Anda di halaman 1dari 3

1.

Docusate sodium
Docusate sodium adalah obat yang digunakan untuk mengobati sembelit yang terjadi
sesekali. Beberapa obat dan kondisi dapat membuat terjadinya sembelit. Pelunak feses
seperti docusate sering dijadikan metode pertama yang digunakan untuk mencegah dan
mengobati sembelit. Docusate sering digunakan ketika usaha kontraksi untuk buang air
besar harus dihindari (misalnya, setelah serangan jantung atau pembedahan). Docusate
adalah pelunak feses yang bekerja dengan meningkatkan jumlah air yang diserap pada
tinja dalam usus, sehingga membuat tinja lebih lunak dan lebih mudah untuk dialirkan.
Beberapa obat mungkin berinteraksi dengan docusate, mengonsumsi minyak mineral,
akan dapat meningkatkan penyerapan. Obat ini juga meningkatkan serapan GI pada obat
lain, meningkatkan efek pencahar pada antrakuinon, dan meningkatkan terjadinya efek
samping bila diberikan bersamaan dengan aspirin (Samiadi dan Troung, 2016)
Samiadi,

L.

A.

dan

T.

Troung.

2016.

Docusate

Sodium.

Avialable

at

https://hellosehat.com/obat/docusate-sodium/ . Diakses pada 29 Oktober 2016


2. Asam Folat
Pada penyakit gangguan hati, terjadi gangguan intake asam folat yang berlama-lama dan
diikuti oleh keadaan kerusakan jaringan hati. Maka

metabolisme asam folat akan

terganggu. Pada Penyakit hati, kebutuhan asam folat meningkat, sedangkan kemampuan
metabolisme asam folat menurun dan peningkatan pengeluaran asam folat melalui urin
meningkat. Disisi lain intake asam folat sendiri tidak mencukupi dari makanan seharihari pada penderita penyakit hati. Sehingga perlu diberikan tambahan asupan asam folat
(Chern, 2001).
3. Immune globulin
Immune globulin pengobatan pilihan untuk pasien dengan antibody deficiencies. Untuk
indikasi ini, IVIG digunakan sebagai 'Dosis pengganti' dari 200-400 mg / kg berat badan,
diberikan sekitar 3 mingguan. Sebaliknya, 'dosis tinggi' IVIG (HdIVIG), diberikan paling
sering pada 2 g / kg / bulan, digunakan sebagai agen 'imunomodulator' pada peningkatan
jumlah gangguan kekebalan tubuh dan peradangan (Jolles et al., 2005)

4. Oxycodone
Oksikodon adalah opioid agonis yang tindakan terapi utama adalah analgesia. Efek
farmakologis dari agonis opioid termasuk anxiolysis, euforia, perasaan relaksasi, depresi
pernafasan, sembelit, miosis, dan penekanan batuk, serta analgesia. Pada studi kasus ini,
oxcycodone diberikan untuk meringankan rasa nyeri akibat osteomyelitis.
5. Doxycyclin
Doxycycline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri,
termasuk penyebab jerawat. Obat ini juga digunakan untuk mencegah malaria. Obat ini
dikenal dengan antibiotik tetrasiklin. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan
bakteri. Antibiotik ini hanya mengobati infeksi bakteri. Obat ini tidak bekerja untuk
infeksi virus (seperti pilek, flu). Pada kasus ini, doxycyclin digunakan untuk terapi
osteomyelitis yang terjadi akibat infeksi bakteri.
6. MVI
7. Lactulose
Laktulosa merupakan lini pertama dalam penatalaksanaan EH.(Riggio et al.,
2010) Sifatnya yang laksatif menyebabkan penurunan sintesis dan uptake amonia dengan
menurunkan pH kolon dan juga mengurangi uptake glutamine. Selain itu, laktulosa
diubah menjadi monosakarida oleh flora normal yang digunakan sebagai sumber
makanan sehingga pertumbuhan flora normal usus akan menekan bakteri lain yang
menghasilkan urease. Proses ini menghasilkan asam laktat dan juga memberikan ion
hidrogen pada amonia sehingga terjadi perubahan molekul dari amonia (NH3) menjadi
ion amonium (NH4+). Adanya ionisasi ini menarik amonia dari darah menuju lumen.
Dari metaanalisis yang dilakukan, terlihat bahwa laktulosa tidak lebih baik dalam
mengurangi amonia dibandingkan dengan penggunaan antibiotic. Akan tetapi, laktulosa
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mencegah berulangnya EH dan secara
signifikan menunjukkan perbaikan tes psikometri pada pasien dengan EH minimal. Dosis
laktulosa yang diberikan adalah 2 x 15-30 ml sehari dan dapat diberikan 3 hingga 6 bulan
(Frederick, 2011)
Riggio O, Ridola L, Pasquale C. Hepatic encephalopathy therapy: An overview.
World J Gastrointest Pharmacol Ther. 2010;1(2):54-63.
Frederick RT. Current concepts in the pathophysiology and management
of hepatic encephalopathy. Gastroenterol Hepatol. 2011;7(4):222-33.
8. Torasemide
9. Hydrochlorothiazide
10. Zinc Sulfat

Zinc sulfat adalah obat untuk mengobati defisiensi zinc. Dapat digunakan untuk kondisi
lain sesuai anjuran dokter Anda. Zinc sulfat adalah mineral. Bekerja dengan mengganti
zinc pada tubuh. Defisiensi zinc pada pasien penyakit hati karena rendahnya penyerapan
dan ekskresi di urin yang tinggi karena pemakaian diuretik yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai