Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN


JARINGAN PADA DAUN
TUMBUHAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

NAMA
: NIA WIDYARSIH
NIM
: F05112062
KELAS B REG A

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014

ABSTRAK
Penyusun tumbuhan selain akar dan batang terdapat pula daun. Pada praktikum
kali ini ialah tentang jaringan pada daun monokotil dan dikotil, yang bertujuan
untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun dan mempelajari tipe
daun monokotil dan dikotil. Dengan mengunakan alat mikroskop dan bahan
preparat awetan Zea mays dan Ficus sp serta preparat segar Caladium sp. Dan
Eugenia aquea, dengan pengamatan dibawah mikroskop dari yang paling kecil
hingga jaringan tersebut tampak jelas setelah itu jaringan tersebut digambar dan
diberi keterangan.
Pada daun terdapat kloroplas yang berfungsi dalam proses fotosintesis dan
terdapat pula jaringan-jaringan yang menyusunya yang mendukung dari daun itu
sendiri,jaringan tersebut ialah epidermis yang terdiri dari epidermis adaxial atau
epidermis atas dan epidemis abaxial atau epidermis bawah, epidermis berfungsi
untuk melindungi jaringan yang berada didalamnya,diantara sel-sel epidermis
abaxial terdapat stomata yang berfungsi dalam proses transpirasi.jaingan mesofil
yang berfungsi dalam proses fotosinteis dan terdiri dari jaringan palisade dan
jaringan spongy ,serta jarinagan penganagkut yang berfungsi untuk menganagkut
air dan mineral serta hasil dari fotosintesis,yang terdiri dari xilem dan floem

PENDAHULUAN
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan,
meskipun batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk daun
sangat bervariasi, namun pada umumnya terdiri dari suatu helai daun (blade) yang
pipih dan tangkai daun yang disebut petiole, yang menyambungkan daun dengan
buku batang. Rumput dan banyak tumbuhan monokotil lainnya diketahui tidak
memiliki tangkai daun ; Sebaliknya tangkai daun tersebut membentuk suatui
pelepah yang membungkus batang. Beberapa tumubuhan monokotil termasuk
palem memiliki tangkai daun (Campbell, 2003).
Seperti pada akar dan batang, pada daun juga memiliki jaringan-jarinagn
yang menyusunya yaitu jaringan epidermis yang berfungsi melindungi jaringan
yang ada dibagian dalam, jaringan mesofil yang berfungsi dalam proses
fotosintesis, serta jarinagan pengangkut yang berfungsi mengangkut air dan
mineral serta hasil dari fotosintesis keseluruh bagian dari tumbuhan tersebut. pada
umumnya daun terdiri atas helai daun dan dan tangkai daun yang menghubungkan
daun kebatang, helaian daun dapat berupa daun tunggal atau daun majemuk.
Agar kita mudah dalam mengenal lebih jauh tentang daun monokotil dan
dikotil kita harus mengenal dan mengetahui hal-hal tersebut, oleh karaena itu pada
praktikum kali ini tentang jaringan pada daun monokotil dan dikotil.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan
pada daun yang ada pada daun monokotil dan dikotil serta mempelajari posisi dari
berbagai jaringan daun yang diamatiuntuk membandingkan strukatur anatomi
yang dimiliki oleh daun monokotil dan dikotil.
Secara histologis daun tersusun atas tiga tipe system jaringan, yaitu :
epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Epidermis pada berbagai tumbuhan
beragam dalam lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, munculnya trikoma,
susunannya dan adanyasel yang khusus. Mesofil terjadi dari jaringan yang bersifat
parenkim dalam epidermis. Mesofil merupakan bagianutama helai daun karena
mengandung kloroplasdan ruang antarsel. Berkas pembuluh dalam dan biasanya
disebut tulang daun dan sistemnya adalah system tulang daun. Tampak adanya dua
macam pola yakni system tulang daun daun jala dan system tulang daun
sejajar ( Fahn, 1991).
Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan.
Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar atau mesofil dapat dibedakan atas
jaringan pagar dan bunga karang, tidak ditemukan halnya pada monokotil,
khususnya famili graminaesistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan phloem
yang terdapat pada tulang daun (Sastrodinoto, 1990).

Berikut ini merupakan gambar struktur daun secara umum :


1.

Epidermis

Umumnya terdiri dari satu lapisan sel, kloroplas sedikit atau tidak ada sama
sekali. Sel terlihat transparan sehingga memungkinkan cahaya matahari
menembus lapisan sel tersebut. Terdapat kutikula untuk mengurangi penguapan
air yang terlalu berlebihan. Struktur daun biasanya pipih, jaringan epidermis atas
berbeda dengan epidermis bawah. Permukaan atas daun disebut permukaan
adaksial dan permukaan bawah daun disebut dengan permukaan abaksial. Dalam
permukaan abaksial terdapat stomata, sel penutup mengandung kloroplas,
berfungsi untuk mengatur membuka dan menutupnya stomata mengendalikan
pertukaran gas.

Epidermis berfungsi untuk pengambilan nutrisi dari


dalam air dan untuk pertukaran gas. Pada banyak tumbuhan air, epidermis
berklorofil, kutikula tipis, stomata umumnya tidak ada. Pada tumbuhan air yang
terapung letak stomata pada permukaan atas. Daun yang terendam air
termodifikasi menjadi bentuk silindris untuk meminimalkan arus air yang
melewati daun mencegah koyaknya daun. (Hidayat,1995)

Stoma (jamak: stomata) berfungsi


sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan
fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita
dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan
hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis
bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang
terletak pada batang. (Satria, Danil. 2011)
Stomata banyak sekali ragamnya ( Wilkison,1979). Dalam anatominya
bukaan stomata disebut sebagai pori stomata. Disebelah setiap sel penjaga,
biasanya terdapat satu atau bentuk sel pelengakap (Salisbury,1995)

2.

Mesofil

Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang


terdapat di sebelah dalam epidermis, mesofil mengalami diferensiasi membentuk
jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat
dua tipe parenkim dalam mesofil yaitu parenkim palisade dan parenkim spons.
(Randa,2012)
Parenkim palisade
Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan, apabila tersusun lebih
dari satu lapisan panjang sel pada tiap lapisan sama atau semakin ketengah
semakin pendek. sel chlorenchymnya kompak dan teratur. Tidak mempunyai
Ruang antarsel. Sel-sel mengandung kloroplas dalam jumlah yang besar. Jaringan
palisade biasanya terdapat pada permukaan adaksial daun, contonhya pada
Thymelea hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan adaksial daun.
Sedangkan pada tumbuhan xeromorf, misalnya pada Atriplex portulacoides ,
parenkim palisade terletak pada kedua sisi daun, sedangkan parenkim spons hanya
terdapat pada tengah daun saja.
Letak palisade tepat dibawah epidermis pada sisi adaksial disebut daun
dorsiventral atau bifacial. Sedangkan pada tumbuhan xerofit pada kedua sisi daun
palisade disebut daun isobilateral. Parenkim spons berbentuk isodiametris atau
memanjang sejajar permukaan daun. Fungsi untuk penyimpan gula dan asam
amino yang di sintesis di lapisan palisade, membantu pertukaran gas. Pada siang
hari terdapat sel-sel spons yang mengeluarkan O2 dan uap air ke lingkungan dan
mengambil CO2 dari lingkungan. ( Agustina, 2010)
Parenkim Spons
Bentuk sel parenkim spons bermacam-macam. Parenkim spons terdiri dari
beberapa lapisan sel yang diatur secara longgar, chlorenchyma bulat atau oval
dengan ruang antarsel menonjol. Sel-sel ini mengandung kloroplas sangat sedikit.
Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu
dengan yang lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade dengan parenkim
spons tidak selalu mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas
beberapa lapisan. Apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan
paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada didekatnya.

3.

Jaringan Pengangkut

Jarigan pengengkut pada daun berupa untaian jaringan khusus yang berfungsi
sebagai penunjang dan sebagai saluran yang disebut berkas pembuluh. Berkas
pembuluh biasanya terletak di tengah-tengah anatra epidermis atas dan bawah,
berkas pembuluh terdiri dari dua jenis jaringan yaitu xilen dan floem. Kedua
jaringan tersebut bersama-sama membnetuk jaringan pembuluh. Pada daun,
berkas pembuluh yang lebih besar dapat dilihat di permukaan daun berupa tulang
daun.Tulang daun yang besar dikelilingi oleh parenkim yg sedikit mengandung
kloroplas. Tulang daun yang lebih kecil biasanya juga dikelilingi oleh lapisan sel
parenkim. (Sutrian, 2004)
Among monocots in large TLRF toughness is characteristic not only stiffleaved plants, like many palms, but also rich monocot leaves are ready to roll up
water under drying conditions, like a lot of ginger. For dicots in classical studies
TLRF Coley (1983) found that greater toughness (punch strength) very negatively
correlated with the rate of loss of leaf area, and several later authors have found
similar correlations, although some others have found no correlation (reviewed by
Dominy et al., 2008). Despite the negative findings of some recent authors, we
hypothesize that in monocots TLRF be found to have, on average, less extensive
loss of leaf area than dicots. (Peter, 2008).
Dikotil juga merupakan bentuk singkat berasal dari dicotyledon kata
mengacu pada daun dua benih hadir setelah perkecambahan. Vena dikotil biasanya
netlike, ada cincin vaskular tunggal terus menerus, woody pertumbuhan sekunder
hadir di pohon dan semak-semak dan bagian bunga terjadi dalam kelipatan 4s atau
5s. ( Perry, 1991 ) .
Dicotyledonous also a short form derived from the word refers to the
leaves of dicotyledon seeds present two after germination. Dicotyledonous usually
netlike vein, there is a single, continuous vascular ring, woody secondary growth
is present in trees and shrubs and flower parts occur in multiples of 4s or 5s.
(Perry, 1991).
Pada tumbuhan dikotil memiliki berkas pembuluh yang terdiri dari xilem
dan floem yang letaknya teratur. Tumbuhan dikotil, di antara xylem dan floem
terdapat kambium. Sedangkan,pada tumbuhan monokotil berkas pembuluh yang
terdiri dari xilem dan floem yang letaknya tidak teratur. Tumbuhan monokotil di
antara xylem dan floem tidak di jumpai kambium(Eti, 2011)

METODELOGI
Praktikum mengenai Jaringan pada daun tumbuhan monokotil dan
dikotil ini dilaksanakan pada hari kamis, 20 Maret 2014 pukul 12.30 WIB. Alat
yang digunakan pada praktikum ini yaitu : Mikroskop, silet (untuk membuat
preparat basah), objek glass, dan cover glass. Sedangkan bahan yang digunakan
untuk diamati adalah preparat awetan daun Zea mays dan Ficus sp. , sedangkan
preparat segar yang digunakan yaitu: daun Eugeina aguea (jambu air) dan
Caladium sp.
Mula-mula praktikan mengamati preparat awetan daun monokotil dengan
pembesaran lemah untuk mengamati susunan jaringan yang terdapat pada
tumbuhan tersebut setelah itu satu sektor dan irisan tersebut dibesarkan dengan
pembesaran kuat. Bayangan yang terliat dari mikroskop, digambar dan diberi
keterangan serta tipe dari masing-masing daun beserta ciri-cirinya. Kemudian
dilanjutkan dengan preparat awetan daun dikotil.
Setelah mengamati preparat awetan yang telah disediakan, praktikan
membuat preparat basah dari daun Caladium sp dan Eugeina aguea yang telah
disiapkan oleh praktikan. Kemudian praktikan mebuat sayatan melintang setipis
mungkin menggunakan silet, agar preparat dapat diamati dengan jelas dibawah
mikroskop. Kemudian sayatan tersebut diletakan pada objek glass dan ditetesi
dengan air sebelum ditutup dengan cover glass dan di pastikan tidak banyak
gelembung udara yang terjebak. Preparat tersebut diamati dengan pembesaran
lemah untuk mengamati susunan jaringan yang terdapat pada daun, setelah itu
satu sektor dan irisan tersebut dibesarkan dengan pembesaran kuat. Bayangan
yang terlihat dari mikroskop, digambar dan diberi keterangan serta jenis tipe dari
masing-masing daun beserta ciri-cirinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil pengamatan saat praktikum mengamati preparat daun
tumbuhan monokotil dan dikotil dengan menggunakan mikroskop.
Preparat awetan:
Daun Ficus sp.
Gambar pengamatan

gambar dari literatur

(Sanjaya,2010)
Pada gambar daun Ficus sp. diatas terlihat sel-sel yang tersebar. Sel-sel tersebut
adalah mesofil.
Beringin banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di tepi
jurang. Pohon besar, tinggi 20 - 25 m, berakar tunggang. Batang tegak, bulat,
permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada batang keluar
akar gantung (akar udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak bersilang
berhadapan, bentuknya lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal turnpul, panjang
3 - 6 cm, lebar 2 - 4 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga tunggal, keluar dari
ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan.
Buah buni, bulat, panjang 0,5 - 1 cm, masih muda hijau, setelah tua merah. Biji
bulat, keras, putih.
Daun Zea mays
Gambar pengamatan

gambar dari literatur

Termasuk dalam golongan monokotil. Terdapat sel kipas atau buliform yang
fungsinya untuk perlekukan pada saat musim kemarau. Selain itu juga terdapat
seludang pembuluh. Jaringan mesofilnya tersusun atas sel-sel yang seragam dan
tidak terdiferensiasi menjadi palisade dan spons. Daun ini tergolong dalam daun
unifasial.
Epidermis dan kutikula terdapat pada lapisan permukaan atas dan bawah daun
dengan bercirikan terdiri dari satu sel dengan penebalan dari zat kitin, stomata
berderet diantara urat daun dengan ciri mulut daun dengan dua sel penutup,
mesofil terdapat pada cekungan di antara urat daun dengan ciri tidak mengalami
diferensiasi , bentuknya seragam sehingga disebut daun unifacial, kloroplasnya
lebih sedikit dan dindingnya lebih tebal serta urat daun yang terletak pada helaian
daun dengan ciri sejajar sesuai menurut. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan
monokotil dan memiliki tipe daun isobilateral karena memiliki permukaan adaxial
dan abaxial yang secara morfologi sama.
memiliki system jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pembuluh.
Pada preparat daun Zea maysmemiliki epidermis atas dan epidermis bawah.
Epidermis bawah terdapat celah yang di batasi sel penutup yaitu stomata. Pada
jaringan mesofil pada preparat daun Zea mays hanya terdapat jaringan spongy
(jaringan bunga karang). Jaringan spongy pada tumbuhan monokotil terdapat
berkas vaskuler, yaitu terdiri dari xylem dan floem. Berkas pembuluh pada
tumbuhan monokotil ini sangat banyak dan tidak sejajar. Tipe daun monokotil
pada tumbuhan ini ialah system pertulangan daun sejajar.
Preparat segar:
Daun jambu air (Eugeina aguea)

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan dikotil. Pada preparat kedua daun memiliki
epidermis. Jaringan epidermis ini berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan di
dalamnya dari gangguan mekanis.). Pada tumbuhan dikotil, dibawah epidermis
terdapat sel-sel parenkim. Sel-sel parenkim tersebut membentuk jaringan

parenkim palisade dan jaringan spons. Jaringan parenkim palisade merupakan


jaringan parenkim pada daun yang memiliki banyak kloroplas sehingga pada
jaringan ini terjadi proses fotosintesis. Sel pada parenkim palisade tersusun sangat
rapat. Jaringan spons pada tumbuhan ini merupakan jaringan yang di dalamnya
terdapat pembuluh pengangkut. Pada tumbuhan dikotil terdapat berkas vaskuler
(pembuluh angkut), yaitu terdiri dari xylem dan floem. Berkas pembuluh pada
tumbuhan dikotil ini sedikit dan berkas pembuluh yang terlihat jarang
susunannya
Daun Caladium sp.

Caladium sp. Merupakan daun monokotil sama dengan daun Zea mays memiliki
system jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pembuluh. Pada preparat
daun memiliki epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis bawah terdapat
celah yang di batasi sel penutup yaitu stomata. Pada jaringan mesofil pada
preparat hanya terdapat jaringan spongy (jaringan bunga karang). Jaringan spongy
pada tumbuhan monokotil terdapat berkas vaskuler, yaitu terdiri dari xylem dan
floem. Berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil ini sangat banyak dan tidak
sejajar.

KESIMPULAN
Tumbuhan dikotil dan monokotil pada daun memiliki 3 sistem jaringan, yaitu
jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pembuluh. Jaringan epidermis
berfungsi untuk melindungi jaringan yang berada di dalamnya dari gangguan
mekanis. Jaringan mesofil terdiri dari jaringan palisade dan spongy yang
berfungsi untuk fotosintesis. Dan pada jaringan pembuluh yang terdiri dari xylem
dan floem
daun Zea mays, Caladium sp bertipe isobilateral karena memiliki permukaan
adaxial dan abaxial yang secara morfologi sama. Epidermis pada daun monokotil
dan dikotil terdiri dari satu sel dengan penebalan zat kutin kecuali pada Ficus
sp terdiri atas dua sel. Jaringan mesofil pada daun monokotil tidak mengalami
diferensiasi dan bentuknya seragam sedangkan daun dikotil mesofilnya
mengalami diferensiasi menjadi palisade (jaringan tiang) dan spons (jaringan
bunga karang). Stomata pada monokotil berderet diantara urat daun sedangkan
dikotil terletak melapisi permukaan atas dan bawah daun.
Tumbuhan dikotil memiliki berkas pembuluh yang terdiri dari xilem dan floem
yang letaknya teratur, dan di antara xylem dan floem terdapat kambium.
Sedangkan tumbuhan monokotil berkas pembuluhnya terdiri dari xilem dan floem
yang letaknya tidak teratur, serta tidak di jumpai kambium

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Tri Wahyu. 2010. Materi Ppokok Ajar Anatomi Tumbuhan. UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
Campbell, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta. Erlangga
Eti, Suryani. 2011. Anatomi Daun.. (online)
http://suryanieti.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-antum-anatomidaun.html Diakses tanggal 26 Maret 2014
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi
Ketiga. Gadjah MadaUniversity Press. Bandung
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.
Perry. 1991. Monocots And Dicots. Journal of Arboriculture
17(2).http://joa.isaarbor.com/request.asp?
JournalID=1&ArticleID=2411&Type=2.
Peter. 2008. Monocot Leaves are Eaten Less than Dicot Leaves in Tropical
Lowland Rain Forests: Correlations with Toughness and Leaf
Presentation. Ann Bot. 2008 June; 101(9): 13791389.
Randa, 2012. Jaringan Tumbuhan. (download). http://randa.net63.net/ratripdf/rJaringan%20Tumbuhan.pdf Diakses pada tanggal 26 Maret 2014.
Sanjaya, Ade .2010. Jaringan Hewan dan Tumbuhan .(online)
http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/jaringan-hewan-dantumbuhan.html Diakses tanggal 21 Maret 2014
Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung
Sastrodinoto, S. 1990. Biologi Umum II. Penerbit PT.Gramedia. Jakarta
Satria, Danil. 2011. Anatomi
Daun.http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Anatomi_daun.svg. Diakses
tanggal 24 Maret 2014
Sutrian, yayan. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan tentang Sel dan
Jaringan. Jakarta : PT Rineka cipta.
Wilkinson, H.P. 1979. The Plant Surface(Mainly Leaf). Pages 97-117 in C. R.
Metcalfe and L. Calk (eds.) Anatomy of the Dycotyledons, vol. 1.
Claredon Press, Oxsford

Anda mungkin juga menyukai