LANDASAN TEORI
1. Definisi Adaptor
Adaptor sering juga disebut sebagai catu daya adalah sebuah rangkaian yang berguna
untuk mengubah tegangan sumber input AC yang tinggi menjadi tegangan output DC rendah
tertentu yang berguna sebagai konverter listrik untuk piranti yang biasanya memerlukan
tegangan lebih rendah dari tegangan sumber.
Power Source AC
Catu Daya
Beban
(PLN/Genset)
AC to DC
Electronic Device
Diagram alur catu daya yang diperoleh dari sumber daya listrik AC
Rangkaian catu daya terdiri dari rangkaian komponen semikonduktor dan komponen
elektronika lainnya. Nilai output pada catu daya bisa diatur tergantung dengan nilai pada
komponen elektronika yang disesuaikan dengan kebutuhan pada beban.
Untuk konversi arus AC ke arus DC tegangan rendah terdapat dua cara yang biasa
digunakan pada catu daya yaitu Power Supply Linear dan Switch-Mode Power Supply
(SMPS). Pada Power Supply Linear Cara kerja dari power supply ini adalah mengubah
tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih kecil dengan bantuan Transformator.
Tegangan ini kemudian disearahkan dengan menggunakan rangkaian penyearah tegangan, dan
dibagian akhir ditambahkan kapasitor sebagai pembantu menyearahkan tegangan sehingga
tegangan DC yang dihasilkan oleh power supply jenis ini tidak terlalu bergelombang.
Selain menggunakan dioda sebagai penyearah, rangkaian lain dari jenis ini
menggunakan regulator tegangan sehingga tegangan yang dihasilkan lebih baik daripada
rangkaian yang menggunakan dioda. Power Supply jenis ini dapat menghasilkan tegangan DC
yang bervariasi antara 0 30 Volt dengan arus antara 0 5 Ampere.
Lebih ringan dan ukuran lebih kecil. Regulator linear membutuhkan trafo 50Hz yang
mempunyai inti besi yang berat. Makin besar daya (Watt) makin besar dan berat
ukuran tranfonya. Sedang SMPS menggunakan frekwensi diatas 20Khz. Makin tinggi
frekwensi switching, maka ukuran tranfo dan kapasitor filter semakin kecil.
Lebih efisien pemakaian daya listrik. Regulator switching lebih sedikit menghasilkan
ukurannya besar, namun memakai trafo ukuran kecil yang berfrekuensi tinggi, itulah alassan
kenapa alat elektronik sekarang ukurannya lebih kecil jika dibanding dahulu termasuk adaptor
sekarang.
3. Bagian-Bagian SMPS
4
Bagian-bagian SMPS terlihat mirip seperti halnya Power Supply Linear, namun ada
beberapa perbedaan penempatan dan penambahan bagian yang tidak terdapat pada Power
Supply Linear, bisa dilihat pada bagan dibawah :
dengan kebutuhan
Filtering menghilangkan denyut (ripple) pada tegangan keluaran
Regulasi membuat agar besarnya tegangan keluaran stabil terhadap perubahan
bagian sekunder kalau dipegang tidak timbul bahaya kena sengatan listrik.
Proteksi mampu melindungi peralatan dari tegangan keluaran yang over dan
melindungi power supply dari kerusakan jika terjadi suatu kesalahan.
Penyearah gelombang (rectifier) adalah bagian dari power supply / catu daya
yang berfungsi untuk mengubah sinyal tegangan AC (Alternating Current) menjadi
tegangan DC (Direct Current). Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah
diode yang dikonfiguarsikan secara forward bias. Pada dasarnya konsep penyearah
gelombang dibagi dalam 2 jenis yaitu, Penyearah setengah gelombang
(Half Wave
308VDC tersebut menjadi tidak tercapai sekaligus terdapat ripple. Akibat terburuknya
adalah smps menjadi lebih panas (karena berusaha menstabilkan output dan terganggu
bentuk pulsanya oleh DC ripple). Cara termudah mendeteksi ini adalah dengan mengukur
tegangan 308V-nya atau munculnya suara mendecit/mengerik pada trafo utama.
C. Start Up
Di awal sudah disinggung bahwa smps menggunakan frekuensi kerja antara 30
s/d 40 KHz. Karena frekuensi tersebut tidak ditemukan pada tegangan DC, maka sistem
smps harus membuat/menggenerasikan sendiri pulsa/denyut tersebut. Metode paling
sering ditemukan adalah dengan metode self oscilating (osilasi sendiri). Pada jenis ini,
rangkaian smps ibarat sebagai rangkaian osilator frekuensi daya tinggi. Tidak jarang juga
ditemukan smps yang menggunakan IC untuk membuat pulsa tersebut, misalnya
TDA8380, TEA2261, STR-group dll.
Dalam setiap sistem osilator, dibutuhkan tegangan awal/pemicu yang berfungsi
sebagai pemicu awal rangkaian osilator untuk berosilasi. Tegangan pemicu ini muncul
beberapa saat setelah smps mendapat tegangan masukan (AC in). Besar tegangan pemicu
ini tergantung dari jenis rangkaian smps yang digunakan (contoh, pada STR-F665x
osilator akan bekerja jika tegangan pemicu sudah mencapai 16V). Karena sifatnya hanya
sebagai pemicu, tegangan ini tidak dipakai lagi ketika smps sudah bekerja. Pada
umumnya, tegangan pemicu diambil dari 308V dengan melalui R atau transistor start up.
D. Switch
Switcher berfungsi sebagai penswitch utama transformator menggunakan
transistor. Karakteristik switcher harus mampu menahan arus kolektor/drain yang cukup
besar untuk menahan tegangan pada lilitan primer transformator. Arus ini bukan arus
konstan melainkan arus sesaat tergantung lebar pulsa yang menggerakkan. Selain
kemampuan arus, transistor switcher harus mempunyai frekuensi kerja yang cukup untuk
diperkerjakan sebagai switcher.
E. Voltage Transformation
10