Anda di halaman 1dari 69

BAB 1

PENGERTIAN SKIZOFRENIA

Skozofrenia berasal dari dua kata, yaitu Skizo yang


artinya retak atau pecah (split), dan frenia yang artinya
jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita
skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan
jiwa atau keretakan kepribadian.
Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional
berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan
gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran
fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Skizofrenia
Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif
seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar, sedangkan
pada Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala negative
seperti penarikan diri, apati, dan perawatan diri yang buruk.
Skizofrenia terjadi dengan frekuensi yang sangat mirip
di seluruh dunia. Skizofrenia terjadi pada pria dan wanita

Page

dengan frekuensi yang sama. Gejala-gejala awal biasanya


terjadi pada masa remaja atau awal dua puluhan.Pria
biasanya mengalami perjalanan gangguan yang lebih berat
dibanding wanita. Sepuluh persen penderita skizofrenia
meninggal karena bunuh diri.
Faktor resiko penyakit ini termasuk :
1. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
2. Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan,
eksentrik, penarikan diri, dan/atau impulsivitas.
3. Stress lingkungan
4. Kelahiran pada musim dingin. Faktor ini hanya memiliki
nilai prediktif yang sangat kecil.
5. Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya
sebagian adalah karena dideritanya gangguan ini.
Skisofrenia di bagi menjadi 5 subtipe yakni :
1. Paranoid
Orang yang mengalami hal ini akan sering berkhayal
dan mengalami halusinasi biasany6a melalui pendengaran.
Penderitanya sering mendengar suara-suara oada
telinganya, padahal suara itu tidak di dengarkan oleh orang
lain. Namun fungsi intelektual dari penderitanya biasanya
Page

relatif normal. Jika seseorang mengalami paranoid,


biayasanya penderitanya lebih sering menunjukkan
kemarahan bersikap acuh tak acuh dan cemas. Namun hal
ini masih bisa disembuhkan.
2. Katatonik
Orang yang mengalami subtipe dari zkisofrenia ini
seringkali melakukan kegiatan dan gerakan yang tidak
berarti. Mereka juga akan menarik diri dari lingkungan
sosial. Mereka lebih senang menyendiri dan tidak melakukan
interaksi dengan orang lain.
3. Tidak teratur
Jenis zkisofrenia ini di tandai dengan ucapan dan
perilaku yang tidak teratur atau sulit dipahami. Misalnya
tertawa tanpa alasan yang jelas. Mereka juga sering
meluapkan emosi yang tidak pantas. Selain itu, orang yang
mengalami hal ini akan terlihat sibuk dengan pemikiran atau
presepsi mereka sendiri. Sangat kecil kemungkinan untuk
menyembuhkan jenis skizofrenia ini.
4. Diferentatif

Page

Dibandingkan subtipe lainnya. Jenis skizofrenia ini


adalah jenis yang paling banyak di alami oleh para
penderitanya. Gejala yang di timbulkan merupakan
kombinasi dari beberapa subtipe dari skizofrenia.
5. Residual
Orang yang mengalami hal ini biyasanya tidak akan
menunjukkan gejala-gejala positif dari penyakit skizofrenia,
seperti berkhayal, halusinasi, tidak teratur dalam berbicara
dan perilaku. Biasanya jenis penyakit ini akan terdiagnosa
setelah salah satu dari empat subtipe skizofrenia telah
terjadi.
Meski sudah di jelaskan mengenai subtipe dari penyakit dari
penyakit skizofrenia. Namun sangat sulit untuk menentukan
jenis skizofrenia mana yang di alami oleh si penderita.
Sebab , mayoritas dari penderita akan menunjukan gejalagejala yang hampir sama dengan penderita lainnya.
Namun bila penderita sudah menunjukkan beberapa
gejala yang di anggap sudah mewakili penyakit ini. Maka
pengobatan harus di lakukan dengan cepat. Sebab, bila
tidak, hal ini dapat menimbulkan beberapa masalah lain.
Seringkali penderita ingin berbuat sesuatu yang dapat
menyakiti dirinya sendiri. Bila hal itu tidak berhasildilakukan.
Mereka mungkin akan mencoba untuk bunuh diri.
Page

TEORI-TEORI SKIZOFRENIA

Page

1. Teori somatogenik
a. Keturunan
Telah di buktikan dengan penelitian bahwa angka
kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 % bagi saudara
kandung 7-15 %bagi anak dengan salah satu orang
tua yang menderita skizorfrenia 40-68 %, kembar 2
telur 2-15 % dan kembar satu 61-86 %.
b. Endokrin
Teori ini di kemukakan berhubung dengan sering
timbulnya skizofrenia pada waktu pubertas, waktu
kehamilan atau peurperium dan waktu klimakterium
tetapi teori ini tidak dapt di buktikan.
c. Metabolisme
Teori ini di dasarkan karena penderita skizofrenia
tanpak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak
sianosis, nafsu makan berkuranf dan berat badan
menurun serta pada penderita dengan stupor
katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini
masih dalam pembuktian dengan pemberian obat
halusinogenik.
d. Susunan saraf pusat
Penyebab skizofrenia diarahkan pada kelainan ssp
yaitu pada diensefalon atau kortek otak, tetapi
kelainan patologis yang di temukan mungkin
Page

disebabkan oleh perubahan postmortem atau


merupakan artefark pada waktu persediaan.
2. Teori psokogenik
a. Teori adolf meyer
Skizofrenia tidak di sebabkan oleh penyakit badaniah
sebab hingga sekarang tidak dapat di temukan
kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas
pada ssp tetapi meyer mengakui pada ssustu
konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah
dapat mempengaruhi timbulnya skizofernia. Menurut
meyer skizofrenia merupakan reaksi yang salah .
Suatu maladaptasi , sehingga timbul di sorganisasi
kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut
menjauhkan diri dari keyataan (otisme).
b. Teori sigmund frend
Skizofrenia terdapat
1. Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab
psikogenik ataupun somatik.
2. Super ego di kesampingkan sehingga tidak
bertenaga lagi dan ide yang berkuasa serta terjadi
duatu rekresi ke fase narsisisme.
3. Kehilangan kapasitas untuk memindahkan
(trasferance) sehingga terapi psikoanalitik tidak
mungkin
c. Eugen beuler

Page

Penggunaan istilah skizofrenia menonjolkan gejala


utama penyakit ini yaitu jiwa yang terpacaeh belah
adanya keratakan atau disharmoni antara proses
berfikir, prasaan, dan perbuatan.
Beuler membagi gejala skizofrenia menjadi 2
kelompok yaitu gejala primer ( gangguan proses
pikiran ,gangguan emosi, gangguan kemauan dan
otisme) gejala sekunder ( waham, halusinasi dan
gejala katonik atau gangguan psikomotorikyang lain.
d. Teori lain
Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat di
sebabkan bermacam-macam sebab antara lain
keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi,
tekanan jiwa, penyakit hadaniah seprti lues otak,
arterosklerotis otak dan penyakit lain yang belum di
ketahui.

Page

A. LATAR BELAKANG
Skizofrenia adalah psikotik yang sering di jumpai
dimana-mana sejak jaman dahulu kala. Kemajuan ilmu
kedokteran jiwa dan ilmu obat-obatan psikoforma telah
banyak mengungkapkan perjalanan gangguan jiwa
skizofrenia ( the natural deases ). Dimasa lampau banyak
orang-orang yang meragukan bahwa skizofrenia ini sebagai
penyakit yang bisa di sembuhkan, tetapi saat ini anggapan
itu telah sirna dan skizofrenia termasuk ilmu kedokteran,
khususnya dalam ilmu kedokteran jiwa psikiatri serta
sebagai penyakit yang penanganannya sesuai dengan asasasas ilmu kedokteran .
Penyakit skizofrenia di kenal sudah lama semenjak berabad
abad yang lalu, namun kurang lebih dari 100 tahun yang lalu
penyakit ini dapat di temui dalam kepustakaan kedokteran.
BLEULER MENGEMUKAKAN BAHWA DIMENSIA DALAM ISTILAH PREKOK
TIDAK DAPAT DISAMAKAN DENGAN DIMENSIA PADA GANGGUAN OTAK
ORGANIK.

Pada skizofrenia tidak terdapat demensia , akan tetapi


keinginan dan pikiran suatu disarmoni. Bleuler membagi
gejala-gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok :
Gejala primer : - gangguan proses pikir
: - gangguan emosi
Page

: - gangguan kemauan
: - autisme
Gejala sekunder
: - Waham
: - Halusinasi
: - gejala katonik atau gangguan psikomotor
yang lain.
Bleuler menganggapnya bahwa gejala primer merupakan
manifestasi badaniah ( yang belum diketahui yang
sebenernya, yang masih merupakan hipotesa ), sedangkan
gejala sekunder ialah manifestasi dari usaha penderita untuk
menyesuaikan diri terhadap gangguan primer tadi. Jadi
gejala sekunder ini secara psikologis dapat di mengerti.
B. TUJUAN
1. Agar dapat megetahui sejarah mengenai skizofrenia
2. Agar dapat menjelaskan mengenai pemahaman
tentang skizofrenia
C. PENYEBAB
Penyebab pasti dari penyakit skizofrenia belum
diketahui. Namun , beberapa masalah peneliti percaya
bahwa penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada
otak bermasalah. Termasuk neurotransmiter dopain dan
glutamat. Hal ini telah dibuktikan dari sebuah studi
neuromaging yang menunjukkan perbedaan dalam stuktur
otak dan sistem saraf pusat dari penderita skizofrenia.
Page

Selain itu,para peneliti juga percaya bahwa faktor genetika


Dn lingkungan turut berkontribusi dalam perkembangan
penyakit ini. Namun,ada beberapa faktor yang tanpaknya
dapat menngkatkan resiko penyakit ii timbul dan
berkembang seperti :
Kondisi hidup yang penuh stres
Sering mengkonsumsi obat psikoaktif selama masa
remaja dan dewasa muda
Sering terkena paparan virus,racun, atau kekurangan
gizi selama masa kehamilan, khususnya pada trimester
pertama dan kedua

D. GEJALA
Tanda dan gejala yang dialami oleh penderita skizofrenia
seringkali dikaitkan dengan penyakit mental lainnya. Sebab,
tanda dan gekala dari penyakit ini memang hampir sama
dengan tanda dan gejala penyakit mental lainnya. Hal ini
yang menyebabkan penyakit skizofrenia sulit untuk
didiagnosis.
Tanda dab gejala dari penyakit ini dibagi menjadi tiga
kategori :
1. Gejala Positif

Page

Fungsi merupakan hal ini yang paling umum dialami oleh


para penderita skizofrenia akan bekerja lebih aktif atau bisa
dikatakan berlebihan. Hal ini menyebabkan otak bekerja
dengan tidak normal. Akibatnya penderita akan mengalami
beberapa hal seperti berikut ini :

Berkhayal
Ini merupakan hal yang paling umum dialami oleh para
penderita skizofrenia,Mereka akan melihat realitas yang
berbada pula. Selain itu, penderitajuga sering salah
menafsirkan persepsi.

Halusinasi
Penderita skizofrenia akan kesulitan berbicara dan mngatur
pikirannya sehingga hal ini mengganggu kemampuan
berkomunikasi.

Gengguan pikiran
Pada skizofrenia akan kesulitan berbicara dan pikirannya
sehingga hal ini mengganggu kemampuan berkomunikasi.

Perilaku tidak teratur


Orabg yang mengalami skizofrenia sering berperilaku aneh,
seperti anak kecil yang melakukan hal-hal konyol.

Page

Selain itu, para penderitanya juga sering curiga dan mereka


seolah-olah berada di bawah pengawasan yang ketat. Hal itu
menyebabkan mereka merasa tertekan.
2. Gejala negatif
Gejala ini mengacu pada berkurangnya atau bahkan tidak
adanya karakteristik fungsi otak yang normal. Gejala ini
mungkin muncul disertai atau tanpa adanya gejala positif.
Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain :

Sulit mengekspresi emosi


Menarik diri dari lingkungan sosial
Kehilangan motivasi
Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari
Mengabaikan kebersihan pribadi

Gejala-gejala tersebut seringkali dianggap sebagai


kemalasan yang biasa dialami oleh tiap orang. Namun . hal
itu ternyata keliru.
3. Gejala kognitif
Jenis gejala ini akan menimbulkan masalah pada proses
berpikir. Tanpa dan gejala yang mungkin timbul, antara lain :

Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal


dan dapat di mengerti
Sulit berkonsentrasi
Masalah pada memori otak

Page

Selain ketiga gejala diatas, penyakit skizofrenia juga akan


menimbulakan masalah pada suasana hati. Para
penderitanya akan mengalami depresi, cemas dan seringkali
mencoba untuk bunuh diri. Gejala-gejala dari penyakit ini
lambat laun dapat melumpuhkan para penderitanya. Sebab,
hal ini sangatlah mengganggu kemampuannya mereka
untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari.
Namun , apabila penderitanya masih berusia remaja. Gejala
yang ditimbulkan sukit untuk dideteksi dan kemudian
dianggap sebagai penyakit skizofrenia. Sebab ,pada usia
tersebut mereka pasti akan mengalami hal-hal ini yang
ternyata merupakan gejala dari penyakit skizofrenia.
Sebab, pada usia tersebut mereka pasti akan mengalami
hal-hal yang ternyata merupakan gejala dari skizofrenia :

Menarik diri dari keluarga dan teman


Penurunan kinetja di sekolah
Sulit tidur
Cepat emosi

Namun, bila dibandingkan dengan orang dewasa, anak


muda kurang cenderung mengalami khayalan dan lebih
cenderung mangalami halusinasi visual

Page

BAB II
DIAGNOSIS
F20 Skizofrenia

F20.0
F20.1
F20.2
F20.3
F20.4
F20.5
F20.6
F20.7
F20.8

Skizofrenia paranoid
Skizofrenia hebifronik
Skizofrenia katatonik
Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
Depresi pasca skizofrenia
Skizofrenia residual
Skizofrenia Simplek
Skizofrenia lainnya
Skizofrenia YTT

Karakter lima dapat digunakan untuk mengklarifikasi


perjalanan penyakit :

F20.x0
F20.x1

Berkelanjutan
Epidosik dengan kemunduran progesif

Page

F20.x2
F20.x3
F20.x4
F20.x5
F20.x8
F20.x9

Epidosik dengan kemunduran stabil


Epidosik berulang
Remisi tak sempurna
Remisi Sempurna
lainnya
Periode pengamatan dari satu tahun

F21 Gangguan skizopital


F22 Gangguan waham menetap

F22.0
F22.8
F22.9

Gangguan waham
Gangguan waham nenetap lainnya
Gangguan waham menetap YTT

F23 Gangguan psikotik akut sementara

F23.0

Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa

gejala Skizofrenia
F23.1
Gangguan psikotik polimorfik akut dengan
gejala skizofrenia
F23.2
Gangguan psikotik lir-Skizofrenia akut
F23.3
Gangguan Psikotik akut lainnya dengan
predominan waham
F23.8
Gangguan psikotik akut dan sementara
lainnya
F23. Gangguan psikotik akut sementara YTT
Karakter kelima dapat digunakan unutuk menentukan ada
tidaknya stress akut yang terkait :

F23.x0
F23.x1

Tanpa stres akut yang terkait


Dengan stres akut yang terkait

Page

F24 Gangguan waham terinduksi


F25 Gangguan Skizoafektif

F25.0
F25.1
F25.2
F25.8
F25.9

Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan

skizoafektif tipe manik


skizoafektif tipe depresif
skizoafektif tipe campuran
skizoafektif lainnya
skizoaefektif YTT

F28 Gangguan psikotik nonorganik lainnya


F29 psikosis nonorganik YTT
F20 Skizofrenia
Gangguan Skizofrenik umumnya ditandai oleh distorsi
pikiran dan prespsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek
yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (bluntet).
Pada gangguan berpikir skizofrenik yang karakteristik, ciriciri yang hanya bersifat perifer dan tidak relavan dari suatu
konsep berpikir yang menyeluruh, yang selalu di hambat
dalam aktifitas mental yang normal di tampilkan ke muka
dan menggantikan gambaran yang relavan dan sesuai untuk
situasi yang nyata itu.
Dalam praktek manfaatnya untuk membagi gejala-gejala
tersebut kedalam kelompok yang oenting untuk diagnosis
dan yang sering terdapat secara bersama-sama misalnya :

Page

a. Though echo, Though insertion atau whitdrawal,


dan tough broadcasting;
b. Waham yang di kendalikan (delusion of control).
c. Suara halusinasi yang berkomentar secara terus
menerus terhadap perilaku pasien, atau
mendeskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri,
atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah
satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lain yang menurut
budayanya di anggao tidak wajar serta sama sekali
mustahil.
e. Halusinasi yang nenetap dalam setiap modalitas,
apabila diseratai baik oleh waham yang
mengambang/melayang maupun yang setengah
berbentuk tanpa kandungan efektif yang jelas,ataupun
oleh ide-ide berlebihan (over valued ideas) yang
menetap,atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami
sisipan ( interpolasi) yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme.
g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah
(excitemen, sikap tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas serea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala-gejala negatif seprti sikap yang
Page

PEDOMAN DIAGNOSIS
Persyaratan yang normal untuk diagnosis skizofrenia ialah
harus ada sedikitnya satu gejala tersebut yang amat jelas
kondisi-kondisi yang memenuhi persyaratan tersebut terapi
yang yang lamanya kurang satu bulan (baik di obati atau
tidak) harus diagnosis pertama kali sebagai gangguan
psikotik lot-skizofrenia akut (F23.2) dan baru di klasifikasi
ulang kalau gejala-gejala tersebut menetap selama kurun
waktu yang lebih lama.
POLA PERJALANAN PENYAKIT
Page

Perjalanan gangguan Skizorenik dapat di klasifikasikan


dengan lima kode karakter berikut F20.x0
Berkelanjutan
F20.x1

Episodik dengan kemunduran prossif

F20.x2

Episodik dengan kemunduran stabil

F20.x3

Episodik berulang

F20.x4

Remisi tak sempurna

F20.x5

Remisi sempurna

F20..x8

lainnya

F20..x9

periode pengamatan kurang dari satu tahun

F20. Skizofrenik Paranoid


Skizofrenia yang sering di jumpai dimana saja.
Gambaran klinis di dominasi oleh waham-waham yang
secara relatif stabil, sering kali bersifat paranoid, disertai
dengan halusinasi, terutama halusinasi pendengaran, dan
gangguan-gangguan presepsi; gangguan efektif, dorongan
kehendak (valition) dan pembicaraan serta gejala-gejala
katatonik tidak menonjol.
F20.1 Skizofrenia Hebifrenik
Bentuk skizorenia ini biasanya mulai antara umur 15
dan 25 tahun, cenderung mempunyai prognosis yang buruk
Page

akibat berkembangnya secaratepat gejala negatif terutama


mendatangnya afek dan semakin berkurangnya dorongan
kehendak (loss of volition).
F20.2 Skizofrenik Katatonik
Gangguan psikomotor yang menonjol merupakan
gambaran yang esensial dan diminan dan dapat bervariasi
antara kondisi ekstrem seperti hiperkenesis dan stupor, atau
antara sifat penurut yang otomatis dan negativisme. Sikap
dan posisi tubuh yang dipaksakan (constrained) dapat
dipertahankan untuk jangka waktu yang lama.
F20.3 Skizofrenik Tak Terinci (undifferentiated)
Rubrik ini hanya digunakan untuk kondisi-kondisi
psikotik (yaitu Skizofrenia residual, F20.5, dan depresi
pasca-Skozofrenia, F20.4,tidak termasuk) dan sesudah
dilakukan untuk suatu upaya untuk mengklarifikasikan
kondisi tersebut kedalam salah satu dari 3 kategori sebelum
ini.
F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia
Gejala-gejala yang menetapmini dapat positif atau
negatif, walaupun biasanya yang terakhir atau lebih
Page

sering. Adalah tidak pasti dan tidak penting untuk


didiagnosis, sejauh manakah gejala-gejala psikotik
sebelumnya (lebih mungkin daripada sebagai gejala yang
baru timbul), atau merupakan suatu bagian intrinsik
penyakit Skizofrenia, daripada merupakan suatu reaksi
psikologis terhadap Skizofrenia itu.
F20.5 Skizofrenia Residual
Suatu stadium kronis dalam perkembangan suatu
gangguan Skizofrenik dimana telah terjadi progresif yang
jelas dari stadium awal (terdiri dari suatu atau lebih episode
dengan gejala psikotik yang memenuhi kriteria umum untuk
Skizofrenia diatas) ke stadium yang lebih lanjut yang
ditandai secara khas oleh gejala-gejala negatif jangka
panjang, walaupun belum tentu ireversibel.
F20.6 Skizofrenia Simplok
Suatu kelainan yang tidak lazim dimana
perkembangan yang bersifat perlahan tetapi progresif
mengenai keanehan tingkah laku, ketidakmampuan untuk
memenuhi tuntutan masyarakat dan penuruna kinerja
secara menyeluruh.

Page

F20.8 Skizofrenia Lainnya


Termasuk : Skizofrenia senestopatik
Gangguan Skizofrenia YTT
Tak termasuk : Gangguan lir Skizofrenia akut (F23.2)
Skizofrenia siklik (F25.2)
Skizofrenia laten (23.2)
F20.9 Skizofrenia YTT
F21 Gangguan Skizotipal
Gangguan yang ditandai secara khas oleh perilaku
yang esentrik dan anomali-anomali dalam berfikir dan dalam
afekyang menyerupai yang teradapat pada Skizofrenia,
walaupun anomali Skizofrenik yang khas dan nyata tidak
pernah terjadi pada stadium manapun. Tidak terdpat
gangguan yang khas atau dominan yaitu salah satu yang
tersebut dibawah ini mungkin ada.
a) Afek yang tak wajar atau yang menyempit/
mengalami konstriksi ( individu tampak dingin dan tak
bersahabat);
b) Perilaku atau penampakan yang aneh, eksentrik atau
ganjil;

Page

c) Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan


tendensi manarik diri;
d) Kepercayaan yang aneh atau pikiran yang bersifat
magis, yang mempengaruhi perilaku dan tidak serasi
dengan norma-norma budaya;
e) Kecurigaan atau ide paranoid;
f) Pikiran obsesif yang direnungkan dan tak terkendali,
sering dengan isi yang bersifat dismorfofobik, seksual
atau agresif;
g) Persepsi-persepsi pancaindera yang luar biasa
termasuk mengenai tubuh (somatosensory) atau ilusiilusi lain, depersonalisasi atau dereleasasi;
h) Pemikiran yang bersifat samar-samar (fague),
sirkumstansial, penuh kiasan sangat terperinci dan
ruwet atau stereotipik, yang dimanifestasikan dalam
pembicaraan yang aneh tau cara lain, tanpa ikoherensi
yang jelas atau nyata.
i) Episode yang menyerupai psikotik bersifat sementara
denga ilusi yang kuat. Halusinasi auditorik atau lainnya;
F22 Gangguan Waham Menetap
Skizofrenik ini mungkin heterogen dan memiliki
hubungan yang tidak pasti denga Skizofrenia pentingnya
faktor genetik. Ciri-ciri kepribadian dan situasi kehidupan

Page

dalam pembentukan gangguan kelompokini tidak pasti dan


mungkin bervarisi.
F22 Gangguan waham
Onset gangguan ini biasanya pada usia pertengahan
tetapi kadang-kadang, terutama pada kasus yang berkaitan
dengan kayakinan tentang bentuk tubuh yang sala, dijumpai
pada usia dewasa muda.
F22.8 Gangguan Waham Menetap Lainnnya
Katagori residual yang tidak memenuhi kriteria untuk
gangguan waham (F22.0) gangguan dengan waham disertai
oleh suara halusinasi yang menetap atau gejala Skizofrenik
yang tidak cukup untuk memenuhi kriteria Skizofrenia.
Gangguan waham yang berlangsung kurang dari tiga bulan
lamanya.
Termasuk :
- dismorfobia delusional
- keadaan paranoid involusional
- keluhan paranoid (querulans)
F23 Gangguan psikotik Akut dan Sementara
Adapun urutan prioritas yang dipakai adalah :

Page

a) onset yang akut (dalam masa 2 minggu) sebagai ciri


khas yang menentukan seluruh kelompok.
b) Adanya sindrom yang khas
c) Adanya stres akut yang terkait
Onset akut didefinisikan sebagai suatu perubahan dari
keadaan tanpa gejala psikotik kedalam psikosis yang jelas
abnormal yang terjadi dalam periode 2 minggu atau kurang.
F23.0 Gangguan Psikotuk Polimorfik Akut tanpa Gejala
Skizofrenia
Suatu gangguan psikotik akut dimana jelas terdapat
halusinasi, waham dan gangguna persepsi, tetapi bersifat
sangat bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau
bahkan dari jam ke jam. Kekalutan emosional, dengan
berbagai perasaan senang dan ekstase atau anxietas serta
iritabilitas, juga sering ada.
F23.2 Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Akut
Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala-gejala
psikotik yang secara komparatif bersifat cukup stabil dan
memenuhi kriteria untuk Skizofrenia (F20) tetapi hanya
berlangsung kurang dari 1 bulan lamanya. Suatu derajat
variasi dan instabilitas emosional mungkin ada, tetapi tidak

Page

separah seperti yang diuraikan dalam psikosis polimorfik


akut v(F23.0).
F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya Dengan Predominan
Waham
Gangguan psikotik akut dengan waham dan halusinasi
yang secara komparatif. Stabil merupakan gambaran klinis
utam, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk Skizifrenia (F20).
Waham kejaran atau waham rujukan adalah lazim, dan
halusinasi biasanya auditorik (suara-suara yang berbicara
langsung dengan pasien).
F23.8 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Lainnya
Gangguan psikotik lainnya yang tidak dapat
diklasifikasikan kedalam kategori manapun dalam F23
(seperti keadaan psikotik akut dengan waham dan
halusinasi jelas ada tetapi menetap hanya untuk sebagian
kecil waktu).
F23.9 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara YTT
Termasuk : psikosis reaktif (singkat) YTT
F24 Gangguan Waham Terinduksi
Page

Suatu gangguan waham yang jarang terjadi yang


dialami oleh dua orang atau kadang-kadang lebih, yang
mempunyai hubungan emosional erat. Psikosis pada
individu yang dominan paling umum adalah Skizofrenik,
tetapi tidak perlu selalu demikian. Baik waham yang asli
pada orang yang dominan maupun waham yang
diinduksikan biasanya bersifat kebesaran.
F25 Gangguan Skizoafektif
Gangguan yang bersifat episodik dengan gejala afektif
dan skizifrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan
ada dalam episode yang sama dari penyakit itu atau
setidaknya dalam bebrapa hari yang satu sesudah yang lain.
F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe manik
Satu gangguan psikotik dengan gejala-gejala skizofrenik dan
manik sama-sama menonjol dalam suatu episode penyakit
yang sama. Kelainan afektif biasanya mengambil bentuk
elasi, disertai oleh meningkatnya rasa harga diri dan ide-ide
kebesaran, tetapi kadang-kadang kegelisahan atau
iritabilitas lebih jelas dan disertai perilaku agresif serta ideide kebesaran.

Page

F25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe deresif


Suatu gangguan dengan satu episode serangan
gejala-gejala skizofrenik maupun depresif terdapat bersamasama secara menonjol pada episode penyakit yang sama.
Depresi suasana perasaan biasanya disertai oleh beberapa
gejala yang khas baik depresif maupun kelaina perilaku
seperti retardasi, insomnia, hilangnya energi, nafsu makan
dan penurunan berat badan, berkurangnya minat-minat
yang normal, sulit konsentrasi, perasaan gelisah
keputusasaan dan fikiran bunuh diri.
F25.2 Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran
Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia (F20) ada
secara bersama-sama dengan gejala-gejala gangguan
afektif bipolar campuran
Termasuk : Skizofrenia siklik
Psikosis skizofrenik dan afektif campuran
F25.9 Gangguan Skizoafektif YTT
Termasuk : Psikosis skizoafektif YTT
F28 Gangguan Psikotik Nonorganik Lainnya

Page

Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria


untuk skizofrenia (F20) atau untuk gangguan afektif yang
tipe psikotik dan gangguan-gangguan psikotik yang tidak
memmenuhi kriteria gejala untuk gangguan waham
menetap.
F29 Psikosis Nonorganik YTT
Termasuk : Psikosis halusinasi kronis
Tidak termasuk : Gangguan jiwa YTT
Psikosis organik atau simtomatik YTT

Page

PENGOBATAN
Tidak ada cara pasti untuk mencegah penyakit skizofrenia.
Namun,pengobatan dini dapat membantu mencegah
kekambuhan dan memburuknya gejala yang timbul akibat
dari penyakit ini. Bila tidak diobati ini dapat menimbulkan
masalah pada emosi, Perilaku, kesehatan yang semakin
lama akan semakin memburuk. Oleh karena itu, segeralah
untuk memeriksa diri ke dokter. Bila anda telah menduga
bahwa anda mengalami skizofrenia,bicaralah pada dokter
Anda. Sebab, dokter akan langsung meminta Anda untuk
melakukan pemeriksaan. Beberapa jenis tes dan ujian yang
umumnya dilakukan oleh dokter, antara lain :
Tes laboratorium
Dokter akan melakukan tes darah, misalnya dengan
melakukan penghitung sel darah secara lengkap (CBC). HAL
ini dapat membantu Anda untuk menyingkirkan kondisi lain
yang menimbulkan gejala serupa. Selain itu, dokter mungkin
akan merekomendasikan kapada Anda untuk melakukan
skrining untuk alkohol dan obata-obatan.

Page

Tes pencitraan dengan menggunakan magnetic


resonance imaging (MRI) dan computed romography
(CT) scan.
Evaluasi psikologis
Dokter akan memeriksa status mental Anda dengan cara
mengamati penampilan dan sikap Anda. Dokter akan
mengajukan pertanyaan seputar pikiran., suasana hati,
khayalan, halusinasi, penyalahgunaan zat, dan potensi
percobaan bunuh diri.
Bila dokter sudah menetapkan bahwa Anda mengalami
penyakit skizofrenia, dokter pasti akan langsung merujuk
Anda melakukan pengobatan penyakit ini merupakan suatu
kondisi kronis yang mengharuskan pnderintaya untuk
melakukan pengobatan seumur hidup mereka walaupun
gejala yang timbul juga telah mereda. Anda dapat
melakukan pengobatan dengan cara menggunakan obatobatan atau terapi psikososial.
1. Obat-obatan
Pengobatan dasar untuk mengatasi penyakit skizofrenia
adalah dengan menggunakan obat-obatan. Obat antipsikotik
adalah obat yang paling sring digunakan untuk mengobati
Page

penyakit ini. Jenis obat ini dapat mengombal gejala karena


obat ini obat ini dapat mempengaruhi neurotransmitter otak
dopamin dan serotinin.
Pilihan pengobatan juga disesuaikan dengan keadaan dari
penderitanya. Bila si pilihan mrupakan pribadi yang tidak
disiplin dan pelupa. Dokter mungkin akan memberikan obat
dengan cara disuntikan. Bukan dalam bentuk pil yang sering
dilupakan.
selain itu , apabila si penderita adalah pribadi yang gelisah,
dokter akan melakukan pengobatan awal dengan
memberikan obat penenang, seperti benzodiazepin dan
lorazepan (Ativan), di mana obat tersebut dapat di
kombinasikan dengan obat antipsikotik. Berikut jenis-jenis
obat yang dapat Anda gunakan untuk menangani penyakit
ini :

Obat konvensional atau tipikal dan obat antipsikotik


Jenis obat ini memiliki efek samping neurologis yang
berpotensi untuk mengembangkan gangguan pada gerakan
(tardive dyskinesia). Beberapa macam dari jenis obat ini,
antara lain chalorpromazine, fluphenazine, haloperidol
(haldo), dan perphenazine. Selain itu, Anda juga dapat
Page

menggunakan obat antipsikotik yang dapat mengontrol


tanda dan gejala dari penyakit skizofrenia dengan dosis
serendah mungkin.

Obat antipsikotik atipikal


Ini merupakan jenis obat baru yang juga digunakan iuntuk
mengatasi penyakit skizofrenia. Obat ini juga lebih banyak
disukai karena memiliki resiko efek samping yang
ditimbulkan lebih rendah daripada obat konvebsionak. Efek
samping dari jenis obat ini antara lain menambah berat
badan, menimbulkan penyakit diabetes, dan kolesterol
darah menjadi tinggi. Ada beberpa macam obat antipsikotik
aptikal, misalnya Aripiprazole (Abivily), Clozapin (Clozaril
Fazaclo ODT), Olanzapine (Zyprexa), dan masih banyak lagi.
Dengan melakukan pengobatan dengan obat-obatan seperti
di atas, kondisi Anda dapat Anda kelola dengan lebih
mudah. Namun, karena banyak obat yang menimbulkan
efek samping yang serius, banyak orang enggan untuk
melakukan pengobatan dengan menggunakan obat-obatan.
2. Perawatan Psikososial

Page

Meskipun obat-obatan adalah landasan dari pengobatan


penyakit skizofrenia, perawatan psikososial juga penting
untuk dilakukan. Pada perawatan ini. Anda akan melakukan
beberapa hal, seperti berikut :

Pelatihan keterampilan sosial untuk meningkatkan


kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
Terapi keluarga yang dapat memberikan dukungan dan
pendidikan bagi keluarga yang berhubungan dengan
penderita penyakit skizofrenia.
Rehabilitasi vokasional atau kejuruan dan dukungan
pekerjaan guna membantu penderita skizofrenia untuk
dapat mempertahankan pekerjaan mereka walaupun
dalam kondisi krisis.
Terapi individu. Penderita akan diajari untuk mengelola
stress dan mengindentifikasi tanda dan gejala sedini
mungkin supaya mereka dapat menghindari
kekambuhan.
Selain itu, bagi orang-orang yang memilik risiko pada
peningkatan penyakit skizofrenia dianjurkan untuk
melakukan langkah-langkah proaktif, seperti menghindari
pengguna nerkoba, mengurangi stes, dan tidur dengan
cukup.

Page

Dengan begitu, mereka dapat terbantu untuk meminimalkan


gejala dan mencegah penyakit ini semakin memburuk.
Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan orang dengan
skizofrenia dapat mengelola kondisi me
BAB III
OBSERVASI
a. DATA PENDERITA SKIZOFRENIA :
Nama

: Andi Mahmudin

Alamat

: Sumber Gading-Sumber Wringin-Bondowoso

Umur

: 12 Tahun

Jenis Kelemin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Anak ke

: ke Dua Dari 3 bersaudara

b. GEJALA
1. Pakaian compang-camping
2. Tidak memakai alas kaki
3. Kadang tidak memakai baju
4. Berjalan sesukanya
5. Muka lusuh dan kotor
6. Berbicara sendiri
7. Kadang diam seperti orang kesurupan
8. Masih bisa di ajak berinteraksi
9. Kadang juga mengamuk
10.
Mandi kira-kira 3 hari 1 kali
Page

BAB 1V
NARASI

Page

Menurut informasi yang di dapat Andi adalah seseorang


yang mengalami gangguan jiwa sejak dia kecil, dia adalah
anak dari seorang keluarga yang sederhana ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga dan ayahnya adalah seorang
pedagang, keadaan keluarga yang membuatnya menjadi
seorang yang mengalami gangguan jiwa salah satu faktor
adalah sejak kecil dia selalu menjadi korban kekerasan
ayahnya sebagai pelampiasan amarahnya terhadap ibunya.
Ayahnya keras dan begitu angkuh trauma yang di alami
Andi membuatnya menjadi anak yang tidak normal, pola
makannya menjadi terganggu, selalu keluar rumah dan
berjalan sesuka hatinya, keadaan yang tidak ter urus oleh
keluarganya, memang ter urus ketika ibunya ingat saja,
tetapi ketika andi sudah beranjak dewasa mwnjadi umur 12
tahun dia di tinggal oleh ibunya entah kemana, ayahnya pun
mulai memikah lagi tanpa bercerai dengan ibunya, sekarang
andi hidup di rumah-rumah tetangga yang ada di sekitar
rumahnya, keluarganya pun sudah tidak memperdulikan
bagaimana keadaannya. Hanya da beberapa sanak family
yang peduli yang kadang memberinya mkan dan beberapa
terapi yang bisa di berikan.
TERAPI
Terapi yang telah di berikan selama ini adalah :
Page

A. Terapi keluarga
Terapi yang di berikan adalah perawatan berupa memberi
makan, Memandikan, Memberi motivasi, menyanyangi, dam
memberikan perlindungan.
B. Terapi spiritual
Beberapa waktu lalu andi pernah menjalani perawatan
spiritual salah satunya menjalani perawatan di rumah kiai,
Di bacakan Kitab suci Al quran.
C. Terapi kesehatan
Andi juga Pernah menjalani pengobatan secara medis
tetapi semuanya tiak berhasil di karenakan keluarganya
tidak mau menjalaninya kembali karena faktor biaya. Dan
akhirnya andi sampai saat ini hidupnya tetap mengalami
gangguan jiwa.

Terapi yang di butuhkan saat ini

Page

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional
berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan
gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran
fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Skizofrenia
Page

Tipe I ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif


seperti halusinasi, delusi, dan asosiasi longgar, sedangkan
pada Skizofrenia Tipe II ditemukan gejala-gejala negative
seperti penarikan diri, apati, dan perawatan diri yang buruk.
Skizofrenia terjadi dengan frekuensi yang sangat mirip
di seluruh dunia. Skizofrenia terjadi pada pria dan wanita
dengan frekuensi yang sama. Gejala-gejala awal biasanya
terjadi pada masa remaja atau awal dua puluhan.Pria
biasanya mengalami perjalanan gangguan yang lebih berat
dibanding wanita. Sepuluh persen penderita skizofrenia
meninggal karena bunuh diri.

GANGGUAN MOOD
(BIPOLAR)

Page

BIPOLAR
BAB 1 PENGERTIAN
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang
menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan
perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa depresi
dan mania. Suasana hati penderitanya dapat berganti
secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan
yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang
ekstrim.
Page

Setiap orang pada umumnya pernah mengalami


suasana hati yang baik (mood high) dan suasana hati yang
buruk (mood low). Akan tetapi, seseorang yang menderita
gangguan bipolar memiliki ayunan perasaan (mood swings)
yang ekstrim dengan pola perasaan yang mudah berubah
secara drastis. Suatu ketika, seorang pengidap gangguan
bipolar bisa merasa sangat antusias dan bersemangat
(mania). Saat suasana hatinya berubah buruk, ia bisa sangat
depresi, pesimis, putus asa, bahkan sampai mempunyai
keinginan untuk bunuh diri. Dahulu, penyakit ini disebut
dengan manic-depressive. Suasana hati meningkat secara
klinis disebut sebagai mania, atau di saat ringan disebut
hipomania. Individu yang mengalami episode mania juga
sering mengalami episode depresi, atau episode campuran
di saat kedua fitur mania dan depresi hadir pada waktu yang
sama. Episode ini biasanya dipisahkan oleh periode suasana
hati normal, tetapi dalam beberapa depresi individu dan
mania mungkin berganti dengan sangat cepat yang dikenal
sebagai rapid-cycle. Episode manik kstrim kadang-kadang
dapat menyebabkan gejala psikosis seperti delusi dan
halusinasi. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba
dan berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan.
Sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama.
Page

Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan


daripada manik. Gangguan bipolar dibagi menjadi bipolar I,
bipolar II, cyclothymia, dan jenis lainnya berdasarkan sifat
dan pengalaman tingkat keparahan episode suasana hati;
kisaran sering digambarkan sebagai spektrum bipolar.
Insiden gangguan bipolar berkisar antara 0,3% - 1,5%
yang persentasenya tergolong rendah jika dibandingkan
dengan persentase insiden yang dikategorikan skizofrenia.
Gangguan bipolar saat ini sudah menjangkiti sekitar 10
hingga 12 persen remaja di luar negeri. Di beberapa kota di
Indonesia juga mulai dilaporkan penderita berusia remaja.
Risiko kematian terus membayangi penderita gangguan
bipolar, dan itu lebih karena mereka mengambil jalan pintas.
Episode pertama bisa timbul mulai dari masa kanakkanak sampai tua. Kebanyakan kasus terjadi pada dewasa
muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang
menderita gangguan bipolar, risiko penyakit akan lebih
berat, berkepanjangan, bahkan sering kambuh. Sementara
anak-anak berpotensi mengalami perkembangan gangguan
ini ke dalam bentuk yang lebih parah dan sering bersamaan
dengan gangguan hiperaktif defisit atensi. Orang yang

Page

berisiko mengalami gangguan bipolar adalah mereka yang


mempunyai anggota keluarga mengidap penyakit bipolar.

A. LATAR BELAKANG
a. Istilah kesehatan mental diambil dari konsep
mental hygiene. Kata mental diambil dari bahasa
Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam
bahasa latin yang artinya psikis,jiwa atau kejiwaan.
b. Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan
satu kesatuan dengan sistem biologis, sebab
hubungan sistem dari eksistensi manusia, maka
aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan
aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak
dapat dipisahkan untuk melihat sisi jiwa manusia.
c. Seiring berkembangnya zaman, manusia dituntut
untuk selalu bersifat produktif di segala bidang.
Page

Pekerjaan membuat manusia lupa waktu. Masalah


dan masalah mereka geluti setiap hari dengan
harapan mendapatkan hasil yang maksimal.
Terkadang manusia melakukan segala cara untuk
mencapai segala kemauan tanpa memperdulikan
akibat yang ditimbulkan. Mereka hanya
mementingkan keinginan atau kebutuhan jasmani
saja sehingga kebutuhan rohani terabaikan. Itulah
yang membuat seseorang sangat rawan terserang
gangguan kesehatan mental seperti stres dan
depresi.
d. Depresi inilah yang sangat berbahaya karena orang
yang menderita depresi akan sulit berfungsi secara
sosial dan beresiko tinggi untuk mengakhiri
hidupnya atau bunuh diri. Sering kali diagnosis
psikiatri baru muncul setelah seorang individu
melakukan bunuh diri. Analisis tingkah laku, suasana
hati, dan pikiran individu yang melakukan bunuh diri
didasarkan atas laporan keluarga dan teman-teman
individu tersebut serta tulisan atau catatan-catatan
individual.
B. FAKTOR PENYEBAB

Page

Genetika
Genetika bawaan adalah faktor umum penyebab gangguan
bipolar. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah
satunya merupakan pengidap gangguan bipolar memiliki
risiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15 % hingga
30%. Bila kedua orangtuanya mengidap gangguan bipolar,
maka berpeluang mengidap gangguan bipolar sebesar 50% 75%. Kembar identik dari seorang pengidap gangguan
bipolar memiliki risiko tertinggi kemungkinan
berkembangnya penyakit ini daripada yang bukan kembar
identik. Penelitian mengenai pengaruh faktor genetis pada
gangguan bipolar pernah dilakukan dengan melibatkan
keluarga dan anak kembar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sekitar 10% - 15% keluarga dari pasien yang
mengalami gangguan bipolar pernah mengalami satu
episode gangguan suasana hati.
Fisiologis
Sistem neurokimia dan gangguan suasana hati
Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap
gangguan bipolar adalah terganggunya keseimbangan

Page

cairan kimia utama di dalam otak. Sebagai organ yang


berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan
neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari
otak ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya.
Norepinephrin, dopamin, dan serotonin adalah beberapa
jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran
impuls syaraf. Pada penderita gangguan bipolar, cairancairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak
seimbang.
Sebagai contoh, ketika seorang pengidap gangguan
bipolar dengan kadar dopamin yang tinggi dalam otaknya
akan merasa sangat bersemangat, agresif, dan percaya diri.
Keadaan inilah yang disebut fase mania. Sebaliknya dengan
fase depresi yang terjadi ketika kadar cairan kimia utama
otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita
merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan
untuk bunuh diri yang besar.
Seseorang yang menderita gangguan bipolar
menandakan adanya gangguan pada sistem motivasional
yang disebut dengan behavioral activation system (BAS).
BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh
penghargaan (pencapaian tujuan) dari lingkungannya. Hal
Page

ini dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik


kepribadian seperti ekstrovert (bersifat terbuka),
peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk
tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf
dalam otak yang melibatkan dopamin dan perilaku untuk
memperoleh penghargaan. Peristiwa kehidupan yang
melibatkan penghargan atau keinginan untuk mencapai
tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak
ada kaitannya dengan episode depresi. Sedangkan peristiwa
positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada episode
mania.

Sistem neuroendokrin
Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan
mempengaruhi hipotalamus yang berfungsi mengontrol
kelenjar endokrin] dan tingkat hormon yang dihasilkan.
Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi
kelenjar pituaritas. Kelenjar ini terkait dengan gangguan
depresi seperti gangguan tidur dan rangsangan selera.
Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang
yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon
Page

adrenocortical) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh produksi


yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh
hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang
yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya
kelenjar adrenal. Banyaknya cortisol tersebut juga
berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan
penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang
depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal.
Penelitian mengenai Cushings Syndrome juga dikaitkan
dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi.
Lingkungan
Gangguan bipolar tidak memiliki penyebab tunggal.
Tampaknya orang-orang tertentu secara genetis cenderung
untuk mengidap gangguan bipolar, namun tidak semua
orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang
yang menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya
penyebab. Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan
perubahan fisik pada otak penderita agngguan bipolar.
Dalam penelitian lain disebutkan, poin ketidakseimbangan
neurotransmitter, fungsi tiroid yang abnormal, gangguan
ritme sirkadian, dan tingkat tinggi hormon stres kortisol.
Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini
Page

terlibat dalam pengembangan gangguan bipolar. Faktorfaktor eksternal yang disebut pemicu. Pemicu dapat
memulai episode baru mania atau depresi atau membuat
gejala yang ada memburuk, namun banyak episode
gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.
Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor
pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan
antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian
tujuan (penghargaan) dalam hidup. Contoh dari hubungan
perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan
kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan
antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari
pekerjaan. Selain itu, seorang penderita gangguan bipolar
yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja
kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang
kurang menyenangkan seperti mengalami banyak
kegelisahan atau depresi. Selain penyebab di atas, alkohol,
obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat
memicu munculnya gangguan bipolar.
Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang
baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga
bisa menjalani kehidupan dengan normal. Berikut ini adalah
Page

faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya gangguan


bipolar:

Stres merupakan peristiwa kehidupan yang dapat


memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan
kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan
perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk
seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi,
kehilangan orang yang dicintai, atau dipecat dalam
pekerjaan.

Penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan


bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan
memperburuk perjalanan penyakit. Obat-obatan seperti
kokain, ekstasi, dan amphetamine dapat memicu
mania, sedangkan alkohol dan obat penenang dapat
memicu depresi.

Obat-obat tertentu, terutama obat-obatan


antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain yang
dapat menyebabkan mania termasuk obat flu, penekan
nafsu makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.

Page

Perubahan musiman merupakan episode mania dan


depresi sering mengikuti pola musiman. Episode mania
lebih sering terjadi selama musim panas, dan episode
depresif lebih sering terjadi selama musim dingin,
musim gugur, dan musim semi (untuk negara dengan 4
musim).

Kurang tidur atau melewatkan beberapa jam istirahat


dapat memicu episode mania.

BAB 11 DIAGNOSIS
PPDGJ 111
F30 F39
GANGGUAN SUASANA PERASAAN ( MOOD ( (AFKTIF) )
F30 EPISODE MANIK

F30.0
F30.1
F30.2
F30.8
F30.9

Hipomania
Mania tanpa gejala psikotik
mania dengan gejala psikotik
Episode manik lainnya
Episode manik YTT

Page

F31 GANGGUAN EFEKTIF BIPOLAR

F31.0 Gangguan Efektif bipolar episode kini hipomanik


F31.1 Gangguan Efektif bipolar, episode kini manik
tanpa gejala psikotik
F31.2 Gangguan efektif bipolar, episode kini depresif
ringan atau sedang
. 30 tanpa gejala
. 31 dengan gejala somatik
F31.4 Gangguan efektif bipolar, episode kini depresif
berat tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan efektif bipolar, episode kini depresif
berat dengan gejala psikotik
F31.6 Gangguan efektif bipolar, episode kini campuran
F31.7 Gangguan efektif bipolar, episode kini dalam
remisi
F31.8 Gangguan efektif bipolar lainnya
F31.9 Gangguan bipolar YTT
F32 EPISODE DEPRESIF

F32.0 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan


.00 tanpa gejala
.01 dengan gejala somatik
F33.1 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang
.10 tanpa gejala somatik
.11 dengan gejala somatik
F33.2 Episode depresif berulang, episode kini berat
tanpa gejala psikotik

Page

F34.3 Episode depresif berulang, episode kini berat


dengan gejala psikotik
F33.4 Episode depresif berulang, kini dalam remisi
F33.8 Episode depresif lainnya
F33.9 Episode depresif YTT
F34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN ( MOOD AFEKTIF)
MENETAP
F34.0 Siklotimia

F34.1 distimia
F34.8 gangguan suasana ( mood (afektif) ) menetap
lainnya
F34.9 gangguan suasana ( mood (afektif) ) menetap
lainnya YTT
F38 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD (AFEKTIF) )
LAINNYA

F38.0 gangguan suasana perasaan ( mood (Afektif) )


tunggal lainnya
.00 Episode efektif campuran
F38.1 gangguan suasana perasaan ( mood (Afektif) )
tunggal lainnya
. 10 gangguan depresi singkat berulang
F38.8 gangguan suasana perasaan ( mood (afektif) )
lainnya YDT

Page

F39 GANGGUAN PERASAAN SUASANA (MOOD (AFEKTIF) )


YTT
BAB 111 GEJALA
GEJALA DAN TANDA BIPOLAR
Gangguan bipolar dapat terlihat sangat berbeda pada
orang yang berbeda. Gejala bervariasi dalam pola mereka,
keparahan, dan frekuensi. Beberapa orang lebih rentan
terhadap baik mania atau depresi, sementara yang lain
bergantian sama antara dua jenis episode. Gangguan
suasana hati sering terjadi pada seseorang, sementara yang
lain hanya mengalami sedikit selama seumur hidup.
Ada empat jenis episode suasana hati pada penderita
gangguan bipolar, yakni mania, hipomania, depresi, dan
episode campuran. Setiap jenis episode susasana hati
gangguan bipolar memiliki gejala yang unik.
Tanda dan gejala mania
Gejala-gejala dari tahap mania gangguan bipolar adalah
sebagai berikut:

Gembira berlebihan.
Page

Mudah tersinggung sehingga mudah marah.


Merasa dirinya sangat penting.
Merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding
orang lain.

Penuh ide dan semangat baru.


Cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya.
Mendengar suara yang orang lain tak dapat
mendengarnya.

Nafsu seksual meningkat.


Menyusun rencana yang tidak masuk akal.
Sangat aktif dan bergerak sangat cepat.
Berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa
yang dibicarakan.

Menghambur-hamburkan uang.

Page

Membuat keputusan aneh dan tiba-tiba, namun


cenderung membahayakan.

Merasa sangat mengenal orang lain.


Mudah melempar kritik terhadap orang lain.
Sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari.
Sulit tidur.
Merasa sangat bersemangat, seakan-akan satu hari
tidak cukup 24 jam.
Tanda dan gejala hipomania
Hipomania adalah bentuk kurang parah dari mania.
Orang-orang dalam keadaan hipomanik merasa gembira,
energik, dan produktif, tetapi mereka mampu meneruskan
kehidupan sehari-hari dan tidak pernah kehilangan kontak
dengan realitas. Untuk yang lain, mungkin tampak seolaholah orang dengan hipomania hanyalah dalam suasana hati
yang luar biasa baik. Namun, hipomania dapat
menghasilkan keputusan yang buruk yang membahayakan
hubungan, karier, dan reputasi. Selain itu, hipomania sering

Page

meningkat menjadi mania penuh dan terkadang dapat


diikuti oleh episode depresi berat.
Tahap hipomania mirip dengan mania, perbedaannya adalah
penderita yang berada pada tahap ini merasa lebih tenang
seakan-akan telah kembali normal serta tidak mengalami
halusinasi dan delusi. Hipomania sulit untuk didiagnosis
karena terlihat seperti kebahagiaan biasa, tapi membawa
risiko yang sama dengan mania. Gejala-gejala dari tahap
hipomania pada gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

Bersemangat dan penuh energi dengan munculnya


kreativitas.

Bersikap optimis, selalu tampak gembira, lebih aktif,


dan cepat marah.

Penurunan kebutuhan untuk tidur.


Tanda dan gejala depresi bipolar
Gejala-gejala dari tahap depresi gangguan bipolar adalah
sebagai berikut:

Page

Suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang


berkepanjangan.

Sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan


yang jelas.

Kehilangan minat untuk melakukan sesuatu.


Tidak mampu merasakan kegembiraan.
Mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga.
Sulit konsentrasi.
Merasa tak berguna dan putus asa.
Merasa bersalah dan berdosa.
Rendah diri dan kurang percaya diri.
Beranggapan masa depan suram dan pesimistis.
Berpikir untuk bunuh diri.
Hilang nafsu makan atau makan berlebihan.

Page

Penurunan berat badan atau penambahan berat badan.


Sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur
berlebihan.

Mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa


mual, mulut kering, susah buang air besar, dan
terkadang diare.

Kehilangan gairah seksual.


Menghindari komunikasi dengan orang lain.
Hampir semua penderita gangguan bipolar mempunyai
pikiran tentang bunuh diri. dan 30% di antaranya berusaha
untuk merealisasikan niat tersebut dengan berbagai cara.
Tanda dan gejala episode campuran
Episode ini merupakan gangguan bipolar campuran
dari kedua fitur gejala mania atau hipomania dan depresi.
Tanda-tanda umum episode campuran termasuk depresi
dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, kegelisahan,
insomnia, distractibility, dan layangan pikiran (flight of idea).

Page

Kombinasi energi tinggi dan rendah membuat suasana hati


penderita berisiko tinggi untuk bunuh diri.
Dalam konteks gangguan bipolar, episode campuran (mixed
state) adalah suatu kondisi di saat tahap mania dan depresi
terjadi bersamaan. Pada saat tertentu, penderita mungkin
bisa merasakan energi yang berlebihan, tidak bisa tidur,
muncul ide-ide yang berlalu-lalang di kepala, agresif, dan
panik (mania). Akan tetapi, beberapa jam kemudian,
keadaan itu berubah menjadi sebaliknya. Penderita merasa
kelelahan, putus asa, dan berpikiran negatif terhadap
lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi bergantian dan
berulang-ulang dalam waktu yang relatif cepat. Alkohol,
narkoba, dan obat-obat antipedresan sering dikonsumsi oleh
penderita saat berada pada epiode ini. Episode campuran
bisa menjadi episode yang paling membahayakan penderita
gangguan bipolar. Pada episode ini, penderita paling banyak
memiliki keinginan untuk bunuh diri karena kelelahan, putus
asa, delusi, dan halusinasi. Gejala-gejala yang diperlihatkan
jika penderita akan melakukan bunuh diri antara lain
sebagai berikut:

Page

Selalu berbicara tentang kematian dan keinginan untuk


mati kepada orang-orang di sekitarnya.

Memiliki pandangan pribadi tentang kematian.


Mengkonsumsi obat-obatan secara berlebihan dan
alkohol.

Terkadang lupa akan hutang atau tagihan seperti


tagihan listrik dan telepon.
Penderita yang mengalami gejala-gejala tersebut atau siapa
saja yang mengetahuinya sebaiknya segera menelepon
dokter atau ahli jiwa, jangan meninggalkan penderita
sendirian dan jauhkan benda-benda atau peralatan yang
berisiko dapat membahayakan penderita atau orang-orang
di sekelilingnya.

Page

BAB 1V TERAPI
TERAPI PSIKOSOSIAL
Sebagian besar penelitian menyatakan dan sebagian
besar klinis dan penelitian percaya bahwa kombinasi
psikoterapi dan farmakoterapi adalah pengobatan yang
paling efektif untuk gangguan depresif berat, beberapa data
menyatakan bahwa farmaketorapi maupun psikoterapi saja
tidak efektif, sekurangnya pada pasien dengan episode
depresif barat dan ringan, dan bahwa penggunaan teratur
terapi kombinasi menambah biaya terapi dan memaparkan
pasien dengan efek samping yang tudak di perlukan.
Ciri yang mungkin mempengaruhi pemilihan
farnaketorapi atau psikoterapi atau terapi kombinasi. NIMH
Treatmen of Depresion collaborative Research Proggram
menemukan predictor respon terhadap berbagai
pengobatan sebagai berikut : ( 1 ) disfungsi sosial yang
rendah manyatakan respon yang baik terhadap terapi
interpersonal, ( 2 ) disfungsi kognitif yag rendah
menyatakan respon yang baik terhadap terapi kognitif
perilaku dan farmaketorapi, ( 3 ) disfungsi kerja yang
tinggi ,engarahkan respon yang baik terhadap farmoterapi,
Page

dan (4 ) keparahan depresi yang tinggi menyatakan respon


yang baik terhadap terapi interpersonal dan farmaketorapi.
TERAPI KOGNITIF
Terapi kognitif adalah efektif dalam
mengobatigangguan depresif berat, sebagian besar
penelitian menemukan bahwa terapi efektif adalah sama
manfaatnya dengan terapi psikoterapi, berhunbungan
dengan efek samping yang lebih rendah followup yang lebih
baik baik dari padafarma kemoterapi.
TERAPI INTERPERSONAL
Terapi interpersonal pada satu atau dua interpersonal
pasien yang sdang di alami sekarang, dengan menggunakan
dua anggapan : pertama, masalah interpersonal sekarang ini
kemungkinan memiliki akar pada hubungan awal yang
disfungsional. Kedua : masalah interpersional kemungkinan
terlibat di dalam mencetuskan atau memperberat segala
depresif.
Program terapi interpersonalbiasanya terdiri dari 12 sampai
16 sesion mingguan. Terapi di tandai oleh pendekatan
terapetik aktif. Fenomena intra psikis, seperti mekanisme
pertahanan dan konflik internal. Tidak di jawab di dalam
terapi.
TERAPI PERILAKU
Page

Terapi perilaku didasarkan pada hipotesis bahwa pola


perilaku maladapatif menyebabkan seseorang mendapatkan
sedikit umpan balik positif dari masyarakat dan
kemungkinan penolakan yang palsu. Dengan memusatkan
pada perilaku maladatif di dalam terapi., pasien belajar
untuk berfungsi di dunia dengan cara tertentu dimana
mereka mendapatkan dorongan positif terapi perilaku untuk
gangguan deprasif barat masih belum merupakan subjek
penelitian terkendali, walaupun terapi individual dan
kelompok telah dipelajari. Data saat ini menyatakan bahwa
terapi perilaku adalah modalitas pengobatan yang efektif
untuk gangguan depresif berat.
TERAPI BERORIENTASI PSIKOANALITIK
Pendekatan psikoanalitik pada gangguan mood adalah
didasarkan pada teori psikoanalitik tentang depresi dan
mania. Tujuan psikoterapi psikoanalitik adalah untuk
menedapatkan perubahan pada struktur atau karakter
kepibadian pasien, bukan semata-mata menghilangkan
gejala.nperbaikan pada perbaikan pribadi, keintiman,
mekanisme mengatasi, kapasitas untuk berdukacita, dan
kemampuan untuk mengalami berbagai macam emosi
adalah beberapa tujuan terapi psikoanalitik. Pengobatan
sering kali mengahruskan pasien mangalami kecemassn dan
Page

penderitaan yang lebih banyak selama perjalanan terapi,


yang dapat berlangsung beberpa hari.
TERAPI KELUARGA
Terapi keluarga umumnya tidak di pandang sebagai
terapi primer untuk pengobatan gangguan depresif berat,
tetapi semakin banyaknya bukti menyatakan bahwa
menyatakan bahwa membantu seorang pasien dengan
gangguan mood menurunkan stres dan menerima stres
dapat menurunkan kemungkinan relaps. Terapi keluarga di
indikasikan jika gangguan membahayakan perkawinan atau
fungsi keluarga pasien atau gangguan mood adalah di
perkembangkan atau di pertahankan oleh situasi keluarga.
Terapi keluarga memeriksa peranan anggota yang
mengalami gangguan mood dalam kesehatan psikologi
keseluruhan keluarga : terapi ini juga memeriksa peranan
keseluruhan keluarga di dalam mempertahankan gejala
pasien. Pasien dengan gangguan mood memilik angka
perceraian yang tinggi, dan kira-kira 50 persen dri semua
pasangan melaporkan bahwa mereka seharusnya tidak
menikah dengan pasien atau memiliki anak jika mereka tau
bahwa pasien akan memiliki suatu gangguan mood.

Page

BAB V KESIMPULAN
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang
menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan
perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa depresi
dan mania. Suasana hati penderitanya dapat berganti
secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan
yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang
ekstrim.
Maka hendaknya kita menghindari gejala yang
menyebabkan terjadinya bipolar, dan menjaga emosi kita
agar tidak mudah untuk berpacu pada gangguan mood ini.

DAFTAR PUSTAKA
Page

Mmaramis.w.f.2004. ilmu kedokteran jiwa. Surabaya.


Eirlanggaunivrsity pres.
Kaplan I.Harold, sadock.j.bejamin, grebb.jack.1997. sinopsis
psikiarti. Jakarta.binapura aksara
Im Ingram, G.C.Timbury,Rm.1995. Catatan kuliah
psikiarti.jakarta EGC.
Tombo . A .David. 2004 . ipsikiarti. Jakarta. EGC

Nama

: Andina Zakiah Firda

Tanggal Lahir

: bondowoso 12-

juni-1996
Alamat

Riwayat Penulis

: Sumber gading-

bondowoso
Alamat Sosmed

A. Facebook : Ndina Zazqiah


Firda
B. Email

Dinazakiah90@gmail.com
C. BBM
: 5277393
No Hp

: 082322087692

Page

Anda mungkin juga menyukai