PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik Geofisika adalah suatu ilmu yang memanfaatkan perpaduan antara
ilmu fisika dan ilmu geologi secara berdampingan. Kedua perpaduan ilmu
tersebut digunakan untuk merekonstruksi keadaan bawah permukaan (subsurface)
seperti struktur, kemenerusan sesar bawah permukaan dan sebagainya. Hal
tersebut sangat terkait terutama pada bidang ekplorasi kebumian seperti
persebaran mineral yang bersifat ekonomis, atau yang mungkin berpotensi untuk
hal-hal yang bersifat ekonomis.
seismik refraksi yang diukur adalah first break atau sinyal yang pertama
tertangkap oleh geophone, sedangkan gelombang lain seperti gelombang refraksi
yang ikut tertangkap diabaikan. Sesmik refraksi ini pun memiliki harga yang
relative lebih murah dibandingkan dengan seismic refleksi. Metode ini hanya
membutuhkan sedikit tenaga kerja dan daerah pengukuran yang relative lebih
sempit dibandingkan dengan refleksi, serta cara prosesing data yang lebih mudah
tidak memerluka software khusus, namun dalam hal kedalaman seismic refraksi
ini kurang baik, jika ingin melakukan pengukuran kedalaman yang dalam maka
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Seismik Refraksi
Seismik refraksi adalah metoda geofisika eksplorasi yang menggunakan
sifat pembiasan gelombang seismik untuk mempelajari keadaan bawah
permukaan. Asumsi dasar yang digunakan menggunakan pendekatan bahwa batasbatas perlapisan batuan merupakan bidang datar dan miring, terdiri dari satu lapis
atau banyak lapis, serta kecepatan seismik bersifat seragam pada setiap lapisan.
Umumnya seismik refraksi digunakan untuk memperkirakan kedalaman lapisan
batuan yang lapuk, tetapi dapat pula digunakan untuk mendeteksi lapisan lain di
bawah zona pelapukan tersebut.
Pada eksplorasi minyak & gas bumi, penentuan kedalaman zona pelapukan
berguna untuk mengetahui kedalaman geophone pada metode seismik refleksi.
Metode seismik refraksi banyak digunakan pada studi geologi teknik, ekplorasi
mineral, penyelidikan air tanah, pertambangan, geodinamik, arkeologi, pertanian
dan studi regional geologi lainnya. Metode seismik refraksi menggunakan analisis
muka gelombang head wave untuk pendugaan sifat fisis batuan. Metoda ini
memiliki keterbatasan yaitu bahwa metode ini dapat berhasil baik bila harga cepat
rapat gelombang seismik makin besar kearah lapisan bawah, sehingga selalu
terdapat gelombang yang terbiaskan ke permukaan.
Kelemahan lainnya bahwa tebal suatu lapisan harus memenuhi criteria
tertentu supaya tidak menghasilkan Blind Zone, yang diakibatkan oleh lapisan
tipis. Seismik refraksi dilakukan dengan menimbulkan sumber getaran di suatu
titik dan menerima getaran tersebut menggunakan serangkaian geophone. Waktu
tempuh gelombang dari setiap geophone dibaca dan diplot dalam grafik waktu
tempuh Vs jarak. Ketebalan lapisan batuan dan harga cepat rambat gelombang
didapatkan dari analisa grafik tersebut. Interpretasi gelombang seismik refraksi
tersebut dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara antara lain Reciprocal
metods, Hagiwara, Kakeno, dll.
2.2 Hukum Dasar
3
Prinsip Fermat : Penjalaran gelombang dari suatu titik ke titik lainnya akan
Prinsip Huygen: Setiap titik yang dilalui muka gelombang akan menjadi
Sismanto
(1999),
asumsi
dasar
yang
harus
dipenuhi
untuk
(pembias) sepanjang proyeksi lintasan normal tersebut pada bidang batas. Delay
time (waktu tunda) adalah waktu penjalaran gelombang dari AB pada V1 ke BC
pada V2 (waktu tunda pada source) ataudari DE pada V1 ke DF pada V2 (waktu
tunda pada geophone).
penjalaran
gelombang
(II.2)
Plus Time adalah jumlah waktu rambatan gelombang dari geophone pada
sumber dan forward dan geophone dari sumber reverse dikurangi dengan travel
time antara sumber keduanya. Tujuannya : untuk analisa kedalaman (depth). Plus
time dapat dirumuskan sebagai berikut :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Pengolahan Data
Data Lapangan
Microsoft. Excell
Grafik & Kurva
Metode ABC
Surfer
Peta Kedalaman, Peta V1, Peta V2
Analisa Dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Pertama-tama masukan seluruh data seismik yang telah di dapatkan dari hasil
sumber dengan nilai waktu tempuh gelombang baik gelombang reverse dan
gelombang forward. Buatlah pula pet kedalaman dengan memasukan nilai
kesalahan.
Lakukan analisa dengan membandingkan nilai yang ada pada peta kecepatan
V1 dengan peta kecepatan pada V2, buatlah pembahaan terkkait grafik T-X
metode ABC dan metode Plus-minus, beserta dengan penampang
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengolahan Data
4.1.1 Grafik T-X
Grafik T-X
150
100
TIME(ms)
Forward
Reverse
50
0
0
20
40
60
80
100 120
OFFSET (m)
11
12
13
14
15
lebih cepat dibandingkan dengan gelombang yang berada pada bagian permukaan
yang ditandai dengan warna kuning ataupun hijau. Asumsi seismik terbukti
dengan semakin bertambahnya kedalaman maka kecepatan akan semakin
bertambah besar. Dari gambar di atas terlihat nilai kecepatan tertinggi berada pada
warna merah dengan nilai mencapai 800 m/s yang dapat diperkirakan merupakan
batu pasir yang telah mengalami diagenesa. Sedangkan kecepatan terendah
sebesar -50 digambarkan dengan warna ungu memiliki nilai sebesar 50m/s yang
diduga berupa soil.
16
17
padat sehingga kecepatan untuk menjalarkan gelombang akan semakin besar. Hal
tersebut sesuai dengan asumsi seismik salah satunya menyatakan bahwa nilai
kecepatan suatu gelombang yang menjalar pada permukaan dan bawah permukaan
bumi bergantung pada densitas batuan yang mana semakin padat maka akan
semakin cepat. Jika dilakukan interpretasi secara lanjut, nilai kecepatan tinggi
lebih dari 600 m/s menyatakan bahwa batuan di bawahnya merupakan batuan
yang padat dan keras dapat berupa batuan beku ataupun batuan lain seperti batu
pasir yang telah kompak dan mengalami pemadatan sempurna.
18
Line kelompok 3 mengukkur pada sepanjang garis berwarna hitam yang di tandai
dengan warna merah yang berarti bahwa nilai kecepatan tinggi hingga 800 m/s
terlewati pada line 3 ini. Sehingga batuan yang dapat diinterpretasikan adalah
batuan yang keras dan padat seperti batuan beku atau batu pasir yang telah
terkompaksi akibat tekanan batuan diatasnya.
20
4.4. Perbandingan
4.4.1. Penampang Kedalaman Kelompok 3 Metode ABC dan Metode
Plus minus
pengukuran senilai 794.41 m/s digambarkan dengan warna erah hingga merah hingga
orange.
22
Gambar 4.6 Peta Kecepatan V1 dan V2 Metode Plus minus dan ABC
23
mendominasi pada peta ABC adalah Biru tua hanya pada bagian timus terdapat
merah dan hijau, sedangkan pada peta Plus minus banyak sekali warna merah,
kuning, hijau dan juga biru yang menandakan bahwa kecepatan tinggi terekam
dibawah permukaan.
24
4.4.3. Peta Kedalaman Semua Kelompok Metode ABC dan Metode Plus
minus
Asumsi yang berbeda dan menggunakan dasar yang berbeda dalam suatu
metode pasti akan menghasilkan kenampakan persebaran peta yang berbeda
pula. Dilihat dari kedua buah peta di atas perbedaan antar kedua metode
tersebut kurang terlihat, hamper disetiap bagian pada metode ABC dimiliki
pula pada metode Plus minus. Hal ini dapat terjadi karena peta di atas
merupakan peta kedalaman, dimana pada metode ABC juga terdapat
kedalaman secara rerata. Sedangkan pada metode Plus minus kedalama
didapatkan pada setiap geophone, namun karena peta di atas berbentung 2
dimensi tanpa kedalaman yang terukur dan spesifik sehingga terlihat seolah
hamper sama. Hanya terdapat perbedaan pada bagian timur peta dimana pada
peta ABC nilai kedalamaan lebih besar dari pada nilai kedalaman pada peta
Plus minus sehingga warna petanya pun berbeda antara hijau dan merah. Nilai
kedalaman peta ABC berada dalam angka antara 0.5 meter hingga -10,5 meter.
Sedangakan peta Plus minus berada pada angka 0.5 meter hingga -9,5 meter.
25
BAB V
PENTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan seluruh rangkaian acara praktikum metode ABC dan
metode Plus minus ini, dapat diambil beberapa kesimpulan penting sebagai
berikut ini :
hingga ungu.
Pada peta penampang kedalaman, nilai kedalaman terbesar yang digambarkan
dengan warna merah senilai 1500 m/s merupakan batuan yang keras dan
kompak atau telah mengalami diagenesa seutuhnya, sedangkan kecepatan
yang bernilai 50 m/s ditandai dengan warna ungu dapat dikatakan batuan atau
medium yang dilaluinya merupakan lapisan lapuk ataupun material lepas
yang belum terkompaksi melihat kedalamannya yang hanya disekitar
26
5.2 Saran
Selama melakukan pengerjaan laporan dan rangakaina proses
pengolahan data sebaikanya tidak terburu-buru agar meminimalisir kesalahan.
Sedangkan saat proses pengerjaan sebaiknya dapat lebih teliti dan kerja sama
antar kelompok sangat diperlukkan.
27