Anda di halaman 1dari 29

Sabtu, 22 Juni 2013

PENGANTAR MANAJEMEN OPERASI DAN STRATEGI


OPERASI

PENGANTAR MANAJEMEN OPERASI


DAN STRATEGI OPERASI
2.1.Definisi Manajemen Operasi dan Asal-Usulnya
a.

Definisi Manajemen
Pengertian manajemen menurut T. Hani Handoko (2003:3) adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengertian manajemen menurut Melayu S.P Hasibuan (2006:2) adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengertian Manajemen Menurut Kosasih dan Soewedo (2009:1) adalah
pengarahan menggerakkan sekelompok orang dan fasilitas dalam usaha untuk
mencapai tujuan tertentu.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari beberapa pendapat tersebut bahwa
manajemen ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, serta pengawasan sumber daya baik itu sumber
daya manusia maupun sumber daya yang lainnya agar mencapai tujuan yang
sudah ditentukan.

b. Definisi Manajemen Operasi


Menurut Subagyo (2000:1) operasi ialah kegiatan untuk mengubah bentuk
untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau
jasa.
Lalu Sumayang (2003) menyatakan bahwa manajemen operasi ialah suatu
pengelolaan proses pengubahan atau proses konversi dimana sumber-sumber daya
yang berlaku sebagai input diubah menjadi suatu barang atau jasa/output.
Menurut T. Hani Handoko (1999), manajemen produksi dan operasi
merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber dayasumber daya (faktor produksi) tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan mentah dan
sebagainya - dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi
berbagai produk atau jasa.
Dalam wikipedia, Manajemen operasi adalah area bisnis yang berfokus
pada proses produksi barang dan jasa, serta memastikan operasi bisnis
berlangsung secara efektif dan efesien. Seorang manajer operasi bertanggung
jawab mengelola proses pengubahan input (dalam bentuk material, tenaga kerja,
dan energi) menjadi output (dalam bentuk barang dan jasa).
Apa yang bisa dilakukan manajer operasi dan orientasi manajer operasi?
Melakukan fungsi-fungsi proses manajemen, yaitu seperti : perencanaan,
pengorganisasian, pembentukan staf, kepemimpinan dan pengendalian. Orientasi
manajer operasi ialah mengarahkan keluaran/output dalam jumlah, kualitas, harga,
waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.
Tanggung jawab manajer operasi yaitu menghasilkan barang dan jasa,
mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem
transformasi, dan mengkaji pengambilan keputusan dari suatu fungsi operasi.
Zulian Yamit (2003) menyatakan bahwa peranan manajer operasi adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien agar
tidak menyita waktu dalam pergerakan.

2. Melakukan pemeliharaan agar menjamin keandalan dan kontinuitas operasi.


3. Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah.
4. Menentukan komponen yang akan dibuat atau dibeli dari suplier.
5. Menentukan atau memperbaiki skedul kerja.
6. Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada penambahan jam kerja.
7. Memperbaiki sistem informasi produk dengan para suplier.
8. Memperbaiki manajemen persediaan.
9. Memperbaiki produktivitas.
10. Mengurangi jika memungkinkan menghapuskan pemborosan.
11. Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses, dan sebagainya.
Fungsi dari operasi pada organisasi adalah merupakan tugas bagian operasi
yang menghasilkan produk berupa barang dan jasa. Manajemen operasi dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pengaruh Lingkungan
Inputs
Tanah
Buruh
Modal
Manajemen
Proses Konversi
Outputs
Barang dan Jasa

Umpan Balik

Gambar 1. Manajemen operasi sebagai suatu sistem produksi (Lalu Sumayang,


2003)

Lazimnya pada setiap pengelolaan proses maka lingkungan akan


memberikan pengaruh. Pengaruh tersebut dinamakan random fluctuation
merupakan faktor-faktor yang selalu berubah-ubah, tidak diinginkan dan tidak
dapat dikendalikan yang akan mempengaruhi secara acak proses produksi
sehingga menyebabkan output akan bebeda dengan yang diinginkan.
Random fluctuation dapat berupa pengaruh dari luar atau dari dalam
organisasi yaitu sebagai berikut:
1.

Fungsi-fungsi lainnya yang ada dalam perusahaan/organisasi itu sendiri seperti


misalnya fungsi pemasaran, keuangan, personalia, dll.

2.

Lingkungan di luar perusahaan seperti peraturan pemerintah, hukum, kondisi


sosial, politik, dan ekonomi.
Pengaruh

lingkungan

serta

keberadaan

random

fluctuation

akan

merupakan keharusan yang dapat dikurangi melalui usaha-usaha kerja keras


manajemen.
Sedangkan umpan balik (feed back), merupakan rangkaian sistem pengawasan yang memberikan informasi kepada manajemen dalam rangka membuat
keputusan apakah diperlukan pengaturan-pengaturan kembali pada kegiatankegiatan organisasi.
Ruang lingkup manajemen operasi meliputi:
1. Perancangan atau desain sistem produksi dan operasi, terdiri atas
a. Seleksi dan perancangan disain produk
b. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan
c. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi
d. Rancangan tata letak dan arus kerja
e. Rancangan tugas pekerjaan
f. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
2. Pengoperasian sistem produksi dan operasi
a. Penyusunan rencana produk dan operasi
b. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan
c. Pemeliharaan mesin dan peralatan

d. Pengendalian mutu
e. Manajemen tenaga kerja (SDM)
Proses Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan merupakan elemen penting manajemen operasi.
Karena semua manajer operasi harus membuat keputusan-keputusan. Proses
pembuatan keputusan dapat digambarkan sebagai berikut:
Perumusan Masalah

Pengembangan alternatif-alternatif
Evaluasi hasil-hasil
Evaluasi alternatif-alternatif
Pemilihan alternatif terbaik
Implementasi keputusan

Gambar 2. Proses pembuatan keputusan (T. Hani Handoko, 1999)


Perumusan masalah. Manajer perlu merumuskan masalah atau kesempatan
kerja secara jelas. Kebutuhan akan keputusan sering berupa suatu masalah atau
suatu kesempatan dalam berbagai bentuk. Kebutuhan-kebutuhan ini dalam
kenyataannya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasi-kan
gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Untuk mempermudah identifikasi
masalah, para manajer operasi dapat menggunakan beberapa cara. Pertama,
manajer secara sistematik menguji hubungan sebab-akibat. Kedua, manajer

mencari penyimpangan-penyimpangan dari normal. Atau bisa juga manajer


berkonsultasi dengan pihak-pihak yang mempunyai wawasan yang lebih.
Pengembangan alternatif-alternatif. Setelah masalah ditentukan dan
dirumuskan, langkah selanjutnya ialah pengumpulan dan analisa yang relevan.
Atas dasar data tersebut satu atau lebih alternatif dikembangkan sebelum suatu
keputusan dibuat. Pengembangan alternatif-alternatif sering merupakan tahap
yang paling sulit dan memerlukan pemikiran-pemikiran yang kreatif.
Evaluasi alternatif-alternatif. Hal ini tergantung pada pemilihan kriteria
keputusan yang tepat. Evaluasi alternatif sering melibatkan kriteria-kriteria yang
saling bertentangan. Sebagai contoh, keputusan untuk menggunakan mesin baru
dalam operasi-operasi mungkin akan mengurangi biaya-biaya, tetapi hal ini
mungkin juga akan menurunkan fleksibilitas. Jadi, trade offs harus dibuat antara
berbagai kriteria dan sasaran yang saling bertentangan. Dalam banyak kasus,
evaluasi berbagai alternatif dipermudah dengan menggunakan model-model
matematik formal.
Pemilihan alternatif terbaik. Meskipun kualitas analisis yang dilakukan
untuk mengevaluasi alternatif-alternatif cukup tinggi, pemilihannya jarang
menjadi mudah dan jelas. Hal ini dikarenakan masalah-masalah keputusan sulit
disajikan secara lengkap dalam bentuk kuantitatif dan kriteria yang digunakan
saling bertentangan. Oleh karena itu, alternatif terpilih sering hanya berdasarkan
pada jumlah informasi terbatas yang tersedia bagi manajer dan ketidak
sempurnaan kebijakan manajer. Pemilihan alternatif terbaik juga sering
merupakan kompromi di antara berbagai faktor yang dipertimbangkan.
Implementasi keputusan. Suatu keputusan belum selesai sebelum dilaksanakan dan diterapkan dalam praktek. Implementasi memerlukan perubahan
cara orang berprilaku, sehingga pembuat keputusan dapat dipandang sebagai
pengantar perubahan (change agent). Implementasi keputusan tidak hanya sekedar
pemberian perintah, tetapi manajer harus menetapkan skedul kegiatan atau
anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta
melimpahkan wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan tugas tertentu.
Evaluasi hasil-hasil. Setelah keputusan diimplementasikan, manajer harus
memonitornya terus menerus. Manajer perlu mengevaluasi apakah implementasi
dilakukan dengan tepat dan keputusan memberikan hasil yang diharapkan.

Kerangka Keputusan-Keputusan Operasi


Kerangka keputusan ini menyatakan bahwa operasi-operasi mempunyai
lima tanggung jawab keputusan utama, yaitu:
Proses. Keputusan-keputusan dalam kategori ini dimaksudkan untuk
merancang proses produksi secara fisik mencakup seleksi tipe proses, pemilihn
teknologi, analisis aliran proses, penentuan lokasi fasilitas dan layout fasilitas, dan
penanganan bahan (materials handling).
Kapasitas. Keputusan-keputusan kapasitas ditujukan pada penyediaan
volume keluaran yang optimal bagi organisasi, tidak terlalu sedikit ataupun
sedikit.
Persediaan. Merupakan harta penting yang harus dikelola secara baik.
Para manajer persediaan membuat keputusan-keputusan yang berkenaan dengan
pengelolaan system logistic dari pembelian sampai penyimpanan persediaan bahan
mentah, barang dalam proses dan produk akhir.
Tenaga kerja. Bidang tanggung jawab keputusan ini bersangkutan dengan
perancangan dan pengelolaan tenaga kerja dalam operasi-operasi.
Kualitas. Fungsi operasi terutama bertanggung jawab atas kualitas barang
dan jasa yang dihasilkan.
Kriteria untuk Keputusan Operasi
Proses ini dapat dilakukan dengan mudah melalui pengenalan bahwa pada
umumnya ada empat sasaran dalam operasi, yaitu:
Biaya. Sasaran biaya adalah sangat penting dalm operasi. Biaya mesti
dirancang seefisien mungkin guna menghasilkan pengahasilan yang lebih.
Kualitas. Sasaran kualitas berkaitan dengan kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan oleh operasi-operasi. Sasaran ini dipengaruhi baik oleh desain produk
maupun cara produk dibuat dalam operasi-operasi.
Dependability. Sebagai suatu sasaran, hal ini menyangkut dapat
diandalkannya suplai barang dan jasa. Dalam operasi-operasi Dependability dapat
diukur dengan persentase kekurangan bahan, persentase pemenuhan janji
pengiriman, dan criteria lainnya.
Fleksibilitas. Fleksibilitas menyangkut kemampuan operasi-operasi untuk
membuat perubahan dalam desain produk atau dalam kapasitas produksi, dan
sebagainya, untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi.

c.

Asal-Usul Manajemen Operasi


T. Hani Handoko dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan
Operasi (1999) menyatakan bahwa Manajemen operasi telah ada sejak orang
mulai memproduksi barang dan jasa. Meskipun awal mula operasi-operasi dapat
ditelusuri sampai peradaban permulaan, namun pembahasan dipusatkan pada dua
ratus tahun terakhir.
Lalu Sumayang dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan
Operasi (2003), awal mula ditemukannya mesin uap oleh James Watt (1764)
sebagai pengganti tenaga manusia yang kemudian menghantarkan peradaban
manusia ke zaman modern dimana produktivitas meningkat dengan cepat
(revolusi industri).
Selanjutnya, Adam Smith dalam The Wealth of Nation (1776)
mengungkapkan bahwa efisiensi akan didapat dari spesialisasi buruh/tenaga kerja,
yaitu dengan cara memilah-milah tugas menjadi unit-unit dan kemudian masingmasing dikerjakan oleh tenaga yang ahli dan terampil. Artinya yaitu menempatkan
tenaga kerja sesuai dengan keahlian masing-masing.
Adam Smith mengemukakan bahwa spesialisasi tenaga kerja akan
meningkatkan keluaran karena tiga faktor:

1. Peningkatan keterampilan karyawan.


2. Penghematan waktu kerja yang hilang karena perubahan pekerjaan-pekerjaan.
3. Penemuan peralatan-peralatan dan mesin-mesin.
Charles Babbage dalam bukunya On The Economy of Machinery and
Manufactures (1832) mengembangkan ajaran Adam Smith dengan menambahkan
satu unsur lagi yaitu upah buruh dibayar sesuai dengan keahlian yang diperlukan.
Pada permulaan abad ke-20 yaitu pada 1911, Frederick .W. Taylor
Principle of Scientific Management meneruskan teori Adam Smith serta
memperjuangkan penerapan ilmu pengetahuan pada pengelolaan pabrikasi yang
berkembang dengan cepat dan semakin rumit.
Pada tahun 1930 Elton Mayo pertama kali menyampaikan bahwa motivasi
dan kepuasan kerja buruh merupakan faktor utama dalam penentuan kinerja.
Pendapat ini kemudian terkenal dengan istilah humanizing the work place. Para

pekerja diawasi dan diperhatikan dengan harapan untuk mengurangi hal-hal yang
tidak bermanfaat. Para ahli mempelajari pengaruh tingkah laku manusia terhadap
kerjaannya.
Setelah perang dunia II sekitar tahun 1946 penemuan komputer
memberikan peluang kemajuan pada manajemen produksi.
Dan terus berlanjut, sampai pada tahun 1970-an timbul dua hal yang
mengubah pandangan selama ini yaitu:
1.

Istilah manajemen produksi berubah menjadi manajemen operasi seiring


dengan pengembangan produk jasa lebih mencolok dibandingkan dengan produk

pabrikasi, sehingga orientasi manajemen operasi lebih luas.


2. Fungsi operasi memberikan peranan baru sebagai bagian dari strategi usaha.
Peranan yang penting dan ikut menentukan keunggulan dalam memenangkan
persaingan. Sebelumnya orientasi business strategy hanya pada bidang pemasaran
dan keuangan saja dan kemudian baru disadari hal ini ternyata memberikan
dampak melemahnyadunia industri.
Tahun 1980-an konsep factory focus diterapkan sebagai dasar dalam
mengelola organisasi operasi dan telah memberi hasil tingkat kinerja tinggi.
Pada dasawarsa berikutnya tahun 1990-an diperlukan perbaikan-perbaikan
pada konsep factory focus ini dengan lebih menonjolkan keunggulan dalam
persaingan berdasarkan ketepatan waktu atau time based.
Perubahan-perubahan ini memberikan peluang maupun tantangan bagi
fungsi manajemen operasi dalam ikut merumuskan dan melaksanakan business
strategy, dengan satu misi yaitu unggul dalam persaingan.

2.2.

Mengapa Perlu Mempelajari Manajemen Operasi?

Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi pasti muncul pertanyaan, mengapa


kita mesti mempelajari manajemen operasi, sedangkan spesialisasi kita adalah
bidang akuntansi? T. Hani Handoko dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen
Produksi dan Operasi (1999) menjelaskan alasan mengapa perlu mempelajari
manajemen operasi, diantaranya:
a.

Para akuntan juga perlu mempelajari sistem-sistem perencanaan dan pengawasan


produksi dan persediaan. Sistem-sistem ini dapat memberikan informasi akuntansi
biaya, rasio-rasio pemanfaatan kapasitas, penilaian persediaan, harga pokok
penjualan, dan informasi lain untuk pengawasan, pemeriksaan (auditing) dan

pelaporan finansial internal.


b. Sekitar 70 % aktiva-aktiva dalam bebagai organisasi manufacturing dan
pemrosesan adalah berbentuk persediaan-persediaan, pabrik dan peralatan yang
secara langsung atau tidak langsung dibawah pengawasan para manajer produksi
atau operasi, manajer bahan, manajer pemeliharaan, para penyelia (supervisors)
produksi yang kesemuanya merupakan anggota organisasi manajemen
produksi/operasi. Dengan konsentrasi aktiva-aktiva ini, maka kita hendaknya
memahami apa yang dikerjakan orang-orang produksi, bagaimana mereka
c.

melakukannya, dan metode-metode ilmiah yang digunakan.


Untuk memperoleh pengetahuan tentang berbagai macam tekanan yang dihadapi
para manajer sebagai usaha mereka untuk melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap masyarakat.


d. Bahwa ada kesempatan pekerjaan dan karier yang cerah bagi para individu kreatif
yang berminat terjun dalam karier profesional di bidang manajemen operasi.
Ada beberapa alasan lainnya yang bisa menjadi dasar mengapa kita perlu
belajar manajemen operasi, diantaranya:
a.

Manajemen Operasi memberikan cara pandang yang sistematik dalam melihat


proses-proses dalam organisasi. Jika hal ini sudah menjadi isu biasa dalam
industri manufaktur, tidak demikian dalam industri jasa. Pemahaman tentang
bagaimana mengelola operasi dengan pendekatan modern ini akan memudahkan
kita menganalisis dan memperbaiki sistem dalam perusahaan atau organisasi.

b.

Konsep dan tools dalam manajemen operasi pada dasarnya dapat dan banyak
diterapkan pada fungsi manajemen yang lain. Mengapa demikian? Karena setiap

c.

fungsi manajemen juga melibatkan proses dalam pekerjaannya.


Bidang manajemen operasi pun belakangan ini menawarkan karir yang cukup
menantang seperti fungsi manajemen lainnya. Di banyak perusahaan sudah biasa

kita jumpai jabatan manajer operasi, bahkan sampai direktur operasi.


d. Dalam pendidikan bisnis, manajemen operasi memang sudah menjadi satu pilar
yang wajib diajarkan kepada mahasiswa. Terkait dengan poin tiga, maka banyak
sekali para recruiters mencari lulusan perguruan tinggi yang sudah memiliki
cukup pengetahuan seputar manajemen operasi.
2.3.Permasalahan Dalam Strategi Operasi
Lalu Sumayang (2003) menjelaskan strategi operasi merupakan bayangan
atau visi dari fungsi operasi, yang satu perangakat pendorong atau penentu arah
untuk pengambilan keputusan.
Strategi operasi merupakan fungsi operasi yang menetapkan arah untuk
pengambilan keputusan yang diintegrasikan dengan strategi bisnis melalui
perencaan formal. Menghasilkan pola pengambilan keputusan operasi yang
konsisten dan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Menurut Zulian Yamit (2003) Strategi merupakan konsep
multidimensional yang merangkum semua kegiatan kritis organisasi, memberikan
arah dan tujuan serta memfasilitasi berbagai perubahan yang diperlukan sebagai
adaptasi terhadap perkembangan lingkungan. Strategi operasi merupakan salah
satu cara yang dapat dikembangkan oleh perusahaan dengan memanfaatkan
operasi pabrik dan jasa untuk berkompetisi di pasar global. Operasi seharusnya
tidak hanya dianggap sebagai wadah kekuatan bersaing dalam bisnis dan sebagai
wadah untuk mencapai keunggulan yang dapat berkesinambungan.Strategi operasi
harus menjadi kekuatan penggerak proses transformasi agar selalu sehat dengan
kondisi lingkungan baru, seperti era globalisasi. Dalam era globalisasi terdapat
beberapa kecenderungan yang mungkin terjadi, yaitu:

1.

Terjadi proses pengembangan produk yang lebih baik, lebih canggih, lebih
berkualitas, lebih murah dibandingkan dengan produk sebelumnya sebagai akibat
perubahan yang begitu cepat dalam bidang tehnologi.

2.

Operasi pabrik dalam era globalisasi dituntut untuk menjadi unggulan baik dalam
arti komparatif maupun daya saing. Unggul dalam bidangnya (professional),
kualitas produk, pengembangan produk dan desain, inovatif dan kreatif.
Tipe strategi operasi menurut Zulian Yamit, (2003) :

1. Strategi produksi biaya rendah, melalui penekanan biaya produksi:


a. Teknologi rendah, biaya tenaga kerja rendah, tingkat persediaan rendah, mutu
b.
2.
a.
b.

terjamin.
Bagian pemasaran dan keuangan mendukung.
Strategi inovasi produk dan pengenalan produk baru:
Harga bukan masalah dalam pemasaran.
Fleksibilitas dalam pengenalan produk baru.
Sedangkan menurut Schroder, Anderson dan Clevevand (1986), Strategi
operasi adalah sebagai sesuatu yang terdiri dari empat komponen, yaitu misi,
tujuan, kemampuan khusus, serta kebijakan.
Inti dari strategi operasi terdiri dari empat elemen yaitu :

a. Misi
Misi harus menyatakan prioritas di antara tujuan operasi baik yang
menyangkut biaya, kualitas, fleksibilitas, tepat waktu, pengiriman cepat,
pelayanan, dan sebagainya. Satu misi operasi yang dapat diandalkan adalah jika
strateginya dengan cara memasang biaya yang pantas (bukan berarti biaya
rendah), dan juga pentingnya akan pengenalan produk baru.
b. Tujuan
Terdapat empat tujuan operasi yaitu biaya, kualitas, fleksibilitas,
pengiriman, dan pelayanan. Tujuan tujuan tersebut harus ditetapkan dalam

beentuk yang sekuantitatif mungkin agar dapat terukur seberapa beesar


pencapaian yang akan diraih.
Contohnya: biaya dinyatakan dalam persentase terhadap penjualan atau
dalam biaya per unit. Biaya dinyatakan bukan saja pada setiap perubahan tahun
tapi juga terhadap biaya pesaing.
c. Kemampuan Khusus
Kemampuan khusus operasi adalah menciptakan operasi apa yang harus
unggul secara relatif dari para kompetitor yang terkait dengan misi operasi.
Kemampuan khusus ini harus mampu keunggulan bersaing dan merupakan inti
dari strategi operasi di berbagai hal seperti biaya yang pantas, kualitas tinggi,
pelayanan terbaik, fleksibilitas tinggi, dan sebagainya. Bisnis yang berhasil berada
pada mereka yang mengenal dengan baik kemampuan khusus yang dimilikinya
dan berusaha untuk mempertahankan itu agar bisa unggul bersaing dengan
berkelanjutan.
d. Kebijakan
Kebijakan operasi merupakan penjabaran dan menjelaskan bagaimana
tujuan operasi akan dicapai. Kebijakan ini harus dibentuk untuk setiap sisi
keputusan yang menyangkut proses, kapasitas, kualitas, persediaan, dan barisan
kerja. Dan kebijakan operasi harus dibuat oleh manajemen senior dengan
melibatkan pertimbangan pertimbangan yang strategis.
Keempat elemen strategi operasi tersebut telah mendapatkan masukan dari
strategi bisnis yaitu analisis internal dan eksternal (E. Tandelin, 1991).
I. Analisis Internal
Lingkungan internal dapat mempengaruhi strategi operasi melalui
kelangkaan (scarcity) dan keterbatasan (constraints) sumber daya manusia melalui
budaya perusahaan (corporate culture), lokasi, fasilitas, sistem pengawasan, dan
sebagainya. Analisis internal ini akan mengarahkan pada identifikasi terhadap

kekuatan dan kelemahan operasi perusahaan. Mengembangkan kemampuan inti di


bidang operasi di era persaingan yang semakin ketat adalah tindakan sangat tepat.
II. Analisis Eksternal
Lingkungan eksternal ini perlu dianalisa di mana akan mengarahkan pada
identifikasi terhadap peluang dan ancaman operasi perusahaan yang diciptakan
akibat perubahan faktor faktor eksternal seperti persaingan ekonomi, teknologi,
politik, regulasi pemerintah, perubahan nilai tukar, dan sebagainya.
Analisis Eksternal
Misi Operasi
Tujuan operasi
Kebijakan operasi
Keputusan Taktikal
Hasil
Strategi Bisnis
Kemampuan khusus operasi
analisis
Internal

Permasalahan yang biasa timbul dalam strategi operasi :


1. Mengidentifikasi faktor penentu keberhasilan (CSF)
2. Membangun dan mengisi organisasi
3. Memadukan manajemen operasi dengan aktiitas lain
Perubahan strategi terjadi karena dua alasan :
1. Strategi menjadi dinamis karena perubahan dalam organisasi
2. Strategi juga menjadi dinamis karena adanya perubahan lingkungan
Selanjutnya, manajer operasi juga perlu memperhatikan analisis SWOT
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan atau langkah yang
akan diambil.

SWOT menurut Sutojo dan F. Kleinsteuber (2002 : 8) adalah untuk


menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan dan
oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai. SWOT adalah singkatan dari
kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan perusahaan),
Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk mencapai tujuan).
Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :
Analisis Internal
a.

Analisis Kekuatan (Strenght)


Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan
para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti
teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan
pemasaran, dan basis pelaggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah
keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.

b. Analisis Kelemahan (Weaknesses)


Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai
keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya
serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh
suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai
keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan
prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,
keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang
tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat
perolehan keuntungan yang kurang memadai.
c.

Opportunities (peluang)
Opportunities (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa
datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah,
kondisi lingkungan sekitar.
Analisis Eksternal

a. Analisis Peluang (Opportunity)


Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari
perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan
beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan.
Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bemunculan. Peluang pemasaran
adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi
secara menguntungkan.
b. Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu
kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntung-kan dalam
lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan.
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu satuan bisnis.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang
bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan
melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan
analisis SWOT.
2.4. Pengembangan dan Penerapan Strategi Operasi
Proses pengembangan strategi dimulai dari pengembangan strategi
korporat dengan fokus mempertahankan hidup (survival). Berdasarkan strategi
korporat ini, strategi unit bisnis dengan fokus pada distinctive competence,
kepemimpinan, biaya maupun diferensiasi mengenai produk, dan fokus pada
biaya maupun diferensiasi, disusun. Yang terakhir adalah penyusunan strategi
operasi dengan fokus pada prioritas persaingan, biaya, kualitas, flekssibilitas, dan
pengiriman. Penerapan strategi operasi ini berupa pengembangan struktur maupun
infrastruktur.
Pengembangan struktur meliputi :
1. Desain organisasi
2. Evaluasi kapasitas
3. Strategi mengenai fasilitas

4. Sistem desain operasi


Pengembangan infrastruktur meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perencanaan operasi
Pengendalian kebutuhan bahan
JIT (Just In Time)
Kualitas dan Pelayanan kepada konsumen
Produktivitas dan tenaga kerja
Penggunaan teknologi manajemen

Selanjutnya, jika perusahaan menerapkan seluruh strategi operasi, ia akan


memperoleh keluaran berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan harapan
konsumen. Harapan konsumen ini dapat diukur berdasarkan kriteria tingkat
kepuasan konsumen
Diposkan oleh TAUFIK HIDAYAT di 03.04
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2013 (8)
o

Juni (8)

MANAJEMEN KUALITAS

Perencanaan Kapasitas

PENGANTAR MANAJEMEN OPERASI DAN


STRATEGI OPERASI

Makalah Evaluasi Proyek

MAKALAH APBN <!--[if gte vml 1]> ...

MATERI TENTANG ANALISIS SWOT


Pengertia...

tugas ep

Materi Kuliah

Mengenai Saya

TAUFIK HIDAYAT
Lihat profil lengkapku
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

Kepemimpinan partisipatif, pendelegasian, dan pemberdayaan merupakan subyek


yang menjembatani pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku dalam
kepemimpinan.

A. KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
Melibatkan usaha-usaha manajer untuk mendorong dan memudahkan partisipasi
orang lain dalam pengambilan keputusan yang penting. Mengikutsertakan orang
lain dalam pengambilan keputusan seringkali merupakan bagian yang wajib bagi
proses politis untuk memperoleh persetujuan atas keputusan dan implementasinya
dalam organisasi.
Aspek kepemimpinan partisipatif mencakup:
1. Konsultasi
2. Pengambilan keputusan bersama
3. Pembagian kekuasaan
4. Desentralisasi

5. Manajemen yang demokratis


Empat prosedur umum dalam pengambilan keputusan:
1. Keputusan otokratis
Manajer membuat keputusan sendiri tanpa menanyakan pendapat atau saran dari
orang lain dan orang-orang tersebut tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap
keputusan itu, tidak ada partisipasi.
2. Konsultasi
Manajer menanyakan pendapat dan gagasan, kemudian mengambil keputusannya
sendiri setelah mempertimbangkan saran dan pendapat mereka dengan serius
3. Keputusan bersama
Manajer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan masalah keputusan
tersebut, dan mengambil keputusan bersama; manajer tidak mempunyai pengaruh
lagi terhadap keputusan terakhir seperti juga partisipan lainnya
4. Pendelegasian
Manajer memberikan otoritas dan tanggung jawab membuat keputusan kepada
seseorang atau kelompok; manajer biasanya menyebutkan batas di mana pilihan
akhir harus berada, dan apakah persetujuan awal diperlukan sebelum keputusan
itu dapat diimplementasikan.

image source: patrontechnology.com

Keuntungan Potensial dari Partisipasi


Tabel 8. Keuntungan Potensial Partisipasi
1. Kualitas keputusan yang lebih tinggi

Prosedur Keputusan

Keputusan otokratis

Konsultasi

Keputusan bersama

Pendelegasian

Proses penjelasan

Memahami masalah

Pemecahan masalah integratif

Identifikasi dengan solusi

Keadilan prosedural

Potensi manfaat

Keputusan berkualitas tinggi

Keputusan dengan penerimaan tinggi

Kepuasan tinggi

Pengembangan keahlian

Variabel situasional

Pentingnya keputusan

Distribusi pengetahuan

Kesesuaian sasaran

Tekanan waktu

Trait dan nilai (value) anggota

2. Penerimaaan keputusan dari partisipan


Partisipasi meningkatkan motivasi partisipan untuk penerapan hasil keputusan
lebih efektif. Partisipasi juga memberikan pemahaman yang lebih baik atas sifat
masalah keputusan dan alasan mengapa alternatif tertentu diterima dan ditolak.
Partisipan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana sebuah
keputusan berpengaruh pada mereka, yang mungkin dapat mengurangi ketakutan
dan kecemasan yang tidak beralasan mengenainya. Dan pada akhirnya, jika suatu
keputusan yang dilakukan melalui proses partisipatif dianggap sah oleh sebagian
besar anggota, hal tersebut dapat menghasilkan tekanan sosial pada anggota yang
segan melakukan bagian mereka dalam menerapkan keputusan.
3. Lebih banyak kepuasan pada proses pengambilan keputusan
Penelitian mengenai keadilan prosedural menemukan bahwa kesempatan untuk
memperlihatkan pendapat dan pilihan sebelum keputusan dibuat, dapat memiliki
pengaruh yang menguntungkan tanpa melihat jumlah pengaruh aktual yang
dimiliki partisipan atas keputusan akhir. Orang akan lebih mungkin memandang
bahwa mereka diperlakukan dengan bermartabat dan dihormati jika mereka
memiliki kesempatan untuk memperlihatkan pendapat dan pilihan tentang
keputusan yang akan mempengaruhi mereka. Hasil yang dimungkinkan adalah
persepsi yang lebih besar atas keadilan prosedural dan kepuasan yang lebih besar

terhadap proses keputusan.


4. Menunjang perkembangan keahlian dalam pengambilan keputusan
Pengalaman dalam membantu membuat suatu keputusan yang rumit dapat
meningkatkan perkembangan keahlian dan kepercayaan diri partisipan. Seberapa
banyak potensi manfaat itu dicapai bergantung pada seberapa banyak keterlibatan
partisipan dalam proses mendiagnosis penyebab masalah, membuat solusi yang
mungkin, mengevaluasi solusi untuk mengidentifikasi yang terbaik, dan
merencanakan penerapan keputusan tersebut. Partisipan yang terlibat dalam
semua aspek proses keputusan memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak
daripada partisipan yang hanya berkontribusi pada satu aspek.

PEDOMAN BAGI KEPEMIMPINAN


PARTISIPATIF
Tabel 9. Pedoman bagi Kepemimpinan Partisipatif
Mendiagnosis Situasi Keputusan

Evaluasi seberapa pentingnya keputusan tersebut

Identifikasi orang yang memiliki pengetahuan atau keahlian yang relevan

Evaluasi kemungkinan kerja sama oleh para partisipan

Evaluasi kemungkinan penerimaan tanpa partisipasi

Evaluasi apakah layak untuk mengadakan sebuah pertemuan

Mendorong Partisipasi

Mendorong orang untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka

Jelaskan bahwa usulan itu bersifat sementara

Catatlah ide-ide dan saran-saran

Carilah cara untuk membangun ide dan saran

Berbicara secara taktis dalam mengungkapkan keprihatinan mengenai


sebuah saran

Dengarkan pandangan yang bertentangan tanpa menjadi defensif

Berusahalah untuk menggunakan saran dan menghadapi keprihatinan

Perlihatkan penghargaan terhadap saran-saran.

Kepemimpinan partisipatif merupakan salah satu dari gaya kepemimpinan yang


dipakai oleh individu-individu yang percaya, bahwa dengan kepercayaan atau
kredibilitasnya dapat memotivasi orang-orang dengan melibatkan mereka dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, kepemimpinan partisipatif
adalah kepemimpinan yang memberi ruang dan peran secara signifikan kepada
para bawahan dalam menjalankan aktivitas proses pengambilan keputusan.
Ada beberapa unsur penting dalam membentuk kepemimpinan partisipatif, yaitu:
konsultasi, pengambilan keputusan bersama, pembagian kekuasaan, desentralisasi,
serta manajemen yang demokratis. Oleh karenanya, dalam konteks kepemimpinan
partisipatif, beberapa hal yang perlu dikedepankan adalah, bahwa pemimpin yang
mengedepankan nilai nilai partisipatif harus memiliki pendidikan dan
pengalaman luas, mengayomi, paham terhadap hak dan wewenang, mawas diri,
paham terhadap tujuan organisasi, bersikap wajar, obyektif dan bijaksana.
Kepemimpinan partisipatif dan demokratis (participative-democratic leadership)
terdiri dari manajer dan karyawan yang bekerja bersama untuk mengambil
keputusan. Riset telah menemukan bahwa partsipasi karyawan dalam keputusan
tidak selalu dapat meningkatkan efektivitas, tetapi biasanya meningkatkan
kepuasan kerja. Banyak organisasi yang berhasil dalam menggunakan gaya
kepemimpinan demokratis partisipatif. Para pemimpin lebih menghargai para
bawahan dengan sifat-sifat khas yang dimilikinya, seperti peka, fleksibilitas,
keterampilan mendengarkan yang baik, dan empati.

B. DELEGASI
Pendelegasian adalah proses khusus yang terjadi sewaktu manajer meminta salah
satu atau beberapa orang bawahan untuk mengambil alih tanggung jawab dalam
membuat keputusan yang sebelumnya dibuat oleh manajer tersebut.
Delegasi mencakup penugasan atas sebuah tanggung jawab yang baru kepada
bawahan dan wewenang tambahan yang menyertainya. Delegasi secara kualitatif
berbeda dalam beberapa hal dari bentuk lain dari kepemimpinan partisipatif
seperti consulting dan pengambilan keputusan bersama. Seorang manajer
mungkin berkonsultasi dengan bawahan, rekan kerja, atau atasan, namun dalam
banyak kasus delegasi hanya ditujukan kepada bawahan. Contohnya, seorang
manager yang memiliki kelebihan beban kerja, cenderung melakukan
pendelegasian dibanding konsultasi. Karena itu, tidak mengherankan bahwa faktor
analisis dari kuesioner kepemimpinan biasanya berkisar antara consulting dan
delegasi. (Yukl & Fu, 1999)

Keuntungan dari Delegasi:


1. Kualitas keputusan yang lebih baik.
Hal ini dapat terjadi bila bawahan memiliki keahlian lebih dalam melakukan suatu
tugas dibanding manager. Seorang bawahan yang yang menangani permasalahan
secara langsung dan memiliki informasi yang relevan dapat membuat keputusan
yang lebih cepat dan lebih baik dalam membuat keputusan. Namun hal ini tidak
akan efektif jika bawahan kurang memiliki keahlian untuk membuat keputusan
yang baik, gagal untuk memahami apa yang diharapkan atau memiliki tujuan yang
tidak sesuai dengan manager.
2. Komitmen bawahan yang lebih besar terhadap keputusan yang dibuat.
Hal ini timbul dari identifikasi bawahan terhadap keputusan dan hasrat untuk
menjadikannya berhasil.
3. Delegasi yang menghasilkan tanggung jawab dan wewenang tambahan
dapat membuat pekerjaan bawahan lebih menarik, menantang, dan
bermakna.
Namun hal ini hanya akan terjadi pada bawahan yang berhasrat akan adanya
tanggung jawab tambahan, memiliki keahlian untuk menangani tanggung jawab
yang baru. Sebaliknya delegasi akan menurukan kepuasan kerja jika bawahan
secara konstan merasa frustasi karena kewalahan akan tanggung jawabnya yang
besar atau kewalahan karena kurangnya kemampuan untuk menyelesaikan tugas.
4. Delegasi merupakan hal yang penting dalam managemen waktu untuk
seorang manager yang kewalahan dengan tanggung jawab.
Dengan mendelegasikan pekerjaan dan kewajiban yang kurang penting kepada
bawahan, seorang manager memiliki waktu tambahan yang dapat digunakan
untuk tanggung jawab yang lebih penting. Bahkan jika seorang manager dapat
melakukan tugas dengan lebih baik daripada bawahan, adalah lebih efisien jika
waktu dari manager difokuskan untuk hal yang lebih mempengaruhi performansi
kerja unit.
5. Delegasi dapat menjadi metode yang efektif untuk perkembangan
managemen
Sebuah organisasi perlu mengembangkan bakat managerial untuk mengisi posisi
kosong pada tingkat wewenang yang lebih tinggi. Delegasi merupakan cara untuk
memfasilitasi perkembangan keahlian yang dibutuhkan untuk hal tersebut. Ketika
delegasi digunakan untuk mengembangkan maksud tujuan, hal itu biasanya
dibutuhkan manager untuk melakukan tugas monitoring dan coaching. Karena itu,
dalam hal ini, delegasi bukanlah bertugas untuk mengurangi kerja dari manager.

Alasan Kurangnya Pendelegasian


Ada beberapa alasan mengapa seorang manager mungkin gagal untuk melakukan

pendelegasian. Diantaranya dikaitkan dengan beberapa aspek dari kepribadian,


termasuk kebutuhan yang besar akan kekuasaan, insecurity, kebutuhan akan
keberhasilan yang besar dan kesulitan untuk menjalin hubungan. Delegasi akan
membutuhkan pembagian kekuasaan dengan bawahan dan mengurangi
ketergantungan mereka.
Kegagalan delegasi juga berhubungan dengan karakteristik dari bawahan, seperti
keahlian dan objektif. Dan hakikat dari pekerjaan itu sendiri dan besarnya
wewenang yang dimiliki pemimpin. Kurangnya otoritas pemimpin untuk
membuat keputusan atau perubahan, membatasi pendelegasian.

PEDOMAN PENDELEGASIAN
Apa yang Didelegasikan:
1. Tugas yang dapat dilkakukan lebih baik oleh bawahan
2. Tugas yang urgent namun bukan prioritas
3. Tugas yang relevan dengan karir bawahan
4. Tugas dengan tingkat kesulitan yang tepat
5. Tugas yang menyenangkan maupun tidak
6. Tugas yang bukan merupakan tugas sentral manager.
Cara Mendelegasikan:
1. Spesifikasikan tanggung jawab dengan jelas
2. Sediakan otoritas dan keleluasan uang cukup, dengan batas yang jelas
3. Perinci persyaratan pelaporan
4. Informasikan pihak lain yang perlu mengetahuinya
5. Pantaulah kemajuan dengan cara yang sesuai
6. Pastikan bawahan selalu mendapatkan informasi yang diperlukan
7. Sediakan dukungan dan bantuan, namun hindari pendelegasian terbalik.
8. Buatlah kesalahan sebagai pengalaman pembelajaran.

C. PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan melibatkan persepsi oleh para anggota organisasi di mana mereka
memiliki kesempatan untuk menentukan peran pekerjaan mereka,mencapai hasil
karya yang berarti, dan mempengaruhi peristiwa penting. Istilah pemberdayaan
menjelaskan bagaimana motivasi instrinsik dan self-efficacy seseorang
terpengaruh oleh perilaku kepemimpinan, karakteristik pekerjaan, struktur
organisasi, dan kebutuhan serta nilai-nilai mereka sendiri.
Ada empat elemen yang mendefinisikan pemberdayaan (Spreitzer, 1995),
yaitu :
1. Makna
2. Determinasi Diri
3. Self Efficacy
4. Dampak
Keempat elemen tersebut diuraikan dalam gambar berikut.

Keuntungan dan Risiko Pemberdayaan:


Tabel 9. Keuntungan dan Risiko Pemberdayaan
Keuntungan
1. Komitment tugas lebih kuat
2. Inisiatif lebih besar dalam
menjalankan tanggung jawab
peran
3. Ketekunan yang lebih besar
pada waktu menghadapi
rintangan
4. Lebih inovatif dan menerima
pembelajaran
5. Lebih optimis akan
keberhasilan akhir

Resiko
1. Biaya lebih tinggi untuk recruitment dan
pelatihan
2. Biaya tenaga kerja terampil lebih tinggi
3. Kualitas pelayanan yang tidak konsisten

4. Pemberian yang mahal dan keputusan yang


buruk bagi beberapa karyawan
5. Perasaan pelanggan akan ketidakadilan dan
perlakuan yang tidak sama
6. Perlawanan oleh para manager menengah
6. Kepuasan kerja lebih tinggi
yang merasa terancam
7. Komitmen organisatorsi yang 7. Konflik yang berasal dari harapan karyawan

lebih kuat

di luar apa yang dapat dipenuhi oleh manajemen


puncak

8. Berkurangnya turn-over
karyawan

PEDOMAN UNTUK PEMBERDAYAAN


1. Jelaskan tujuan dan bagaimana pekerjaan memengaruhinya
2. Libatkan orang-orang dalam membuat keputusan yang berpengaruh pada
mereka
3. Delegasikan tanggung jawab dan otoritas untuk aktivitas-aktivitas yang
penting
4. Perhitungkan perbedaan individual dalam hal motivasi dan keahlian
5. Sediakan akses untuk informasi yang relevan
6. Sediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan tanggung
jawab yang baru
7. Gantilah sistem managemen agar konsisten dengan pemberdayaan
8. Hilangkan kendala birokrasi dan kendali yang tidak dibutuhkan
9. Perlihatkan kepercayaan diri dan kepercayaan pada orang lain
10. Sediakan coaching dan nasihat jika diperlukan
11. Semangati dan dukung intisiatif dan pemecahan masalahan
12. Kenali kontribusi dan pencapaian yang penting
13. Pastikan bahwa upah sepadan dengan tanggung jawab yang baru
14. Pastikan akuntabilitas bagi penggunaan kekuasaan etis.
Pemimpin yang memberdayakan adalah pemimpin yang mau dan mampu
mengkomunikasikan sebuah visi dan membuat orang lain terinspirasi dan mau
mengikuti visi tersebut. Dalam melakukannya, pemimpin harus secara terbuka dan
peka terhadap perhatian pengikutnya, memberi mereka tanggung jawab, dan
memenangkan kepercayaan mereka.

Pemimpin yang memberdayakan menetapkan dan mengembangkan nilai-nilai


korporat. Nilai-nilai ini meliputi perhatian pada para stakeholder, baik internal
maupun eksternal. Nilai-nilai yang diinternalisasikan menjadi perekat dan
pendorong motivasi bagi para karyawan, pelanggan, lingkungan social, dan
lainnya.
Selain itu, pemimpin juga harus mempromosikan etika dan tanggung jawab social
korporat (corporate social responsibility) kepada khalayak. Etika meliputi tuntutan
atas kejujuran secara terus-menerus dan kepastian bahwa setiap orang dalam
perusahaan diperlakukan dengan adil. Itulah mengapa dalam berbagai studi
kepemimpinan, penekanan pada pengambilan keputusan etis menjadi penting.
Tanggung jawab sosial korporat berkaitan dengan kepekaan dan solidaritas sosial
bagi masyarakat. Banyak pelaku bisnis membuat berita dengan menyumbangkan
jumlah yang sangat besar untuk amal, dan dengan demikian menetapkan model
perhatian sosial bagi karyawan mereka dan orang lain.
http://www.ilmupsikologi.com/2015/08/kepemimpinan-partisipatif-delegasipemberdayaan.html

Anda mungkin juga menyukai

  • LPJ MPLS
    LPJ MPLS
    Dokumen4 halaman
    LPJ MPLS
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • MANOP
    MANOP
    Dokumen8 halaman
    MANOP
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Sap 6 Kepemimpinan
    Sap 6 Kepemimpinan
    Dokumen28 halaman
    Sap 6 Kepemimpinan
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Tugas Akhir Fix
    Tugas Akhir Fix
    Dokumen37 halaman
    Tugas Akhir Fix
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Operasi STARTEGI LOKASI PDF
    Manajemen Operasi STARTEGI LOKASI PDF
    Dokumen19 halaman
    Manajemen Operasi STARTEGI LOKASI PDF
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Ciri Dan Ketrampilan Manajerial
    Ciri Dan Ketrampilan Manajerial
    Dokumen11 halaman
    Ciri Dan Ketrampilan Manajerial
    jrdon123
    Belum ada peringkat
  • MANOP
    MANOP
    Dokumen8 halaman
    MANOP
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Studi Islam
    Studi Islam
    Dokumen1 halaman
    Studi Islam
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Paper
    Paper
    Dokumen8 halaman
    Paper
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • ISTIHSAN
    ISTIHSAN
    Dokumen33 halaman
    ISTIHSAN
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Studi Islam1
    Studi Islam1
    Dokumen12 halaman
    Studi Islam1
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Surat Pemesanan
    Surat Pemesanan
    Dokumen1 halaman
    Surat Pemesanan
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Sap 13-1
    Sap 13-1
    Dokumen10 halaman
    Sap 13-1
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Makalah Strategi Proses Fix
    Makalah Strategi Proses Fix
    Dokumen19 halaman
    Makalah Strategi Proses Fix
    audidua
    Belum ada peringkat
  • Manop
    Manop
    Dokumen1 halaman
    Manop
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Lingkungan Internal Modul 7: Kelas Karyawan Sabtu Dan Minggu
    Lingkungan Internal Modul 7: Kelas Karyawan Sabtu Dan Minggu
    Dokumen12 halaman
    Lingkungan Internal Modul 7: Kelas Karyawan Sabtu Dan Minggu
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Kubu 1
    Kubu 1
    Dokumen1 halaman
    Kubu 1
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Menkuinter
    Menkuinter
    Dokumen39 halaman
    Menkuinter
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Modul-Implementasi Strategi
    Modul-Implementasi Strategi
    Dokumen14 halaman
    Modul-Implementasi Strategi
    Okta Riani
    100% (2)
  • Seminar
    Seminar
    Dokumen4 halaman
    Seminar
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Menstra Sap 5
    Menstra Sap 5
    Dokumen3 halaman
    Menstra Sap 5
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Sap 5 Dan 6
    Sap 5 Dan 6
    Dokumen20 halaman
    Sap 5 Dan 6
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Aqua
    Aqua
    Dokumen2 halaman
    Aqua
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • MANAJEMEN HIBAH
    MANAJEMEN HIBAH
    Dokumen13 halaman
    MANAJEMEN HIBAH
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Seminar
    Seminar
    Dokumen4 halaman
    Seminar
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Lirik Lagu Phenna
    Lirik Lagu Phenna
    Dokumen2 halaman
    Lirik Lagu Phenna
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat
  • Menstra 1
    Menstra 1
    Dokumen4 halaman
    Menstra 1
    Ira Puspita
    Belum ada peringkat