PEMBAHASAN
1.1 Skenario
Seorang perempuan berusia 36 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 1
bulan yang lalu. Awalnya dahak berwarna kekuningan saat ini terlihat dahak bercampur
darah dan berbau.
Riwayat pengobatan Tuberkulosis disangkal, riwayat merokok disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bunyi suara napas tambahan crackles pada saat
inspirasi dan ekspirasi.
1.2 Kata Sulit dan klarifikasinya
Crackles adalah bunyi yang berlainan akibat penundaan pembukaan kembali jalan
napas yang menutup
1.3 Kata atau Kalimat Kunci
a. Perempuan usia 36 tahun
b. Batuk berdahak 1 bulan yang lalu
c. Dahak berwarna kekuningan
d. Dahak bercampur dan berbau
e. Riwayat pengobatan Tuberkulosis disangkal
f. Riwayat merokok disangkal
g. Bunyi suara tambahan crackles saat inspirasi dan ekspirasi
1.4 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
konsep-konsep dasar yang berhubungan dengan grjala batuk dan mampu membedakan
beberapa penyakit sistem respirasi yang memberikan gejala tersebut.
1.5 Identifikasi Masalah
1. Sebutkan penyakit-penyakit yang menimbulkan gejala batuk!
2. Jelaskan faktor resiko dari keluhan pada skenario!
3. Jelaskan mekanisme batuk berdahak!
4. Jelaskan susunan anatomi dari organ respirasi yang terkait skenario!
5. Jelaskan warna-warna dari sputum!
6. Jelaskan klasifikasi suara napas tambahan!
7. Jelaskan etiologi dari gejala batuk!
8. Jelaskan gambaran klinik dari batuk!
9. Jelaskan WD dan alur diagnostik pada skenario!
10. Jelaskan DD dan alur diagnostik pada skenario!
11. Jelaskan morfologi, klasifikasi, sifat-sifat lain bakteri penyebab batuk!
1
1.6 Pembahasan
PENYAKIT-PENYAKIT YANG MENIMBULKAN BATUK
SISTEM
Penyakit Saluran Napas Akut
PENYAKIT
Faringitis
Laringitis
Bronkitis
Bronkiolitis
Bronkitis
Bronkiektasis
Granulomas
Fibrosing Alveolitis
Alveolar Proteinosis
Pneumonia
Abses
Parasit
Gas
Debu
Perubahan temperatur
Saluran napas
Membran timpanik
Karsinoma paru
Metastasis tumor
Demam
Rinitis vasomotor
Edema paru
Infark paru
Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu
kerongkongan (pharynx).
Gejala Faringitis:
Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan
teriritasi
Alergi. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat menetap
Merokok.
Laringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang laring. Hal tersebut merupakan
suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada laring (pita suara), yang
menyebabkan suara sesak dan hilagnya suara.
Gejala Laringitis :
Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke
paru-paru).
Gejalanya bronkitis :
bengek
lelah
sakit kepala
gangguan penglihatan.
Bronkiektasis (BE) adalah penyakit saluran napas kronik ditandai dengan dilatasi abnormal
yang permanen disertai rusaknya dinding bronkus.
Gejala bronkiektasis :
batuk kronik
dahak purulen
panas
lemah
berat badan menurun
Bronkiolitis merupakan infeksi viral akut yang menyerang bayi dan anak kecil yang
membuat tejadinya inflamasi pada bagian bronkiol.
Gejala dari bronkiolitis adalah:
Batuk-batuk.
Demam.
Granulomas merupakan nodul kecil yang terlihat dalam berbagai penyakit seperti penyakit
Crohn, tuberkulosa, kusta, Sarcoidosis, berilliosis dan sifilis.
Fibrosis paru idiopatik (IPF) adalah penyakit kronis dan akhirnya fatal ditandai dengan
penurunan progresif fungsi paru-paru.
Gejala fibrosis paru idiopatik :
hasil tes fungsi paru abnormal, dengan bukti pembatasan dan gangguan pertukaran
gas.
Proteinosis alveolar paru (disingkat PAP) adalah penyakit paru-paru langka di mana
akumulasi abnormal surfaktan terjadi dalam alveoli, mengganggu pertukaran gas.
Gejala PAP meliputi:
Infark paru adalah penyumbatan arteri paru-paru oleh suatu embolus yang terjadi secara
tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa juga berupa
lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan
mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah.
Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak
terkontrol pada jaringan paru-paru..
Gejala kanker paru :
gejala pada saluran napas: batuk, batuk darah, bengek atau napas pendek
gejala sistemik: berat badan turun, demam, gada pada kuku jari, atau kelelahan
gejala karena tekanan di daerah lokal: nyeri dada, nyeri tulang, obstruksi vena cava
superior, kesulitan menelan
Metastasis tumor adalah penyebaran kanker dari situs awal ke tempat lain di dalam tubuh
(misalnya otak atau hati).
Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37oC yang disebabkan oleh penyakit
atau peradangan. Demam juga bisa merupakan pertanda bahwa sel antibodi manusia ( sel
darah putih ) sedang melawan suatu virus atau bakteri.
Edema paru merupakan akumulasi cairan di rongga udara dan parenkim paru yang
menyebabkan gangguan perpindahan udara dan dapat menyebabkan gagal napas.
Gejala dari pulmonary edema :
sesak napas.
mudah lelah,
lebih cepat mengembangkan sesak napas daripada normal dengan aktivitas yang biasa
(dyspnea on exertion),
napas yang cepat (tachypnea),
kepeningan, atau kelemahan. T
ingkat oksigen darah yang rendah (hypoxia)
atas pemeriksaan paru-paru dengan stethoscope, dokter mungkin mendengar suarasuara paru yang abnormal, sepeti rales atau crackles (suara-suara mendidih pendek
yang terputus-putus yang berkoresponden pada muncratan cairan dalam alveoli
selama bernapas).
Rinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologi lapisan mukosa hidung yang
disebabkan peningkatan aktivitas saraf parasimpatis. Penyakit ini termasuk dalam penyakit
rinitis kronis selain rinitis alergika.
MACAM-MACAM BATUK
Batuk berdasarkan waktu
1
batuk akut : batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode
batuk kronis : Bila batuk sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama
3 bulan berturut-turut.
terapiobat yang diperlukan adalah yang disebut antitusif. Obat ini berfungsi untuk
menekan rangsangan batuk
Batuk kronis:
1
Batuk rejan (kinkhoest) atau sering disebut batuk 100 hari ini pada umumnya
menyerang pada anak-anak dan balita, tetapi kadang-kadang juga menyerang orang
tua.
penanganan:
- dirawat di rumah sakit
- pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan
langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea
- Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil
tetapi sering.
- Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik eritromycin.
Batuk Sesak ( Asma dan TBC ) , batuk sesak disebut juga bronkitis, adalah gangguan
yang terjadi pada pipa udara yang lebih kecil, diikuti sesak napas, berakibat badan
lemah, demam dan berat badan berkurang.
Penanganan:
- dirawat di rumah
- biasanya akan sembuh dalam waktu 3 sampai 4 hari.
Batuk Berdarah, batuk disertai darah yang berasal dari saluran pernapasan, bisa
berasal dari paru paru atau pembuluh darah gelembung paru paru. Bila berasal dari
pembuluh darah balik, batuk berdarah ini merupakan gejala terjadinya kegagalan
jantung kiri.
penanganan:
Tahap 2 setelah pasien dalam keaadan stabil perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut mencari sumber perdarahan dan penyebab perdarahan. Pemeriksaan yang :
foto toraks,CT scann toraks, angiografi, bronkoskopi ( BSOL atau bronkoskop
kaku ).
7
ETIOLOGI BATUK
Batuk merupakan reflek pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan trakeobronkial.
Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme penting untuk membersihkan saluran napas
bagian bawah dari sekret yang terkumpul. Batuk juga merupakan gejala tersering penyakit
pernapasan. Segala jenis batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu harus diselidiki untuk
memastikan penyebabnya.
Rangsangan yang menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia, dan peradangan.
Inhalasi asap, debu, dan benda-benda asing kecil merupakan penyebab batuk yang paling
sering. Rangsangan mekanik dari tumor (ekstrinsik maupun intrinsik) terhadap saluran napas
merupakan penyebab lain yang dapat menimbulkan batuk, dalam hal ini yang paling sering
adalah karsinoma bronkogenik.
SUARA NAFAS TAMBAHAN
1. Stridor : yaitu suara yang terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada tinggi yang
terjadi baik pada saat inspirasi maupun pada saat ekspirasi, dapat terdengar tanpa
menggunakan stetoskop, bunyinya ditemukan pada lokasi saluran napas atas (laring) atau
trakea, disebabkan karena adanya penyempitan pada saluran napas tersebut. Pada orang
dewasa, keadaan ini mengarahkan kepada dugaan adanya edema laring, kelumpuhan pita
suara, tumor laring, stenosis laring yang biasanya disebabkan oleh tindakan trakeostomi atau
dapat juga akibat pipa endotrakeal.
2. Crackles : Adalah bunyi yang berlainan, non kontinu akibat penundaan pembukaan
kembali jalan napas yang menutup. Terdengar selama : inspirasi.
3. Wheezing (mengi) : Adalah bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih lama dari
Creckels. Terdengar selama : inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat
ekspirasi.
Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat sebagian. Dapat
dihilangkan dengan batuk.Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yang
berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yang menyempit (seperti pada asma dan
8
bronchitis kronik). Wheezing dapat terjadi oleh karena perubahan temperature, allergen,
latihan jasmani, dan bahan iritan terhadap bronkus.
4. Ronchi
Adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi. Penyebab : gerakan udara
melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas. Obstruksi : sumbatan akibat
sekresi, odema, atau tumor. Contoh : suara ngorok.
5. Pleural friction rub Adalah suara tambahan yang timbul akibat terjadinya peradangan
pada pleura sehingga permukaan pleura menjadi kasar.
Karakter suara : kasar, berciut, disertai keluhan nyeri pleura. Terdengar selama : akhir
inspirasi dan permulaan ekspirasi. Tidak dapat dihilangkan dengan dibatukkan. Terdengar
sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks.
Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat telinga, jelas terdengar pada
akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi, dan biasanya disertai juga dengan keluhan nyeri
pleura. Bunyi ini dapat menghilang ketika nafas ditahan. Sering didapatkan pada pneumonia,
infark paru, dan tuberculosis
6. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang
disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu
lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan
kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan).
MEKANISME BATUK BERDAHAK
Sebenarnya dalam keadaan normal, manusia mensekresi mucus di dalam saluran
pernafasan yang berfungsi sebagai pembersih berbagai macam kotoran seperti debu yang
tidak tersaring melalui silia hidung. Apabila terdapat debu yang berlebihan, maka mucus yang
disekresikan akan semakin bertambah. Infeksi atau iritasi pada saluran napas juga akan
menyebabkan hipersekresi mucus, terjadi hipertropi kelenjar submukosa pada trakea dan
bronki dan akhirnya mucus tertimbun di dalam saluran nafas. Ditandai juga dengan
9
peningkatan sekresi sel goblet di saluran nafas kecil bronkus dan bronkiolus. Kondisi ini
kemudian merangsang membrane mukosa untuk selanjutnya mengaktifkan rangsang batuk
dengan tujuan untuk mengeluarkan benda asing yang telah mengiritasi saluran nafas sehingga
mucus yang keluar dikenal sebagai sputum.
Struktur aanatomi pada bagian saluran pernapasan sama dengan anatomi pada proses batuk.
Organ organ yang terlibatpun sama seperti hidung, mulut, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus dan diafraghma.
GEJALA DAN GAMBARAN KLINIK BATUK
Gejala Batuk
1. Sakit telinga
10
2. Hidung tersumbat
3. Sakit tenggorokan
4. Nyeri ulu hati atau sakit perut dapat membantu melokalisir tempat
iritasi tersebut
5. Sputum pada batuk berdahak
Gambaran Klinis
Gambaran klinis dapat dilihat pada saat pemeriksaan fisik terdapat
1
2
SPUTUM
Orang dewasa normal menghasilkan mukus 100 ml dalam saluran napas setiapphari. Mukus
ini diangkut menuju faring dengan gerakan pembersihan normal silia yang melapisi saluran
pernapasan. Kalau terbentuk mukus yang berlebihan, proses normal pembersihan mungkin
11
tidak efektif lagi, sehingga akhirnya mukus tertimbun. Bila hal ini terjadi maka membran
mukosa akan terangsang, dan mukus dibatukkan keluar sebagai sputum. Pembentukkan
mukus yang berlebihan, mungkin disebabkan oleh gangguan fisi, kimiawi, atau infeksi pada
membran mukosa.
Kapan saja seorang pasien membentuk sputum, perlu dievaluasi sumber, warna, volume, dan
konsistensinya. Sputum yang dihasilkan sewaktu memberihkan tenggorokan kemungkinan
besar berasal dari sinus atau saluran hidung, dan bukan dari saluran napas bagian bawah.
Sputum yang banyak sekali dan purulen menyatakan adanya proses supuratif, seperti abses
paru, sedangkan pembentukan sputum yang terus meningkat perlahan dalam waktu bertahuntahun merupakan tanda bronkitis kronis, atau bronkiektasis.
Warna sputum juga penting. Sputum yang berwarna kekuningan menunjukkan infeksi.
Sputum yang berwarna hijau merupakan petunjuk adanya penimbunan nanah. Warna hijau
timbul karena adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh leukosit polimorfonuklear
(PMN) dalam sputum. Sputum yang berwarna hijau sering ditemukan pada bronkiektasis
karena penimbunan sputum dalam bronkiolus yang melebar dan terinfeksi. Banyak penderita
infeksi pada saluran napas bagian bawah mengeluarkan sputum berwarna hijau pada pagi
hari, tetapi makin siang menjadi makin kuning. Fenomena ini mungkin disebabkan
penimbunan sputum yang purulen di malam hari, disertai pengeluaran verdoperoksidase.
Sifat dan konsentrasi sputum juga dapat memberikan inforrmasi yang berguna. Sputum yang
berwarna merah muda dan berbusa merupakan tanda edema paru akut. Sputum yang
berlendir, lekat dan berwarna abu-abu atau putih merupakan tanda bronkitis kronik.
Sedangkan sputum yang berbau busuk merupakan tanda abses paru atau bronkiektasis.
WORKING DIAGNOSIS
BRONKIEKTASIS
Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi (ektasis) dan
distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten dan irreversible.
Kelainan bronkus tersebut disebabkan karena perubahan-perubahandalam dinding bronkus
berupa destruksi elemen-elemen elastis, otot-otot polos bronkus, tulang rawan dan pembuluhpembuluh darah. Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus kecil (medium size),
sedangkan bronkus besar umumnya jarang terjadi.
12
Alur diagnostic :
1. Anamnesis
Batuk.
Batuk produktif berlangsung kronik dan frekuens mirip pada bronchitis
kronik, jumlah sputum bervariasi, umunya banyak pada pagi hari sesudah ada
Penyabab bronkiektasis sampai sekarang maih belum diketahui dengan jelas, pada
kenyataanya kasus kasus bronkiektasis dapat timbul secara kogenital maupun didapat.
Kelainan kogenital
Dalam hal ini bronkiektasis terjadi sejak individu masih dalam kandungan, faktor genetik
atau faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus memegang peran penting. Bronkiektasis
yang timbul kongenital mempunyai ciri sebagai berikut.
Pertama Bronkiektasis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru.
Kedua, bronkiektasis kongenital sering menyertai penyakit penyakit kongenital lainnya
misalnya :
mucoviscidosis , sindrom kartagener , bronkiektasis pada anak kembar ( anak yang satu
dengan bronkiektasis, ternyata saudara kembarnya juga menderita bronkiektasis ) ,
bronkiektasis sering beramaan dengan kelainan kogenital berikut : tidak adanya tulang rawan
bronkus, penyakit jantung bawaan, kifokoliosis kongenital.
Bronkiektasis sering terjadi sesudah seorang anak menderita pneumonia yang sering kambuh
dan berlangsung lama, pneumonia ini umumnya merupakan komplikasi pertusis maupun
influenza yang diderita sesama anak, tuberkulosis paru, dan sebagainya.
DIFFERENTION DIAGNOSIS
TUBERCULOSIS
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh mikrobakterium
tuberculosis. Penyakit ini sudah sangat lama dikenal pada manusia, misalnya dia
dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban, lingkungan yang padat.
Alur dianostik:
1. Anamnesis
Demam
Menyerupai influenza, kadang kadang panas badan dapat mencapai 40 - 41
14
malam, dll.
2. Pemeriksaan fisis
Konjungtiva mata karena anemia
Suhu demam (subfebris)
Badan kurus atau berat badan menurun
Perkusi yang redup dan auskultasi suara napas bronkial
Adanya napas tambahn ronkhi basah, kasar, dan nyaring
Ditemukan adanya atrofi dan retraksi otot-otot interkostalis.
Takikardia, takipnea, sianosis, right ventricular lift, right atrial gallop, murmur
Graham-Steel
Tekanan vena jugularis yang meningkat
Perkusi pekak
Auskultasi memberikan suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama
sekali
3. Pemeriksaan penunjang
Foto polos (rontgen)
Pemeriksaan laboratorium (darah, sputum, tes tuberculin)
4. Diagnosis
Pasien dengan sputum pewaranaan BTA positif : 1) pasien yang pada
pemeriksaan sputumnya secara mikroskopik ditemukannya BTA, sekurangkurangnya pada 2 kali pemeriksaan, atau 2) satu sediaan sputumnya positif
disertai kelainan radiologis yang sesuai dengan gambaran TB aktif, atau 3)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan radiologis,
laboratorium, bakteriologis dan pemeriksaan khusus.
a. Pemeriksaan Radiologis
Pola radiologis yang dapat ditemukan berupa pneumonia alveolar dengan
gambaran air bronkhogram (airspace disease) misalnya oleh Streptococcus
pneumoniae, bronkopneumonia (segmental disease) oleh staphylococcus, virus
atau mikoplasma dan pneumonia interstisial oleh virus dan mikoplasma. Bentuk
lesi berupa kavitasi dengan air-fluidsugestif dapat ditemukan pada abses paru,
infeksi anaerob, Gram negatif atau amiloidosis. Pada pemeriksaan radiologis perlu
dilakukan pengulangan foto untuk melihat adanya infeksi sekunder/tambahan.
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto dada dapat ditunda
karena resolusi pneumonia berlangsung 4-12 minggu
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium leukosit dapat ditemukan meningkat atau
menurun.
Leukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri sedangkan leukopenia
menunjukkan depresi imunitas, misalnya neutropenia pada infeksi kuman Gram
negatif atau S.aureus pada pasien dengan keganasan dan gangguan kekebalan.
Karena hal ini faal hati mungkin mengalami gangguan
c. Pemeriksaan Bakteriologis
Pada pemeriksaan bakteriologis bahan diambil dari sputum, darah, aspirasi
nasotrakela/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronkoskopi
atau biopsi. Jika ditemukan kuman yang predominan pada sputum yang disertai
PMN maka kemungkinan merupakan penyebab infeksi
d. Pemeriksaan khusus
17
Faktor Risiko
Koma, cedera kepala, influenza,
pemakaian obat IV, DM, gagal ginjal
Pernah mendapat antibiotik, ventilator >2
hari
Lama dirawat di ICU, terapi
steroid/antibiotik
Kelainan struktur paru (bronkiektasis,
Anaerob
Acinobachter spp.
DIAGNOSIS
Anamnesis :
Pada anamnesis dapat ditemukan keluhan seperti : batuk, perubahan sputum
PENATALAKSANAAN
Pneumonia Komunitas
Pada prinsipnya terapi utama pneumonia adalah pemberian antibiotik tertentu
terhadap kuman tertentu pada suatu tipe infeksi saluran napas bawah akut yang
dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebab yang dimaksud.
Pemberian antibiotik harus mempertimbangkan aktor-faktor seperti :
a. Faktor Pasien, yaitu cara pemberian, tingkat kesadaran, umur, kehamilan dan
alergi
b. Faktor Antibiotik, yaitu sensitifitas kuman terhadap antibiotik yang akan
diberikan dan interaksinya dengan obat lain dan reaksi pasien
c. Faktor Farmakologis, yaitu berapa banyak dosis yang dibutuhkan pasien dan
kerja antibiotik terhadap bakteri patogen
19
Pneumonia Nosokomial
Gambar
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi berupa pneumonia ekstrapulmoner baik infeksius seperti
meningitis, arthritis, endokarditis, perikarditis, peritonitis, dan empisema. Dan non infeksius
yang dapat memperlambat resolusi gambaran radiologi paru seperti gagal ginjal, gagal
jantung, emboli paru atau infark paru dan infark miokard akut. Selain itu juga dapat terjadi
komplikasi lain berupa Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), gagal organ jamak dan
komplikasi lanjut berupa pneumonia nosokomial.
PENCEGAHAN
Pneumonia Komunitas
Pencegahan yang dapat dilakukan berupa pemebrian vaksinasi influenza dan
pneumokokus pada orang dengan risiko tinggi dengan gangguan imunologisdan
penyakit berat seperti penyakit paru kronik, hati, ginjal dan jantung. Selain itu
vaksinasi juga perlu diberikan pada penghuni rumah jompo atau rumah penampungan
penyakit kronik dan uisa diatas 65 tahun
Pneumonia Nosokomial
Pencegahan pneumonia nosokomial dapat dilakukan dari beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor Inang, dengan cara
- Nutrisi adekuat, pemberian dengan slang nasogastrik
- Reduksi/penghentian terapi imnosupresif
- Cegah ekstubasi yang tidak direncanakan
- Tempat tidur kinetik
- Spirometer incentif, napas dalam, kontrol rasa nyeri
- Mengobati penyakit dasar
- Menghindari penghambat histamin tipe 2 dan antasida
b. Faktor Alat
- Kurangi obat sedatif dan paralitik
- Hindari overdistensi lambung
- Hindari intubasi dan reintubasi
- Pencabutan slang endotrakheal dan nasogastrik yang terencana
- Posisi duduk (30-40 derajat)
- Jaga saluran ventilator bebas dari kondensasi
- Menjaga kebocoran patogen ke saluran napas bawah
- Aspirasi sekresi epiglotis yang kontinyu
c. Faktor Lingkungan
- Pendidikan
- Menjaga prosedur pengontrol infeksi oleh staf
- Program pengontrolan infeksi
20
PROGNOSIS
Pneumonia Komunitas
Sekitar 20 % diantara penderita perlu dirawat di Rumah Sakit, namun juga bisa
menyebabkan kematian yang dapat meningkat pada orang tua dengan kondisi yang
buruk
Pneumonia Nosokomial
Angka mortalitas Pneumonia nosokomial dapat mencapai 33-50%, yang bisa
mencapai 70% bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya.
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakterimi terutama oleh Ps. Aeruginosa
atau Acinobacter spp.
Ordo : Eubacteriales
Famili : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies
: Streptococcus pyogenes
Sifat-sifat penting
Dinding sel tda protein (M,T, R antigen), kh (antigen grup spesifik) dan
peptidoglikan
21
Mempunyai pili tda protein-M dilapisi as. lipoteikhoat utk melekat pd sel epitel
hospes
Pd media pdt (ADP) membtk koloni bulat, kecil, abu-abu, jernih spt titik-2 air,
mengkilap, dikelilingi zona hemolisis , kdg-2 koloni mukoid membtk kapsul tda
as. hialuronat (pd biakan sgt muda) menghambat fagositosis (virulen)
KH-C dinding sel kuman mrpk antigen dsr utk klasifikasi serologis (bersifat Ag. Grup
spesifik)
Ordo
: Eubacteriales
Famili : Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Spesies
: N. gonorrhoeae
Sifat-sifat penting
Haemophilus influenzae
22
Morfologi bakteri
dari sampel akut basil coccoid, berpasangan / rantai pendek
Dari biakan tua pleomorfik
Mempunyai kapsul reaksi Quellung untuk penentuan serotipe
Bordetella pertussis
Bakteri bentuk batang kecil (kokobasil), Gram (-), kapsul (+). Aerob, oksidase (+)
Dalam Bergeys Manual digolongkan dalam Gram-negative aerobic Rods & Cocci
tidak dimasukkan dalam famili tertentu
Spesies penting:
B. pertussis penyakit Pertusis (whooping cough = batuk rejan = batuk 100
hari)
B. parapertussis penyakit serupa pertusis
B. bronchiseptica penyakit sal. Nafas pd binatang, kadang-kadang pada
manusia
Mycobacterium tuberculosis
Morfologi & Identifikasi :
Dalam jaringan, berbentuk batang lurus, ukuran 0.4 3 m
Pd media buatan, berbentuk kokoid/filamentous
Masuk kelompok Gram positif
Tahan asam karena mempunyai lapisan lilin wax pd ddg selnya
Sifat-sifat pertumbuhan :
Aerob obligat, penambahan CO2 meningkatkan pertumbuhan
Kecepatan tumbuh lebih lambat dp kuman lain
Waktu pembelahan 18 jam, saprofit tumbuh lebih cepat, proliferasi pada temp. 2223oC
Reaksi terhadap agen fisik dan kimia :
Cenderung lbh resisten terhadap agen kimia dp kuman lain ok sifat hidrofobik
permuk. sel
Air daging atau penisilin utk menghambat kuman lain dpt dimskkan dlm media tanpa
mengganggu kuman tbc
Resisten terhadap kekeringan dan bertahan hidup lama dlm sputum kering
NO
KEADAAN
HEMOPTISIS
HEMATEMESIS
Prodromal
rasa mual
23
Onset
Darah dimuntahkan,dapat
Tampilan
Darah berbuih
Warna
Merah segar
Merah tua
Isi
Leukosit, mikroorganisme,
Sisa makanan
hemosiderin,makrofag
6
7
pH
Riwayat
Alkalis
Penyakit paru
Penyakit Dahulu
8
(RPD)
Anemis
Asam
Peminum alkohol, ulcus
pepticum,kelainan hepar
PATOGENESIS HEMOPTISIS
1. Batuk darah pada TB
2. Batuk berdarah pada karsinoma
3. Batuk berdarah pada bronkeaktasis
4. Batuk darah pada bronchitis kronis
5. Batuk darah pada abses paru
24