Anda di halaman 1dari 72

ALINYEMEN VERTIKAL

UMUM
a. ALINYEMEN VERTIKAL TERDIRI ATAS BAGIAN LURUS DAN
BAGIAN LENGKUNG ;
b. DITINJAU DARI TITIK AWAL PERENCANAAN, BAGIAN LURUS
DAPAT BERUPA LANDAI POSITIF (TANJAKAN), ATAU LANDAI
NEGATIF (TURUNAN), ATAU LANDAI NOL (DATAR). BAGIAN
LENGKUNG VERTIKAL DAPAT BERUPA LENGKUNG CEKUNG
ATAU LENGKUNG CEMBUNG;
c. KEMUNGKINAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SECARA
BERTAHAP HARUS DIPERTIMBANGKAN, MISALNYA
PENINGKATAN PERKERASAN, PENAMBAHAN LAJUR, DAN
DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN BIAYA YANG EFISIEN.
SEKALIPUN DEMIKIAN, PERUBAHAN ALINYEMEN VERTIKAL
DIMASA YANG AKAN DATANG SEBAIKNYA DIHINDARKAN.

ALINYEMEN
VERTIKAL
DAPAT
MEMBERIKAN
KENYAMANAN DAN KEAMANAN KEPADA PEMAKAI
JALAN, BENTUKNYA TIDAK KAKU, MAKA DIPERLUKAN :
1. SEDAPAT MUNGKIN MENGHINDARI BROKEN BACK
GRADE LINE, LENGKUNG VERTIKAL SEARAH YANG
HANYA DIPISAHKAN OLEH TANGENS YANG PENDEK.
2. MENGHINDARI HIDDEN DIP ALINYEMEN VERTIKAL
YANG RELATIF DATAR DAN LURUS, JANGAN SAMPAI
DIDALAMNYA TERDAPAT LENGKUNG CEKUNG YANG
PENDEK YANG DARI JAUH KELIHATANNYA TIDAK ADA
ATAU TERSEMBUNYI.
3. LANDAI PENURUNAN YANG TAJAM DAN PANJANG
HARUS DIIKUTI OLEH PENDAKIAN AGAR SECARA
OTOMATIS,
KECEPATAN
YANG
BESAR
DARI
KENDARAAN DAPAT DIKURANGI.
4. KALAU
KELANDAIAAN
ALINYEMEN
VERTIKAL
TERSUSUN DARI PROSENTASE YANG KECIL SAMPAI
BESAR, MAKA KELANDAIAN YANG PALING CURAM
HARUS DITARUH PADA BAGIAN PERMULAAN LANDAI
BERTURUT-TURUT KEMUDIAN KELANDAIAN YANG
TERKECIL SAMPAI AKHIRNYA YANG PALING KECIL.

UMUMNYA
1. ALINYEMEN VERTIKAL TERDIRI ATAS BAGIAN LURUS
DAN BAGIAN LENGKUNG ;
2. DITINJAU DARI TITIK AWAL PERENCANAAN, BAGIAN
LURUS DAPAT BERUPA LANDAI POSITIF (TANJAKAN),
ATAU LANDAI NEGATIF (TURUNAN), ATAU LANDAI NOL
(DATAR). BAGIAN LENGKUNG VERTIKAL DAPAT BERUPA
LENGKUNG CEKUNG ATAU LENGKUNG CEMBUNG;
3. KEMUNGKINAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
SECARA BERTAHAP HARUS DIPERTIMBANGKAN,
MISALNYA PENINGKATAN PERKERASAN, PENAMBAHAN
LAJUR, DAN DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN BIAYA
YANG EFISIEN.

FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN :

1.
2.
3.
4.

KECEPATAN RENCANA
TOPOGRAFI
FUNGSI JALAN
KEDUDUKAN TINGGI LANTAI KENDARAAN
PADA JEMBATAN DIATAS SUNGAI.
5. TEBAL PERKERASAN YANG DIPERHITUNGKAN
6. TANAH DASAR

ALINYEMEN VERTIKAL
BERDASARKAN PERTIMBANGANPERTIMBANGAN :.

1. VOLUME PEKERJAAN TANAH.


2. PANJANG JARAK PANDANGAN YANG DAPAT
DIPEROLEH TIAP TITIK PADA LENGKUNGAN.
3. KENYAMANAN UNTUK PEMAKAI JALAN.
4. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN YANG MUDAH.

JENIS LENGKUNG VERTIKAL DILIHAT


DARI TITIK PERPOTONGAN KEDUA
BAGIAN YANG LURUS (TANGENS) ,
ADALAH :
LENGKUNG
VERTIKAL
CEKUNG,
ADALAH SUATU LENGKUNG DIMANA
TITIK PERPOTONGAN ANTARA KEDUA
TANGEN
BERADA
DI
BAWAH
PERMUKAAN JALAN.
LENGKUNG
VERTIKAL
CEMBUNG,
ADALAH LENGKUNG DIMANA TITIK
PERPOTONGAN
ANTARA
KEDUA
TANGEN BERADA DI ATAS PERMUKAAN
JALAN YANG BERSANGKUTAN.

KELANDAIAN MAKSIMUM
PEMBATASAN KELANDAIAN (MAKSIMUM)
DIMAKSUDKAN UNTUK MEMUNGKINKAN
KENDARAAN BERGERAK TERUS TANPA HARUS
KEHILANGAN KECEPATAN YANG BERARTI.

LENGKUNG VERTIKAL HARUS DISEDIAKAN PADA SETIAP LOKASI YANG


MENGALAMI PERUBAHAN KELANDAIAN, DENGAN TUJUAN :
1. MENGURANGI GONCANGAN AKIBAT PERUBAHAN KELANDAIAN; DAN
2. MENYEDIAKAN JARAK PANDANG HENTI.

RUMUS-RUMUS YANG DIPAKAI UNTUK PERHITUNGAN


ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

PVI

PLV

PLV

EV
LV

PTV

LENGKUNG VERTIKAL CEMBUNG


Y
X

EV

PVI

LENGKUNG VERTIKAL CEKUNG

PTV

dimana :
EV = PERGESERAN VERTIKAL (m).
X = JARAK HORIZONTAL DARI SETIAP TITIK PADA GARIS KELANDAIAN TERHADAP PLV.
Y = PANJANG PERGESERAN VERTIKAL DARI TITIK YANG BERSANGKUTAN
= PERBEDAAN ALJABAR LANDAI PROSEN.
LV = JARAK HORIZONTAL ANTARA PLV DAN PTV SELANJUTNYA DISEBUT PANJANG
LENGKUNG.
LV
EV = --------800

X
Y = ( ----------) . EV
LV

(KETENTUAN PARABOLA)

4X
LV

= ---------- . ------------ = ------------ X


LV
800
200 LV

DALAM PERENCANAAN LENGKUNG VERTIKAL,


BIASANYA ELEVASI PVI TELAH DITENTUKAN
TERLEBIH DAHULU, KEMUDIAN BARU DIHITUNG
BESARAN-BESARAN SEBAGAI BERIKUT :
1. PANJANG LV DALAM METER.
2. PERGESERAN VERTIKAL EV DALAM METER.
3. ELEVASI DARI PERMUKAAN RENCANA JALAN
TEPAT DIBAWAH ATAU DIATAS PVI.
4. ELEVASI DARI TITIK-TITIK PLV DAN PTV.
5. ELEVASI DARI PERMUKAAN RENCANA JALAN
PLV, PV[, DAN PTV YANG DIAMBIL PADA SETIAP
NOMOR-NOMOR STATION YANG DISEBUT DALAM
ALINYEMEN HORIZONTAL
PANJANG MINIMUM DAPAT DIHITUNG DENGAN
MENGUUNAKAN GRAFIK-GRAFIK III, IV, V DAN VI
PADA PERATURAN PERENCANAAN GEOMETRIK
JALAN RAYA

PANJANG MINIMUM LENGKUNG VERTIKAL CEMBUNG


BERDASARKAN JARAK PANDANGAN HENTI, UNTUK SETIAP
KECEPATAN RENCANA (VR) DAPAT MENGGUNAKAN TABEL 20.

PANJANG MINIMUM LENGKUNG VERTIKAL CEKUNG


BERDASARKAN JARAK PANDANGAN HENTI, UNTUK SETIAP
KECEPATAN RENCANA (VR) DAPAT MENGGUNAKAN TABEL 21.

HUBUNGAN ANTARA KECEPTAN,


KELANDAIAN DAN PANJANG
LENGKUNGVERTIKAL
P

a%

AM

b%

A
B

II

P = puncak
A = titik awal pendakilaan tipe I
B = titik awal pendakian tipe II
PM/AM = PENDAKIAN % LENGKUNG TIPE I
PN/BN = PENDAKIAN % LENGKUNG TIPE II

CONTOH SOAL
1.

Suatu lengkung vertikal cembung dalam satu jalan satu jalur terdapat kelandaian 6 %,
kecepatan yang direncanakan 60 km/jam.
ditanyakan panjang lengkung ?
Dari grafik III didapat R = 110 meter.

2.

Berapa panjang lengkung bila jalan tersebut diatas dibuat 2 jalur ? Dipakai grafik IV
didapat panjang lengkung = 310 meter

3.

Berapa panjang lengkung vertikal cekung untuk V = 60 km/jam dgn kemiringan 4,5 %,
digunakan grafik V didpt panjang lengkung = 60 m.

4.

Jalan satu jalur kemiringan 5 % pada lengkung vertikal cembung, dengan panjang
lengkung 180 m, berapa Vmaks yg diperbolehkan ? Digunakan grafik III didpt Vmaks =
80 km/jam

5.

Jalan 2 jalur menggunakan panjang lengkung 150 m dibuat kelandaian 8 % peringatan


apakah yang harus dipasang pada tempat sebelum masuk lengkung tersebut ?
Dipakai grafik IV didapat V = 40 km/jam dan diberi rambu peringatan tertulis KEC = 40
KM/JAM

6. DIKETAHUI : Perpotongan landai jalan + 3 % dan 1 % dari jalan raya 2


jalur kelas II V = 80 km/jam. Perpotongan tersebut berada pada bagian
medan yang datar. Elevasi dari titik PVI = + 23,200 dan sta = 1 + 500.
DITANYAKAN : Data2 lengkung vertikal unt perotongan landai jalan tsb
diatas berdasarkan :
a. Jarak pandang henti.
b. Jarak pandang menyiap
PENYELESAIAN
PI
=4%

PLV

EV
STA 1 + 300
ELEVASI = PVI = + 23,200
a. BERDASARKAN JARAK PANDANG HENTI

PTV

PENYELESAIAN
GAMBAR
y

PI

= 4%

TITIK PLV

EV
Sta = 01 + 300
Elevasi PVI = 23,200

TITIK PTV

PERBEDAAN LANDAI ALJABAR = + 3 % - (-1%) = 4 %


GRAFIK III : = 4 %
V = 80 KM/JAM
LV MINIMUM = 130 M
LV
4 x 130
EV = ---------- = ------------- = 0.65 METER
800
800
DATA LENGKUNG YANG TERCATAT PADA PVI MENJADI SBB :
PVI Sta. 1 + 300
ELEVASI = + 23,200
EV = - 0,65 METER ( TANDA MINUS MENUNJUKKAN LENGKUNG CEMBUNG
ELEVASI RENCANA PERMUKAAN JALAN RAYA ADALAH SBB :
LV
TITIK PLV : Sta = ( 1 + 300 - ------ ) = ( 1 + 300 130/2) = 1 + 235
2
ELEVASI = + 23,200 3 % x 65 = + 21,25
Sta. 1 + 250 : ELEVASI = + 21,25 + 3 % x 15 = + 21,70 METER
Sta. 1 + 300 : ELEVASI = + 23,200 0,65 = + 22,55 MATER
LV
TITIK PTV : Sta = (1 + 300) + -------- = 1 + 365
2
ELEVASI = + 23,200 0,01 X 65 = + 22, 55 METER
Sta. 1 + 350 = ELEVASI = + 22,55 + 0,01 x 15 = + 22,70 METER

PENYELESAIAN
GAMBAR

PI

3%

= 4%

TITIK PLV

22,700

21,700

21,250

Sta = 01 + 300
Elevasi PVI = 23,200

01 + 350

22,550

TITIK PTV

EV

01 + 250

1%

BERDASARKAN JARAK PANDANG MENYIAP


GRAFIK IV = = 4 %
V = 80 KM/JAM
LV MINIMUM = 1000 METER
LV
4 x 1000
EV = ------------- = ------------- = 5,00 METER
800
800
DATA LENGKUNG YANG DICATAT PADA PVI MENJADI
PVI Sta = 1 + 300. ELEVASI = + 23,200
LV = 1000 METER EV = 5,00 METER
KARENA HARGA LV DAN EV SANGAT BESAR, SEHINGGA SANGAT
SULIT DITERAPKAN DI LAPANGAN DAN TIDAK EKONOMIS

Rumus yang digunakan :


L x g1
L x g1
X = ------------- = ---------------g1 g2
A
L x g12
L x g12
Y = ------------- = -------------2 ( g1 g2)
2A
Dimana :
X = Jarak dari titik P ke titik yang ditinjau pada stasiun (sta).
Y = Perbedaan elevasi antara titik P & titik yang ditinjau pada stasium (m).
L = Panjang lengkung vertikal parabola, yang merupakan jarak proyeksi
dari titik A dan titik Q (sta).
g1 = Kelandaian tangen dari titik P ( % )
g2 = Kelandaian tangen dari titik Q ( % )

(g1 g2 ) = A = perbedaan aljabar untuk kelandaian ( % ), kelandaian


mendaki (pendakian), diberi tanda (+), sedangkan kelandaian menurun
(penurunan) diberi tanda (-), ketentuan pendakian (naik) dan penurunan
(turun) ditinjau dari sebelah kiri ke kanan.
A .L
Ev = ------------- untuk x = L; y = Ev
800

4.3.2.1. LENGKUNG VERTIKAL CEMBUNG


Tabel 4.14. Ketentuan tinggi untuk jenis jarak pandang.
Untuk jarak pandang

h 1 (m) Tinggi mata h 2 (m) Tinggi objek

- JP henti (Jh)

1,05

0,15

- Mendahului (Jd)

1,05

1,05

Minimum

panjang

horizontal

dari

lengkung vertical cembung, berdasarkan


jarak pandang henti mengikuti rumus
4.28, bila digunakan untuk kecepatan
rendah V = 20 30 km/jam menjadi :

V2 . A
L = ------------360

Gambar 4.28. Untuk Jh < L

Gambar 4.28. Untuk Jh > L

Batas bawah panjang minimum, didasarkan


pada kecepatan rencana dan jarak perjalanan
selama 3 detik demikian juga untuk lengkung
vertikal cekung.
Untuk perhitungan lengkung vertikal, maka
lengkung dianggap berbentuk parabola, dan
panjang horisontal diatas, adalah panjang
teoritis antara titik-titik potong dari garis
lurus dan lengkung parabola, sebelum dan
sesudah lengkungan.

Jarak pandangan menyiap/mendahului untuk lengkung


vertikal, dengan perbedaan kelandaian A bervariasi
antara 2% - 16 %, dengan anggapan-anggapan :
1. Kendaraan yang disalip berjalan pada kecepatan 20
km/jam lebih kecil dari kecepatan rencana.
2. Waktu persiapan diambil 3 detik.
3. Menyiap hanya akan berlangsung pada bagian lajur
jalan yang lurus, dimana penglihatan pengemudi tidak
terhalang.
Panjang minimum lengkung parabolls, untuk
menyesuaikan dengan jarak pandangan, hasil hitungan
yang diperlukan untuk menyiap (berdasarkan standar
AASHTO), yang bergerak diantara 2 -16 % ini, akan
terlalu mahal bila diikuti secara penuh, pada jalan di
medan pegunungan.

LENGKUNG VERTIKAL CEKUNG.


Menentukan panjang lengkung vertikal
cekung, harus memperhatikan, antara lain :
Jarak penyinaran lampu kendaraan.
Jarak pandangan bebas dibawah bangunan.
Persyaratan drainase.
Kenyamanan mengemudi.
Keluwesan bentuk.

JARAK PENYINARAN LAMPU KENDARAAN


Jangkauan lampu depan kendaraan pada
lengkung vertikal cekung, merupakan batas jarak
pandangan yang dapat dilihat oleh pengemudi
pada malam hari.
Di dalam perencanaan urnumnya tinggi lampu
depan diambil setinggi 60 cm, dengan sudut
penyebaran sebesar 1.
Letak penyinaran lampu dengan kendaraan dapat
dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu :
Jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan
< L.
Jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan
> L.

