Alvin Gus A. Wahid - 1406600634 - Tugas Akhir PrakPJ
Alvin Gus A. Wahid - 1406600634 - Tugas Akhir PrakPJ
Disusun Oleh:
Nama
NPM
Kelas
Dosen
:
:
:
:
DEPARTEMEN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2015
PENDAHULUAN
: Software Envi
1.3.2 Bahan
PEMBAHASAN
2.1 Pengolahan Citra
1. Mengunduh citra satelit Sumatera Barat terlebih dahulu di earthexplorer.usgs.gov. File
yang didapat memiliki nama file LC81270602014163LGN00. Setelah diunduh, lalu
diekstraksi dan dibuka di Software Envi.
Gambar 1.1 Citra yang sudah ditampilkan di Envi dan akan melakukan proses Layer
Stacking.
2. Proses penggabungan semua band dilakukan dengan cara Layer Stacking yang ada
pada toolbox Raster Management.
Gambar 1.2 Citra yang sudah ditampilkan di Envi dan akan melakukan proses Layer
Stacking.
3. Hasilnya semua band akan tergabung, dan dapat menampilkan layer komposit True
Color di Envi.
Gambar 1.3 Citra yang sudah menjalani proses Layer Stacking dan ditampilkan
dalam True Color.
Gambar
Band Math
2. Dengan memasukkan variabel (0.00002 x Band1) 0.1 kemudian
digunakan di Band yang sudah tergabung (All Band).
Gambar 1.3 Citra baru yang sudah menjalani proses kalibrasi radiometric atau
koreksi radiometric
2.3 Cropping Citra
1. Pemotongan citra dilakukan untuk lebih mendefinisikan wilayah kerja lebih spesifik.
Untuk melakukannya buka file vektor batas administrasi Provinsi Riau (.shp).
Lakukan proses pemotongan citra sesuai shp Provinsi Riau. Pada tahap ini penulis
sudah memisahkan batas administrasi Pekanbaru dari file vektor batas administrasi
Riau menjadi file .shp tersendiri.
Gambar 3.1 Dialog box dari tool Vector to ROI yang ada pada toolbox Envi.
2. Setelah itu memilih tool Subset Data from ROIs
Gambar 3.2 Dialog box dari tool Subset data yang ada pada toolbox Envi. Vektor
Pekanbaru.shp dipilih untuk memotong citra Sumatera Barat. Tampilannya akan muncul
seperti di atas.
3. Hasilnya akan menjadi gambar 3.3 dibawah. Kemudian langkah yang sama juga
dilakukan untuk Band Pankromatik atau Band 8 Citra (gambar 3.4), File diberi nama
dengan nama file PekanbaruCrop.hdr dan Pekanbarub8Crop.hdr hal ini diperuntukkan
untuk tahap Pan Sharpening berikutnya.
Gambar 3.3 Hasil citra yang sudah dipotong oleh vektor batas administrasi
Pekanbaru. Dengan nama file PekanbaruCrop.hdr
Gambar 3.4 Hasil citra Band 8 yang sudah dipotong oleh vektor batas administrasi
Pekanbaru. Dengan nama file PekanbaruB8Crop.hdr
Gambar 4.1 Dialog Box Pan Sharpening Parameters. Sensor yang dipilih adalah
Sensor landsat8_oli.
3. Maka Hasilnya akan menjadi seperti berikut (gambar 4.2) untuk True
Color, sedangkan untuk False Color (gambar 4.3).
Gambar 4.2 Hasil Citra False Color ini untuk meningkatkan kontras antar objek yang
ada pada citra. Berguna untuk tahap selanjutnya yaitu Supervised Classification.
Gambar 4.3 Peningkatan ketajaman citra setelah proses Pan Sharpening (Kiri) dan
kualitas citra sebelum proses Pan Sharpening (kanan)
3. Dalam proses dijitasi ini, ada lima klasifikasi objek pada citra. Warna oranye untuk
lahan terbangun, warna biru untuk badan air, warna hijau muda untuk lahan pertanian,
warna hijau tua untuk ruang terbuka hijau (RTH), dan coklat untuk tanah terbuka.
Gambar 5.2 Hasil dijitasi ROI yang dapat dilihat di layer komposit.
4. Kemudian proses klasifikasi supervised dapat dimulai dengan memilih tool Maximum
Likelihood Classification.
5. Input Citra yang akan diklasifikasi. Citra tersebut adalah yang sudah
menjalani dijitasi ROI.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas berisi mengenai langkah-langkah penulis untuk
mendapatkan klasifikasi supervised penggunaan lahan di Kota Pekanbaru. Langkah-langkah
tersebut meliputi pengolahan citra, koreksi radiometrik, pemotongan citra, penajaman citra,
dan kemudian klasifikasi supervisednya.
Dapat dilihat dari gambar hasil klasifikasinya, Kota Pekanbaru di dominasi oleh lahan
terbangun dan lahan pertanian. Untuk badan air yang berwarna biru dapat dilihat pada Sungai
Siak yang membagi dua kota Pekanbaru ini yaitu bagian utara dan selatan karena dilintasi
oleh Sungai Siak di tengahnya. Pada bagian selatan Kota Pekanbaru didominasi oleh
penggunaan lahan terbangun yang berwarna oranye pada klasifikasi, dengan kumpulan tanah
terbuka yang berwarna coklat di bagian tenggara dan dipinggiran area lahan terbangun. Pada
bagian utara kota, penggunaan lahan didominasi oleh lahan pertanian, ruang terbuka hijau,
dan tanah terbuka. Lahan terbangun masih sangat sedikit sekali dibandingkan di bagian
selatan Sungai Siak. Lahan pertanian mendominasi di bagian timur laut citra, serta banyak
sekali tanah terbuka di barat laut dan utara citra.