Anda di halaman 1dari 2

BIRO HUMAS SETDA ACEH

PRESS RELEASE
24 OKTOBER 2016
Gubernur Zaini lantik komisioner KKR Aceh
BANDA ACEH: Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah melantik tujuh anggota Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh periode 2016-2021 pada rapat Paripurna
khusus Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh di Ruang Utama DPR Aceh, Senin
(24/10).
Pelantikan para anggota komisioner KKR Aceh dilakukan oleh Gubernur Zaini
dengan pengambilan sumpah kepada ketujuh anggota komisioner yang terdiri dari
Afridal Armi sebagai Ketua, Muhammad MTA sebagai Wakil Ketua serta anggota
Fajran Zain, Mastur Yahya, Fuadi, Evi Narti Zen, dan Ainal Mardiah.
Usai acara pelantikan, Gubernur mengatakan, kehadiran KKR Aceh harus mampu
melaksanakan fungsi dan tugas sebaik-baiknya dengan mencari fakta kebenaran
dan rekonsiliasi dalam menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia di
Aceh.
Terbentuknya Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Aceh didasari ini pada amanah
butir 2.3 MoU Helsinki yang menegaskan bahwa Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
akan dibentuk di Aceh oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Indonesia dengan
tugas merumuskan dan menentukan upaya rekonsiliasi, sebagaimana disebutkan
dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan
Aceh Merdeka, kata Gubernur Zaini.
Menurutnya, atas dasar kesepahaman tersebut, nilai-nilai hak asasi manusia
dituangkan dalam Undang- Undang RI Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Aceh, yaitu untuk mencari kebenaran dan rekonsiliasi.
Dengan Undang-undang inilah dibentuknya KKR Aceh yang bekerja berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan dalam menyelesaikan kasus pelanggaran hak
asasi manusia di Aceh yang pernah dilakukan oleh pihak terkait pada masa konflik,
katanya.
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Gubernur Zaini

menyebutkan tugas, fungsi dan kewenangan KKR Aceh bukan sebagai tugas
lembaga justicial, melainkan sebagai lembaga independen untuk mengungkapkan
kebenaran atas suatu peristiwa pelanggaran HAM di masa lalu dan melakukan
rekonsiliasi untuk terciptanya perdamaian dan persatuan bangsa dengan
merekomendasikan kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh untuk
dilaksanakan reparasi dalam bentuk restitusi, kompensasi dan rehabilitasi.
Fungsi dan tugas KKR Aceh masih banyak belum dipahami oleh masyarakat Aceh,
oleh karena itu saya minta kepada komisi ini agar sebelum melaksanakan tugas,
perlu dilakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang terkait dan masyarakat Aceh
khususnya, atas tugas, fungsi dan kewenangan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
Aceh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
ujar Gubernur.
Gubernur berharap pembentukan KKR ini dapat disikapi dengan arif dan bijak oleh
kita semua Penyelenggara Negara. Janganlah kita bersikap skeptis terhadap tujuan
pembentukan lembaga ini, karena pada prinsipnya pembentukan lembaga ini
hanyalah menindaklanjuti Amanat Butir Perjanjian Damai yang telah disepakati
bersama tandasnya.
Dengan menggunakan semangat perdamaian, proses rekonsiliasi diharapkan dapat
dilakukan dengan saling meminta maaf serta kepada korban kita santuni, dan
dikembalikan harkat martabat kemanusiaannya, dapat hidup dengan aman, nyaman
dan tenteram serta bahagia dalam keluarga masing-masing, pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai