Anda di halaman 1dari 19

KROMIUM

Makalah Kimia Anorganik Tahun Ajaran 2016/2017


oleh Kelompok 4 kelas XIII-9 :
Armita Febrianasari
Hakam Mubarok Lubis
Mutiara Citra Kurniawan

13.59.07459
13.59.07520
13.59.07591

KEMENTERIAN

PERINDUSTRIAN

REPUBLIK

INDONESIA
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor
2016

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur marilah kita kirimkan ke hadirat Allah swt. Karena rahmat dan karunianya-Nya,
akhirnya makalah Kromium ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Malakah unsur transisi kromium ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran kimia
anorganik. Adapun isi dari makalah unsur transisi kromium ini yaitu

mengenai sejarah

penemuan, definisi unsur, sifat fisika dan sifat kimia, kegunaan dari kromium yang ada
disekitar kita. Hal ini semata-mata untuk menambah pengetahuan siswa/i mengenai unsur
transisi kromium ini.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Rini Kusmawati selaku guru mata
pelajaran kimia anorganik, yang telah memberikan tugas makalah ini, untuk menambah
pengetahuan dari siswa dan siswi.

Penulis menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, dan tidak menutup
kemungkinan masih ada beberapa kekurangan. Untuk itu, diperlukan saran dan kritikan yang
membangun dari segala pihak sebagai perbaikan dan penyempurnaan. Demikian semoga makalah ini
memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

Bogor, 8 Agustus 2016

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.

Latar Belakang............................................................................................. 1

B.

Sejarah......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
A.

Sumber Kromium......................................................................................... 3

B.

Sifat Sifat Kromium.................................................................................... 3

C. Pembuatan................................................................................................... 4
D. Reaksi Reaksi yang terjadi pada Kromium.................................................4
E.

Senyawa Senyawa Kromium......................................................................6

F.

Manfaat Kromium......................................................................................... 9

G. Dampak dari Kromium............................................................................... 11


BAB III PENUTUP.................................................................................................. 13
A.

Kesimpulan................................................................................................. 13

B.

Saran.......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kromium merupakan salah satu logam berat yang tidak ditemukan di alam
bebas.Logam krom (Cr) adalah salah satu jenis polutan logam berat yang bersifat
toksik, dalam tubuh logam krom biasanya berada dalam keadaan sebagai ion Cr3+.
Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver) dan ginjal. Jika
kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit
perut dan muntah. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar pencemar
pada perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi proses biologi, fisika dan
kimia. Pada proses fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke
dalam bak penampung yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini
lebih ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan
penyisihan lumpur. Pada proses kimia, dilakukan dengan menambahkan bahanbahan kimia untuk mengendapkan zat pencemar misalnya persenyawaan
karbonat.Kromium (III) adalah esensial bagi manusia dan kekurangan dapat
menyebabkan kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan diabetes. Tapi
terlalu banyak penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan efek kesehatan juga,
misalnya ruam kulit.
Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya dengan potensi
alamnya. Selain itu Indonesia juga sedang melakukan pembangunan negeri. Dalam
pembangunan ini, maka banyak muncul industri sebagai penguat ekonomi. Salah
satunya adalah industri pelapisan logam. Industri ini banyak memberikan manfaat,
tetapi juga meninggalkan banyak pencemaran lingkungan dan penyakit yang
menghinggapi para pekerjanya.
Menurut Mukono, dalam jumlah kecil kromium (Cr) dibutuhkan oleh manusia.
Yaitu sebagai obat penguat stamina untuk beraktivitas sehari-hari dalam jumlah
tertentu. Tetapi akan berbahaya kalau berlebihan terpapar oleh tubuh manusia.
Akibatnya dapat berupa penyakit kronis, berlangsung selama bertahun-tahun, kalau
mengenai salah satu organ tubuh.
Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat menggolongkan
kromium sebagai suatu zat yang bersifat karsinogenik. Pekerja perusahaan yang
menggunakan proses pelapisan kromium berisiko tinggi terimbas pencemaran
kromium. Akumulasi uap yang terhirup saat proses pelapisan kromium bisa
menyebabkan sesak napas dan berujung pada kanker paru-paru. Bukan itu saja,
kulit yang terpapar kromium terus menerus akan menimbulkan ulserasi (borok),
ulserasi pada selaput lendir hidung, vascular effect (pembuluh darah pada aorta
rusak), anemia dan membuat tubuh lesu, menurunkan imunitas tubuh, gangguan
reproduksi dan gangguan ginjal. Sejak 1982, penyakit dermatitis telah menjadi
salah satu dari sepuluh besar penyakit akibat kerja (PAK) berdasarkan potensial
insidens, keparahan dan kemampuan untuk dilakukan pencegahan (NIOSH 1996).

B. Sejarah
Kromium merupakan unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja,
berkilau, dan keras. Kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas di alam.
Nama Kromium berasal dari kata yunani Kroma yang berarti warna, dinamakan
demikian karena banyaknya senyawa berbeda yang diperlihatkan oleh kromium.
Pada 1761, Johann Gottlob Lehmann mengunjungi Mines Beresof di Lereng
Timur dari pegunungan Ural dimana ia memperoleh sampel dari mineral merah
oranye yang disebutnya ujung merah Siberia. Setelah kembali ke St Petersburg
pada tahun 1766, ia menganalisis mineral ini dan menemukan bahwa itu berisi
mineralisasi dengan spar selenitic dan partikel besi. Bahkan mineral itu Crocoite,
sebuah Kromat timbal (PbCrO4).
Pada tahun 1797, Nicholas Louis Vauquelin, professor kimia dan pengujian
di School Of Mines di Paris, menerima beberapa sampel bijih Crocoite. Analisis
berikutnya mengungkapkan unsur logam baru yang disebutnya sebagai Kroma
dan setelahnya disebut Kromium.
Kromium banyak dijumpai di lingkungan baik di udara, air, tanah, tumbuhan
dan hewan. Sumber kromium yang baik di antaranya adalah daging, biji-bijian
(misalnya gandum), rempah-rempah di alam kromium atau krom merupakan dalah
satu logam golongan transisi paling banyak ditemukan dialam dalam bentuk bijih
besi terutama kromit(Fe(CrO2)2) dan bewarna kecoklatan. Kromium merupakan
bijih yang paling murah dan di Indonesia diemukan di Sulawesi Tengah. Selain itu
kromim juga ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru, Turki, Iran, Albania,
Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina.
Ketika krom berada dalam bentuk oksida yaitu antara Cr(II) hingga Cr(VI)
krom menjadi elemen yang berbahaya di pemukaan bumi. Pada umumnya krom
yang bervalensi tiga paling sering dijumpai di alam, selain itu krom bervalensi tiga
memiliki sifat racun yang rendah dibandingkan dengan krom valensi enam. Krom
valensi enam merupakan salah satu material organik pengoksidasi yang tinggi. P
ada daerah perairan, krom berada pada bilangan oksidasi +2, +3, dan +6,
dan tingkat ksidasi yang paling dominan adalah +6. Ketika krom berada pada
tingkat oksiadasi +2 maka krom bersifat tidak stabil selain itu jumlahnya pun
sedikit. Semua senyawa kromium dapat dikatakan beracun.

Kromium memiliki beberapa istop. Diantara isotop-isotop kromium, ada


beberapa isotop kromium yang digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang
digunakan untuk mengukur volume darah dan kelangsungan hidup sel darah
merah.

BAB II PEMBAHASAN
A. Sumber Kromium
Di alam kromium tidak ditemukan sebagai logam bebas. Selain ditemukan
dalam bijih kromit, kromium juga dapat ditemukan dalam PbCrO4, yang
merupakan mineral kromium dan banyak ditemukan di Rusia, Brazil, Amerika
Serikat, dan Tasmania. Selain itu, kromium juga dapat ditemukan di matahari,
meteorit, kerak batu dan air laut.
Kromium juda dapat di hasilkan dari proses isolasi dilabolatorium,
karena

kromium begitu mudah tersedia secara komersial. Seperti telah

disebutkan sebelumnya, bahwa sumber yang paling berguna dari komersial


kromium adalah bijih kromit, FeCr2O4. Oksidasi bijih ini melalui udara dalam
cairan alkali memberikan natrium kromat, Na2CrO4

di mana kromium dalam

oksidasi 6 negara. Ini dikonversi menjadi Cr (III) oksida, Cr 2O3 dengan ekstraksi
ke dalam air, curah, hujan, dan reduksi dengan karbon. Oksida kemudian
dikurangi lagi dengan aluminium atau silikon untuk membentuk logam kromium.
Isolasi jenis lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan krom adalah dengan
proses elektroplating. Ini melibatkan pembubaran Cr 2O3 dalam asam sulfat
untuk memberikan suatu elektrolit yang digunakan untuk elektroplating krom.

B. Sifat Sifat Kromium


Beberapa karakteristik yang dapat dilihat dari unsur kromium yaitu :
1. Logam berwarna putih dan keras
2. Tahan terhadap korosi (digunakan sebagai bahan pelapis melalui proses
elektroplating).
3. Larut dalam asam-asam mineral (HCl, H2SO4)
4. Pada temperatur yang terkontrol kromium dapat bereaksi dengan unsur
halogen, belerang silikon, boron, nitrogen, karbon dan oksigen.

a. Sifat Kimia
Nomor Atom
Massa Atom
Golongan, periode, blok
Konfigurasi elektron
Jumlah elektron tiap kulit
Afinitas electron
Ikatan energi dalam gas
Panjang Ikatan Cr-Cr

24
51,9961 g/mol
VI B, 4, d
[Ar] 3d5 4s1
2, 8,13, 1
64,3 kJ / mol -1
142,9 5,4 kJ / mol
249 pm

-1.

b.
Sifat

Massa Jenis
Titik Lebur
Titik Didih
Entalpi Peleburan
Panas Penguapan
Entalpi Atomisasi
Kapasitas Kalor (250C)
Konduktivitas Termal
Koefisien ekspansi termal
Kepadatan
linier
Volum Molar
Sifat Resistivitas listrik

7,15 g/cm3 (250C)


2180 K, 19070C, 3465 F
2944 K, 26710C, 4840 F
20,5 kJ mol -1
339 kJ mol -1
397 kJ mol -1
23,25 J/mol.K
94 W m -1 K -1
4,9 x 10 -6 K -1
7,140 kg m -3
7,23 cm 3
12,7 10 -8 m

Fisika

C. Pembuatan
Logam krom dapat di buat menurut proses Goldschmidt, yaitu menggunakan
bijih Chromite (Cr2O3.FeO), direduksi oleh C. Kemudian mereduksi Cr 2O3 dengan
Aluminium (proses aluminothermy).
Persamaan reaksinya:
4FeCr2O4 + 8Na2CO3 + 7O2

8Na2CrO4 + 2Fe2O3 + 8CO2

2Na2CrO4+ H2SO4

Na2Cr2O7 + Na2SO4 + H2O

Na2Cr2O7+ 2C

Cr2O3 + Na2CO3 + CO

Cr2O3

Al2O3

2 Al

2Cr

Pada proses ini menghasilkan Kromium dengan kemurnian 97-99%.

D. Reaksi Reaksi yang terjadi pada Kromium


1. Reaksi Kromium dengan udara
Logam kromium tidak bereaksi dengan udara dalam suhu ruang.
2. Reaksi Kromium dengan air
Logam kromium tidak bereaksi dengan air dalam suhu kamar.

3. Reaksi kromium dengan halogen


a. Fluorida
Kromium bereaksi langsung dengan fluorin, F2, pada suhu 400C, dan
200 - 300 atmosfer untuk membentuk kromium (VI) fluorida, CrF6.

Cr (s) + 3F2 (g) CrF6 (s)


Di bawah kondisi ringan, kromium (V) bereaksi dengan fluorida, membentuk
CRF5
2Cr (s) + 5F2 (g) 2CrF5 (s)

[merah]

2Cr (s) + 3F2 (g) 2CrF3 (s)

[hijau]

Selain membentuk kromium heksafluorida, CrF6, kromium trifluorida,


CrF3 dan kromium pentafluorida, CrF5, reaksi kromium dengan fluorida
juga

dapat

membentuk

kromium

difluorida,

CrF2,

dan

kromium

tetrafluorida, CrF4.
b. Klorida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur klorin, Cl2 membentuk CrCl3.
2Cr (s) + 3Cl2 (g) 2CrCl3 (s) [merahviolet]
Selain membentuk kromium triklorida, CrCl3, reaksi kromium dengan
klorida juga dapat membentuk kromium diklorida, CrCl2 dan kromium
tetraklorida, CrCl4.
c. Bromida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur bromida, Br2 membentuk CrBr3.
2Cr (s) + 3Br2 (g) 2CrBr3 (s) [sangat hijau]
Selain membentuk kromium tribromida, CrBr3, reaksi kromium dengan
bromida juga dapat membentuk kromium dibromida, CrCl2 dan kromium
tetrabromidaa, CrCl4
d. Iodida
Di bawah kondisi yang masih ringan, logam kromium dapat bereaksi
dengan unsur iodida, I2 membentuk CrI3
2Cr (s) + 3I2 (g) 2CrI3 (s)

[hijau gelap]

Selain membentuk kromium triiodida, CrI3, reaksi kromium dengan


iodida

juga

tetraiodida, CrI4

dapat membentuk kromium diiodida, CrI2 dan kromium

4. Reaksi kromium dengan asam


Logam kromium larut dalam asam klorida encer membentuk larutan Cr(II)
serta gas hidrogen, H2. Dalam keadaan tertentu, Cr(II) hadir sebagai ion
kompleks [Cr(OH2)6]2+. Hasil yang sama terlihat untuk asam sulfat, tetapi
kromium murni tahan terhadap serangan. Logam kromium tidak bereaksi
dengan asam nitrat, HNO3. Contoh reaksi kromium dengan asam klorida:
Cr(s) + 2HCl(aq) Cr 2+ (aq) + 2Cl - (aq) + H2 (g)
5. Oksida
Reaksi kromium dengan oksida dapat membentuk beberapa senyawa,
diantanya: Kromium dioksida, CrO2, Kromium trioksida, CrO3, Dikromium
trioksida, Cr2O3 dan Trikromium tetraoksida, Cr3O4.

6. Sulfida
Reaksi kromium dengan sulfida dapat membentuk beberapa senyawa,
diantanya : kromium sulfida, CrS dan dikromium trisulfida, Cr2S3

7. Nitrida
Reaksi kromium dengan nitrida dapat membentuk senyawa kromium nitrida,
CrN.

8. Karbonil
Reaksi kromium dengan karbonil dapat membentuk senyawa kromium
heksakarbonil, Cr(CO)6. Kromium juga dapat bereaksi dengan unsur tertentu
membentuk senyawa kompleks, misalnya reaksi kromium dengan kompleks
nitrat membentuk nitrat hexaaquakromium trihidrat, [Cr(NO3)3.9H2O].

E. Senyawa Senyawa Kromium


Senyawa komponen khrom berwarna. Kebanyakan senyawa khromat
yang

penting

adalah natrium dan kalium, dikromat, dan garam dan

ammonium dari campuran aluminum dengan khrom .


Dikhromat bersifat sebagai zat oksidator dalam analisis kuantitatif, juga
dalam proses pemucatan

kulit.

Senyawa

lainnya

banyak

digunakan

di

industri; timbal khromat berwarna kuning khrom, merupakan pigmen yang


sangat berharga. Senyawa khrom digunakan dalam industri
mordan

atau

penguat

warna.

Dalam

industri

tekstil

sebagai

penerbangan

dan

lainnya,senyawa khrom berguna untuk melapisi aluminum.

1. Senyawaan Biner
Anhidrat halida Cr (II) di peroleh melalui aksi HCI, HBr atau I kepada
2
logam 600 sampai 700C,atau melalui reduksi dengan H2 pada 500 sampai
600C. Cr2Cl2 larut dalam air memberikan larutan biru ion Cr2+.
Kromium triklorida CrCl3 yang ungu kemerahan di buat dengan aksi
SOCl2 pada klorida terhidratnya. Bentuk bersepih dari CrC13 di sebabkan oleh
struktur lapisannya.
Oksida alfa-Cr2O3 yang hijau terbentuk pada pembakaran Cr dalam O2,
pada dekomposisi termal CrO3. Oksida hidrat bersifat amfoter dan mudah
klarut dalam asam, menghasilkan [Cr(H2O)6]3+ dan dalam basa pekat
membentuk chromite.
Kromium oksida adalah katalis yang penting bagi berebagai
reaksi yang luas. Kromium(VI) oksida, CrO3 diperoleh sebagai endapan
merah kejinggaan pada penambahan asam sulfat kedalam Na2Cr2O7. Secara
termal tidak stabil diatas titik lelehannya dan keehilangan O 2 menghasilkan
Cr2O3. Strukturnya terdiri atas rantai tidak terhingga Dari tetrahedral CrO4
yang menggunakan sudut-sudutnya. Ia larut dalam air dan sangat beracun.
Interaksi CrO3 dan zat-zat orrganik adalah kuat dan bisa meledak, tetapi
CrO3 digunakan dalam kimia organic sebagai pengoksida, biasanya dalam
asam asetat sebagai pelarut.

2. Kromium (III)

Keadaan oksidasi 3 adalah yang paling stabil, dan sejumlah besar krom
(III) senyawa yang diketahui. Kromium (III) dapat diperoleh dengan melarutkan
unsur kromium dalam asam seperti asam klorida atau asam sulfat. Cr3+ ion
memiliki jari-jari yang sama (0.63 ) untuk Al 3+ ion (jari- jari 0,50 ), sehingga
mereka dapat menggantikan satu sama lain dalam beberapa senyawa, seperti
dalam tawas krom dantawas. Ketika jumlah jejak Cr3+ menggantikan Al3+ di
korundum (aluminium oksida, Al2O3) , berwarna merah ruby terbentuk.
Kromium cenderung membentuk ion kompleks; kromium ion dalam air biasanya
octahedrally dikoordinasikan dengan molekul air untuk membentuk hydrates.
Yang tersedia secara komersial kromium (III) klorida hidrat adalah
kompleks hijau tua [CrCl2 (H2O)4] Cl, tapi dua bentuk lain yang dikenal: hijau
pucat [CrCl(H2O)5]Cl2, dan ungu [Cr(H2O)6]Cl3. Jika air hijau bebas krom (III)
klorida dilarutkan dalam air maka solusi hijau berubah menjadi ungu setelah
beberapa waktu, karena penggantian air untuk klorida di dalam lingkup
koordinasi.

Reaksi semacam ini juga diamati dalam tawas, dan larut air

lainnya.

3. Kromium (III) garam


Reaksi sebaliknya dapat dirangsang dengan memanaskan larutan.
Kromium (III) hidroksida (Cr(OH)3) adalah amfoter, larut dalam asam solusi
untukmembentuk [Cr(H 2O)6]3+, dan dalam solusi dasar untuk membentuk
[Cr(OH)6]3-.

Hal ini mengalami

dehidrasi

dengan pemanasan untuk

membentuk hijau krom (III) oksida (Cr2O3) , yang merupakan oksida stabil
dengan struktur kristal.

4. Kromium (IV)
Senyawa Kromium (IV) (dalam bilangan oksidasi 4) sedikit lebih stabil
daripada krom (V). Senyawa tetrahedral, CrF4, CrCl4, dan CrBr4, dapat
diproduksi oleh bereaksi trihalida (CrX3) dengan kelebihan jumlah halogen
yang sesuai pada temperatur tinggi. Sebagian besar senyawa disproporsionasi
rentan terhadap reaksi dan tidak stabil dalam air.

5. Kromium (V)
Satu-satunya senyawa biner yang sangat volatile, krom (V) fluorida
(CrF5). Padat merah ini memiliki titik lebur 30C dan titik didih 117C, dan
dapat disintesis oleh fluorin bereaksi dengan kromium pada 400C dan
tekanan 200 bar. Peroxochromate Kalium (K3[Cr(O2)4]) dibuat dengan
mereaksikan kalium kromat dengan hidrogen peroksida pada temperatur
rendah. senyawa coklat merah ini stabil pada suhu kamar tetapi terurai secara
spontan pada 150-170 C.

6. Kromium (VI)
Kromium (VI) senyawa oksidan yang kuat, dan, kecuali heksafluorida,
mengandung oksigen sebagai ligan,
chromyl klorida

sepertikromat

anion

(CrO42-) dan

(CrO2Cl2). Kromat industri dihasilkan oleh memanggang

oksidatif darikromit bijih dengan kalsium atau natrium karbonat.


Kromium

(VI)

dalam

larutan

senyawa

dapat

dideteksi

dengan

menambahkan asam peroksida hydrogen . Merah gelap kromium (VI) oksida


CrO3, asam anhidrida dari asam krom, adalah industri dijual sebagai "chromic
asam". Hal ini dapat diproduksi dengan mencampurkan asam sulfat dengan
dikromat, dan merupakan agen oksidasi yang sangat kuat.

F. Manfaat Kromium
Adapun beberapa manfaat dari unsur kromium dalam kehidupan sehari-hari
yaitu antara lain :
1. Digunakan untuk mengeraskan baja, untuk pembuatan stainless steel, dan
untuk membentuk paduan
2. Digunakan dalam plating untuk menghasilkan permukaan yang indah dan
keras, serta untuk mencegah korosi.
3. Digunakan untuk memberi warna hijau pada kaca zamrud.
4. Digunakan sebagai katalis. seperti K2Cr2O7 merupakan agen oksidasi dan
digunakan dalam analisis kuantitatif dan juga dalam penyamakan kulit
5. Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning
6. Digunakan dalam industri tekstil sebagai mordants

7. Industri yang tahan panas menggunakan kromit untuk membentuk batu bata
dan bentuk, karena memiliki titik lebur yang tinggi, sedang ekspansi termal, dan
stabil struktur kristal
8. Dibidang biologi kromium memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa
9. digunakan untuk aplikasi medis, seperti Cr-51 yang digunakan untuk mengukur
volume darah dan kelangsungan hidup sel darah merah.
10. Digunakan sebagai pigmen merah untuk cat minyak, khususnya senyawa
PrCrO4
11. Digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna. Warna yan kerap
digunakan adalah warna merah, yang diperoleh dari kristal aluminium oksida
yang kedalamnya dimasukkan kromium.
12. Bahan baku dalam pembuatan kembang api. Hal ini diperoleh dari Hasil
pembakaran amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7, yang berisi pellet dari raksa
tiosianat (HgCNS).
13. Penggunaan utama kromium adalah sebagai paduan logam seperti pada
stainless steel, chrome plating, dan keramik logam.
14. Chrome plating pernah digunakan untuk memberikan lapisan keperakan seperti
cermin pada baja.
15. Kromium digunakan dalam metalurgi sebagai anti korosi dan pemberi kesan
mengkilap.
16. Selain itu, logam ini juga digunakan pada pewarna dan cat, untuk memproduksi
batu rubi sintetis, dan sebagai katalis dalam pencelupan dan penyamakan kulit.
17. Kromium (IV) oksida (CrO2) digunakan untuk pembuatan pita magnetik.
Khrom digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan
membentuk banyak alloy (logam campuran) yang berguna. Kebanyakan digunakan
dalam proses pelapisan logam untuk menghasilkan permukaan logam yang keras
dan indah dan juga dapat mencegah korosi. Khrom memberikan warna hijau
emerald pada kaca. Industri refraktori menggunakan khromit untuk membentuk
batu bata, karena khromit memiliki titik cair yang tinggi, pemuaian yang relatif
rendah dan kestabilan struktur kristal.
Beberapa senyawa kromium digunakan sebagai katalis. Misalnya Phillips
katalis untuk produksi polietilen adalah campuran dari kromium dan silikon dioksida
atau campuran dari krom dan titanium dan aluminium oksida. Kromium (IV) oksida
(CrO2) merupakan sebuah magnet senyawa Kromium merupakan logam tahan
korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium
(krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan,
komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor, maupun sebagai pelapis
perhiasan seperti emas, emas yang dilapisi oleh kromium ini lebih dikenal dengan
sebutan emas putih.
Perpaduan Kromium dengan besi dan nikel menghasilkan baja tahan karat.
Kromium (IV) oksida digunakan untuk pembuatan pita magnetik digunakan dalam
performa tinggi dan standar kaset audio. Asam kromat adalah agen oksidator yang
kuat dan merupakan senyawa yang bermanfaat untuk membersihkan gelas
laboratorium dari setiap senyawa organik. Hal ini disiapkan dengan melarutkan
kalium dikromat dalam asam sulfat pekat, yang kemudian digunakan untuk mencuci
aparat. Natrium dikromat kadang-kadang digunakan karena lebih tinggi kelarutan (5
g/100 ml vs 20 g/100 ml masing-masing). Kalium dikromat merupakan zat kimia
reagen, digunakan dalam membersihkan gelas laboratorium dan sebagai agen
titrating.

Dalam industri logam, kromium terutama digunakan untuk membuat paduan


(aliase) dengan besi, nikel, dan kobalt. Penambahan kromium memberikan
kekuatan dan kekerasan serta sifat tahan karat pada paduan logam. Baja tahan
karat (stainless steels) mengandung sekitar 14% kromium. Oleh karena
kekerasannya, paduan kromium dengan kobalt dan tungsten (wolfram) digunakan
untuk membuat mesin potong cepat. Kromium digunakan dalam membuat berbagai
macam pernik kendaraan bermotor karena sangat mengkilap. Penggunaan
kromium sebagai refraktori terutama karena mempunyai titik leleh yang tinggi
(1857C), koefisien muai yang tidak terlalu besar dan mempunyai bentuk kristal
yang stabil.
Kromium digunakan untuk melapisi baja untuk variasi (pernik) kendaraan
bermotor dan untuk tujuan dekoratif lainnya. Pelapisan itu dilakukan secara
elektrolisis, yaitu dengan electroplating. Untuk tujuan itu digunakan senyawa
kromium dengan tingkat oksidasi +6. Dalam prosesnya, kromium mula-mula
direduksi menjadi Cr+ baru kemudian menjadi kromium. Akan tetapi, jika larutan
yang digunakan adalah Cr3+, ternyata pelapisan tidak teijadi. Hal itu disebabkan ion
Cr3* dalam air terikat sebagi ion kompleks yang stabil, yaitu [Cr(H 2O)6]3+. Ion
kompleks ini tidak mudah direduksi. Jika yang digunakan adalah Cr 6+, maka ion
Cr3"1" terbentuk dalam suatu lapisan di permukaan logam dan tidak lagi bereaksi
dengan air, melainkan langsung direduksi menjadi unsur kromium (Cr).

G.Dampak dari Kromium


Adapun beberapa dampak dari unsur kromium dalam kehidupan sehari-hari
yaitu antara lain :
1. Kromium (III) adalah esensial bagi manusia. Kekurangannya yaitu dapat
menyebabkan gangguan pada kondisi jantung, gangguan dari metabolisme dan
diabetes. Dan jika terlalu banyak penyerapan kromium (III) dapat menyebabkan
efek kesehatan, misalnya ruam kulit.
2. Kromium (IV) adalah unsur kromium yang berbahaya bagi kesehatan manusia,
terutama bagi orang-orang yang bekerja di industri baja dan tekstil. Orang yang
merokok tembakau juga memiliki kesempatan yang lebih tinggi terpapar
kromium.
3. Kromium (VI) dapat menyebabkan berbagai efek kesehatan. sebuah senyawa
dalam produk kulit, dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Pada
saat bernapas ada krom(VI) dapat menyebabkan iritasi dan hidung mimisan.
Masalah kesehatan lainnya yangdisebabkan oleh kromium (VI) yaitu seperti,
Kulit ruam, Sakit perut dan bisul, Masalah pernapasan, Sistem kekebalan yang
lemah, Ginjal dan kerusakan hati, Perubahan materi genetik, Kanker paru-paru
dan yang lebih berbahaya yaitu Kematian.
Adapun efek yang ditimbulkan dari adanya unsur kromium dalam kehidupan
sehari hari. Efek efek tersebut dapat menimbulkan keracunan. Efek racun akan
timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang terkontaminasi, misalnya dalam

pengelasan stainless steel, kromat atau produksi pigmen krom, pelapisan krom,
dan penyamakan kulit. Selain itu, jika menghirup serbuk gergaji dari kayu yang
mengandung kromium akan menimbulkan efek keracunan.
Efek toksik kromium dapat merusak dan mengiritasi hidung, paru-paru,
lambung, dan usus. Dampak jangka panjang yang tinggi dari kromium
menyebabkan kerusakan pada hidung dan paru-paru. Mengonsumsi makanan
berbahan kromium dalam jumlah yang sangat besar, menyebabkan gangguan
perut, bisul, kejang, ginjal, kerusakan hati, dan bahkan kematian.
1. Efek Klinis
Efek dari chromium terhadap kesehatan yakni bisa mengalami gangguan
pernapasan dan juga mengganggu alat pencernaan. Chromium(Vi) dikenal
untuk menyebabkan berbagai kesehatan mempengaruhi. Ketika chromium
merupakan suatu campuran di dalam produk kulit, itu dapat menyebabkan
reaksi alergi, seperti ruam kulit. Setelah bernafas chromium(VI) dapat
menyebabkan gangguan hidung dan mimisan.
2. Keracunan Akut
a. Bila terhirup / inhalasi
Bila debu atau uap kromium terhirup pada konsentrasi tinggi dapat
menyebabkan iritasi.
b. Bila kontak dengan kulit
Kontak langsung dengan debu atau serbuk kromium dapat menyebabkan
iritasi pada kulit.
c. Bila kontak dengan mata
Kontak langsung dengan debu atau serbuk kromium dapat menyebabkan
iritasi pada mata.
d. Bila tertelan
Logam kromium sangat sulit diabsorbsi melalui saluran pencernaan.
Absorbsi dalam jumlah yang cukup dari beberapa senyawa kromium dapat
menyebabkan pusing, haus berat, sakit perut, muntah, syok, oliguria atau
anuria dan uremia yang mungkin bisa fatal.
3. Keracunan Kronis
a. Bila terhirup / inhalasi
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama dari beberapa senyawa
kromium dilaporkan menyebabkan borok (ulcerasi) dan berlobang
(perforasi) pada nasal septum, iritasi pada tenggorokan dan saluran
pernafasan bagian bawah, gangguan pada saluran pencernaan, tapi hal ini
jarang terjadi, gangguan pada darah, sensitisasi paru, pneumoconiosis atau
fibrosis paru dan efek pada hati hal ini jarang terjadi. Pada hakekatnya efek
ini belum pernah dilaporkan terjadi akibat paparan logam.
b. Bila kontak dengan kulit.
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama dari beberapa senyawa
kromium dilaporkan menyebabkan berbagai tipe dermatitis, termasuk eksim
Chrome holes sensitisasi dan kerusakan kulit dan ginjal. Pada hakekatnya
efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam.
c. Bila kontak dengan mata
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa senyawa
krom dapat menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan

lakrimasi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan
logam.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
1. Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Crdan nomor atom 24.
2. Jalur pemajanan kromium melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan dan
kulit.
3. Kromium adalah elemen yang secara alamiah ditemukan dalam konsentrasi yang
rendah di batuan, hewan, tanaman, tanah, debu vulkanik dan juga gas. Kromium
terdapat di alam dalam beberapa bentuk senyawa yang berbeda. Bentuk yang
paling umum adalah kromium (0), kromium (III) dan kromium (VI). Kromium (VI)
dan kromium (0) umumnya dihasilkan dari proses industri.
4. Efek racun akan timbul, jika menghirup udara tempat kerja yang terkontaminasi,
misalnya dalam pengelasan stainless steel, kromat atau produksi pigmen krom,
pelapisan krom, dan penyamakan kulit. Selain itu, jika menghirup serbuk gergaji
dari kayu yang mengandung kromium akan menimbulkan efek keracunan. Efek
toksik kromium dapat merusak dan mengiritasi hidung, paru-paru, lambung,
dan usus. Dampak jangka panjang yang tinggi dari kromium menyebabkan
kerusakan pada hidung dan paru-paru.

B. Saran
Mengingat bahaya dan pencemaran yang ditimbulkan oleh kromium pada
industri melalui pemaparan terhadap manusia maupun limbah yang dihasilkan yang
berdampak pada lingkungan, maka pihak industri diharuskan untuk mengelola
limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Kenyataan ini
mendorong pihak industry untuk memilih cara pengolahan yang efektif yang
diharapkan akan mendapatkan kualitas limbah krom yang memenuhi syarat. Selain
itu, penggunaan APD juga diharapkan mampu mengurangi resiko pemaparan
terhadap senyawa bahaya dalam industri.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.academia.edu/9187316/makalah_kimia_logam_berat_kromium_dosen_pem
bimbing_ganis_fia_sartika_universitas_riau_fakultas_matematika_dan_ilmu_pengetahu
an_alam
2. https://aprysilver.wordpress.com/2012/09/06/kromium-Cr/
3. Pracinaira.blogspot.com/2013/03/identifikasi-kualitatif-kuantitatif-cr.html?m=1
4. Mheyrene.blogspot.co.id/2015/06/makalah-kromium.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai