Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Skenario
Seorang perempuan berusia 36 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 1
bulan yang lalu. Awalnya dahak berwarna kekuningan saat ini terlihat dahak bercampur
darah dan berbau.
Riwayat pengobatan Tuberkulosis disangkal, riwayat merokok disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bunyi suara napas tambahan crackles pada saat
inspirasi dan ekspirasi.
1.2 Kata Sulit dan klarifikasinya
Crackles adalah bunyi yang berlainan akibat penundaan pembukaan kembali jalan
napas yang menutup
1.3 Kata atau Kalimat Kunci
a. Perempuan usia 36 tahun
b. Batuk berdahak 1 bulan yang lalu
c. Dahak berwarna kekuningan
d. Dahak bercampur dan berbau
e. Riwayat pengobatan Tuberkulosis disangkal
f. Riwayat merokok disangkal
g. Bunyi suara tambahan crackles saat inspirasi dan ekspirasi
1.4 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang
konsep-konsep dasar yang berhubungan dengan grjala batuk dan mampu membedakan
beberapa penyakit sistem respirasi yang memberikan gejala tersebut.
1.5 Identifikasi Masalah
1. Sebutkan penyakit-penyakit yang menimbulkan gejala batuk!
2. Jelaskan faktor resiko dari keluhan pada skenario!
3. Jelaskan mekanisme batuk berdahak!
4. Jelaskan susunan anatomi dari organ respirasi yang terkait skenario!
5. Jelaskan warna-warna dari sputum!
6. Jelaskan klasifikasi suara napas tambahan!
7. Jelaskan etiologi dari gejala batuk!
8. Jelaskan gambaran klinik dari batuk!
9. Jelaskan WD dan alur diagnostik pada skenario!
10. Jelaskan DD dan alur diagnostik pada skenario!
11. Jelaskan morfologi, klasifikasi, sifat-sifat lain bakteri penyebab batuk!
1

12. Jelaskan sifat umum virus/bakteri penyebab infeksi saluran napas!


13. Jelaskan patogenesis batuk darah!
14. Jelaskan perbedaan batuk darah dan muntah darah!
15. Jelaskan tanda dan gejala lain yang berhubungan dengan batuk!

1.6 Pembahasan
PENYAKIT-PENYAKIT YANG MENIMBULKAN BATUK
SISTEM
Penyakit Saluran Napas Akut

Penyakit Saluran Napas Kronik


Penyakit Interstisial
Penyakit parenkimal
Iritan Lingkungan
Benda Asing
Neoplasma
Alergi
Penyakit kardiovaskular

PENYAKIT
Faringitis
Laringitis
Bronkitis
Bronkiolitis
Bronkitis
Bronkiektasis
Granulomas
Fibrosing Alveolitis
Alveolar Proteinosis
Pneumonia
Abses
Parasit
Gas
Debu
Perubahan temperatur
Saluran napas
Membran timpanik
Karsinoma paru
Metastasis tumor
Demam
Rinitis vasomotor
Edema paru
Infark paru

Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau hulu
kerongkongan (pharynx).
Gejala Faringitis:

Batuk dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan

teriritasi
Alergi. Alergi dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat menetap
Merokok.

Laringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang laring. Hal tersebut merupakan
suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada laring (pita suara), yang
menyebabkan suara sesak dan hilagnya suara.
Gejala Laringitis :

tenggorokan terasa kasar dan gatal

suara menjadi lemah atau bahkan hilang sama sekali

mengalami batuk kering

suara menjadi serak

tenggorokan menjadi kering dan mengalami sakit tenggorokan

dan khusus anak-anak, mengalami kesulitan bernapas.

Bronkitis adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) (saluran udara ke
paru-paru).
Gejalanya bronkitis :

batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)

sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan

sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu)

bengek

lelah

pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan

wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan

pipi tampak kemerahan

sakit kepala

gangguan penglihatan.

Bronkiektasis (BE) adalah penyakit saluran napas kronik ditandai dengan dilatasi abnormal
yang permanen disertai rusaknya dinding bronkus.
Gejala bronkiektasis :

batuk kronik
dahak purulen
panas
lemah
berat badan menurun

Bronkiolitis merupakan infeksi viral akut yang menyerang bayi dan anak kecil yang
membuat tejadinya inflamasi pada bagian bronkiol.
Gejala dari bronkiolitis adalah:

Ritme nafas yang panjang.

Batuk-batuk.

Demam.

Granulomas merupakan nodul kecil yang terlihat dalam berbagai penyakit seperti penyakit
Crohn, tuberkulosa, kusta, Sarcoidosis, berilliosis dan sifilis.
Fibrosis paru idiopatik (IPF) adalah penyakit kronis dan akhirnya fatal ditandai dengan
penurunan progresif fungsi paru-paru.
Gejala fibrosis paru idiopatik :

Batuk non-produktif saat aktivitas


Dyspnea saat aktivitas yang progresif (sesak napas dengan olahraga)
Clubbing digit, sebuah cacat dari ujung jari atau jari kaki
4

hasil tes fungsi paru abnormal, dengan bukti pembatasan dan gangguan pertukaran
gas.

Proteinosis alveolar paru (disingkat PAP) adalah penyakit paru-paru langka di mana
akumulasi abnormal surfaktan terjadi dalam alveoli, mengganggu pertukaran gas.
Gejala PAP meliputi:

Dyspnea (sesak napas)


Batuk
Demam ringan
penurunan berat badan

Infark paru adalah penyumbatan arteri paru-paru oleh suatu embolus yang terjadi secara
tiba-tiba. Suatu emboli bisa merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa juga berupa
lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan
mengikuti aliran darah sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah.
Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang tidak
terkontrol pada jaringan paru-paru..
Gejala kanker paru :

gejala pada saluran napas: batuk, batuk darah, bengek atau napas pendek

gejala sistemik: berat badan turun, demam, gada pada kuku jari, atau kelelahan

gejala karena tekanan di daerah lokal: nyeri dada, nyeri tulang, obstruksi vena cava
superior, kesulitan menelan

Metastasis tumor adalah penyebaran kanker dari situs awal ke tempat lain di dalam tubuh
(misalnya otak atau hati).
Demam adalah suatu keadaan saat suhu badan melebihi 37oC yang disebabkan oleh penyakit
atau peradangan. Demam juga bisa merupakan pertanda bahwa sel antibodi manusia ( sel
darah putih ) sedang melawan suatu virus atau bakteri.

Edema paru merupakan akumulasi cairan di rongga udara dan parenkim paru yang
menyebabkan gangguan perpindahan udara dan dapat menyebabkan gagal napas.
Gejala dari pulmonary edema :

sesak napas.
mudah lelah,
lebih cepat mengembangkan sesak napas daripada normal dengan aktivitas yang biasa

(dyspnea on exertion),
napas yang cepat (tachypnea),
kepeningan, atau kelemahan. T
ingkat oksigen darah yang rendah (hypoxia)
atas pemeriksaan paru-paru dengan stethoscope, dokter mungkin mendengar suarasuara paru yang abnormal, sepeti rales atau crackles (suara-suara mendidih pendek
yang terputus-putus yang berkoresponden pada muncratan cairan dalam alveoli
selama bernapas).

Rinitis vasomotor adalah terdapatnya gangguan fisiologi lapisan mukosa hidung yang
disebabkan peningkatan aktivitas saraf parasimpatis. Penyakit ini termasuk dalam penyakit
rinitis kronis selain rinitis alergika.

Gejala : bersin, hidung tersumbat, batuk berdahak.

MACAM-MACAM BATUK
Batuk berdasarkan waktu
1

batuk akut : batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode

batuk kronis : Bila batuk sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama
3 bulan berturut-turut.

Batuk berdasarkan produktifitasnya


1. Batuk produktif (sering disebut batuk berdahak)
ditandai dengan pengeluaran dahak (sputum) serupa lendir dari tenggorokan pada
saat terjadinya batuk. Dahak diproduksi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda
asing yang masuk ke dalam tubuh.
terapidiberikan obat yang bisa merangsang pengeluaran lendir (ekspektoran)
2. Batuk tidak produktif (lebih dikenal sebagai batuk kering)
Pada batuk kering tidak diproduksi dahak. Batuk kering biasanya bukan merupakan
mekanisme pengeluaran zat asing, dan mungkin merupakan bagian dari penyakit lain.
6

terapiobat yang diperlukan adalah yang disebut antitusif. Obat ini berfungsi untuk
menekan rangsangan batuk

Batuk kronis:
1

Batuk rejan (kinkhoest) atau sering disebut batuk 100 hari ini pada umumnya
menyerang pada anak-anak dan balita, tetapi kadang-kadang juga menyerang orang
tua.
penanganan:
- dirawat di rumah sakit
- pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan
langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea
- Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil
tetapi sering.
- Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik eritromycin.

Batuk Sesak ( Asma dan TBC ) , batuk sesak disebut juga bronkitis, adalah gangguan
yang terjadi pada pipa udara yang lebih kecil, diikuti sesak napas, berakibat badan
lemah, demam dan berat badan berkurang.
Penanganan:
- dirawat di rumah
- biasanya akan sembuh dalam waktu 3 sampai 4 hari.

- Alat pelembab rumah (contoh, cool-mist vaporizers atau humidifiers) bisa


mengurangi kekeringan udara dan kelegaan bernafas.
3

Batuk Berdarah, batuk disertai darah yang berasal dari saluran pernapasan, bisa
berasal dari paru paru atau pembuluh darah gelembung paru paru. Bila berasal dari
pembuluh darah balik, batuk berdarah ini merupakan gejala terjadinya kegagalan
jantung kiri.
penanganan:

Tahap 1 adalah mempertahankan jalan napas yang adekuat, pemberian


suplementasi oksigen, dan berusah melokalisir sumber perdarahan.

Tahap 2 setelah pasien dalam keaadan stabil perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut mencari sumber perdarahan dan penyebab perdarahan. Pemeriksaan yang :
foto toraks,CT scann toraks, angiografi, bronkoskopi ( BSOL atau bronkoskop
kaku ).
7

Tahap 3 adalah menghentikan perdarahan dan mencegah perdarahan berulang.

ETIOLOGI BATUK
Batuk merupakan reflek pertahanan yang timbul akibat iritasi percabangan trakeobronkial.
Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme penting untuk membersihkan saluran napas
bagian bawah dari sekret yang terkumpul. Batuk juga merupakan gejala tersering penyakit
pernapasan. Segala jenis batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu harus diselidiki untuk
memastikan penyebabnya.
Rangsangan yang menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia, dan peradangan.
Inhalasi asap, debu, dan benda-benda asing kecil merupakan penyebab batuk yang paling
sering. Rangsangan mekanik dari tumor (ekstrinsik maupun intrinsik) terhadap saluran napas
merupakan penyebab lain yang dapat menimbulkan batuk, dalam hal ini yang paling sering
adalah karsinoma bronkogenik.
SUARA NAFAS TAMBAHAN
1. Stridor : yaitu suara yang terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada tinggi yang
terjadi baik pada saat inspirasi maupun pada saat ekspirasi, dapat terdengar tanpa
menggunakan stetoskop, bunyinya ditemukan pada lokasi saluran napas atas (laring) atau
trakea, disebabkan karena adanya penyempitan pada saluran napas tersebut. Pada orang
dewasa, keadaan ini mengarahkan kepada dugaan adanya edema laring, kelumpuhan pita
suara, tumor laring, stenosis laring yang biasanya disebabkan oleh tindakan trakeostomi atau
dapat juga akibat pipa endotrakeal.
2. Crackles : Adalah bunyi yang berlainan, non kontinu akibat penundaan pembukaan
kembali jalan napas yang menutup. Terdengar selama : inspirasi.

Fine crackles / krekels halus : Terdengar selama : akhir inspirasi. Karakter


suara : meletup, terpatah-patah. Penyebab : udara melewati daerah yang
lembab di alveoli atau bronchioles / penutupan jalan napas kecil. Suara seperti
rambut yang digesekkan.
Creckels kasar : Terdengar selama : ekspirasi. Karakter suara : parau, basah,
lemah, kasar, suara gesekan terpotong. Penyebab : terdapatnya cairan atau
sekresi pada jalan nafas yang besar. Mungkin akan berubah ketika klien batuk.

3. Wheezing (mengi) : Adalah bunyi seperti bersiul, kontinu, yang durasinya lebih lama dari
Creckels. Terdengar selama : inspirasi dan ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat
ekspirasi.
Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yang menyempit/tersumbat sebagian. Dapat
dihilangkan dengan batuk.Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yang
berhubungan dengan aliran udara melalui jalan nafas yang menyempit (seperti pada asma dan
8

bronchitis kronik). Wheezing dapat terjadi oleh karena perubahan temperature, allergen,
latihan jasmani, dan bahan iritan terhadap bronkus.
4. Ronchi
Adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi. Penyebab : gerakan udara
melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi napas. Obstruksi : sumbatan akibat
sekresi, odema, atau tumor. Contoh : suara ngorok.

Ronchi kering : suatu bunyi tambahan yang terdengar kontinyu terutama


waktu ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus. Ada yang high
pitch (menciut) misalnya pada asma dan low pitch oleh karena secret yang
meningkat pada bronkus yang besar yang dapat juga terdengar waktu inspirasi.
Ronchi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada
waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan oleh
secret di dalam alveoli atau bronkiolus. Ronki basah dapat halus, sedang, dan
kasar. Ronki halus dan sedang dapat disebabkan cairan di alveoli misalnya
pada pneumonia dan edema paru, sedangkan ronki kasar misalnya pada
bronkiekstatis.

5. Pleural friction rub Adalah suara tambahan yang timbul akibat terjadinya peradangan
pada pleura sehingga permukaan pleura menjadi kasar.
Karakter suara : kasar, berciut, disertai keluhan nyeri pleura. Terdengar selama : akhir
inspirasi dan permulaan ekspirasi. Tidak dapat dihilangkan dengan dibatukkan. Terdengar
sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks.
Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat telinga, jelas terdengar pada
akhir inspirasi dan permulaan ekspirasi, dan biasanya disertai juga dengan keluhan nyeri
pleura. Bunyi ini dapat menghilang ketika nafas ditahan. Sering didapatkan pada pneumonia,
infark paru, dan tuberculosis
6. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang
disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu
lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan
kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan).
MEKANISME BATUK BERDAHAK
Sebenarnya dalam keadaan normal, manusia mensekresi mucus di dalam saluran
pernafasan yang berfungsi sebagai pembersih berbagai macam kotoran seperti debu yang
tidak tersaring melalui silia hidung. Apabila terdapat debu yang berlebihan, maka mucus yang
disekresikan akan semakin bertambah. Infeksi atau iritasi pada saluran napas juga akan
menyebabkan hipersekresi mucus, terjadi hipertropi kelenjar submukosa pada trakea dan
bronki dan akhirnya mucus tertimbun di dalam saluran nafas. Ditandai juga dengan
9

peningkatan sekresi sel goblet di saluran nafas kecil bronkus dan bronkiolus. Kondisi ini
kemudian merangsang membrane mukosa untuk selanjutnya mengaktifkan rangsang batuk
dengan tujuan untuk mengeluarkan benda asing yang telah mengiritasi saluran nafas sehingga
mucus yang keluar dikenal sebagai sputum.

STRUKTUR ANATOMI PERNAPASAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRUKTUR


ANATOMI PENYAKIT BATUK

Struktur aanatomi pada bagian saluran pernapasan sama dengan anatomi pada proses batuk.
Organ organ yang terlibatpun sama seperti hidung, mulut, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus, alveolus dan diafraghma.
GEJALA DAN GAMBARAN KLINIK BATUK
Gejala Batuk
1. Sakit telinga
10

2. Hidung tersumbat
3. Sakit tenggorokan
4. Nyeri ulu hati atau sakit perut dapat membantu melokalisir tempat
iritasi tersebut
5. Sputum pada batuk berdahak

Gambaran Klinis
Gambaran klinis dapat dilihat pada saat pemeriksaan fisik terdapat
1
2

Telinga. Periksalah adanya radang membran timpani dan adanya benda


asing pada saluran telinga luar
Nasofaring. Sinus harus dipalpasi untuk mencari nyeri dan ostia diperiksa
untuk mencari adanya ingus yang menyumbat. Edema mukosa hidung
dan rinorea dapat disebabkan infeksi, alergi atau rinitis vasomotor yang
kemudian dapat menyebabkan batuk karena drainase posterior di
hipofaring. Faring dan hipofaring harus diperiksa untuk mencari
peradangan atau masa.
Leher. Menggelembungnya vena-vena leher (neck vein engorgement)
dapat terlihat pada pasien dengan masa mediastinal yang batuk karena
tekanan pada saraf laringeal rekuren atau saraf frenikus. Distensi vena
jugular juga dapat menandakan adanya edema paru yang dapat
menyebabkan batuk
Dada.
a Pasien dengan obstruksi saluran napas dapat memperlihatkan rongga
dada yang hiperekstensi atau kontraksi otot-otot bantu napas.
Auskultasi pada keadaan ini akan terdengar suatu napas ekspirasi
napas yang memanjang ; ronki kasaratau mengi (wheezing).
b Penyakit parenkim seperti pneumonia, fibrosis interstisial dan edema
paru biasanya menimbulkan suara ronki. Pneumonia juga dapat
menyebabkan melemahnya suara napas, pekak (dullness) pada perkusi
dan fremitus yang mengeras. Edema paru dan fibrosis interstisial
biasnya menyebar meluas di kedua parenkim paru dan menimbulkan
bunyi ronki.
Abdomen. Adanya masa atau peraadanngan subdiafragma dapat
menyebabkan iritasi pada diafragma. Batuk pada keadaan ini biasanya
sub akut atau kronis. Pemeriksaaan abdomen harus dilakukan dengan
teliti agar tidak terlewatkan kelainan ini.

SPUTUM
Orang dewasa normal menghasilkan mukus 100 ml dalam saluran napas setiapphari. Mukus
ini diangkut menuju faring dengan gerakan pembersihan normal silia yang melapisi saluran
pernapasan. Kalau terbentuk mukus yang berlebihan, proses normal pembersihan mungkin
11

tidak efektif lagi, sehingga akhirnya mukus tertimbun. Bila hal ini terjadi maka membran
mukosa akan terangsang, dan mukus dibatukkan keluar sebagai sputum. Pembentukkan
mukus yang berlebihan, mungkin disebabkan oleh gangguan fisi, kimiawi, atau infeksi pada
membran mukosa.
Kapan saja seorang pasien membentuk sputum, perlu dievaluasi sumber, warna, volume, dan
konsistensinya. Sputum yang dihasilkan sewaktu memberihkan tenggorokan kemungkinan
besar berasal dari sinus atau saluran hidung, dan bukan dari saluran napas bagian bawah.
Sputum yang banyak sekali dan purulen menyatakan adanya proses supuratif, seperti abses
paru, sedangkan pembentukan sputum yang terus meningkat perlahan dalam waktu bertahuntahun merupakan tanda bronkitis kronis, atau bronkiektasis.
Warna sputum juga penting. Sputum yang berwarna kekuningan menunjukkan infeksi.
Sputum yang berwarna hijau merupakan petunjuk adanya penimbunan nanah. Warna hijau
timbul karena adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh leukosit polimorfonuklear
(PMN) dalam sputum. Sputum yang berwarna hijau sering ditemukan pada bronkiektasis
karena penimbunan sputum dalam bronkiolus yang melebar dan terinfeksi. Banyak penderita
infeksi pada saluran napas bagian bawah mengeluarkan sputum berwarna hijau pada pagi
hari, tetapi makin siang menjadi makin kuning. Fenomena ini mungkin disebabkan
penimbunan sputum yang purulen di malam hari, disertai pengeluaran verdoperoksidase.
Sifat dan konsentrasi sputum juga dapat memberikan inforrmasi yang berguna. Sputum yang
berwarna merah muda dan berbusa merupakan tanda edema paru akut. Sputum yang
berlendir, lekat dan berwarna abu-abu atau putih merupakan tanda bronkitis kronik.
Sedangkan sputum yang berbau busuk merupakan tanda abses paru atau bronkiektasis.
WORKING DIAGNOSIS
BRONKIEKTASIS
Bronkiektasis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi (ektasis) dan
distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten dan irreversible.
Kelainan bronkus tersebut disebabkan karena perubahan-perubahandalam dinding bronkus
berupa destruksi elemen-elemen elastis, otot-otot polos bronkus, tulang rawan dan pembuluhpembuluh darah. Bronkus yang terkena umumnya adalah bronkus kecil (medium size),
sedangkan bronkus besar umumnya jarang terjadi.

12

Alur diagnostic :
1. Anamnesis
Batuk.
Batuk produktif berlangsung kronik dan frekuens mirip pada bronchitis
kronik, jumlah sputum bervariasi, umunya banyak pada pagi hari sesudah ada

perubahan posisi tidur.


Hemoptisis
Hemoptisis atau batuk darah terjadi bervariasi mulai yang paling ringan
hingga ncukup banyak . curigai dry bronkiektasis apabila sebelumnya pasien

tidak ada riwayat batuk.


Sesak napas (dyspnea)
Pada saat sesak napas perhatikan adakah suara napas tambahan seperti

wheezing (mengi) dan


Demam berulang
2. Pemeriksaan fisis
Sianosis
Jari tabuh
Kor pulmonal kronik
Payah jantung kanan
Adanya bunyi napas tambahan ronkhi basah pada lobus bawah paru dan hilang
apabila pasien mengalami drainase postural
Retraksi dinding dada dan berkurangnya gerakan dada daerah yang terkena
Pergeseran mediastinum kedaerah paru yang terkena
Bronkolitiasis
3. Pemeriksaan penunjang
Bronkiografi
Uji urin
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan darah
4. Diagnosis
Diagnosis bronkiektasis pasti apabila telah ditemukan adanya dilatasi atau nekrosis
dinding bronkus dengan prosedur pemeriksaan bronkografi, melihat bronkogram yang
didapatkan pada CT scan. Bronkografi tidak selalu dikerjakan pada tiap pasien
bronkiektasis, karena terikat adanya indikasi, kontraindikasi.
5. Penatalaksanaan
Pemberian antibiotic jika eksaserbasi 7-10 hari
Fisioterapi
Pembedahan
Pencegahan
ETIOLOGI BRONKIEKTASIS
13

Penyabab bronkiektasis sampai sekarang maih belum diketahui dengan jelas, pada
kenyataanya kasus kasus bronkiektasis dapat timbul secara kogenital maupun didapat.

Kelainan kogenital
Dalam hal ini bronkiektasis terjadi sejak individu masih dalam kandungan, faktor genetik
atau faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus memegang peran penting. Bronkiektasis
yang timbul kongenital mempunyai ciri sebagai berikut.
Pertama Bronkiektasis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru.
Kedua, bronkiektasis kongenital sering menyertai penyakit penyakit kongenital lainnya
misalnya :
mucoviscidosis , sindrom kartagener , bronkiektasis pada anak kembar ( anak yang satu
dengan bronkiektasis, ternyata saudara kembarnya juga menderita bronkiektasis ) ,
bronkiektasis sering beramaan dengan kelainan kogenital berikut : tidak adanya tulang rawan
bronkus, penyakit jantung bawaan, kifokoliosis kongenital.
Bronkiektasis sering terjadi sesudah seorang anak menderita pneumonia yang sering kambuh
dan berlangsung lama, pneumonia ini umumnya merupakan komplikasi pertusis maupun
influenza yang diderita sesama anak, tuberkulosis paru, dan sebagainya.
DIFFERENTION DIAGNOSIS
TUBERCULOSIS
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh mikrobakterium
tuberculosis. Penyakit ini sudah sangat lama dikenal pada manusia, misalnya dia
dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban, lingkungan yang padat.
Alur dianostik:
1. Anamnesis
Demam
Menyerupai influenza, kadang kadang panas badan dapat mencapai 40 - 41

C. awalnya hanya sebentar, tetapi dapat timbul kembali.


Batuk / batuk darah
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Berguna untuk membuang produk
radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama,
ada yang sampai berminggu-minggu, ada juga yang berbulan-bulan setelah
peradangan bermula. Keadaan yang lebih lanjut adalah batuk berdarah karena

14

terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan terjadinya pada kavitas,

dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.


Sesak napas
Belum dirasakan sesak napas
Nyeri dada
Jarang di temukan gejalanya, biasanya terjadi bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleurasehingga menimbulkan pleuritis.
Malaise
Sering di temukan gejala berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan
makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat

malam, dll.
2. Pemeriksaan fisis
Konjungtiva mata karena anemia
Suhu demam (subfebris)
Badan kurus atau berat badan menurun
Perkusi yang redup dan auskultasi suara napas bronkial
Adanya napas tambahn ronkhi basah, kasar, dan nyaring
Ditemukan adanya atrofi dan retraksi otot-otot interkostalis.
Takikardia, takipnea, sianosis, right ventricular lift, right atrial gallop, murmur

Graham-Steel
Tekanan vena jugularis yang meningkat
Perkusi pekak
Auskultasi memberikan suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama
sekali

3. Pemeriksaan penunjang
Foto polos (rontgen)
Pemeriksaan laboratorium (darah, sputum, tes tuberculin)
4. Diagnosis
Pasien dengan sputum pewaranaan BTA positif : 1) pasien yang pada
pemeriksaan sputumnya secara mikroskopik ditemukannya BTA, sekurangkurangnya pada 2 kali pemeriksaan, atau 2) satu sediaan sputumnya positif
disertai kelainan radiologis yang sesuai dengan gambaran TB aktif, atau 3)

satu sediaan sputumnya positif disertai biakan yang positif.


Pasien dengan sputum BTA negative : 1) pasien yang pada pemeriksaan
sputumnya secara mikroskopik tidak ditemukan BTA sedikitnya 2 kali
pemeriksaan tetapi gambaran radiologis sesuai dengan TB aktif atau, 2) pasien
yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopik tidak ditemukan BTA

sama sekali, tetapi pada biakkannya positif.


5. Penatalaksanaan
Terapi OAT (kesadaran penderita, motivasi dokter, biaya)
15

Pendidikan dan peran serta keluarga


Obat-obatan tuberkulosis

ALUR DIAGNOSIS PENYAKIT PADA SKENARIO :


PENEGAKAN DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis dibuat dengan maksud pengarahan kepada pemberian terapi
yaitu dengan cara mencakup bentuk dan luas penyakit, tingkat berat penyakit, dan perkiraan
jenis kuman penyebab infeksi. Dugaan penyebab infeksi akan mengarahkan kepada
pemilihan terapi empiris yang tepat bagi pasien, karena seringkali bentuk pneumonia mirip
meskipun disebabkan oleh kuman yang berbeda. Diagnosis pneumonia didasarkan pada
riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisis yang teliti dan pemeriksaan penunjang.
ANAMNESIS
Dilakukan untuk mengetahui kemungkinan kuman penyebab yang berhubungan dengan
faktor infeksi. Hal-hal yang perlu diketahui lebih jauh adalah :
a. Evaluasi faktor pasien/predisposisi
Seperti PPOK (H. Influenzae), penyakit kronik (kuman jamak), kejang/tidak sadar
(aspirasi Gra negatif/anaerob), penurunan imunitas (kuman Gram negatif), kecanduan
obat bius (Staphylococcus).
b. Bedakan lokasi infeksi
Pnemonia Komunitas (Streptococcus pneumoniae, H.Influenzae, M.pneumoniae)
Pneumonia Nosokomial (Staphylococcus aureus)
c. Usia pasien
Apakah usia pasien termasuk bayi (virus), muda (M.pneumoniae) atau dewasa
(S.pneumoniae)
d. Awitan
Tentukan apakah termasuk cepat atau perlahan dan akut dengan rusty coloured
sputum, batuk atau dahak sedikit
PEMERIKSAAN FISIS
Dalam melakukan pemeriksaan fisik harus memperhatikan gejala-gejala klinis yang
mengarah pada tipe kuman penyebab/patogenitas kuman dan tingkat berat penyakit, seperti :
a. Mialgia, malaise, batuk kering dan nonproduktif pada pneumonia virus
b. Awitan akut atau lebih insidious dan ringan pada orang tua/imunitas menurun akibat
kuman yang kurang patogen
c. Tanda-tanda fisik seperti demam, sesak napas, tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi
paru yang pekak, ronki nyaring, suara napas bronkial)
16

d. Dapat ditemukan manifestasi lain infeksi paru seperti efusi pleura,


pneumotoraks/hidropneumotoraks
e. Warna, konsistensi dan jumlah sputum juga penting untuk diperhatikan
Pada Pneumonia Komunitas primer bentuk klasiknya berupa bronkopneumonia,
pneumonia lobaris, atau pleuropneumonia, sedangkan pada Pneumoni Komunitas sekunder
dijumpai gejala atau bentuk yang tidak khas kadang didahului penyakit dasar paru atau
Pneumonia Nosokomial.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan radiologis,
laboratorium, bakteriologis dan pemeriksaan khusus.
a. Pemeriksaan Radiologis
Pola radiologis yang dapat ditemukan berupa pneumonia alveolar dengan
gambaran air bronkhogram (airspace disease) misalnya oleh Streptococcus
pneumoniae, bronkopneumonia (segmental disease) oleh staphylococcus, virus
atau mikoplasma dan pneumonia interstisial oleh virus dan mikoplasma. Bentuk
lesi berupa kavitasi dengan air-fluidsugestif dapat ditemukan pada abses paru,
infeksi anaerob, Gram negatif atau amiloidosis. Pada pemeriksaan radiologis perlu
dilakukan pengulangan foto untuk melihat adanya infeksi sekunder/tambahan.
Pada pasien yang mengalami perbaikan klinis ulangan foto dada dapat ditunda
karena resolusi pneumonia berlangsung 4-12 minggu
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium leukosit dapat ditemukan meningkat atau
menurun.
Leukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri sedangkan leukopenia
menunjukkan depresi imunitas, misalnya neutropenia pada infeksi kuman Gram
negatif atau S.aureus pada pasien dengan keganasan dan gangguan kekebalan.
Karena hal ini faal hati mungkin mengalami gangguan
c. Pemeriksaan Bakteriologis
Pada pemeriksaan bakteriologis bahan diambil dari sputum, darah, aspirasi
nasotrakela/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronkoskopi
atau biopsi. Jika ditemukan kuman yang predominan pada sputum yang disertai
PMN maka kemungkinan merupakan penyebab infeksi
d. Pemeriksaan khusus
17

Dilakukan dengan menggunakan titer antibodi terhadap virus, legionella dan


mikoplasma. Nilai diagnostik bila titer tinggi atau ada kenaikan titer 4 kali. Selain
itu analisis gas darah dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan
oksigen
PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit yang dapat menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Secara umum diklasifikasikan menjadi
3:
a. Community acquired pneumonia (CAP)/pneumonia komunitas
Adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi di luar Rumah Sakit
b. Nosocomial Pneumonia (Hospital Acquired, Ventilator Associated, Health Care
Associated)
Adalah pneumonia yang terjadi setelah 48 jam atau lebih dirawat di Rumah Sakit
c. Pneumonia in the compromised host
Adalah pneumonia yang terjadi akibat daya tahan tubuh yang rendah
ETIOLOGI
Pneumonia komunitas
Diketahui berbagai patogen yang cenderung dijumpai pada faktor risiko tertentu
misalnya :
H.influenza pada perokok, patogen atipikal pada lansia, gram negatif pada
pasien dari rumah jompo dengan adanya PPOK, penyakit penyerta
kardiopulmonal/jamak, atau pasca terapi antiniotika spektrum luas, Ps.Aeruginosa
pada pasien dengan bronkiektasis, terapi steroid (>10mg/hari), malnutrisi dan
imunosupresi dengan disertai lekopeni.
Pada Pneumonia komunitas rawat jalan sebagian besar jenis patogen tidak
diketahui namun dilaporkan adanya Str. Pneumoniae, M. Pneumoniae, Chlamydia
pneumoniae
Pada Pneumonia komunitas rawat inap dl luar ICU sebagian besar dijumpai
Str. Pneumoniae dan selebihnya dijumpai H. Influenzae, S. Aureus, gram negatif
enterik,M.pneumoniae, C.pneumoniae, Legionella dan juga virus. Sedangkan pada
Pneumonia komunitas Rawat Inap di ICU sekitar 33% disebabkan Str. Pneumoniae
Pada rumah jompo lebih sering dijumpai S. Aureus yang resisten terhadap
methisilin, bakteri Gram negatif, M. Tuberculosis dan virus tertentu seperti
adenovirus, cyncytial virus dan influenza.
Pneumonia nosokomial
18

Pada pneumonia nosokomial etiologinya tergantung pada 3 faktor, yaitu : (1)


Tingkat berat sakit,(2) Risiko untuk jenis patogen tertentu dan (3) Masa menjelang
timbul onset pneumonia.
Patogen
Staphylococcus aureus
Methicilin resisten S. Aureus
Ps. Aeruginosa

Faktor Risiko
Koma, cedera kepala, influenza,
pemakaian obat IV, DM, gagal ginjal
Pernah mendapat antibiotik, ventilator >2
hari
Lama dirawat di ICU, terapi
steroid/antibiotik
Kelainan struktur paru (bronkiektasis,

Anaerob
Acinobachter spp.

kistik fibrosis), malnutrisi


Aspirasi, selesai operasi abdomen
Antibiotik sebelum onset pneumonia dan
ventilasi mekanik

DIAGNOSIS

Anamnesis :
Pada anamnesis dapat ditemukan keluhan seperti : batuk, perubahan sputum

menjadi purulen, nyeri dada dan sesak napas


Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan bahwa temperatur tubuh pasien >38oC dan

ditemukan suara napas bronkial, ronkhi dan crackles


Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan jumlah leukosit >10.000 aatau <4500
seta foto thorax infilrat/air bronchogram

PENATALAKSANAAN
Pneumonia Komunitas
Pada prinsipnya terapi utama pneumonia adalah pemberian antibiotik tertentu
terhadap kuman tertentu pada suatu tipe infeksi saluran napas bawah akut yang
dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebab yang dimaksud.
Pemberian antibiotik harus mempertimbangkan aktor-faktor seperti :
a. Faktor Pasien, yaitu cara pemberian, tingkat kesadaran, umur, kehamilan dan
alergi
b. Faktor Antibiotik, yaitu sensitifitas kuman terhadap antibiotik yang akan
diberikan dan interaksinya dengan obat lain dan reaksi pasien
c. Faktor Farmakologis, yaitu berapa banyak dosis yang dibutuhkan pasien dan
kerja antibiotik terhadap bakteri patogen

19

Pneumonia Nosokomial
Gambar
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi berupa pneumonia ekstrapulmoner baik infeksius seperti
meningitis, arthritis, endokarditis, perikarditis, peritonitis, dan empisema. Dan non infeksius
yang dapat memperlambat resolusi gambaran radiologi paru seperti gagal ginjal, gagal
jantung, emboli paru atau infark paru dan infark miokard akut. Selain itu juga dapat terjadi
komplikasi lain berupa Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), gagal organ jamak dan
komplikasi lanjut berupa pneumonia nosokomial.
PENCEGAHAN
Pneumonia Komunitas
Pencegahan yang dapat dilakukan berupa pemebrian vaksinasi influenza dan
pneumokokus pada orang dengan risiko tinggi dengan gangguan imunologisdan
penyakit berat seperti penyakit paru kronik, hati, ginjal dan jantung. Selain itu
vaksinasi juga perlu diberikan pada penghuni rumah jompo atau rumah penampungan
penyakit kronik dan uisa diatas 65 tahun
Pneumonia Nosokomial
Pencegahan pneumonia nosokomial dapat dilakukan dari beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor Inang, dengan cara
- Nutrisi adekuat, pemberian dengan slang nasogastrik
- Reduksi/penghentian terapi imnosupresif
- Cegah ekstubasi yang tidak direncanakan
- Tempat tidur kinetik
- Spirometer incentif, napas dalam, kontrol rasa nyeri
- Mengobati penyakit dasar
- Menghindari penghambat histamin tipe 2 dan antasida
b. Faktor Alat
- Kurangi obat sedatif dan paralitik
- Hindari overdistensi lambung
- Hindari intubasi dan reintubasi
- Pencabutan slang endotrakheal dan nasogastrik yang terencana
- Posisi duduk (30-40 derajat)
- Jaga saluran ventilator bebas dari kondensasi
- Menjaga kebocoran patogen ke saluran napas bawah
- Aspirasi sekresi epiglotis yang kontinyu
c. Faktor Lingkungan
- Pendidikan
- Menjaga prosedur pengontrol infeksi oleh staf
- Program pengontrolan infeksi
20

Mencuci tangan, desinfektasi peralatan

PROGNOSIS
Pneumonia Komunitas
Sekitar 20 % diantara penderita perlu dirawat di Rumah Sakit, namun juga bisa
menyebabkan kematian yang dapat meningkat pada orang tua dengan kondisi yang
buruk
Pneumonia Nosokomial
Angka mortalitas Pneumonia nosokomial dapat mencapai 33-50%, yang bisa
mencapai 70% bila termasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya.
Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakterimi terutama oleh Ps. Aeruginosa
atau Acinobacter spp.

MORFOLOGI,KLASIFIKASI, SIFAT SIFAT LAIN BAKTERI PENYEBAB BATUK


Streptococcus pyogenes ( Streptococcus hemolyticus grup A)
Klasifikasi :

Ordo : Eubacteriales

Famili : Streptococcaceae

Genus : Streptococcus

Spesies

: Streptococcus pyogenes

Sifat-sifat penting

Kuman berbentuk bulat/sferis, berpasangan atau tersusun seperti rantai, Gram +,


katalase

Bentuk morfologi bulat/sferis/ovoid, berpasangan/tersusun seperti rantai, panjang


tentang situasi (pd media pdt rantai pendek, 2-6 kuman, pada media cair rantai
panj. 8-16 kuman), Gram +, tdk berspora

Dlm sputum, exudat tahan berminggu-minggu

Mati pada 60C, 30

Sensitive thd antibiotika penisilin, tetrasiklin, kloramfenikol, sulfa

Dinding sel tda protein (M,T, R antigen), kh (antigen grup spesifik) dan
peptidoglikan
21

Mempunyai pili tda protein-M dilapisi as. lipoteikhoat utk melekat pd sel epitel
hospes

Aerob dan anaerob fakultatif

Suhu optimum 37C, pH opt. 7.4 7.6

Media perlu ditambah dgn darah/cairan tbh (diperkaya)

Pd media pdt (ADP) membtk koloni bulat, kecil, abu-abu, jernih spt titik-2 air,
mengkilap, dikelilingi zona hemolisis , kdg-2 koloni mukoid membtk kapsul tda
as. hialuronat (pd biakan sgt muda) menghambat fagositosis (virulen)

KH-C dinding sel kuman mrpk antigen dsr utk klasifikasi serologis (bersifat Ag. Grup
spesifik)

Neisseria gonorrhoeae (= Gonococcus)


Klasifikasi

Ordo

: Eubacteriales

Famili : Neisseriaceae

Genus : Neisseria

Spesies

: N. gonorrhoeae

Sifat-sifat penting

Btk diplokokus, spt biji kopi/ren Gram negatif

Manusia mrpk reservoir satu-satunya

Bbrp spesies mrpk flora normal sal. nafas manusia (extraseluler)

Ditemukan Neisser (1885)

Haemophilus influenzae

Terdapat bentuk berkapsul dan tak berkapsul merupakan penyebab penting


pneumonia
Bakteri berbentuk batang kecil, pleomorfik, Gram (-), membutuhkan faktor
pertumbuhan khusus untuk isolasinya
Faktor pertumbuhan darah atau derivatnya
Parasit pada manusia yang berkapsul menyebabkan:
Meningitis, epiglotitis, pneumonia, aryhritis, bronchitis, otitis media
Bakteri yang tidak berkapsul dapat sebagai flora normal faring 25 80% populasi
normal

22

Morfologi bakteri
dari sampel akut basil coccoid, berpasangan / rantai pendek
Dari biakan tua pleomorfik
Mempunyai kapsul reaksi Quellung untuk penentuan serotipe

Bordetella pertussis

Bakteri bentuk batang kecil (kokobasil), Gram (-), kapsul (+). Aerob, oksidase (+)
Dalam Bergeys Manual digolongkan dalam Gram-negative aerobic Rods & Cocci
tidak dimasukkan dalam famili tertentu
Spesies penting:
B. pertussis penyakit Pertusis (whooping cough = batuk rejan = batuk 100
hari)
B. parapertussis penyakit serupa pertusis
B. bronchiseptica penyakit sal. Nafas pd binatang, kadang-kadang pada
manusia

Mycobacterium tuberculosis
Morfologi & Identifikasi :
Dalam jaringan, berbentuk batang lurus, ukuran 0.4 3 m
Pd media buatan, berbentuk kokoid/filamentous
Masuk kelompok Gram positif
Tahan asam karena mempunyai lapisan lilin wax pd ddg selnya
Sifat-sifat pertumbuhan :
Aerob obligat, penambahan CO2 meningkatkan pertumbuhan
Kecepatan tumbuh lebih lambat dp kuman lain
Waktu pembelahan 18 jam, saprofit tumbuh lebih cepat, proliferasi pada temp. 2223oC
Reaksi terhadap agen fisik dan kimia :
Cenderung lbh resisten terhadap agen kimia dp kuman lain ok sifat hidrofobik
permuk. sel
Air daging atau penisilin utk menghambat kuman lain dpt dimskkan dlm media tanpa
mengganggu kuman tbc
Resisten terhadap kekeringan dan bertahan hidup lama dlm sputum kering

PERBEDAAN HEMOPTISIS DAN HEMATEMESIS

NO

KEADAAN

HEMOPTISIS

HEMATEMESIS

Prodromal

Darah dibatukkan dengan

Darah dimuntahkan dengan

rasa panas di trakea

rasa mual

23

Onset

Darah dibatukkan, dapat

Darah dimuntahkan,dapat

disertai dengan muntah

disertai dengan batuk

Tampilan

Darah berbuih

Darah tidak berbuih

Warna

Merah segar

Merah tua

Isi

Leukosit, mikroorganisme,

Sisa makanan

hemosiderin,makrofag
6
7

pH
Riwayat

Alkalis
Penyakit paru

Penyakit Dahulu
8

(RPD)
Anemis

Asam
Peminum alkohol, ulcus
pepticum,kelainan hepar

Kadang tidak dijumpai

Sering disertai anemis

PATOGENESIS HEMOPTISIS
1. Batuk darah pada TB
2. Batuk berdarah pada karsinoma
3. Batuk berdarah pada bronkeaktasis
4. Batuk darah pada bronchitis kronis
5. Batuk darah pada abses paru

24

Anda mungkin juga menyukai