Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Profesi farmasi merupakan profesi yang berhubungan dengan seni dan
ilmu dalam hal penyediaan dan pengolahan bahan obat dari sumber alam atau
sintesis untuk pengobatan dan pencegahan suatu penyakit. Baik dari
cara membuat, mencampurmercaik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, a
nalisis dan standarisasi/pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula
sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaanya yang aman (Ilmu Resep,
1).
Adapun ilmu yang mempelajari tentang obat dari bahan alam yaitu
farmakognosi, dalam ilmu farmakognosi kita mempelajari cara membuat
simplisia dan tanaman-tanaman yang berkhasiat obat, yang bisa digunakan
untuk obat herbal. Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat
dari bahan alami seperti tumbuhan yang sudah dibudidayakan maupun
tumbuhan liar. Selain itu, obat herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal
dari sumber hewani, mineral atau gabungan antara ketiganya . Sebanyak
150,000 daripada 250,000 spesis tumbuhan yang diketahui di dunia adalah
berasal dari kawasan tropika. Di Malaysia saja, kira-kira 1,230 jenis spesies
tumbuhan telah lama digunakan di dalam rawatan tradisional. Kaum Melayu
misalnya sering menggunakan akar susun kelapa (Tabernaemontana
divaricata), akar melur (Jasminum sambac), bunga raya (hibisus rosa
sinensis) dan ubi memban (marantha arundinacea) untuk rawatan kanser
(Mangan, 2003)
Standarisasi didefinisikan sebagai petunjuk penetapan kualitas produk
obat herbal meliputi isi dari konstituen atau kelompok dari senyawa-senyawa
dengan efek terapeutik.
Obat Herbal di Indonesia sangat besar peranannya dalam pelayanan
keshatan masyarakat di Indonesia, sehingga obat herbal sangat berpotensi
untuk di kembangkan. Indonesia kaya akan tanaman obat-obatan, yang mana
masih belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesehatan.
Sebelum kita mengolah simplisia menjadi obat herbal atau fitofarmaka
kita harus menghitung kadar abu, kadar air, dan susut pengeringan.

Pengukuran itu bertujuan untuk mengetahui kepekaan suatu zat, besarnya


senyawa yang hilang pada proses pengeringan, besarnya kandungan air dalam
bahan dan untuk mengetahui jumlah zat pengotor atau tanah silisat.
Pengukuran itu harus di lakukan agar mendapatkan bahan herbal yang
bermutu. Di zaman modern ini walaupun sudah banyak obat generic yang
menggantikan obat herbal, tapi masyarakat Indonesia masih banyak yang
menggunakan obat herbal untuk mengobati suatu penyakit. Oleh karena itu
harus menguji stadarisasi bahan herbal agar sesuai dengan ketentuan
fitofarmaka.
II.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan ini yaitu
1. Bagaimana langkah kerja dari pengukuran kadar abu, susut pengeringan,
dan kadar air ?
2. Bagaimana Rumus menghitung kadar abu, kadar air dan susut
pengeringan?
II.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari pecobaan ini yaitu :
1. Mengetahui langkah kerja dari pengukuran kadar abu, susut pengeringan
dan kadar air
2. Mengetahui dan Memahami cara menghitung atau rumus menghitung
kadar abu,kadar air dan susut pengeringan
II.4 Manfaat Percobaan
Adapun Manfaat dari percobaan ini yaitu :
1. Mahasiswa mampu mengetahui langkah kerja dari pengukuran kadar
abu, kadar air, dan susut pengeringan
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara menghitung atau
rumus perhitungan dari kadar abu, kadar air dan susut pengeringan.
DAPUS
Syamsuni, H. A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : EGC.
Mangan, Y. 2003. Cara Bijak Menklukan Kanker. Jakarta : Agromedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai