Anda di halaman 1dari 1

Pada pengamatan tentang pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung , di

temukan hasil yang berbeda mengenai denyut jantung permenit. Pada percobaan pertama ketika
jantung di tetesi cairan ringer (suhu kamar) fekuensi denyut jantung di peroleh 61 denyut
permenit. Larutan ringer berfungsi untuk mempercepat denyut jantung. Hal ini disebabkan
karena larutan ringer laktat bersifat hipertonis, sehingga konsentrasi cairan di dalam sel-sel otot
jantung meningkat yang menyebabkan otot jantung akan lebih cepat berkontraksi dari frekuensi
denyut jantung normal.
Pada percobaan kedua, jantung katak di tetesi dengan larutan ringer dingin dengan suhu
4 C, mengalami perlambatan denyut jantung, hal ini menunjukan bahwa jantung bersifat
termolabil dimanaJantung dapat berubah denyutnya karena pengaruh suhu lingkungan. Sebagai
contoh kita berpindah dari daerah suhu panas ke daerah bersuhu dingin, maka denyut jantung
menurun.
0

Pada percobaan ketiga, jantung yang masih berdetak di tetesi dengan larutan asetikolin1 :
10.000 sebanyak 2 3 tetes, menunjukan penurunan yang cukup drastis menjadi 44 denyut
permenit, hal ini menunjukan bahwa dalam percobaan ini, larutan asetilkolin berperan sebagai
neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf saraf parasimpatis dan juga saraf saraf
preganglionik. Penurunan yang terjadi karena asetilkolin meningkatkan permeabilitas membran
sel terhadap ion K sehingga menyebabkan hiperpolarisasi, yaitu meningkatnya permeabilitas
negativitas dalam sel otot jantung yang membuat jaringan kurang peka terhadap rangsang. Di
dalam AV node, hiperpolarisasi menyebabkan penghambatan junctional yang berukuran kecil
untuk merangsang AV node sehingga terjadi perlambatan kontraksi impuls yang akhirnya
menyebabkan terjadinya penurunan kontraksi. Asetikolin berfungsi sebagai neurotransmitter.
Asetilkolin adalah satu dari berbagai neurotransmiter pada sistem saraf otomatis, dan satusatunya neurotransmiter pada sistem saraf sadar.
Pada percobaan ke empat, jantung katak di tetesi dengan larutan Adrenalin 1 : 1000
sebanyak 2 3 tetes, menunjukan kenaikan denyut jantung menjadi 51 denyut permenit. Hal ini
menunujkan bahwa adrenalin dapat meningkatkan permeabilitas membran terhadap Na dan Ca.
Di dalam SA node, peningkatan permeabilitas membran terhadap Na menyebabkan penurunan
potensial membran sampai nilai ambang. Sementara di dalam AV node peningkatan
permeabilitas membran terhadap Na akan mempermudah sabut otot jantung untuk mengkonduksi
implus sabut otot berikutnya sehingga mengurangi waktu pengkonduksian implus dari atrium ke
ventrikel. Sedangkan peningkatan permeabilitas terhadap Ca akan meningkatkan kontraksi otot
semakin cepat.
Pada pengamatan tentang otomasi jantung, seperti yang telah di jelaskan di landasan
teori, bahwa otomasi jantung merupakan kemampuan jantung yang dapat menjalankan fungsinya
tanpa di pengaruhi oleh saraf. Hal ini benar terbukti dalam percobaan ini. Yang mana, ketika
jantung di bebaskan dan di letakan di dalam cawan petri berisi larutan ringer (suhu kamar )
jantung masih tetap berdenyut. Hal ini di sebabkan karena jantung memiliki jaringan khusus
pemicu jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang yaitu terdapat serabut
purkinje dan serabut his yang membuat jantung tetap berdenyut secara otomatis.

Anda mungkin juga menyukai