No RM :22.44.12
Nama Pendamping : dr. Dono Marsetyo, Sp.B
Penyegaran
Manajemen
Bayi
Tinjauan Pustaka
Masalah
Anak
Remaja
Istimewa
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : pasien laki-laki 55 tahun datang dengan keluhan tidak bisa kentut dan tidak bisa BAB sejak 3 hari. Muntah sebanyak 4 kali, nyeri di
seluruh lapangan perut dan perut dirasa membesar.
Tujuan : mengetahui cara penatalaksaan ileus obstruktif
Bahan bahasan :
Tinjauan Pustaka
Riset
Cara Membahas :
Diskusi
Kasus
Presentasi dan
Audit
Pos
diskusi
Data pasien
Nama RS : RS Muhammadiyah Lamongan
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Nama : Tn. S
Telepon :
Usia : 55 tahun
Terdaftar sejak :
Ileus Obstruktif, keadaan pasien tampak lemah dengan keluhan keluhan tidak bisa kentut dan tidak bisa BAB sejak 3 hari. Muntah
sebanyak 4 kali, nyeri di seluruh lapangan perut dan perut dirasa membesar.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah seperti ini sebelumnya
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien
4. Riwayat Pengobatan :
Tidak mengkonsumsi obat-obatan apapun
5. Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan Umum
: Lemah
Vital Sign
Kepala/Leher
Thorax
: Simetris, retraksi -
Pulmo : Suara nafas vesikuler/vesikuler, Rhonchi -/-, Wheezing -/Cor : S1 S2 tunggal, murmur -, gallop
Abdoment :
Distended, BU + meningkat, metalic sound +, nyeri tekan seluruh abdomen, hipertimpani, hepar / lien tak teraba
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan Umum
: Lemah
Kepala/Leher
: Anemia (-), Icterus (-), Cianosis (-), Dyspnea (-) , Edema (-)
Thorax
: Simetris, retraksi -
Pulmo : Suara nafas vesikuler/vesikuler, Rhonchi -/-, Wheezing -/Cor : S1 S2 tunggal, murmur -, gallop
Abdoment :
Distended, BU + meningkat, metalic sound +, nyeri tekan seluruh abdomen, hipertimpani, hepar / lien tak teraba
Inj cefrtriaxon 2 gr
Puasa
Insisi kulit dan pembukaan lapangan operasi : insisi midline perdalam sampai membuka peritoneum
Pendapatan pada eksplorasi : invaginasi ileoileal pada 15 cm proximal ICJ, divertikel multiple pada jejunum, ileum dan colon.
Apa yang dikerjakan : reseksi ileum pada daerah yang invaginasi, end to end anastomose pada jarak kurang lebih 12 cm proximal ICJ,
pasang drain.
Penutupan lapangan operasi dan kulit : lapangan op ditutup lapis demi lapis.
Tujuan utama penatalaksaan adalah dekompresi bagian yang mengalami obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu
diperlukan. Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu penyumbatan sembuh dengan sendirinya tanpa
pengobatan, terutama jika disebabkan oleh perlengketan. Penatalaksanaannya meliputi :
Cairan Intravena
Pasien dengan obstruksi intestinal mengalami dehidrasi dengan deplesi kalium, natrium dan klorida membutuhkan replacement
cairan intravena dengan solusio saline isotonik seperti ringer laktat.
Urin output harus dimonitor dengan foley catheter.
Monitor central venous catheter juga penting dalam menilai terapi cairan, terutama pada pasien dengan penyakit jantung. 1,2,3
Antibiotik
Antibiotik broad spectrum digunakan oleh ahli bedah untuk profilaksis oleh karena terdapat bukti translokasi bakteri terjadi bahkan
pada obstruksi mekanik simple.
Selain itu, antibiotik diberikan untuk profilaksis kemungkinan reseksi atau enterotomy saat pembedahan. 1,2,3
Decompresion
Selain cairan intravena, perawatan penting yang sangat penting untuk pasien obstruksi intestinal adalah nasogastric suction.
Nasogastric suction bertujuan untuk mengevakuasi cairan dan gas, menurunkan kemungkinan aspirasi saat pasien muntah, dan
meminimalisasi distensi intestinal dari udara yang tertelan sebelum operasi. 1,2,3
Tindakan operatif
Secara umum, pasien dengan obstruksi usus halus total membutuhkan intervensi pembedahan. Intervensi bedah dini bertujuan
untuk meminimalisasi resiko obstruksi strangulasi yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. 1,2,3
Tanda klinis, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang radiologis tidak bisa dipercaya dalam membedakan obstruksi
simpel dengan obstruksi strangulata sebelum onset ireversibel iskemia. Oleh karena itu. tujuannya adalah pasien dioperasi
sebelum terjadi ireversibel iskemia.
1,2,3
1. Koreksi sederhana ( simple correction ) : tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia
inkarserata non-strangulasi, jepitan oleh adhesi atau pada volvulus ringan
2. Tindakan operatif by-pass : membuat saluran usus baru yang melewati bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intraluminal,
Chron disease
3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada ca stadium lanjut
4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus,
misalnya pada ca colon, invaginasi, dan strangulata