Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

PELATIHAN PEMANTAPAN ANALISIS DATA PWS KIA


DAN PENGGUNAAN SOFTWARE KIA
DI KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015
I.

Latar Belakang
Dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak di Indonesia, sistem pencatatan dan
pelaporan merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai pemantau kesehatan ibu
hamil dan balita, juga untuk menilai sejauh mana keberhasilan program serta sebagai bahan
untuk membuat perencanaan di tahun-tahun berikutnya.
Sistem pencatatan dan pelaporan dimulai dengan mencatat seluruh ibu hamil dan balita yang
ada di suatu wilayah. Pencatatan tersebut dilakukan secara pasif dan secara aktif. Dikatakan
secara pasif jika petugas kesehatan mencatat ibu hamil dan balita yang datang berkunjung ke
fasilitas kesehatan. Sedangkan secara aktif berarti petugas kesehatan melakukan kunjungan ke
rumah ibu hamil dan balita berdasarkan informasi dari kader/masyarakat. Ibu hamil/Balita yang
telah dicatat, dipantau kesehatannya. Ibu hamil dipantau sampai dengan melahirkan dan selesai
masa nifas. Sedangkan bayi yang dilahirkan dipantau sampai dengan usia 5 tahun.
Kesenjangan dari hasil pemantauan tersebut dianalisis untuk diketahui masalah dan dicarikan
solusinya. Kegiatan ini seharusnya dilakukan secara rutin oleh petugas kesehatan yang ada di
tingkat Desa dan Kecamatan (Polindes dan Puskesmas)
Secara berjenjang hasil pencatatan tersebut dilaporkan oleh bidan desa ke Puskesmas,
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Dinas
Kesehatan Provinsi yang selanjutnya akan diteruskan ke Kementerian Kesehatan. Analisis yang
dilakukan adalah menilai hasil cakupan kunjungan ibu hamil, ibu bersalin oleh tenaga
kesehatan, penanganan komplikasi, kunjungan nifas dan cakupan pelayanan Keluarga
Berencana. Termasuk dalam analisis tersebut adalah menentukan prioritas masalah dan
penyelesaian. Secara keseluruhan, proses diatas dengan surveilans Kesehatan Ibu dan Anak dan
telah dilakukan secara rutin
Kementerian Kesehatan telah mengembangkan alat bantu sistem pencatatan dan pengolahan
data PWS KIA yang dinamai software Kartini. Software Kartini sangat berguna bagi petugas
kesehatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melakukan pencatatan,
pemantauan dan analisis data PWS KIA. Untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan
di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melakukan analisis data KIA dan
penggunaan software PWS KIA (Kartini) maka perlu dilakukan pelatihan.

II.

Tujuan
A. Tujuan Umum
Melakukan pengolahan dan analisis data KIA secara manual dan menggunakan software
PWS KIA.
B. Tujuan Khusus
1. Agar pengelola KIA Dinas Kesehatan/Puskesmas/Pustu mampu mengisi data PWS KIA
secara benar baik manual maupuan menggunakan software KIA
2. Agar pengelola KIA Dinas Kesehatan/Puskesmas/Pustu mampu mengolah data PWS
KIA baik secara manual ataupun menggunakan software KIA
3. Agar pengelola KIA Dinas Kesehatan/Puskesmas/Pustu mampu menganalisa data PWS
KIA.

III.

Peserta
Peserta Pelatihan ini terdiri dari pengelola KIA Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Pustu
sebanyak 84 orang yang dibagi menjadi 2 sesi, masing-masing 42 orang.

IV.

Tempat Dan Waktu


Pelatihan Pemantapan analisis data PWS KIA dan penggunaan software KIA dilaksanakan di
aula Bapelkes Jl. Yos Sudarso pada tanggal 14 dan 15 April 2015.

V.

Metode
Metode yang digunakan dalam pertemuan ini adalah : penyajian materi dengan Narasumber
dari Kementerian Kesehatan RI, diskusi dan tanya jawab.

VI.

Biaya
Seluruh biaya yang dikeluarkan pada Pelatihan ini berasal dari DPA SKPD Dinas Kesehatan
Kota Palangka Raya Tahun Anggaran 2015.

VII.

Penutup
Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan dan sebagai
bahan pertanggung jawaban.

PANITIA

LAPORAN KEGIATAN
PELATIHAN PEMANTAPAN ANALISIS DATA PWS KIA
DAN PENGGUNAAN SOFTWARE KIA
DI KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015
I.

Pendahuluan
Dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak di Indonesia, sistem pencatatan dan
pelaporan merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai pemantau kesehatan ibu
hamil dan balita, juga untuk menilai sejauh mana keberhasilan program serta sebagai bahan
untuk membuat perencanaan di tahun-tahun berikutnya.
Sistem pencatatan dan pelaporan dimulai dengan mencatat seluruh ibu hamil dan balita yang
ada di suatu wilayah. Pencatatan tersebut dilakukan secara pasif dan secara aktif. Dikatakan
secara pasif jika petugas kesehatan mencatat ibu hamil dan balita yang datang berkunjung ke
fasilitas kesehatan. Sedangkan secara aktif berarti petugas kesehatan melakukan kunjungan ke
rumah ibu hamil dan balita berdasarkan informasi dari kader/masyarakat. Ibu hamil/Balita yang
telah dicatat, dipantau kesehatannya. Ibu hamil dipantau sampai dengan melahirkan dan selesai
masa nifas. Sedangkan bayi yang dilahirkan dipantau sampai dengan usia 5 tahun.
Kesenjangan dari hasil pemantauan tersebut dianalisis untuk diketahui masalah dan dicarikan
solusinya. Kegiatan ini seharusnya dilakukan secara rutin oleh petugas kesehatan yang ada di
tingkat Desa dan Kecamatan (Polindes dan Puskesmas)
Secara berjenjang hasil pencatatan tersebut dilaporkan oleh bidan desa ke Puskesmas,
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke Dinas
Kesehatan Provinsi yang selanjutnya akan diteruskan ke Kementerian Kesehatan. Analisis yang
dilakukan adalah menilai hasil cakupan kunjungan ibu hamil, ibu bersalin oleh tenaga
kesehatan, penanganan komplikasi, kunjungan nifas dan cakupan pelayanan Keluarga
Berencana. Termasuk dalam analisis tersebut adalah menentukan prioritas masalah dan
penyelesaian. Secara keseluruhan, proses diatas dengan surveilans Kesehatan Ibu dan Anak dan
telah dilakukan secara rutin
Kementerian Kesehatan telah mengembangkan alat bantu sistem pencatatan dan pengolahan
data PWS KIA yang dinamai software Kartini. Software Kartini sangat berguna bagi petugas
kesehatan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melakukan pencatatan,
pemantauan dan analisis data PWS KIA. Untuk meningkatkan kemampuan petugas kesehatan
di Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melakukan analisis data KIA dan
penggunaan software PWS KIA (Kartini) maka perlu dilakukan pelatihan.

II.

Tujuan
A. Tujuan Umum
Melakukan pengolahan dan analisis data KIA secara manual dan menggunakan software
PWS KIA.
B. Tujuan Khusus
1. Agar pengelola KIA Dinas Kesehatan/Puskesmas/Pustu mampu mengisi data PWS KIA
secara benar baik manual maupuan menggunakan software KIA
2. Agar pengelola KIA Dinas Kesehatan/Puskesmas/Pustu mampu mengolah data PWS
KIA baik secara manual ataupun menggunakan software KIA
3. Agar pengelola KIA Dinas Kesehatan/Puskesmas/Pustu mampu menganalisa data PWS
KIA.

III.

Peserta
Peserta Pelatihan ini terdiri dari pengelola KIA Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Pustu
sebanyak 84 orang yang dibagi menjadi 2 sesi, masing-masing 42 orang.

IV.

Tempat Dan Waktu


Pelatihan Pemantapan analisis data PWS KIA dan penggunaan software KIA dilaksanakan di
aula Bapelkes Jl. Yos Sudarso pada tanggal 14 dan 15 April 2015.

V.

Metode
Metode yang digunakan dalam pertemuan ini adalah : penyajian materi dengan Narasumber
dari Kementerian Kesehatan RI, diskusi dan tanya jawab.

VI.

Biaya
Seluruh biaya yang dikeluarkan pada Pelatihan ini berasal dari DPA SKPD Dinas Kesehatan
Kota Palangka Raya Tahun Anggaran 2015.

VII.

Hasil Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai