Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PERBANDINGAN ETANOL-AIR SEBAGAI PELARUT

EKSTRAKSI TERHADAP PEROLEHAN EKSTAKTIF, KADAR SENYAWA


FENOLAT DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI DAUN JAMBU BIJI
(PSIDIUM GUAJAVA LINN.)

Harrizul Rivai1,*, Hazli Nurdin2, Hamzar Suyani2 dan Amri Bakhtiar1


1

Fakultas Farmasi, Universitas Andalas, Padang

Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Andalas, Padang

* Corresponding author: HP: 081363049858; email: harrizul@yahoo.co.id

ABSTRACT
Effect of ethanol-water ratio as extraction solvent in gaining of extractive, phenolic content and
antioxidant activity in Psidium guajava Linn. leaves have been investigated. The ethanol-water ratio
tested were 100:0, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50 and 40:60. Results revealed that ethanol-water ratio gave
significant effect on extractive obtainability, phenolic content and antioxidant activity (p<0,05). Among
the ethanol-water ratio tested, the best result was obtained by ethanol-water ratio 50:50 as extraction
solvent for Psidium guajava Linn. leaves.
Keywords : Antioxidant, Psidium guajava Linn., extraction solvent, phenolic compounds.
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh perbandingan etanol-air sebagai pelarut ekstraksi terhadap
perolehan kadar ekstraktif, senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan dalam daun jambu biji ( Psidium
guajava Linn.). Perbandingan etanol-air yang diuji adalah 100:0, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50 dan 40:60.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan etanol-air memberikan pengaruh yang nyata terhadap
perolehan ekstraktif, kadar senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan (p<0,05). Di antara perbandingan
etanol-air yang diuji, hasil yang terbaik ditunjukkan oleh perbandingan etanol-air 50:50 sebagai pelarut
ekstraksi untuk daun jambu biji.
Kata kunci : Antioksidan, Psidium guajava Linn., pelarut ekstraksi, senyawa fenolat,
PENDAHULUAN
Jambu biji (Psidium guajava Linn.) adalah salah satu tumbuhan obat Indonesia yang telah lama
digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan berbagai penyakit seperti antidiare, astringens dan
menghentikan perdarahan (Ditjen POM, 1989), disentri, haid tidak lancar, keputihan, mencret,
pencernaan tidak baik pada anak-anak, radang usus, sariawan usus, panu (obat luar) dan sakit kulit (obat
luar) (Sudibyo, 1998). Daun jambu biji telah terbukti mempunyai berbagai efek farmakologis, antara lain
analgesik (Lutterodt & Malique, 1988; Shaheen et al., 2000; Ojewole, 2006), antiinflamasi (Ojewole,
2006), antimutagenik (Grover & Bala, 1993), antidiare (Almeida et al., 1995; Lutterodt et al., 1999;
Zhang et al., 2003; Goncalves et al., 2005; Salgado et al., 2006; Belemtougri et al., 2006; Kamath et al.,

2008), antibatuk (Jaiarj et al., 1999), antibakteri (Jaiarj et al., 1999; Lutterodt et al., 1999; Nascimento et
al., 2000; Vieira et al., 2001; Arima & Danno, 2002; Holetz et al., 2002; Limsuwan et al., 2005;
Voravuthikunchai & Kitpipit, 2005; Akinpelu & Onakoya, 2006; Rattanachaikunsopon & Phumkhachorn,
2007; Nair & Chanda, 2007; Chansue et al., 2007; Kamath et al., 2008), antijamur (Sato et al., 2000),
antiplak gigi (Razak et al., 2006), menekan inotropisme otot jantung (Garcia et al., 2003), antidiabetes
(Oh et al., 2005; Ojewole, 2005; Kamath et al., 2008; Wu et al., 2009), anticestoda (Tangpu & Yadav,
2005, 2006), antihipertensi (Ojewole, 2005; Belemtougri et al., 2006; Olatunji-Bello et al., 2007),
hepatoprotektif (Roy et al., 2006; Kamath et al., 2008), antikoagulan (Hsieh et al., 2007) dan antioksidan
(Qian & Nihorimbere, 2004; Abreu et al., 2006; Tachakittirungrod et al., 2007a,b; Chen & Yen, 2007;
Wang et al., 2007; Ayoola et al., 2008; Kamath et al., 2008). Malahan daun jambu biji telah terbukti
secara klinis menghambat pertumbuhan rotavirus yang menyebabkan enteritis pada anak-anak (Wei et al.,
2000) dan menyembuhkan kejang dan penyakit diare akut (Lozoya et al., 2002).
Efek farmakologis tersebut disebabkan oleh berbagai kandungan kimia dalam daun jambu biji
seperti senyawa fenolat, flavonoid, karotenoid, terpenoid dan triterpen (Gutierrez et al., 2008; Kamath et
al., 2008). Ekstrak kental daun jambu biji mengandung kuersitrin, minyak atsiri, tanin, -sitosterol dan
asam guaiakolat (Badan POM, 2004). Selain itu berbagai kajian fitokimia telah menemukan kandungan
kimia daun jambu biji yang lebih rinci, antara lain senyawa fenolat total 575,3 mg/g daun kering (Qian &
Nihorimbere, 2004), kuersetin 0,181 0,393% (El Sohafy et al., 2009), morin, morin-3-O-liksosida,
morin-3-O-arabinosa,

kuersetin

dan

kuersetin-3-0-arabinosida

(Arima

&

Danno,

2002;

Rattanachaikunsopon & Phumkhachom, 2007), guaijavarin (Arima & Danno, 2002), guajadial (Yang et
al., 2007), asam ferulat (Chen & Yen, 2007)
Karena pentingnya daun jambu biji dalam pengobatan, maka mutu, keamanan dan
kemaanfaatannya harus ditingkatkan melalui penelitian dan pengembangan. Untuk meningkatkan mutu,
keamanan dan kemanfaatan daun jambu biji sebagai obat bahan alam Indonesia, perlu dilakukan
standardisasi terhadap bahan bakunya, baik yang berupa simplisia maupun yang berbentuk ekstrak atau
sediaan galenik. Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak tumbuhan obat adalah konsentrasi
pelarut yang digunakan untuk ekstraksi (Gaedcke et al., 2003). Pelarut yang dapat digunakan untuk
membuat ekstrak daun jambu biji adalah campuran etanol dan air (Badan POM, 2004). Namun
perbandingan pelarut dan air untuk ekstraksi belum dioptimasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

untuk menentukan perbandingan etanol dan air yang cocok untuk ekstraksi senyawa fenolat dari daun
jambu biji sehingga didapat ekstrak yang bermutu baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pelarut etanol dan air yang cocok untuk
memperoleh ekstrak daun jambu biji yang bermutu baik. Paramater mutu ekstrak daun jambu biji yang
diukur adalah perolehan ekstraktif (rendemen ekstrak), kadar senyawa fenolat dan aktivitas
antioksidannya (Ditjen POM, 2000).

METODE PENELITIAN

Bahan Tumbuhan
Daun jambu biji dikumpulkan dari daerah sekitar kampus Universitas Andalas, Limau Manih,

Padang pada bulan Juli 2009. Tumbuhan ini diidentifikasi di Herbarium Universitas Andalas dan
spesimennya disimpan di Laboratorium Kimia Farmasi, Universitas Andalas dengan Nomor Koleksi HR20090702.

Bahan Kimia
Natrium karbonat p.a. (Merck), asam galat (Sigma), etanol p.a (Merck), Reagen Folin-Ciocalteau

(Merck), DPPH (Sigma), etanol p.a. (Merck), metanol p.a. (Merck) dan air suling.

Alat
Seperangkat alat rotary evaporator (Buchi), oven (Memmert), timbangan analitik (Shimadzu

AUX 220) dan alat spektrofotometer UVVisibel (Shimadzu 1240).

Pengeringan daun jambu biji


Daun jambu biji dicuci dan ditiriskan, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 40 oC

sampai kadar air < 10%. Pengeringan daun jambu biji dalam oven pada suhu 40 oC adalah cara
pengeringan yang terbaik sesuai dengan penelitian terdahulu.

Ekstraksi daun jambu biji dengan pelarut etanol-air.


Bagian-bagian daun jambu biji kering ditimbang masing-masing 5 gram dan direndam masing-

masing dengan 50 mL campuran etanol-air dengan perbandingan masing-masing 100:0, 80:20, 70:30,
60:40, dan 50:50 selama 24 jam sambil sekali-sekali diaduk. Maserat dipisahkan dan sisanya dimaserasi
lagi dengan pelarut yang sama sampai tersari sempurna. Masing-masing maserat digabung lalu diuapkan

dengan rotary evaporator pada suhu <50C sampai kental. Sebelum dianalisis, masing-masing ekstrak
dilarutkan dalam labu ukur sampai 50 mL dengan campuran air suling : metanol (1:1).

Penentuan kadar ekstraktif (rendemen)


Penentuan kadar ekstraktif (rendemen ekstrak) yang diperoleh dengan berbagai perbandingan

pelarut etanol-air di atas dilakukan menurut metode WHO (1998) sebagai berikut: Larutan ekstrak yang
telah disiapkan dengan cara di atas dipipet sebanyak 10 mL ke dalam piring penguap yang telah ditara.
Pelarutnya diuapkan di atas penangas air sampai kering. Sisanya dipanaskan dalam oven pada suhu 105
o

C selama 1 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang segera. Pengeringan dan

penimbangan diulangi beberapa kali sampai diperoleh bobot konstan. Kadar ekstraktif (rendemen)
dinyatakan sebagai mg ekstrak per gram simplisia kering (mg/g).

Penentuan kadar senyawa fenolat total


Kadar senyawa fenolat total dalam larutan ekstrak daun jambu biji ditentukan dengan pereaksi

Folin-Ciocalteau menggunakan prosedur yang dipakai Pourmorad et al. (2006). Larutan encer masingmasing ekstrak daun jambu biji (0,5 mL, ekstrak 1:10) atau larutan asam galat (senyawa fenolat standar)
dicampur dengan pereaksi Folin-Ciocalteau (5 mL, diencerkan 1:10 dengan air suling) dan larutan
natrium karbonat (4 mL, 1 M). Campuran tersebut dibiarkan selama 15 menit dan kadar senyawa fenolat
ditentukan dengan mengukur serapan pada panjang gelombang 765 nm dengan spektrofometer UV-Vis.
Kurva standar dibuat dengan menggunakan larutan standar asam galat dengan konsentrasi 25, 50, 75, 100
dan 125 g/mL dalam metanol-air (1:1). Kadar senyawa fenolat total dinyatakan sebagai mg setara asam
galat per gram simplisia kering (mg/g).

Pengukuran Aktivitas Antioksidan


Aktivitas antioksidan ekstrak daun jambu biji ditentukan dengan metode DPPH yang digunakan

oleh Mosquera et al. (2009). Masing-masing ekstrak encer daun jambu biji sebanyak 1 mL dicampur
dengan 2 mL larutan DPPH (20 mg/L) yang baru dibuat. Masing-masing campuran itu dikocok dan
didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar di tempat gelap. Kemudian serapan masing-masing
campuran itu diukur pada panjang gelombang 517 nm dengan spektrofotometer UV-Vis. Sebagai blanko,
digunakan larutan yang dibuat dengan mencampurkan 1 mL metanol-air (1:1) dengan 2 ml larutan DPPH
(20 mg/L). Untuk meniadakan serapan ekstrak pada panjang gelombang ini, sampel blanko dibuat dengan

mencampurkan 1 ml ekstrak dengan 2 ml metanol-air (1:1). Persentase aktivitas antioksidan dihitung


dengan menggunakan rumus berikut:

Aktivitas Antioksidan(%)

Akontrol Aekstrak
x100%
Akontrol

Di sini Akontrol adalah serapan larutan DPPH tanpa ekstrak, Aekstrak adalah serapan ekstrak uji yang
sama dengan serapan ekstrak tumbuhan obat + DPPH dikurangi dengan serapan ekstrak blanko tanpa
DPPH.
Nilai IC50 ekstrak tumbuhan obat ditentukan dengan mengukur persentase aktivitas antioksidan
larutan ekstrak tumbuhan dengan konsentrasi 100, 50, 25, 12,5 dan 6,76 mg/mL melalui analisis regresi
linear. Nilai IC 50 dihitung sebagai kadar (mg/mL) larutan ekstrak tumbuhan obat yang menyebabkan
aktivitas antioksidan sebesar 50%.

Analisis Statistika
Data percobaan dianalisis dengan menggunakan analisis variansi satu arah dan perbedaan antar

rata-rata setiap perlakuan ditentukan dengan uji rentang berganda Duncan dengan menggunakan program
komputer SPSS for Windows Version 10.0. Nilai P kecil dari 0,05 dianggap mempunyai perbedaan yang
signifikan secara statistik

HASIL DAN DISKUSI

Validasi metode analisis senyawa fenolat total


Pengukuran kadar senyawa fenolat total dalam ekstrak daun jambu biji kering dilakukan dengan

menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteau yang telah digunakan sebelumnya oleh Pourmorad et al. (2006) untuk
penentuan kadar senyawa fenolat dalam tumbuhan obat di Iran. Agar metode itu dapat dipakai dalam penelitian
ini, unjuk kerja dan validasi metode tersebut harus dievaluasi terlebih dahulu karena sampel yang dipakainya
berbeda dari yang dipakai dalam penelitian ini. Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi metode analisis
disebut figures of merit (Mitra dan Brukh, 2003). Hasil evaluasi dan validasi metode tersebut menunjukkan
persamaan regresi hubungan antara serapan (y) dan kadar senyawa fenolat (x) sebagai y = 0,0158 + 0,0064 x,
dengan koefisien korelasi r = 0,9967, rentang linearitas 25 125 g/mL, batas deteksi 11,172 g/mL, batas
kuantisasi 37,240 g/mL, perolehan kembali 97% dan simpangan baku relatif 0,24%. Hasil evaluasi tersebut
menunjukkan bahwa metode analisis untuk menentukan kadar senyawa fenolat secara spektrofotometri dengan

pereaksi Folin-Ciocalteau mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi sesuai dengan batas-batas unjuk kerja
yang baik (Harmita, 2004)

Pengaruh perbandingan pelarut etanol-air terhadap perolehan kadar ekstraktif dari daun jambu
biji
Tabel I memperlihatkan kadar ekstraktif yang diperoleh dari daun jambu biji kering yang diekstraksi

dengan berbagai perbandingan etanol-air. Penurunan perbandingan etanol-air sampai 50:50 menyebabkan
peningkatan kadar ekstraktif sampai 97,87 1,01 mg/g. Namun demikian, penurunan perbandingan etanol-air
lebih lanjut sampai 40:60 akan menurunkan kembali perolehan kadar ekstraktif menjadi 87,57 2,78mg/g. Uji
statistik menunjukkan bahwa perbandingan pelarut etanol-air berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap perolehan
kadar ekstraktif dari daun jambu biji. Namun demikian perbandingan etanol-air 60:40 tidak berbeda nyata
dengan perbandingan etanol-air 50:50 (p>0,05). Karena itu, perbandingan pelarut etanol-air yang optimum untuk
memperoleh kadar ekstraktif yang tertinggi dari daun jambu biji adalah 50:50 (lihat Gambar 1).

Tabel I. Pengaruh perbandingan etanol-air sebagai pelarut ekstraksi terhadap perolehan kadar ekstraktif, kadar
senyawa fenolat total dan aktivitas antioksidan dari daun jambu biji
Perbandingan
etanol-air
100 : 0

58,97 4,85a

Kadar Fenolat
(mg/g)*
28,53 0,30a

IC50
(mg/mL)
7,702

80 : 20

64,23 1,50b

33,16 0,12b

7,503

70 : 30

71,27 1,21c

49,44 0,30c

7,313

60 : 40

93,80 1,97d

57,60 1,18d

7,287

50 : 50

97,87 1,01d

66,88 0,43e

7,033

40 : 60

87,57 2,78e

55,06 0,09f

7,917

Kadar ekstraktif (mg/g)*

* Kadar dihitung dalam satuan mg per g berat kering, nilai rata-rata SD, n = 3; nilai yang mempunyai angka
superskrip yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p < 0,05)

Pengaruh perbandingan pelarut etanol-air terhadap perolehan kadar senyawa fenolat dari daun
jambu biji
Ekstraksi daun jambu biji dengan etanol saja akan diperoleh kadar senyawa fenolat sebesar 28,53 0,30

g/mg berat kering (Tabel I). Penambahan air sebanyak 20% kepada etanol menyebabkan peningkatan kadar
senyawa fenolat menjadi 33,16 0,12 mg/g, penambahan air 30% menyebabkan peningkatan kadar senyawa
fenolat menjadi 49,44 0,30 mg/g, penambahan air 40% menyebabkan peningkatan kadar senyawa fenolat
menjadi 57,60 1,18 mg/g dan penambahan air 50% menyebabkan peningkatan kadar senyawa fenolat menjadi

66,88 0,43 mg/g. Namun demikian, penambahan air 60% malahan menyebabkan penurunan kadar senyawa
fenolat menjadi 55,06 0,09 mg/g. Uji statistik menunjukkan bahwa perbandingan pelarut etanol-air
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap perolehan kadar senyawa fenolat dari daun jambu biji. Perbandingan
pelarut etanol-air yang optimum untuk memperoleh kadar senyawa fenolat yang tertinggi dari daun jambu biji
adalah 50:50 (lihat Gambar 2).

110

Kadar ekstraktif (mg/g)

100

90

80

70

60

50
100 : 0

80 : 20

70 : 30

60 : 40

50 : 50

40 : 60

Perbandingan etanol-air

Gambar 1. Pengaruh perbandingan etanol-air sebagai pelarut ekstraksi terhadap perolehan kadar ekstraktif dari
daun jambu biji

Kadar senyawa fenolat (mg/g)

70

60

50

40

30

20
100 : 0

80 : 20

70 : 30

60 : 40

50 : 50

40 : 60

Perbandingan etanol-air

Gambar 2. Pengaruh perbandingan etanol-air sebagai pelarut ekstraksi terhadap perolehan kadar senyawa fenolat
dari daun jambu biji

Pengaruh perbandingan pelarut etanol-air terhadap aktivitas antioksidan dari daun jambu biji

Tabel I memperlihatkan perbandingan pelarut etanol-air terhadap aktivitas antioksidan daun jambu biji.
Pengurangan perbandingan etanol-air dari 100:0 menjadi 80:20 sebagai pelarut untuk ekstraksi daun jambu biji
menyebabkan peningkatan aktivitas antioksidan dari IC 50 7,702 mg/mL menjadi 7,503 mg/mL.. Semakin tinggi
angka IC50 semakin rendah aktivitas antioksidan. Pengurangan perbandingan etanol-air lebih lanjut dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan, namun perbandingan etanol-air yang optimum adalah 50:50 (Gambar 3).

Aktivitas Antioksidan IC-50 (mg/mL)

8,0

7,8

7,6

7,4

7,2

7,0

6,8
100 : 0

80 : 20

70 : 30

60 : 40

50 : 50

40 : 60

Perbandingan etanol air

Gambar 3. Pengaruh perbandingan etanol-air sebagai pelarut ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan (IC 50) dari
daun jambu biji
KESIMPULAN
Perbandingan etanol-air sebagai pelarut ekstraksi untuk daun jambu biji mempunyai pengaruh yang nyata
(p<0,05) terhadap perolehan ekstraktif, kadar senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan. Perbandingan etanol-air
yang optimum untuk memperoleh kadar ekstraktif, kadar senyawa fenolat dan aktivitas antioksidan yang
tertinggi dari daun jambu biji adalah 50:50. Perbandingan etanol-air 60:40 tidak berbeda nyata (p>0,05)
pengaruhnya terhadap perolehan ekstraktif dengan perbandingan etanol air 50:50 sebagai pelarut ekstraksi.

DAFTAR PUSTAKA
Abreu, P.R.C., Almeida, M.C., Bernardo, R.M., Bernardo, L.C., Brito, L.C., Garcia, E.A.C., Fonseca, A.S., and
Bernardo-Filho, M., 2006, Guava extract (Psidium guajava) alters the labelling of blood constituents with
technetium-99m, J. Zhejiang Univ. Science B, 7(6), 429-435
Akinpelu, D.A., and Onakoya, T.M., 2006, Antimicrobial activities of medicinal plants used in folklore remedies
in south-western, Afr. J. Biothenol., 5(11), 1078-1081
Almeida, C.E., Karnikowski, M.G.O., Foleto, R., and Baldisserotto, B., 1995, Analysis of antidiarrhoeic effect of
plants used in popular medicine, Rev. SaudePublica, 29(6), 428-433
Arima, H., and Danno, G., 2002, Isolation of antimicrobial compounds from guava (Psidium guajava L.) and
their structural elucidation, Biosci. Biotechnol. Biochem., 66(8), 1727-1730

Ayoola, G.A., Coker, H.A.B., Adesegun, S.A., Adepoju-Bello, A.A., Obaweya, K., Wzennia, E.C., and
Atangbayila, T.O., 2008, Phytochemical screering and antioxidant activities of some selected medicinal
plants used for malaria therapy in Southwestern Nigeria, Trop. J. Pharm. Res., 7(3), 1019-1024
Badan POM, 2004, Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Volume 1, Jakarta: Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia.
Belemtougri, R.G., Constantin, B., Cognard, C., Raymond, G., and Sawadago, L., 2006, Effects of two
medicinal plants Psidium guajava L. (Myrtaceae) and Diospyros mespiliformis L. (Ebenaceae) leaf
extracts on rat skeletal muscle cells in primary culture, J. Zhejiang Univ. Science B, 7(1), 56-63
Chansue, N., Aroonseang, S., Assawawongkasem, N., and Tangtongpirot, J., 2007, Antimicrobial effects of
guava leaf (Psidium guajava Linn.) extract against Aeromonas hydrophila in fancy carp (Cyprinus
carpio), Somgklanakarin J. Sci. Technol., 29(Suppl.1), 69-81
Chen, H.Y., and Yen, G.C., 2007, Antioxidant activity and free radical-scavenging capacity of extracts from
guava (Psidium guajava L.) leaves, Food Chemistry, 101(2), 686-694
Ditjen POM, 1989, Vademikum Bahan Obat Alam, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Ditjen POM, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
El Sohafy, S.M., Metwalli, A.M., Harraz, F.M., and Omar, A.A., 2009, Quantification of flavonoids of Psidium
guajava L. preparations by planar chromatography (HPTLC), Phcog Mag., 4(17), 61-66
Gaedcke, F., Steinhoff, B. and Blasius, H., 2003, Herbal Medicinal Products: Scientific and Regulatory Basis for
Development, Quality Assurance and Marketing Authorisation, Stuttgart: Medpharm Scientific Publisher
Garcia, E.A., Nascimento, V.T., and Santos, A.B.S., 2003, Inotropic effects of extracts of Psidium guajava L.
(guava) leaves on the guinea pig atrium, Brazilian J. Med. Biol. Res., 36, 661-668
Goncalves, J.L.S., Lopes, R.C., Olivera, D.B., Costa, S.S., Miranda, M.M.F.S., Romanos, M.T.V., Santos,
N.S.O., and Wigg, M.D., 2005, In vitro anti-rotavirus activity of some medicinal plants used in Brazil
against diarrhea, J. Ethnopharmacol., 99, 403-407
Grover, I.S., and Bala, S., 1993, Studies on antimutagenic effect of Guava (Psidium guajava) in Salmonella
typhimurium, Mutat. Res., 300(1), 1-3
Gutierrez, P.M.P., Mitchell, S., and Solis, R.V., 2008, Psidium guajava: a review of its traditional uses,
phytochemistry and pharmacology, J. Ethnopharmacol., 117(1), 1-27
Harmita, 2004, Petunjuk pelaksanaan validasi metode dan cara perhitungannya, Majalah Ilmu Kefarmasian,
1(3), 117-135
Holetz, F.B.H., Pessini, G.L., Sanches, N.R., Cortez, D.A.G., Nakamura, C.V., and Filho, B.P.D., 2002,
Screening of some plants used in the Brazilian folk medicine for the treatment of infectious diseases,
Mem. Inst. Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro, 97, 1-5
Hsieh, C.L., Lin, Y.C., Yen, G.C., and Chen, H.Y., 2007, Preventive effects of guava (Psidium guajava L.) leaves
and its active compounds against -dicarbonyl compounds-induced blood coagulation, Food Chemistry,
103(2), 528-535
Jaiarj, P., Khoohaswan, P., Wongkrajang, Y., Peungvicha, P., Suriyawong, P., Saraya, M.L.S., and
Ruangsomboon, O., 1999, Anticough and antimicrobial activities of Psidium guajava Linn. leaf extract, J.
Ethnopharmacol., 67(2), 203-212
Kamath, J.V., Rahul, N., Kumar, C.K.A., and Lakshmi, S.M., 2008, Psidium guajava L: a review, Int. J. Green
Pharmacy, 2(1), 9-12
Limsuwan, S., Vanmanee, S., and Voravuthikunchai, S., 2005, Effect of Thai medicinal plant extracts on cell
aggregation of Escherichia coli O157:H7, Songklanakarin J. Sci. Technol., 27(Suppl. 2), 545-554
Lozoya, X., Reyes-Morales, H., Chavez-Soto, M.A., Martinez-Garcia, M.C., Soto-Gonzales, Y., and Doubova,
S.V., 2002, Intestinal anti-spasmodic effect of a phytodrug of Psidium guajava folia in the treatment of
acute diarrheic disease, J Etnopharmacol., 83(1-2), 19-24
Lutterodt, G.D., and Maleque, A., 1988, Effects on mice locomotor activity of a narcotic-like principle from
Psidium guajava leaves, J. Ethnopharmacol., 24(2-3), 219-231
Lutterodt, G.D., Ismail, A., Basheer, R.H., and Baharudin, H.M., 1999, Antimicrobial effects of Psidium guajava
extract as one mechanism of its antidiarrhoeal action, Malaysian J. Med. Sci., 6(2), 17-20
Mitra, S., and Brukh, R., 2003, Sample Preparation: An Analytical Perspective, in Sample Preparation
Techniques in Analytical Chemistry, (Ed: Mitra, S.), New York: John Wiley & Sons, Inc., 1-36
Mosquera, O. M., Correa, Y.M., and Nino, J., 2009, Antioxidant activity of plants extract from Colombian flora ,
Braz. J. Pharmacogn., 19(2A), 382-387
Nair, R., and Chanda, S., In-vitro antimicrobial activity of Psidium guajava L. leaf extracts against clinically
important pathogenic microbial strains, Brazilian J. Microbiol., 38, 452-458

Nascimento, G.G.F., Locatelli, J.L., Freitas, P.C., and Silva, G.L., 2000, Antibacterial activity of plant extracts
and phytochemicals on antibiotic-resistant bacteria, Brazilian J. Microbiol., 31, 247-256
Oh, W.K., Lee, C.H., Lee, M.S., Bae, E.Y., Sohn, C.B., Oh, H., Kim, B.Y., and Ahn, J.S., 2005, Antidiabetic
effects of extracts from Psidium gyajava, J. Ethnopharmacol. 96(3), 411-415
Ojewole, J.A., 2005, Hypoglycemic and hypotensive effects of Psidium guajava Linn. (Myrtaceae) leaf aqueous
extract, Methods Find. Exp. Clin. Pharmacol., 27(10), 689-695
Ojewole, J.A.O., 2006, Anti-inflammatory and analgesic effects of Psidium guajava Linn. (Mysrtaceae) leaf
aqueous extracts in rats and mice, Methods Find. Exp. Clin. Pharmacol., 28(7), 441
Olatunji-Bello, I.I., Odusanya, A.J., Raji, I., and Ladipo, C.O., 2007, Contractile effect of the aqueous extract of
Psidium guajava leaves on aortic rings in rat, Fitoterapia, 78(3), 241-243
Pourmorad, F., Hosseinimehr, S.J. and Shahabimajd, N., 2006, Antioxidant activity, phenol and flavonoid
contents of some selected Iranian medicinal plants, Afr. J. Biotechnol., 5(11),1142-1145
Qian, H., and Nihorimbere, V., 2004, Antioxidant power of phytochemicals from Psidium guajava leaf, J.
Zhejiang Univ. Sci., 5(6), 676-683
Rattanachaikunsopon, P., and Phumkhachom, P., 2007, Bacteriostatic effect of flavonoids from leaves of
Psidium guajava on fish pathogens, Fitoterapia, 78(6), 434-436
Razak, F.A., Othman, R.Y., and Rahim, Z.H.A., 2006, The effect of piper betle and Psidium guajava extracts on
the cell-surface hydrophobicity of selected early settlers of dental plaque, J. Oral Sci., 48(2), 71-75
Roy, C.K., Kamath, J.V., and Asad, M., 2006, Hepatoprotective activity of Psidium guajava Linn. leaf extract,
Indian J. Exp. Biol., 44(4), 305-311
Salgado, H.R.N., Roncari, A.F.F., Michelin, D.C., and Moreira, R.R.D., 2006, Evaluation of antidiarrhoeal
effects of Psidium guajava L. (Myrtaceae) aqueous leaf extract in mice, J. Bas. Appl. Pharm. Sci., 27(1),
89-92
Sato, J., Goto, K., Nanjo, F., Kawai, S., and Murata, K., 2000, Antifungal activity of plant extracts against
Arthrinium sacchari and Chaetomium funicola, J. Biosci. Bioeng., 90(4), 442-446
Shaheen, H.M., Ali, B.H., Alqarawi, A.A., and Bashir, A.K., 2000, Effect of Psidium guajava leaves on some
aspects of the central nervous system in mice, Phytother Res., 14(2), 107-111
Sudibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan: Manfaat dan Kegunaan, Jakarta: Balai Pustaka
Tachakittirungrod, S., Okonogi, S., and Chowwanapoonpohn, S., 2007a, Study on antioxidant activity of certain
plants in Thailand: Mechanism of antioxidant action of guava leaf extract, Food Chemistry, 103(2), 381388
Tachakittirungrod, S., Ikegami, F., and Okonogi, S., 2007b, Antioxidant active principles isolated from Pidium
guajava grown in Thailand, Sci. Pharm., 75, 179-193
Tangpu, T.V., and Yadav, A.K., 2005, Anticestodal efficacy of folklore medicinal plants of Naga Tribes in NorthEast India, Afr. J. Trad. CAM, 2(2), 129-133
Tangpu, T.V., and Yadav, A.K., 2006, Anticestodal efficacy of Psidium guajava against experimental
Hymenolepis diminuta infection in rats, Indian J. Pharmacol., 38(1), 29-32
Vieira, R.H.S.F., Rodrigues, D.P., Goncalves, F.A., Menezes, F.G.R., Aragao, J.S., and Sousa O.V., 2001,
Microbicidal effect of medicinal plant extracts (Psidium guajava Linn. and Carica papaya Linn.) upon
bacteria isolated from fish muscle and known to induce diarrhea in children, Rev. Inst. Med. Trop. S.
Paulo, 43(3), 145-148
Voravuthikunchai, S., and Kitpipit, L., 2005, Antibacterial activity of crude extracts of Thai medicinal plants
against clinical isolates of methicillin-resistant Staphylicoccus aureus, Songklanakarin J. Sci. Technol.,
27(Suppl. 2), 525-534
Wang, B., Jiao, S., Liu, H., and Hong, J., 2007, Study on antioxidative activities of Psidium guajava Linn. leaves
extracts, Wei Sheng Yan Jiu, 36(3), 298-300
Wei, L., Li, Z., and Chen, B., 2000, Clinical study on treatment of infantile rotaviral enteritis with Psidium
guajava L., Zhongguo Zhong Xi Yi Jie He Za Zhi, 20(12), 893-895
WHO, 1998, Quality control Methods for medicinal plant materials, Geneva: World Health Organization.
Wu, J.W., Hsieh, C.L., Wang, H.Y., and Chen, H.Y., 2009, Inhibitory effects of guava (Psidium guajava L.) leaf
extracts and its active compounds on the glycation process of protein, Food Chemistry, 113(1), 78-84
Yang, X.L., Hsieh, K.L., and Liu, J.K., 2007, Guajadial: an unusual meroterpenoid from guava leaves Psidium
guajava, Organic Letters, 9(24), 5135-5138
Zhang, W.J., Chen, B.T., Wang, C.Y., Zhu, Q.H., and Mo, Z.X., 2003, Mechanism of quercetin as an
antidiarrheal agent, Di Yi Jun Yi Da Xue Xue Bao, 23(10), 1029-1031

10

Anda mungkin juga menyukai