Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Nama : Oksi Alfarisy
NIM : 4.21.14.0.14
Kelas : MS-3A
SARJANA TERAPAN
TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
C. DASAR TEORI
Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai
beban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman, dan mempunyai umur yang panjang. Bearing harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bearing tidak
berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem tidak dapat bekerja secara
semestinya.
Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, bantalan dapat dibedakan menjadi dua
yaitu bantalan luncur dan bantalan gelinding. Dalam laporan praktikum ini dibahas
tentang bantalan gelinding. Bantalan gelinding merupakan bagian yang sangat penting
dari suatu bagian mesin yang berputar. Karena digunakan secara luas dan penting,
kerusakan bantalan gelinding sering menjadi penyebab kerusakan mesin. Oleh karena itu,
pemantauan kondisi bantalan menjadi hal yang penting, sehingga bantalan gelinding
dapat diganti sebelum mengalami kerusakan secara menyeluruh. Bantalan gelinding
mudah mengalami aus karena adanya kontak antara logam dengan logam. Deteksi dini
dari kerusakan bantalan sangat penting untuk mencegah terjadinya kerusakan pada suatu
mesin.
4. Perakitan
Perakitan dengan urutan :
1. Pasanglah salah satu pelat dasar dengan baut yang masih kendor
2. Tepatkan pelat dasar terhadap sisi rumah bantalan dengan menggunakan palu
plastik, kemudian kencangkan
3. Pasanglah kaki blok bantalan dalam keadaan dapat dikendorkan pada pelat dasar
4. Pasanglah kaki blok bantalan sepesat dengan pelat dasar, gunakan palu plastik
untuk menepatkan.
5. Pasang pelat dasar pada kedua kaki blok bantalan. Kendorkan baut pengikatnya
memungkinkan adanya penggeseran jika diperlukan
6. Pasanglah bantalan bola mapan sendiri baris ganda pada poros. Tepatkan sarung
penyesuai pada poros. Ukur jarak pada blok bantalan
7. Letakkan kedua bantalan pada sarung penyesuai
8. Pasang kedua pelat pengunci. Bibir pengunci harus searah dengan mur pengunci
9. Pasang kedua mur pengunci. Yakinkan sisi kemiringan menghadap ke bantalan
10. Kencangkan mur pengunci dengan tangan
11. Ukurlah kelonggaran celah (clearance) elemen gelinding dengan cincin bantalan
dengan feeler gauge (selesaikan terhadap tabel bantalan)
12. Kencangkan mur dengan kunci jangkar. Pengencangan sedemikian rupa sehingga
kelonggaran sesuai dengan harga di tabel.
13. Periksalah kedua bantalan berputar secara mulus. Anda dapat mengukur celah /
kelonggaran dengan dial indicator yang ditempatkan pada cincin bagian luar
bantalan. Selanjutnya gerakkan secara hati-hati cincin luarnya ke arah atas.
14. Pasanglah cincin pelumas yang sudah dilumasi pada bantalan.
15. Letakkan dengan hati hati poros ke dalam blok bantalan. Berikan minyak pelumas
pada rumah bantalan.
16. Pasanglah pelat dasar dalam kaki blok bantalan yang belum dikencangkan,
sehingga poros berada lurus pada kaki blok bantalan
17. Pasang cincin pelumas pada tutup bantalan
18. Pasang tutup bantalan. Perhatikan letak pena
19. Pasang baut bagian atas kencangkan menggunakan kunci torsi. Torsinya 30 Nm.
E. ANALISIS HASIL
Terjadi ketidak sumbuan antara poros satu dengan ujung poros lainya, hal tersebut dapat
dibuktikan dengan menggunakan spirit level
Diameter poros
Diameter luar bearing
Celah antara poros dengan bantalan
: 40 (mm)
: 84,6 (cm)
: A = 0,02 mm
B = 0,03 mm
Penyelesaian :
Terjadi miss aligment sebesar 0,40 mm hal itu dapat diketahui dari sim yang dipasangkan
kedaerah poros yang rendah setelah terpasang sim sebesar 0,40 mm poros pun masuk ke
dalam angka tleransi yang diinginkan
F. KESIMPULAN
Dari praktikum ini, maka dapat kita simpulkan bahwa praktikum perakitan dan
penyebarisan blok bantalan gelinding terdapat ketidaksejajaran poros yang dapat
menyebabkan keausan pada bantalan. Maka dari itu perlu dilakukan penyejajaran poros.
Agar poros tetap awet dan tahan lama