Gambar . Lengkung vertikal cekung dengan jarak


pandangan penyinaran lamu depan < L

Gambar 4.34. Lengkung vertikal cekung dengan jarak


pandangan penyinaran lampu depan > L

Jarak pandangan bebas dibawah


bangunan pada lengkung vertikal cekung
Jarak pandangan bebas pengemudi pada jalan raya
yang melintasi bangunan jembatan penyeberangan,
viaduct, aquaduct, seringkali terhalang oleh bagian
bawah dari bangunan tersebut.
Panjang lengkung vertikal cekung minimum
diperhitungkan berdasarkan jarak pandangan henti
minimum dengan mengambil tinggi mata pengemudi
kendaraan truk, yaitu 1,80 meter dan tinggi obyek 0,50
meter (tinggi belakang kendaraan).
Ruang bebas vertikal minimum 5 m. Dalam
perencanaan disarankan untuk mengambil ruang bebas
5,50 meter. Untuk memberi kemungkinan adanya
lapis tambahan (overlay) di kemudian hari.

~ Jarak pandangan : S < L

Gambar 4.36. Jarak pandangan bebas dibawah bangunan pada


lengkung vertikal cekung dengan S < L

Gambar Jarak pandangan bebas di bawah bangunan


pada lengkung vertikal cekung dengan S > L

KENYAMANAN MENGEMUDI PADA


LENGKUNG VERTIKAL CEKUNG
Adanya gaya sentrifugal dan gravitasi pada lengkung vertikal cekung,
menimbulkan rasa tidak nyaman kepada pengemudi, yang akan
menyebabkan percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal yang
bersangkutan adalah
a = AV2 / 1300 L
dimana

a = percepatan sentripetal (m/det)


v = kecepatan rencana, km/jam.
A = perbedaan aljabar landai.

L = panjang lengkung vertikal cekung.

Panjang lengkung vertikal cekung minimum adalah ditentukan oleh


percepatan sentripetal, yang dibatasi tidak melebihi 0,30 m/det2, dengan
demikian , rumus diatas menjadi
2

A.V
L - -------------- (4.41)
390

PERSYARATAN DRAINASE
Landai minimum untuk keperluan drainase adalah
0,5%.
Pada lengkung vertikal cembung, dimana pada puncak
lengkung, Untuk jalan-jalan yang tidak menggunakan
kerb, bagian yang mendatar tersebut, tidak terlalu
memberikan masalah, karena fungsi lereng jalan sudah
menjamin kelancaran drainase. Untuk jalan-jalan yang
menggunakan kerb, dengan diberikan kelandalan 0,5%
pada jarak 20 meter, dari puncak lereng, sudah cukup
memadai.
Jadi, syarat panjang maksimum adalah

Lv = 40 A

KELUWESAN BENTUK JALAN PADA


LENGKUNG CEMBUNG
Keluwesan bentuk jalan, dihubungkan terhadap
kecepatan., yaitu menurut AASHTO : L = 3 V, dimana L =
panjang minimum lengkung dalam feet, dan V =
kecepatan rencana, dalarn mph. Sehingga bila L dalam
meter, dan V dalam km/jam, didapatkan:

L= 0,6 V
nilainya adalah pendek jika perbedaan kelandalannya
kecil. Hal ini akan mengakibatkan alinyemen vertikal
kellhatan melengkung. Untuk menghindari hal
tersebut, maka panjang lengkung vertikal cekung
diambil 3 detik perjalanan.

Dalam perencanaan alinyemen vertikal perlu


diperhatikan beberapa hal sebagal berikut :
Pada alinyemen vertikal yang relatif datar dan lurus,
sebaiknya dihindari adanya hidden clip, yaitu
lengkung-lengkung vertikal cekung yang pendek dan
tidak terllhat mata dari jarak lauh.
Pada landai menurun yang panjang dan tajam,
sebaiknya diikuti oleh pendakian, sehingga kecepatan
kendaraan yang telah bertambah besar dapat segera
dikurangi.
Jika direncanakan serangkaian kelandaian, maka
sebaiknya kelandaian yang paling curam diletakkan di
bagian awal, yang diikuti oleh kelandaian yang lebih
kecil.
Sedapat mungkin dihindari perencanaan lengkung
vertikal yang sejenis (cembung atau cekung) dengan
hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.

Anda mungkin juga menyukai