Anda di halaman 1dari 3

Pemerintah Kerajaan Thailand meluncurkan sebuauh strategi untuk

meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi sejak tahun


2005. Ini adalah resolusi kabinet, mengikat semua instasi pemerintah untuk
menyelaraskan arah kebijakan untuk mencapai sasaran kebijakan yang
dinyatakan. Menanggapi kebijakan ini, Departemen Energi telah
menetapkan tujuh strategi pengembangan kecukupan energi sebagai
berikut.
1. Membentuk organisasi independen untuk mengatur listrik dan gas
alam
2. Menguatkan keamanan energi dengan mengikuti Prakarsa kecukupan
dari rajanya
3. Mempromosikan penggunaan energi yang efisien
4. Mempromosikan pengembanagn energi yang efisien
5. Mencari struktur harga yang tepat untuk energi
6. Menyusun mekanisme pembangunan energi bersih
7. Mendorong sektor swasta dan masyarakat untuk memberikan
kontribusi kepada proses pembuatan kebijakan.
Target energi dari basis Biomassa :
Target yang ditetapkan oleh pemerintah adalah bahwa thailand harus
meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam konsumsi energi final dari
0,5 % pada 2005 menjadi 8 % pada 2011 (6.540 ktoe). Target pangsa untuk
bahan bakar terbarukan di sektor transportasi adalah 3% untuk
penggunaaan biofuel yaitu penggunaan bioetanol harus paling tidak 3 Juta
L/ hari dan biodiesel harus 4,0 Juta L/hari pada tahun 2011. Target untuk
panas dan uap berbasis biomassa adalah setara dengan 3940 KTOE pada
tahun 2011. Pangsa 1 % ditetapkan untuk listrik dari sumber daya
terbarukan yang setara dengan 3251 MW pada 2011. Karena kenaikan
harga minyak mentah akhir-akhir ini, penyesuaian target telah di umumkan
oleh pemerintah untuk mulai menerapkan gasohol E20 (campuran 20 %
etanol dalam bensin) pada 1 Januari 2008 dan B2 (2% campuran biodiesel
dalam solar) telah diamanatkan sejak 1 Februari 2008. Implementasi ini
telah membuat Thailand menjadi negara pertama di Asiaa yang sepenuhnya
mengkomersialkan baik campuran bioetanol dan biodiesel di seluruh negeri.

Tugas
Target kebijakan dan implementasi tongak kejadian ditinjau dan
disesuaikan secara berkala dan dilaporkan pemerintah oleh Komite Energi
Nasional.

Pemanfaatan Biomassa

Pada akhir tahun 2007 lebih dari 4000 stasiun layanan


mendistribusikan gasohol E10 ke seluruh negeri dan semua stasiun
mendistribusikan B2 sebagaimanana diamanatkan oleh pemerintah.
Campuran biodiesel B5 sekarang tersedia di lebih dari 3000 stasiun.
Biodiesel yang digunakan sebelumnya adalah 150 kL/hari untuk campuran
rendah 2-5 % sebelum masa wajib. Setelah mandat pencampuran 2 %
biediesel di semua diesel kecepatan tinggi, pengguanaan biodiesel melonjak
di atas tingkat 1 juta L/hari pada Februari 2008. Produksi listrik terbarukan
mencapai 2057 Mwe dan panas dan uap berbasis biomassa sebanyak 1840
KTOE pada tahun 2007.

Jumlah Produksi Biofuel


Produksi biodiesel sekitar 1.150 kL/hari; kapasitas produksi 2.185
kL/hari. Produksi bioetanol 700 kL/hari (Feb 2008) dan kapasitas
produksinya 1.150 kL/hari.

Situasi dari Pengenalan Biofuel


Pengenalan Bahan Bakar Nabatisekarang semakin cepat di thailand.
Bensin campuran bioetanol (E10) sekarang mencapai 6 ML/hari dari 20
ML/hari daro total konsumsi bensin dan campuran bioetanol (E10)
memperoleh pangsa pasar sebesar 23% dari semua pengguanaan bensi
pada akhir tahun 2007 . Biodiesel, solar-campuran sekarang mencapai 3
ML/hari dari 50 ML/hari total konsumsi solar pada Desember 2007. Angka
konsumsi untuk Februari 2008, pasar untuk B5 adalah 5 ML/hari dari total
pasar diesel 50 ML/hari. Sisanya adalah bahan bakar campuran B2
sebagaimana diamanatkan oleh pemerintah.

Tanaman Energi
Untuk etanol 1-2 juta ton molase digunakan sebagai bahan baku (ini
adalah produk samping dari produksi gula yaitu sekitar 5 juat ton dari 64
jutat produksi tebu), bahan baku lain untuk etanol adalah singkong, hanya
180.000 ton dri 26 juta ton singkong yang digunakan untuk produksi etanol.
Untuk biodiesel, sekitar 100.000 ton minyak sawit digunakan untuk
biodiesel dari 1,5 juta ton produksi di tahun 2007. Penggunaan minyak sawit
untuk biosiesel pada tahun 2008 diperkirakan akan mencapai tingkat
300.000 ton.

Prospek Masa Depan

Banyak pabrik ethanol baru yang menggunakan molase dan singkong


akan mulai produksi pada tahhun 2008, diharapkan bahwa pada Desember
2008 total kapasitas produksinya akan mencapai 8 juta liter/hari dan
Thailand dapat menghasilkan lebih banyak lagi karena surplus bahan baku
untuk etanol. Sedangkan untuk biodiesel, pemerintah mulai
memprosmosikan perkebunan kelapa sawit baru dengan target untuk
meningkatkan luas areal 200.000 hektar/tahun selama 5 tahun berikutnya
sehingga bahan baku akan cukup untuk memenuhi target produksi
biodiesel. Pada 2011, diharapkan bahwa thailand akan memiliki 1,1 juta
hektar perkebunan kelapa sawit, setidaknya setengah dari produksi akan
digunakan utuk produksi bioenergi [ada tahun 2011. Dalam hal ini,
pengembangan tanaman bioenergi di Thailand, dengan pelaksanaan
kebijakan yang tepat, akan menjadi mesin pertumbuhan baru untuk
meningkatkan pendapatan untuk sektor pertanian pedesaan. Diramalkan
juga bahwa kerjasama antar sub regional Mekong besar di daerah energi
biomassa juga akan meningkatkan pentingnya pengembangan kecukupan
energi di wilayah tersebut.

Contoh Sukses
Thailand saat ini merupakan satu-satunya negeara Asia yang
menerapkan bioenergi ke pasar konsumen utama dimana campuran
bioetanol dan biodiesel tersedia di seluruh daerah di negara tersebut. Energi
terbaharui dan panas/uap juga di promosikan di industri dan kemajuan
substansial telah dilakukan untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh
pemerintah.
MTEC dan NSTDA akan fokus pada kegiatan R & D untuk membantu
industri dan perusahaan kecil dan sederhana untuk menerapkan dan
mengintegrasikan bioenergi ke dalam produksi energi dan pemanfaatannya.
Keberhasilan Thailand akan menjadi contoh yang baik bagi negara-negara
lain di kawasan ini, terutama Laos, Kamboja, Myanmar dan Vietnam, cara
menemukan cara-cara baru. Diharapkan bahwa mekanisme CDM dan skema
adaptasi perubahan iklim akan menjadi isu pembangunan yang signifikan
pada tahun-tahun yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai