NASKAH PSIKIATRI
F20.0 Skizofrenia Paranoid
P1867A
P1882A
I. IDENTITAS
KETERANGAN PRIBADI PASIEN
Nama (Inisial)
: ER
Panggilan: Erizal
Jenis kelamin
: Laki-laki
Status perkawinan
: Bercerai
Kewarganegaraan
: Indonesia
Suku
: Minangkabau
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh Bangunan
: 13 Juli 2016
: RR
Jenis kelamin
: Laki - Laki
Umur
: 30 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta (Pedagang)
Pendidikan
: SMA
: Adik Kandung
: Biasa
: Sudah 30 tahun
: Dapat dipercaya
2. Sebab Utama
Pasien suka berteriak teriak, BAK sembarangan di luar rumah dan menghindar
dari keluarga.
Aloanamnesis
Pasien dibawa ke RSUP Dr. M. Djamil Padang tanggal 18 Juli 2016 oleh
Keluarga karena suka berteriak teriak sendiri, BAK sembarangan di luar rumah
dan lebih sering menyendiri di dalam kamar.
Menurut Adik pasien, gejala pasien mulai meningkat sejak 2 bulan yang
lalu. Menurut keluarga beberapa minggu sebelum gejala muncul, pasien ada
masalah dengan bos nya di tempat kerja. Pasien ditegur bos nya karena sering
tidak datang bekerja tanpa alasan. Gejala yang dirasakan keluarga berupa gelisah
tanpa sebab, sering mengurung diri di kamar, tidak mau berintertaksi dengan
keluarga di rumah. Beberapa hari sebelum masuk rumah sakit, pasien mulai
BAK sembarangan di luar rumah. Hal ini membuat keluarga semakin resah
sehingga memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit.
5. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
Januari Tahun 2015
Pasien mengatakan, kalau ia merasa di kejar kejar salib, sehingga
membuatnya merasa sangat tidak tenang. Pasien berteriak teriak dan
menangis sendiri. Ia juga mendengar suara suara bisikan yang
menghasutnya dan merasa ada orang orang nasrani yang menghasutnya
untuk pindah agama, namun pasien tidak mau untuk pindah agama. Beberapa
minggu sebelum gejala timbul, pasien memiliki masalah dengan bosnya di
tempat kerja, karena pasien sering tidak hadir untuk kerja. Kemudian pasien
dibawa ke RSUP Dr. M. Djamil
Agustus Tahun 2015
Pasien dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang selama 1 bulan karena
sering terbangun ketika malam hari, berteriak teriak dan tidak mau
berinteraksi dengan keluarga. Pasien masih merasa dikejar kejar oleh salib
dan sering menangis sendiri.
Sebelum dirawat pasien masih minum obat teratur.Gejala yang
dirasakan sudah berkurang namun masih ada, dan masih mengganggu pasien.
Pasien tidak lagi bekerja karena masih merasa tidak tenang sejak pulang dari
rawatan pertama.
b. Riwayat Gangguan Medis
Tidak ada penyakit medis, bedah, riwayat trauma kepala, tidak ada penyakit
neurologis, tumor, kejang, gangguan kesadaran, HIV dll.
c. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Zat adiktif lain
Tidak ada riwayat penggunaan alkohol dan zat adiktif lainnya.
6. Riwayat keluarga
a) Identitas orang tua
Orang tua/ Pengganti
IDENTITAS
Bapak
Kewarganegaraan
Suku
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Alamat
Hubungan pasien
Dan lain-lain
Indonesia
Minangkabau
Islam
SD
Pensiunan PNS
70 tahun
Jl. Jati Parak Salai
Baik
Ibu
Indonesia
Minangkabau
Islam
SD
Ibu Rumah Tangga
65 tahun
Jl. Jati Parak Salai
Baik
b) Kepribadian :
Bapak (Dijelaskan oleh pasien)
Pemalas (-), Pendiam (-), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-), Tak suka Bergaul
(-), Banyak teman (+), Pemalu (-), Perokok berat (-), Penjudi (-), Peminum
(-), Pecemas (-), Penyedih (-), Perfeksionis (-), Dramatisasi(-), Pencuriga (-),
Pencemburu (-), Egois (-), Penakut (-), Tak bertanggung jawab (-).
Ibu ( Dijelaskan oleh pasien)
Pemalas (-), Pendiam (-), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-), Tak suka Bergaul
(-), Banyak teman (+), Pemalu (-), Perokok berat (-), Penjudi (-), Peminum
(-), Pecemas (-), Penyedih (-), Perfeksionis (-), Dramatisasi (-), Pencuriga (-),
Pencemburu (-), Egois (-), Penakut (-), Tak bertanggung jawab (-).
c) Saudara
Jumlah bersaudara 9 orang dan pasien anak ke3
d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk
pasien sendiri lingkari nomornya.
1. Lk (46 tahun)
2. Lk (45 tahun)
3. Lk (42 tahun)
4. Lk (38 tahun)
5. Pr (35 tahun)
7. Lk (30 tahun)
Gambaran kepribadian
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Bapak
Ibu
Saudara 1
Saudara 2
Saudara 4
Saudara 5
Saudara 6
Saudara 7
Saudara 8
Saudara 9
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Skema Pedegree
Keterangan :
: Pria
: Wanita
: Pasien
Keadaan rumah
Tenang
Cocok
Tenang
Cocok
Nyaman/Tidak Nyaman
Nyaman
i) Dan lain-lain
7. Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang bersangkut paut
Kesehatan Fisik
Kesehatan Mental
Keadaan melahirkan :
Aterm (+), lahir biasa (+)
Pasien anak yang direncanakan/ diinginkan (+).
: baik
Minum ASI
: 11 bulan
: 9 bulan
Sukar makan (-), anoreksia nervosa (-), bulimia (-), pika (-),
gangguan hubungan ibu-anak (-), pola tidur baik (+), cemas
terhadap orang asing (-), cemas perpisahan (-), dan lain-lain.
Pasien diasuh oleh orang tua sejak kecil hingga tamat SD
c) Simtom-simtom sehubungan dengan problem perilaku yang dijumpai pada
masa kanak-kanak, misalnya: mengisap jari(-), ngompol (-), BAB di
tempat tidur (-), night terror (-), night mare(-), temper tantrum (-), gagap (-),
tik (-), masturbasi (-), dan lain-lain.
d) Toilet training
Umur
: 5 tahun
: Memberikan arahan
: Baik
g) Masa Sekolah
Perihal
Umur
Prestasi*
Aktifitas Sekolah*
Sikap Terhadap Teman *
Sikap Terhadap Guru
Kemampuan Khusus (Bakat)
Tingkah Laku
SD
7 th
Baik
Sedang
Baik
Baik
(Bermain Bola)
(Baik)
h) Masa remaja: Fobia (-), masturbasi (-), ngompol (-), lari dari rumah (-),
kenakalan remaja (-), perokok berat (-), penggunaan obat terlarang (-),
peminum minuman keras (-), problem berat badan (-), anoreksia nervosa
(-), bulimia (-), depresi (-), rasa rendah diri (-), cemas (-), gangguan tidur
(-), sering sakit kepala (-), dan lain-lain.
i) Riwayat Pekerjaan
Bekerja sebagai Office Boy di RS Yos Sudarso tahu 1997 1999, Kemudian
menjadi buruh serabutan.
: Ny. LW
Umur
: 42 tahun
Suku
: Minangkabau
Kebangsaan
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Kebutuhan
sehari-hari
terpenuhi
(+),
Paranoid
Skizotipal
Siklotimik
Histrionik
Narsisistik
Emosi dingin (+), tidak acuh pada orang lain ( - ), perasaan hangat
atau lembut pada orang lain ( - ), peduli terhadap pujian maupun
kecaman ( - ), kurang teman ( + ), pemalu ( + ), sering melamun
(+), kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual ( - ), suka
aktivitas yang dilakukan sendiri ( - ),
Merasa akan ditipu atau dirugikan ( - ), kewaspadaan berlebihan ( - ),
sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi ( - ), tidak mau menerima
kritik ( - ), meragukan kesetiaan orang lain ( - ), secara intensif
mencari-cari kesalahan dan bukti tentang prasangkanya ( - ),
perhatian yang berlebihan terhadap motif-motif yang tersembunyi ( ), cemburu patologik ( - ), hipersensifitas ( - ), keterbatasan kehidupan
afektif ( - ).
Pikiran gaib ( - ), ideas of reference (- ), isolasi sosial ( - ), ilusi
berulang ( - ), pembicaraan yang ganjil ( - ), bila bertatap muka
dengan orang lain tampak dingin atau tidak acuh ( - ).
Ambisi berlebihan (-),optimis berlebihan (-), aktivitas seksual yang
berlebihan tanpa menghiraukan akibat yang merugikan ( - ),
melibatkan dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang
menyenangkan tanpa menghiraukan kemungkinan yang merugikan
dirinya ( - ), melucu berlebihan ( - ), kurangnya kebutuhan tidur ( - ),
pesimis ( - ), putus asa ( - ), insomnia ( - ), hipersomnia ( - ), kurang
bersemangat ( - ), rasa rendah diri ( - ), penurunan aktivitas ( -),
mudah merasa sedih dan menangis ( - ), dan lain-lain.
Dramatisasi ( - ), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya ( - ),
mendambakan ransangan aktivitas yang menggairahkan ( - ), bereaksi
berlebihan terhadap hal-hal sepele ( - ), egosentris ( - ),suka menuntut
( - ), dependen ( - ), dan lain-lain.
Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya ( -), preokupasi
dengan fantasi tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan ( - ),
ekshibisionisme ( - ), membutuhkan perhatian dan pujian yang terus
menerus ( - ), hubungan interpersonal yang eksploitatif ( - ), merasa
marah, malu, terhina dan rendah diri bila dikritik ( - ) dan lain-lain.
Dissosial
Ambang
Menghindar
Anankastik
Dependen
Tidak peduli dengan perasaan orang lain( - ), sikap yang amat tidak
bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus ( - ), tidak mampu
mengalami rasa bersalah dan menarik manfaat dari pengalaman ( -),
tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan kewajiban sosial ( - ),
tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama ( ),iritabilitas ( - ),agresivitas ( - ), impulsif ( - ), sering berbohong ( - ),
sangat cendrung menyalahkan orang lain atau menawarkan
rasionalisasi yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat pasien
konflik dengan masyarakat ( - )
Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil ( - ),
kurangnya pengendaian terhadap kemarahan (-), gangguan identitas (
- ), afek yang tidak mantap ( - ) tidak tahan untuk berada sendirian ( ), tindakan mencederai diri sendiri ( - ), rasa bosan kronik ( - ), dan
lain-lain
Perasaan tegang dan takut yang pervasif ( - ), merasa dirinya tidak
mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain ( - ),
kengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin
disukai ( - ), preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolkan
dalam situasi social ( - ), menghindari aktivitas sosial atau pkerjaan
yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik,
tidak didukung atau ditolak.
Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan ( - ), preokupasi
pada hal-hal yang rinci (details), peraturan, daftar, urutan, organisasi
dan jadwal ( - ), perfeksionisme ( - ), ketelitian yang berlebihan ( - ),
kaku dan keras kepala ( - ), pengabdian yang berlebihan terhadap
pekerjaan sehingga menyampingkan kesenangan dan nilai-nilai
hubungan interpersonal ( - ), pemaksaan yang berlebihan agar orang
lain mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu (-), keterpakuan
yang berlebihan pada kebiasaan sosial ( - ), dan lain-lain.
Mengalami kesuitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa
nasehat dan masukan dari orang lain ( - ), membutuhkan orang
lain untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam
hidupnya (-), perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila
sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang
ketidakmampuan mengurus diri sendiri ( - ), takut ditinggalkan
oleh orang yang dekat dengannya ( - )
7. Stresor psikososial
Pertunangan (-), perkawinan (-), perceraian (+), kawin paksa (+), kawin
lari (-), kawin terpaksa (-), kawin gantung (-), kematian pasangan (-),
problem punya anak (-), anak sakit (-), persoalan dengan anak (-),
persoalan dengan orang tua (-), persoalan dengan mertua (+), masalah
dengan teman dekat (-), masalah dengan atasan/ bawahan (+), mulai
pertama kali bekerja (-), masuk sekolah (-), pindah krja (-), persiapan
masuk pensiun (-), pensiun (-), berhenti bekerja (-), masalah di sekolah (-),
masalah jabatan/ kenaikan pangkat (-), pindah rumah (-), pindah ke
kota lain (-), transmigrasi (-), pencurian (-), perampokan (-), ancaman
(-), keadaan ekonomi yang kurang (-), memiliki hutang (-), usaha bangkrut
(+), masalah warisan (-), mengalami
penjara
(-),
memasuki
tuntutan
hukum
(-),
masuk
menopause (-), mencapai usia 50 tahun (-), menderita penyakit fisik yang
parah (-), kecelakaan (-), pembedahan (-), abortus (-), hubungan yang
buruk antar orang tua(-), terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam
keluarga (-), cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orang tua atau
kakek nenek (-), sikap orang tau yang acuh tak acuh pada anak (-), sikap
orang tua yang kasar atau keras terhadap anak (-), campur tangan atau
perhatian yang lebih
dari orang tua terhadap anak (-), orang tua yang jarang berada di rumah
(-), terdapat istri lain (-), sikap atau kontrol yang tidak konsisten (-),
kontrol yang tidak cukup (-), kurang stimulasi kognitif dan sosial (-),
bencana alam (-), amukan masa (-), diskriminasi sosial (-), perkosaan (-),
tugas militer (-), kehamilan (-), melahirkan di luar perkawinan (-), dan lain-
lain.
8. Pernah suicide (-), ide bunuh diri (-),
: Sedang
Kesadaran
: Komposmentis kooperatif
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
Nafas
Suhu
: 36,7o C
Tinggi Badan
: 160 cm
Berat Badan
: 58 kg
Status Gizi
Kelainan Khusus
: Tidak ada
: 15 ( E4, M6, V5 )
: Tidak ada
Akatisia
: Tidak ada
Bradikinesia
: Tidak ada
Cara berjalan
: Normogait
Keseimbangan
: Baik
Rigiditas
: Tidak ada
Kekuatan motorik
Sensorik
Refleks
2. Penampilan
Sikap tubuh
Cara berpakaian
Kesehatan fisik
: sehat (+)
Cara berjalan
: biasa (+)
: biasa
Produktivitas pembicaraan
: biasa
Perbendaharaan
: biasa
Nada pembicaraan
: menurun
Isi pembicaraan
: sesuai
: spontan
Logorrhea (-), poverty of speech (- ), diprosodi (-), disatria (-), gagap (-),
afasia (-), bicara kacau (-).
C. Emosi
Hidup emosi: stabilitas (stabil), pengendalian (adekuat)
1. Afek
Afek appropriate (+)
2. Mood
Eutim
3. Emosi lainnya
Ansietas (+), ketakutan (+)
4. Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood
Tidak ada
: biasa
: baik
(-),
E. Persepsi
Halusinasi
Halusinasi hipnagogik (-), halusinasi hipnopompik (-), halusinasi
auditorik (+), halusinasi visual (-), halusinasi olfaktorik (-), halusinasi
gustatorik (-),
halusinasi taktil (-), halusinasi somatik (-), halusinasi liliput (-), halusinasi
sejalan dengan mood (-), halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (-),
halusinosis (-), sinestesia (-), halusinasi perintah (command halusination),
trailing phenomenon (-).
Ilusi (-)
Depersonalisasi (-), derealisasi (-)
:baik
4. Pikiran konkrit
: baik
5. Pikiran abstrak
: baik
6. Kemunduran intelek
H. Dicriminative Insight
I.
: Derajat V
Discriminative Judgement:
VI.
Judgment tes
: Baik
Judgment sosial
: Baik
VII.
terganggu, mood eutim dengan afek yang sesuai, waham bizzare dan waham
referensi, halusinasi auditorik, tilikan derajat V serta judgment yang baik
terhadap personal maupun sosial.
IX.
Formulasi Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,
pada pasien ini ditemukan adanya perubahan pola perilaku dan perasaan
yang secara klinis bermakna dan hendaya (disabilitas) dalam fungsi
sosial. Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan
bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.
Aksis satu pada pasien ini dapat ditegakkan sebagai Skizofrenia
Paranoid dikarenakan pada pasien terdapat waham yang bizzare dan waham
referensi dalam waktu lebih dari satu bulan.Kemudian ditemukan juga
halusinasi auditorik dan penurunan kualitas hidup yang bermakna.
Aksis dua belum adalah ciri kepribadian skizoid karena kepribadian
sebelum beliau sakit berliau merupakan pribadi yang tertutup, pemalu dan
hanya memiliki beberapa orang teman saja. Pasien juga sering melamun dan
hanya sedikit berinteraksi dengan keluarga.
Berdasarkan anamnesis tentang riwayat penyakit medis, pasien belum
pernah mengalami trauma kepala sebelumnya. Pasien juga tidak pernah
menderita kejang, hipertensi, stroke ataupun penyakit berat lainnya selama
ini sehingga dapat disimpulkan pada aksis tiga tidak ada diagnosis.
Aksis empat dapat di tegakkan sebagai masalah pekerjaan karena
berdasarkan aloanamnesis pada adik pasien, sebelum munculnya gejala
terdapat permasalahan ditempat kerja dengan bos nya. Pasien ditegur oleh
bosnya karena sering tidak datang kerja tanpa alasan.
Diagnosis Multiaksial
Axis I
Axis II
Axis III
Axis IV
: Masalah pekerjaan
Axis V
: GAF 70-61
XI.
XII.
Daftar Masalah
Organobiologik
Ibu pasien memiliki riwayat gangguan jiwa
Psikologik
1. Waham Bizzare (+) Merasa di kejar kejar salib, Waham referensi
(+) merasa ada orang-orang yang akan
memaksanya pindah
agama
2. Halusinasi Auditorik (+)
3. Mimpi di kejar kejar oleh salib
Lingkungan Psikososial
1. Pasien memiliki masalah perceraian.
2.
Pasien
memiliki
masalah
dengan
pekerjaan
yang
pertama
serabutan, ia ditegur bos nya karena sering tidak masuk kerja tanpa
alasan.
XIII. Penatalaksanaan
A. Farmakoterapi
Risperidon
2 x 2 mg
B. Psikoterapi
a. Kepada pasien
Psikoterapi suportif
Memberikan kehangatan, empati dan optimistik kepada
pasien, membantu pasien mengidentifikasi dan mengepresikan
emosinya, serta membantu
untuk
ventilasi.
Mengidentifikasi
yang
dideritanya,
diharapkan
pasien
mepunyai
Memberikan
penjelasan
yang
bersifat
komunikatif,
mendukung
kekambuhan.
proses
Serta
penyembuhan
menjelaskan
bahwa
dan
mencegah
gangguan
jiwa
Terapi
Memberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada
pasien (kegunaan obat terhadap gejala pasien dan efek samping
yang mungkin timbul pada pengobatan). Selain itu
juga ditekankan pentingnya pasien control dan minum
obat secara teratur
XIV. Prognosis
Penilaian
Onset
Relaps
Dukungan keluarga
Pernikahan
Keadaan ekonomi
Kepatuhan minum obat
Faktor pencetus
Genetik
Penyakit lain/ gangguan lain
Ada
Baik
Buruk
Bercerai
Menengah
Patuh
Tidak Jelas
Ada
Tidak ada
Quo et vitam
: Bonam
Quo et fungsionam
: Dubia ad malam
Quo et sanctionam
: Dubia ad malam
XVI.
Analisis kasus
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, dimana
ditemukan gejala klinis yang mengarah kepada skizofrenia paranoid sesuai dengan
pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ III. Pada pasien saat ini ditemukan gejala
waham bizzare berupa merasa dikejar kejar salib. Adanya waham referensi dan
halusinasi auditorik. Durasi munculnya gejala juga sudah lebih dari satu bulan, dan
adanya penurunan kualitas hidup yang dinilai dengan GAF menguatkan diagnosa ke
Skizofrenia Paranoid.
Tidak adanya penyakit organik sebelumnya, tidak adanya riwayat mengkonsumsi
obat obatan, kemudian tidak adanya gangguan afek pada pasien, seperti perasaan yang
mengarah ke manik ataupun depresi, menghilangkan adanya kemungkinan diagnosa
penyakit lain selain dari skizofrenia paranoid.
Pada pasien diberikan Risperidon 2 x 2 mg. Terapi yang diberikan sesuai
dengan Essential Psychopharmacology The Prescribers Guide oleh Stephen M.
Stahl. Risperidon merupakan obat antipsikotik atipikal dimana mekanisme kerjanya
yakni memblokade dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron (D2) di otak,
khususnya pada sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (sistem mesokortikal,
nigrostriatal, tuberoinfundibular). Selain itu, golongan obat ini juga berafinitas
terhadap reseptor serotonin(Serotonin-Dopamin Antagonist). Mekanisme kerja obat
ini berbeda pada tiap sistem tersebut. Pada sistem mesokortikal (pusat rasa senang),
nigrostriatal (mengatur pergerakan), tuberoinfundibular
(mengatur hormon,
digunakan pada pasien ini dipertimbangkan karena ketersediaan yang cukup luas
dan harga yang relatif lebih murah dibanding antipsikotik atipikal lainnya. Selain
itu, risperidon juga dapat digunakan sebagai mood stabilizer meskipun dengan efek
terapeutik minimal.
Prognosis pada pasien Quo et vitam Bonam dinilai dari tidak adanya
riwayat penyakit organik pada pasien. Pasien juga tidak ada ide ide untk
menyakiti diri sendiri dan adanya dukungan dari pihak keluarga. Quo et
fungsionam dubia ad malam dapat dinilai dari kekambuhan pasien yang sering
dalam 2 tahun terakhir dan GAF pasien yang hanya 70 61. Poin penilaian GAF
sendiri dinilai dari kemampuan mengisi waktu luang yang sering diisi dengan
tidur, pasien yang jarang bersosialisasi dengan keluarga dan pasien yang kadang
datang tidak datang bekerja dengan alasan yang tidak jelas. Quo et sanctionam
dubia ad malam didasarkan pada kekambuhan yang sering pada 2 tahun terakhir,
pencetus yang tidak jelas dan juga adanya riwayat keluarga dengan gangguan
jiwa.