Anda di halaman 1dari 21

Asuhan Keperawatan Keganasan Pada Ginjal

A.Pengertian
Angka kejadian neouplasma pada ginjal tidak terlalu signifikan
yaitu sekitar 2% dari seluruh kematian yang di sebapkan oleh kangker
berbagai mekanisme timbulnya kanker pada ginjal telah berkembang
dan penyebap pastinya belum di ketahui secara pasti .selain itu
berbagai varien/tipe dari kanker pada ginjal pun semakin banyak ada
beberapa teori yang menyatakan bahwa ada beberapa golongan
utama dari jenis kanker pada ginjal yaitu (Schwarz,200;
patel,2007,jong,2002,)
Kangker ginjal menyebapkan 2% dari semua kanker yang
menyerang orang orang dewasa di amerika serikat.penyakit ini
menyerang laki-laki hampir dua kali lebih banyak dari pada wanita dan
umumnya mengenai laki-laki pada usia diatas 55 tahun. Insidensi
carsinoma sel ginjal ( kanker ginjal ) mengenai 3 per 1000 orang dan
ditemukan sekitar 31.000 kasus baru ditemukan disetiap tahun , serta
12.000 orang meninggal karena kanker ginjal di AS.
Tipe tumor ginjal yang paling sering ditemukan adalah
edenokarsinoma ginjal atau kanker sel ginjal atau hypernephroma
yang menyebabkan lebih dari 85% dari semua tumor ginjal.
1. karsinoma ginjal
Kangker tipe ini berasal dari sel epitel tubular ginjal,kangker tipe ini
merupakan sebuah adenokarsinoma(hipernefroma) dengan angka
sebaran/metastase 10% bilateral
2. tumor wilms(nefroblastoma)
kangker pada ginjal dan banyak terjadi pada anak-anak(kanakkanak,batita/bahwa tiga tahun,dan belita/ bawah limah tahun)tumor
ini merupakan tumor ganas yang berasal dari embrional ginjal.
3. karsinoma sel transisional
kangker ini berasal dari epitel yang membatasi sistem pelvicalyces,
4. Infiltasi keganasan sekunder
tipe ini sebenarnya bukan kangker yang berasal utama dari
ginjal,melainkan sekunder dari keganasan pada sistem lain yang
metastase ke ginjal,kangker sekunder ini berasal dari limfoma atau
leukemia.

B.

KLASIFIKASI
Ginjal yang semakin lama mengalami kegagalan atau
gangguan fungsi ginjal, sehingga tidak mampu lagi bekerja
dengan normal, membuat organ ginjal semakin berat dan
akhirnya menjadi kanker ginjal. Stadium kanker ginjal didasarkan
pada ukuran tumor, penyebaran dan luas penyebaran. Stadium
stadium tersebut adalah :
1. Stadium I. Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal.
Tumornya berukuran 2,75 inci ( 7 cm ) atau tidak lebih
besar dari sebuah bola tenis. Sel sel kanker ditemukan
hanya berada di ginjal.
2. Stadium II. Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal
namun tumor sudah berukuran lebih dari 2,75 inci. Sel sel
kanker ditemukan hanya di ginjal.
3. Stadium III. Pada stadium ini, tumor tidak meluas diluar
ginjal, tetapi sel sel kanker telah menyebar melalui sistem
getah bening ke suatu simpul getah bening yang
berdekatan. Tumor juga menyerang kelenjar adrenal atau
lapisan lapisan dari lemak dan jaringan yang berserabut
yang mengelilingi ginjal. Namun, sel sel kanker masih
belum menyebar diluar jaringan berserabut. Sel sel
kanker ditemukan pada satu simpul getah bening yang
berdekatan atau menyebar dari ginjal ke suatu pembuluh
darah besar yang berdekatan. Sel sel kanker juga
ditemukan pada simpul getah bening yang berdekatan.
4. Stadium IV. Pada stadium ini, tumor meluas dari luar
jaringan berserabut yang mengelilingi ginjal. Sel sel
kanker ditemukan pada lebih dari satu simpul getah bening
yang berdekatan atau kanker yang telah menyebar ke
tempat tempat lain di dalam tubuh, seperti paru paru.

Stadium I
Stadium II

Tumor terbatas pada parenkim ginjal


Tumor menjalar kejaringan perinefrik tetapi tidak
menembus fasia Gerota
Stadium III III A Tumor menembus fasia gerota dan masuk ke V
renalis
III B Kelenjar limfe regional
Stadium IV III C Pembuluh darah local
IV A Dalam organ, selain adrenal
IV B Metatase jauh
5. Kanker yang kambuh. Kondisi ini adalah kanker yang
kembali muncul setelah perawatan bisa muncul kembali di
ginjal atau bagian tubuh lainnya.

C.Etiologi
Penyebap pasti dari kangker ginjal belum di ketahui secara
pasti,namun ada beberapa faktor resiko diketahui mampu
memicu kejadian kangker ginjal,yaitu(sen,2004,Mehta,2004)
Faktor faktor resikonya, yaitu :
1. Merokok. Merokok adalah faktor resiko utama. Para perokok
dua kali lebih mungkin menderita kanker ginjal daripada
bukan perokok. Orang yang menyukai rokok cerutu bahkan
bisa menderita kanker ginjal paling parah.
2. Kegemukan / obesitas. Orang yang mengalami kegemukan
mempunyai resiko yang lebih tinggi dari mereka yang tidak
kegemukan.
3. Dialysis jangka panjang. Dialysis adalah perawatan untuk
orang orang yang ginjalnya tidak bekerja dengan baik.
Dialysis akan mengeluarkan pembuangan pembuangan dari
darah.
4. Hipertensi. Merupakan faktor resiko yang termasuk pokok.
5. Von Hippel Lindau ( VHL ) syndrome. HVL adalah penyakit
yang jarang beredar pada beberapa keluarga dan disebabkan
oleh perubahan dalam gen HVL. Suatu gen HVL yang tidak
normal dapat meningkatkan resiko kanker ginjal, juga
menyebabkan kista atau tumor dimata, otak dan bagian
bagian tubuh yang lainnya. Penderita sindrom ini bisa

melakukan tes pemeriksaan terhadap kemungkinan gen VHL


yang tidak normal.
6. Jenis kelamin. Laki laki dimungkinkan lebih banyak
menderita kanker ginjal daripada perempuan. Di AS, sekitar
20.000 laki laki dan 12.000 perempuan menderita kanker
ginjal dalam setiap tahun.
7. Makanan tinggi lemak
8. Faktor lingkungan seperti terpapar cadmium, pelarut klorin,
asbestos.

D. Manifestasi klinis
Berikut ini adalah tanda dan gejala yang di tunjukan oleh
klien dengan kanger ginjal (sen,2004,);
1. hematuria dengan pemeriksaan mikroskopi untuk melihat
komponen urine(urinalisis) sering di dapatkan adanya gross
hematuria pada klien kangker ginjal.tanda ini merupakan
tanda pertama yang memberikan sinyal pada dugaan adanya
keganasan pada ginjal.selain itu gross hematuria bias terjadi
secara intermitten.hal ini menunjukan bahwa kangker telah
menyebar ke bagian pelvis ginjal.
2.nyeri merupakan alarm (sinyal)alamia bagi tubuh akan adanya
gangguan fisiologis,pada klien dengan kangker ginjal sering
sering terjadi nyeri yang konstan pada abdomen.terlebih jika
jaringan kangker telah mengalami robekan/perdarahan maka
akan terjadi kolik yang akut.
3.adanya massa pada palpasi akan teraba massa dengan
jaringan yang halus berkumpul dan adanya nyeri tekan ( karena
adanya kompres pada jaringan abnormal).
4.demam biasanya terjadi karena adanya perdarahan sehingga
volume nekrosis.
5.keringat di malam hari
6.anoreksia
7.penurunan berat badan drastic
8.edema pada lengan

9.neusea
10.vomiting
11.hipertensi jika terjadi tekanan pada arteri renalis dengan
iskemia pada jaringan parengkinm ginjal.
12.hiperkalsemia karena dorongan seakresi hormon parathyroid
oleh rangsangan tumor.
E. Patofisiologi
Kanker ginjal meskipun memiliki angka yang tidak signifikan di
banding kanger yang lain namun memiliki tingkat prognosa yang
buruk jika tidak tertangani dengan baik.berbagi faktor pemicu
terjadinya kangker (merokok,absesitas,asupan tinggi lemak,dan
lain sebagainya akan menjadi faktor resiko bagi individu.dengan
adanya jaringan abnormal yang bertumbuhanya bersifat
malignan,maka akan mempengaruhi keseimbangan fesiologis
dalam tubuh pada ahirnya mengacaukan seluruh sirkulasi
sistemik.gangguan yang di rasakan paling berat adalah pada
ginjal dan sirkulasi sistemik( jantung dan paru).selain iu ancaman
metastase
pun
menigkat
pada
berbagai
organ
visceral(carsol,2011)

F.PATWAY

Ca ginjal

Hipervaskulari
sasi sel ganas

Kuantitas sel
meningkat

Metabolism
sel
meningkat

cemas

Tek
intravaskuler
meningkat
Rupture
vaskuler

Proses desak
ruang
Intabilitas
meningkat

Inflamasi
meningkat

Loss of blood

Nyeri akut

Ketidak seimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh

Kebutuhan
nutrisi
meningkat

Stress penyakit

HCL meningkat
Keseimbang
an nutrisi
terganggu

Obstruksi
saluran
kemih

Mual muntah
anoreksia

Intake turun

Retensi
urine
Resiko
ketidak
seimbangan volume
cairan

Lass of blood
Urine flow turun

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

CT Scan.
Ultrasound. Alat ultrasoud bekerja dengan menggunakan
gelombang gelombang suara yang tidak dapat didengar oleh
orang. Gelombang gelombang suara memantul balik dari ginjal,
dan komputer menggunakan gema gema untuk menciptakan
gambar yang disebut sonogram.
Biopsy. Biopsy adalah pengangkatan jaringan untuk mencari
sel sel kanker.
Urografi intravena
USG
MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai
penyebaran tumor
RPG
Arteriografi
Pemeriksaan Fisik

Periksa tanda tanda kesehatan umum dan mengujinya


untuk demam dan tekanan darah tinggi. Raba perut dan
pinggang untuk memastikan adanya gejala tumor.
10. Tes urin.
11. Tes darah. Laboratorium memeriksa darah untuk melihat
seberapa baik ginjal berfungsi. Laboratorium memeriksa tingkat
dari beberapa senyawa, seperti creatinine. Tingginya creatinine
akan mengakibatkan ginjal tidak bekerja secara normal.
12. Intravenous Pyelogram ( IVP ). Pemberian zat warna suatu vena
di lengan dengan cara disuntikkan. Zat warna berjalan melalui
tubuh dan berkumpul di ginjal. Zat warna itu lalu terlihat pada
sinar X. Lalu zat warna itu akan bergerak melalui ginjal menuju
kantung kemih.

Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan penunjang yang di lakukan untuk menegakan
diagnostik
kangker
ginjal(kidney
cancer)adalah
(Baughman,2000);

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Urografi intravena
Pemeriksaan
Nefrotomogram
Aniogram ginjal
Ultrasonografi
Ct (computerize tomography)

H. KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kelebihan cairan
Hiperkalemia
Metabolik Asidosis
Gangguan meniral tulang
Hipertensi
Anemia
Dislipidemia
Disfungsi Seksual

J .penatalaksanaan
dengan perkembanganya teknologi dan ilmu pengatahuan
kesehatan saat ini telah banyak tindakan untuk mengatasi
kangker.berikut ini adalah penatalaksanaan yang bisa di lakukan
untuk mengatasi kangker ginjal (walczak,2011;Baughman,2000):
1.pembedahan
kangker yang merupakan sebuah jaringan abnormalitas idialnya
harus dilakukan untuk mengatasi kangker ginjal beberapa hal
yanag bisa di lakukan adalah dengan teknik laparascopy
nephrectomy maupun partial nephrectomy.khususnya untuk klien
dengan resiko tinggi,maka pembedahan bisa di lakukan dengan
cryoablation,radiofreguency
ablation,maupun
arteri
embolization.untuk
menghindari
perluasan
metastase
kangker,biasanya tim medis melakukan tindakan nefrektomi
radikal(pengangkatan ginjal,kelenjar adrenal,lemak dan kelenjar
getah bening sekitar);

2.terapi radiasi
terapi radiasi jarang dilakukan,jika kangker sudah metastase dan
prognosa klien sudah buruk.
3.terapi hormonal terkadang juga di lakukan untuk meningkatkan
aktivasi fungsional tubuh
.4.systemic therapy kangker sel ginjal biasanya tidak berespon
dengan
prosedur
kemoterapi
tradisional
sitoksik
(gemzar,xeloda,adrucil)
5.terapi interferon saat ini sedang di kembangkan dalam
penelitian tentang terapi interferon untuk mengatasi kangker
ginjal yang sudah stadium lanjut

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Pengkajian pertama yang harus di lakukan untuk mengali
informasi dasar pada klien untuk menegakkan permasalahan
keperawatan pada tumor ginjal adalah sebagai berikut;
.5.pola tidur dan istrahat gangguan tidur karena adanya sesak
napas dan pruritus (gatal) karena uremia.
1,identitas
2.keluhan utama
Adanya keluhan berupa kencing berwarna merah,oedema sekitar
daerah
mata/seluruh
tubuh
(anasarka),anoreksia,mual,muntah,dan diare.

3. pengkajian fisik
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Keadaan umum
Berat badan
Pengkajian Head To Toe
TTV
Kaji pola nutrisi
Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen
Periksa adanya benjolan pada perut.
Adanya perdarahan per uretra

4.pengkajian
a. pola nutrisi dan metabolik
sangat rentan untuk terjadinya infeksi karena depresi sistem
imun
adalanya anoreksia,nausea,vomiting sehingga intake
nutrisi tidak adekuat.kaji adanya uremia pada kulit
b. pola eliminasi
gangguan pada eliminasi urine karena gangguan fungsi filtrasi
dan reabsorbsi,sehingga terjadi oliguria,anuria,proteinuria dan
hematuria
c.polah aktifitas dan latihan
terjadi malaise,kelemahan otot dan kehilangan tonus akibat
hiperkalemia selain itu intoleransi dan aktivitas bisa terjadi
karena adanya komlikasi oedema paru.
d.pola tidur dan istirahat
gangguan tidur adanya sesak napas dan pruritus (gatal) karena
uremia.
e.pola persepsi
pada klien dengan kangker ginjal stadium awal biasanya terjadi
kecemasan yang variatif.hal ini selain di karenakan oleh terapi
terkait (komoterapi) maupun karena persepsi klien yang salah
mengenai prognosa dari kangker.

f.pemeriksaan fisik
pada klie kangker ginjal stadium awal biasanya tidak ada keluhan
yang signifikan.namun dengan perkembangan sel kangker sering
di temukan adanya tekanan darah yang tinggi.dari hasil
pemeriksaan palpasi pada abdomen secara bimanual (dalam)di
temukan adanya massa(pembesaran ginjal),dan nyeri tekan pada
ginjal.

g.pemeriksaan penunjang
pemeriksaan penunjang akan membantu menegakkan diagnose
medis kangker ginjal pemeriksaan ini terdiri dari beberapa
macam :
a. urinalisis
untuk mengatahui kandungan sedimentasi dan partikel pada
urine (darah,gulah protein dan bakteri).
b. darah lengkap
merupakan pemeriksaan dasar untuk menentukan status
hemodinamik dalam darah
C ivp (intavena pyelgram)
dengan bantuan zat kontras maka akan dihasilkn gambaran
kelainan anatomis dari urinary tract pada hasil foto rontgen.hal
ini menunjukan jaringan kanker.
D Angiography
dengan menggunakan zat kontras akan menggambarkan secara
jelas imaging dari kanker.
E .x-Ray Thoraks
pemeriksaan ini untuk mengatahui metastase kanker ke
paru-paru.klien dengan kanker ginjal sangat rentan untuk
metastase ke paru-paru karena sirkulasi yang bersifat sistemik.
Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan

1. Nyeri akut
2. Retensi urine
3. ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Pioritas Masalah Keperawatan
1. ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
2. Nyeri akut
3. Retensi urine
Diagnose keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis,fisik
dan psikologai)
2. Retensin urine berhubungan dengan sumbatan (obstuksi)
3. ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari dari kebutuhan
tubuh yang berhubungan dengan faktor psikologis

Diagnosa keperawatan
Berikut ini adalah beberrapa diagnosa keperawatan yang bisa
muncul pada klien dengan kanker pada ginjal (NANDA I 20122014):
1.Nyeri akut (00132)
definisi:
pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenagkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial atau di gambarkan dalam hal kerusakan
sedemikian lupa (international association for the study of pain);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga
berat dengan ahir yang dapat di antisipasi atau di prediksi dan
berlangsung < 6 bulan.
Batasan karakteristik:
- Perubahan selera makan
- Perubahan tekanan darah
- Perubahan frekuensi pernapasan
- Laporan isyarat
- Diaforensis

Melaporkan nyeri secara verbal


Focus pada diri sendiri
Gangguan tidur

Faktor yang berhubungan:


- Agen cedera (misalnya:biologis,fisik,dan,psikologis)
2. Retensi urine (00023)
Defenisi : pengosongan kandung kemih tidak komlet.
Batasan karakteristik :
-

Tidak ada keluaran urine


Distensi kandung kemih
Urine menetes
Disuria
Sering berkemih
Inkontinensia kemih berlebih
Adanya residu urine
Sensasi kandung kemih penuh
Berkemih sedikit

Faktor yang berhubungan:


- Sumbatan ( opstruksi)
3. ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Bising usus hiperaktif
- kurang makanan
- kurang informasi
- kurang minat pada makanan
- penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
-kesalahan konsepsi
- kesalahan informasi
- membran mukosa pucat
- ketidak mampuan memakan makanan

- Tonus otot menurun


- megeluh gangguan sensasi rasa
- megeluh asupan makanan kurang dari RDA (Recommended
daily Allowance)
- cepat kenyang setelah makan
- Sariawan rongga mulut
- steatorea
- kelemahan otot pengunyah
- kelemahan otot untuk menelan
Faktor yang berhubungan:
-

Faktor biologis
Faktor psikolgis

Intervensi
Berikut ini adalah intervensi yang di rumuskan untuk mengatasi
masalah keperawatan pada klien dengan kanker ginjal (NANDANIC NOC):
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera (biologis,fisik
dan psikologis)
Nursing outcome classification (NOC):
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.x 24 jam klien
aka:
- 1605 pain control
- 2102 pain level
- 2101. Pain : Disruptive Effects yang dibuktikan dengan
indicator (1: Berat Sekali, 2: Berat, 3: Sedang, 4: Ringan, 5:
Tidak Ada)
Kriteria Hasil :
-

Mampu mengenali serangan nyeri akut dan melaporkan


faktor penyebab terjadinya nyeri
Melakukan tabulasi gejala setiap saat yang terkait dengan
nyeri untuk menentukan langkah pencegahan serangan nyeri

Mampu menggunakan langkah non farmakologis untuk


mengatasi nyeri dan menggunakan obat-obatan (analhesik)
sesuai dengan anjuran
Melaporkan perubahan tingkatan nyeri (skala, intensitas,
awitan, karakteristik)
Menunjukkan rasa nyaman dengan perbaikan istirahat dan
aktivitas
Tanda-tanda vital dalam rentang normal

Nursing Interventions Classification (NIC) :


1400. Pain Management
Aktivitas Keperawatan :
-

Lakukan pengkajian secara komprehensif terhadap nyeri,


meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau tingkat keparahan dari nyeri dan faktor
pencetus dari nyeri.
Observasi respon non verbal dari rasa ketidaknyamanan,
khususnya ketidakmampuan untuk komunikasi yang efektif
Gunakan komunikasi yang terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri dan respon dari nyeri pada klien
Kaji tentang pengetahuan dan kepercayaan klien akan nyeri
yang terjadi
Pertimbangkan budaya klien yang mampu mempengaruhi
respon terhadap nyeri
Tentukan dampak dari nyeri terhadap kualitas hidup (tidur,
nafsu makan, aktivitas, pengetahuan, motivasi, interaksi
social)
Kaji tentang faktor pada pasien yang mampu meringankan
atau memperburuk nyeri
Evaluasi pengalaman klien sebelumnya terhadap nyeri dan
mekanisme mengatasinya
Evaluasi dengan klien dan tim kesehatan lainnya untuk
menentukan teknik dan mengatasi nyeri yang bisa
digunakan
Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien
Catat secara rutin perkembangan dari metode managemen
nyeri untuk mengetahui efektifitasnya
Berikan informasi yang lengkap dan benar mengenai nyeri
(Penyebab, lamanya, dan tindakan antisipasi yang
dibutuhkan)

Berikan suasana lingkungan yang kondusif untuk mengurangi


nyeri (cahaya hangat,terang dan tidak ada kebisingan)
Kurangi faktor yang menjadi pemicu timbulnya nyeri atau
meningkatkan intensitas nyeri
Pilih dan lakukan beberapa langkah (Farmakologis, non
farmakologis) untuk mengatasi nyeri
Ajarkan tentang teknik manajemen nyeri
Ajarkan Penggunaan teknik non farmakologis (biofeedback,
TENS, hipnotis, relaksasi, imajinasi terbimbing/guided
imagery, distrasi, dan lain sebagainya)
Berikan analgesic sesuai dengan anjuran dokter
Kolaborasi dengan klien atau profesi kesehatan lainnya
dalam memilih teknik-teknik non farmakologis dalam
mengatasi nyeri
Monitor kepuasan klien atas manajemen nyeri yang
dilakukan

Aktifitas keperawatan:
- Tentukan lokasi nyeri,karakteristik,kualitas,dan tingkatan
nyeri sebelum mendapatkan terapi
- Cekk esesuaian terapi,dosis dan frekuensi dari pemberian
analgesik sebelum di berikan
- Cek mengenai riwayat alergi penggunaan obat
- Pilih analgesik atau kombinasi analgetik sesuai dengan
kebutuhan
- Tentukan tipe dari analgesik (narkotik,non narkotik,atau
NSAID) tergantung kebutuhan dari nyeri
- Tentukan efektifitas dari analgesik, sebelum di berikan
- Pilih rute pemberian obat analgesik sesuai dengan kondisi
- Monitoring
tanda-tanda vital sebelum dansesudah
pemberian analgesic, khususnya yang bersifat narkotik
- Atur pembrian analgesik sesuai dengan dosisi, awitan
nyeridan kajian fisik klien
- Evaluasi efektifitas analgesik dalam mennurunkan nyeri dan
evek samping yang di timbulkannya
- Dokumentasikan efek dari analgesic secara kontinyu
- Evealuasi dan dokumentasikan tingkatan sedasi pada klien
yang mendapatkan analgesik narkotik
2. Retensin urine berhubungan dengan sumbatan (obstuksi)
Nursing outcome classification (NOC)

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selamax 24


jam,klien akan:
Kriteria hasil :
- Mampu mengontrol BAK secara baik
- Mampu mengatur pola untuk berkemih secara baik.
- Mampu miksi secara spontan dan rutin
- Mampu mengeluarkan urine sesuai dengan output standard
- Mampu memulai dan menghentikan aliran urine (berkemih)
secara spontan (control ekstrinsik baik)
- Kondisi bladder kosong secara baik setelah BAK
- Asupan cairan yang adekuat
- Urine normal (bau, jumlah, warna)
- Tidak ada partikel/darah dalam urine
- Tidak rasa nyeri/sensasi terbakar saat berkemih
- Tidak
ada
hesistansi,
frekuensi,
urgensi,
retensi,
inkontinensia dalam pola eliminasi urine

Nursing Interventions Classification (NIC) :


Aktifitas Keperawatan :
- Rencanakan prosedur tindakan keteterisasi
- Sediakan kateter sesuai dengan kebutuhan
- Gunakan teknik septic dan aseptic dalam pemasangan
kateter dengan baik
- Pasangkan kateter melalui meatus urinaria eksternus hingga
ke bladder secara benar
- Hubungan kateter dengan urine bag untuk menampung urine
- Fiksasi kateter pada kulit
- Monitor intake dan output
- Ajarkan klien cara untuk merawat dan kateter secara mandiri
- Kaji adanya sisa/residual urine pasca pemasangan kateter
Aktifitas Keperawatan :
- Monitor secara kontinyu eliminasi urine (frekuensi,
konsistensi, bau, volume, dan warna urine)
- Monitor tanda dan gejala adanya retensi urine
- Identifikasi faktor penyebab terjadinya inkontinesia
- Beritahu klien tentang tanda dan gejala adanya infeksi
- Catat secara kontinyu waktu pengosongan urine
- Intruksikan kepada keluarga/klien untuk mencatat dan
melaporkan output urine

Ambil sampel urine untuk dilakukan pemeriksaan urinalisis


sesuai dengan kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter jika terjadi tanda dan gejala infeksi
pada traktus urinaria
- Intruksikan kepada klien untuk segera melaporkan jika
terdapat hambatan dalam berkemih
- Beritahu klien untuk meningkatkan asupan cairan/kurangi
intake cairan jika diperlukan
- Kaji perkembangan eliminasi urine klien
- Monitor secara kontinyu tanda dan gejala adanya infeksi
Aktivitas keperawatan:
- Kaji eliminasi urine secara komprehensif (output urine,
ada/tidaknya hambatan,control dalam berkemih dan masalah
dalam eliminasi urine)
- Awasi penggunaan bobat-obatan bebas yang mempengaruhi
eliminasi urine ( antikolinergik/ gelombang alfa agonis )
- Awasi dampak dari terapi terkait,misalnya pemberian
kalsium dan antikolinergik
- Jaga privasi klien selama melakukan eliminasi urine
- Anjurkan klien untuk merangsang refleks berkemih, seperti
memberikan sensasi dingin pada abnomen
- Sediakan
waktu
yang
cukup
kepada
klien
untuk
mengosongkan bladder
- Suppor klien untuk mengosongkan bladder
- Gunakan crede maneuver jika di perlukan
- Pasang kateter jika di perlukan untuk mengeluarkan sisa
urine/residual
- Anjurkan klien / keluarga untuk melaporkan output urine
- Monitor intake dan autput
- Monitor dan tentukan tingkatkan distensi pada abdnomen
melalui palpasi dan perkusi
- Kolaborasi dengan dokter jika terjadi inkontinasi/retensi
dalam jangka lama
-

3 .ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari dari kebutuhan tubuh yang


berhubungan dengan faktor psikologis
Setelah dilakukan keperawatan selama.x24 jam,klien akan :
NOC
kriteria hasil:
-

Klien menunjukan keinginan yang kuat untuk makan

Klien mengatakan untuk keinginannya untuk beberapa


maknan yang disukai
Klien makan dengan nafsu makan yang baik
Klien menyatakan rasa yang enak dari makanan
Melaporkan adanya energi yang adekuat untuk makan
Intake makanan sesuai untuk standar kebutuhan tubuh
Energy adekuat
Hematokrit dengan rentang normal
Tonus adekuat
Status hidrasi normal sesuai standar
Intake makanan dan cairan per oral adekuat/asupan via NSV
Intake parenteral yang adekuat
Intake
kalor,protein,lemak
=,karbohidrat,serat,vitamin,miniral iron ,kalsium dan natrium
yang adekuat

NIC:
-

Kolaborasikan dengan anggota tim kesehatan lainya untuk


megembangkan rencana tindakan
Hitung berat badan ideal klien
Tentukan
kebutuhan
kalori
sebagai
dasar
dalam
pelaksanakan diet
Beritahu klien tentang nutrisi yang seimbang
Diskusikan dengan klien tentang makanan yang di sukai
Beri dukungan kepada klien untuk makan
Monitor tanda-tanda vital sesuai dengan kebutuhan
Monitor intake dan output cairan secara kontinyu
Monitor intake kalori setiap hari
Anjurkan kepada klien untuk menghidari / mengurangi
makanan yang tidak di perlukan (seperti makanan ringan
Observasi klien sebelum dan sesudah makan( respon
terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi)
Batasi aktivitas fisik sebelum makan

IMPLEMENTAI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang di
lakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang di hadapi ke status kesehatan yang baik yang
menggambarkan kreteria hasil yang harapkan (Gordon,1994,dan
perry, 1997)

EVALUAI
Evaluasi di susun menggunakan SOAP secara operasional dengan
sumatif di lakukan selama proses asuhan keperwatan
Evaluasi di bagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Evaluasi berjalan ( sumatif )
Evaluasi jenis ini di kerjakan dalam bentuk pengisian format
catatan perkembangan dengan beriorentasi kepada masalah
yang dialami oleh keluarga
2. Evaluasi akhir
Evaluasi jenis ini di kerjakan dengan cara membandingkan antara
tujuan yang akan di capai bila terdapat kesenjangan antara
keduanya, mungkin semua tahap dalam proses keperawatan
perlu di tinjau kembali agar di dapat data-data masalah atau
rencana yang perlu dimodifikasi

DAFTAR PUSTAKA
Penulis : Ns.eko prabowo s,kep,m kes
Andi eka pranata,s,st,m,kes
Sampul :jhon budi
Layout : isna1
Catatan: pertama,februari 2014
ISBN : 978-602-1547-34-2
Di terbitkan
Nuha medika
-

Jl. Sadewa No. 1 sorowajan baru, yongyakarta

Email : nuhamedika@gmail.com- nuhamedika@yahoo.com


Facebook :www.facebook.com/nuhamedika
Homepage: www.nuhamedika.gu.ma
-

http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditionsdiseases/kanker-ginjal-_-951000103613

Anda mungkin juga menyukai