparan logam.
b. Bila kontak dengan kulit.
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama dari beberapa senyawa
kromium dilaporkan menyebabkan berbagai tipe dermatitis, termasuk eksim
Chrome holes sensitisasi dan kerusakan kulit dan ginjal. Pada hakekatnya
efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam.
c. Bila kontak dengan mata
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa senyawa
krom dapat menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan
lakrimasi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan
logam.
B. Saran
Mengingat bahaya dan pencemaran yang ditimbulkan oleh kromium pada
industri melalui pemaparan terhadap manusia maupun limbah yang dihasilkan yang
berdampak pada lingkungan, maka pihak industri diharuskan untuk mengelola
limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Kenyataan ini
mendorong pihak industry untuk memilih cara pengolahan yang efektif yang
diharapkan akan mendapatkan kualitas limbah krom yang memenuhi syarat. Selain
itu, penggunaan APD juga diharapkan mampu mengurangi resiko pemaparan
terhadap senyawa bahaya dalam industri.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.academia.edu/9187316/makalah_kimia_logam_berat_kromium_dosen_pem
bimbing_ganis_fia_sartika_universitas_riau_fakultas_matematika_dan_ilmu_pengetahu
an_alam
2. https://aprysilver.wordpress.com/2012/09/06/kromium-Cr/
3. Pracinaira.blogspot.com/2013/03/identifikasi-kualitatif-kuantitatif-cr.html?m=1
4. Mheyrene.blogspot.co.id/2015/06/makalah-kromium.html?m=1