Anda di halaman 1dari 32

Rochim B.

Cahyono
Depart of. Chemical Engineering
Gadjah Mada University Yogyakarta
rochimbakti@chemeng.ugm.ac.id

Peralatan Pengendalian Pencemaran Udara


(mengurangi emisi dari partikulat dan gas)
Mekanisme pengendalian :
- Partikulat : secara fisik (penyaringan, perbedaan
medan magnet, penangkapan, dll)
- Gas : secara kimiawi (pelarutan, penyerapan, dll)

Faktor pertimbangan pemilihan


Jenis proses produksi yang akan dikendalikan
Beban dan konsentrasi outlet yang diperlukan
Kelembaban dan temperatur inlet
Jenis partikulat yang akan dikumpulkan
Konsentrasi debu pada inlet
Volume inlet

PENGERTIAN PARTIKULAT
Partikulat adalah padatan atau cairan yang
terdispersi di udara dan berukuran lebih besar dari
sebuah molekul tunggal (0,0002 m) dan lebih
kecil dari 500 m.
Partikulat dapat berupa asap, debu dan uap yang dapat
tinggal di atmosfer dalam waktu yang lama.
Partikulat merupakan jenis pencemar yang bisa bersifat
primer ataupun sekunder tergantung dari aerosolnya
Pembanding :
pasir berukuran 20 2000 m,
kerikil > 2000 m,
rambut normal berukuran 50 m,
dan halaman buku sekitar 75 - 100
m.

Partikulat terdiri dari beberapa jenis


berdasarkan distribusi partikelnya:
PM2.5 (2.5 m)
PM10 (10 m)
PM100/TSP (Total Suspended
Particulate) (100 m)

Dampak pencemaran partikulat


Dampak terhadap Kesehatan
Menurunkan kesehatan paruparu dan jarak penglihatan
(visitabilitas)
Partikulat mungkin membawa
substansi toksik/gas-gas
berbahaya melalui absorpsi,
sehingga molekul-molekul gas
tersebut dapat mencapai dan
tertinggal di bagian paru-paru
yang sensitif

Dampak terhadap yang lainnya


Keberadaan partikulat di udara dapat mereduksi radiasi matahari
Partikulat yang mengandung fluorida dapat menyebabkan
beberapa kerusakan tanaman
Partikulat di udara dapat mengakibatkan kerusakan pada berbagai
bahan. Jenis dan tingkat kerusakan yang dihasilkan dipengaruhi
oleh komposisi kimia dan sifat fisik partikulat

PENGHILANGAN PARTIKULAT
Prinsip penyisihan partikulat:
memanfaatkan gaya yang mempengaruhi arah gerak
partikulat sehingga partikulat tersebut keluar dari arah
aliran udara pembawanya
Tipe alat PPU untuk partikulat memiliki perbedaan gaya yang
mempengaruhi proses penyisihan partikulat.

MEKANISME PENYISIHAN PARTIKULAT


Gaya gravitasi

Gaya sentrifugal

Tumbukan
(impaction)

Singgungan
(interception)

Difusi (diffusion)

Gaya listrik statis


(electrostatic)

GRAVITY SETTLER
Digunakan sebagai penangkap debu awal
untuk menghilangkan (menangkap)
partikel dengan ukuran besar.
Tergantung pada kecepatan mengendap
secara gravitasi
Untuk menyisihkan partikel ukuran besar
(sangat kasar, supercoarse) sekitar >=75
mikrometer
Faktor penentu : Vs , kecepatan
mengendap (terminal settling velocity)

Settling Type 1 (Discrete settling): Partikel jatuh


mengendap secara individu

Buoyancy
Drag

Jika sebuah padatan berbentuk bola


dicelupkan didalam air dan kemudian
dilepaskan maka akan ada gaya-gaya
yang bekerja pada bola tersebut,
yaitu:

1. gaya berat (gravity force)

Gravity

Forces on a particle

= Fg

2. gaya apung (bouyant force) = Fb


3. gaya seret (drag force)

= Fd

Neraca gaya:
Suatu partikel akan mengendap jika gaya beratnya melebihi gaya
apung dan gaya seretnya.
Jika diterapkan hukum Newton pada peristiwa tersebut:

gaya berat gaya apung gaya seret = gaya percepatan

Fg Fb Fd mp .a
dengan,

m p = massa partikel dan a = percepatan.

Gaya berat (gravity force):

Fg mp .g p .Vp .g
Gaya apung (bouyant force):

Fb w .Vp .g
Gaya seret (drag force):
2

v
Fd CD Ap w
2

= densitas air

= densitas partikel

CD

= drag coeficient

v2
w
2

Ap

= tekanan dinamis
= luas proyeksi partikel

Untuk partikel berbentuk bola dengan diameter


Maka,:

d2
Ap
4

Bila gaya netto sama dengan nol, berarti benda bergerak tanpa
percepatan atau dengan kata lain kecepatan geraknya tetap (terminal
velocity), sehingga:

Fg Fb Fd mp .a 0

w Vp g Fd 0

v2
p w Vp g CD Ap w 2 0

d3
6

g CD

d2

v2
w 0
4
2

4 p w d
v
g
3
CD w
Drag Coefficient

Terminal Settling Velocity

tergantung Re

24
= aliran laminer (Stokes flow)
Re

3
24
CD

0, 34 = aliran transisi
0,5
Re Re

= aliran turbulen
0, 4

Jiika,

Re < 1, maka rejim alirannya adalah laminer


Re > 104, maka rejim alirannya adalah turbulen

Rejim transisi terjadi pada 1< Re <104


(catatan: ada buku yang menuliskan bahwa batas turbulennya bukan 104 tetapi 103)

w vd
Re

= bilangan Reynolds

Aliran Laminer (Stokes flow)


Besarnya kecepatan pengendapan untuk aliran laminer dapat dihitung
dengan memberikan harga drag coefficient = 24/Re

4 ( p w )d
v
g
24
3
w
Re

4 ( p w )d Re
g
3
24 w

1 ( p w )d wvd
v
g
18
w

g ( p w )d v
2

18

g ( p w )d
18

2
Terminal Settling Velocity

Aliran Laminer (Stokes flow)

Turbulent
4 p w d
v
g
3
CD w

CD 0, 4
v

4g

w d

1, 2 w

Transisi
Need to solve non-linear equation

4 p w d
v g
3
CD w
2

Perlu CD untuk menghitung v

24
3
CD
0,5 0,34
Re Re

w vd
Re

Perlu v untuk menghitung CD

JENIS GRAVITY
SETTLER

Siklon
Bekerja berdasarkan gaya centrifugal dimana udara
yang masuk secara tangensial
Keuntungan :
harganya cukup murah,
tidak banyak bagian-bagian yang berputar, dan
dapat digunakan dalam segala kondisi suhu operasi.
Kerugian :
Hanya untuk ukuran partikel tertentu (relatip besar);
Baku mutu konsentrasi partikulat yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah tidak dapat dipenuhi hanya
dgn menggunakan siklon karena effisiensi 65 % untuk
diameter partikel 40 micron
Cyclone Spray
Chamber

Siklon

Cyclone spray chamber

Cyclone
(Mechanical Collector)
Prinsip : Menggunakan gaya
sentrifugal dan gaya gravitasi
Udara mengandung partikulat
dipaksa utk berputar seperti
siklon (spiral), partikel besar tidak
dapat bergerak bersama karena
adanya gaya momentum/inersia.
Akibatnya terlepas dari aliran gas
dan mengenai dinding Cyclone
akibat gaya sentrifugal, dan
jatuh/terkumpul dalam hopper
akibat gaya gravitasi. Saat gas
mencapai dasar Cyclone, gerakan
akan berputar ke arah yang
berlawanan menuju ke atas tabung
dan keluar lewat lubang exit

Anda mungkin juga menyukai