Lapkas Anemia New
Lapkas Anemia New
PENDAHULUAN
Anemia
pada
ibu
hamil
merupakan
masalah
kesehatan
dengan
anemia
dimana
75
berada
di negara sedang
anemia
defisiensi
besi
janin
Plasenta berfungsi
dipengaruhi
untuk
oleh
nutritif,
ibu,
1,2
janin,
oksigenasi,
dan
ekskresi.
Hal
ini
dapat
janin. Selain itu, anemia pada ibu hamil terdapat hipertrofi plasenta
dan villi yang mempengaruhi berat plasenta.
Berat
plasenta
mencerminkan
fungsi
dan
perkembangan
tidak
mengindikasikan adanya
kekurangan
asupan
gizi
kecil dapat
ke
plasenta
besi
jauh
sebelum
memuaskan.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Anemia
dalam
kehamilan
hemoglobin di bawah
adalah
kondisi
ibu
dengan
kadar
metabolisme yang
kandungan Hb yang
porfirin-besi,
sedangkan
hemoglobin
adalah
1,2
2.2 Etiologi
Penyebab
anemia
tersering
adalah
defisiensi
zat-zat
nutrisi.
proses
inflamasi,
toksisitas
zat
kimia,
dan
keganasan.3
2.3. Epidemiologi
Angka
Kematian
Ibu
(AKI)
merupakan
salah
satu
indikator
Anemia
pada
kehamilan
juga
berhubungan
dengan
defisiensi
zat
masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi. Hal ini
juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 %
ibu hamil di Indonesia menderita anemia gizi.
2,3
Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim
di dunia
frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20%.
Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan
bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar
35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia
kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di
negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju.
Tiga puluh enam persen (atau sekitar 1,4 milyar orang) dari perkiraan
populasi 3,8 milyar
zat
makanan
bertambah
dan
terjadinya
perubahan-
diri
secara
dalam
masa
hamil,
karena
sebagai
akibat
hipervolemia
kehamilan
kebutuhan
oksigen
lebih
2,3
tinggi
sehingga
plasma
merupakan
penyebab
anemia
fisiologik
pada
Gambar
1.
Konsentrasi
hemoglobin
selama
kehamilan.
Data
Untuk
gizi
setiap
individu
untuk
hidup
gizi
sehat
dan
maka setiap
bahan
makanan
terkena
anemia pada triwulan III karena pada masa ini janin menimbun
cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan
pertama
setelah . Pada
penelitian
Djamilus
1,3
mudah
mengalami
keguncangan
yang
matang
mengakibatkan
hamil
yang
kurang
patuh
mengkonsumsi
tablet
Fe
penting
dalam
mencegah
dan
menanggulangi
anemia,
mengkonsumsi
kesadaran saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu bentuk tablet,
warna, rasa dan efek samping seperti mual, konstipasi.
1,2,3
kebutuhan
nutrisi. Karena
selama hamil zat zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak
terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu
hamil, ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko 1.454
kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding
rendah.
yang paritas
1,3
3,4
dilakukan
menegakkan
per
oral
atau
absorbsi
di
saluran
tulang
memberikan
normoblastik
dan
hipoplasia
Penyebabnya
belum
diketahui,
gambaran
eritropoiesis.
kecuali
yang
memuaskan;
mungkin
pengobatan
yang
Faktor intrakorpuskuler:
Dijumpai
pada
anemia
hemolitik
heriditer,
G,
H,
I;
dan
paraksismal
nokturnal
hemoglobinuria.
Faktor ekstrakorpuskuler:
Disebabkan malaria, sepsis, keracunan zat logam,
dan dapat berserta obat-obatan; leukemia, penyakit
Hodgkin dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainankelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan,
serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada
organ-organ vital.
Pengobatan:
Tergantung jenis anemia dan penyebabnya. Bila
disebabkan infeksi maka infeksinya diobati dan
diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada
beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi
hasil. Maka transfusi darah yang berulang dapat
membantu penderita ini.
10
dan
pengawasan
Hb
dapat
dilakukan
dengan
hamil dengan
11
tablet/hari,
kadang-kadang
diperlukan
tablet.
Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu
pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan
kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit.
Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam,
dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. 3,5
2.9. Pencegahan Anemia pada Ibu Hamil
a. Perbaikan diet/pola makan
Penyebab utama anemia pada ibu hamil adalah karena diet yang
buruk. Perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan
baik selama kehamilan akan membantu ibu untuk mendapatkan
asupan nutrisi yang cukup
hamil,
anemia
meningkatkan
frekuensi
komplikasi
pada
12
kehamilan
dan
persalinan.
Risiko
kematian
maternal,
angka
2,3
dengan
selamat
dengan
atau
tanpa
pengobatan,
maka
anemianya akan sembuh dan tidak akan timbul lagi. Hal ini disebabkan
dengan lahirnya anak maka kebutuhan akan asam folik jauh berkurang.
Pada anemia megaloblastik yang berat dan tidak diobati memiliki
perognosis kurang baik, dimana angka kematian bagi ibu mendekati 50
% dan pada janin mendekati 90 %.
13
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1
Identitas Pasien
Nama
: SUSANTI
Umur
: 26 tahun
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Pendidikan
: Tamat SMA
Pekerjaan
: PTKI
Alamat
3.2
Suami
: Surya Hadi
MRS
: 23 Maret 2015
Anamnesis
14
Taksiran Partus
: 03/07/2014
: 10/04/2015
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1 kali 1 tahun yang lalu.
Riwayat Persalinan
1. Hamil ini.
Riwayat Antenatal Care (ANC)
Pasien kontrol sebanyak 2 kali ke Dokter spesialis kebidanan
selama kehamilan.
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
Pasien belum pernah menggunakan KB dalam bentuk apapun.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan
dengan kehamilan saat ini (seperti penyakit asma, penyakit
jantung, kencing manis, dan tekanan darah tinggi).
Riwayat Penyakit di Keluarga
Keluarga
pasien
tidak
memiliki
riwayat
penyakit
yang
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 78x/menit
Respirasi
: 22x/menit
: 160 cm
Berat Badan
: 69 kg
Status General
Kepala
15
THT : DBN
Thoraks
Abdomen
Oedem
Status Obstetri
Payudara
Inspeksi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Pemeriksaan Leopold
Leopold I
Tinggi
fundus
uteri
jari
di
bawah
bagian
lunak
processus
xiphoideus.
Teraba
memanjang.
Kesan janin tunggal.
Leopold II
Leopold III
digerakkan.
(kesan kepala)
Leopold IV
: Kesan divergen.
Bagian bawah sudah masuk pintu atas
panggul.
16
Auskultasi
kanan
bawah umbilikus dengan frekuensi 150x/menit
Vagina
Inspeksi
Pemeriksaan Dalam :
P 1 cm,
Promontorium : Tidak teraba
Linea Iluminata : Teraba 2/3 anterior
Spina ischiadica ; Tidak menonjol
Arcus pubis : Tumpul
Os Sacrum : Cekung
Os coccigeus : Mobile
Kesan : Panggul Adekuat
3.4
Diagnosis
Anemia kronic + PG + KDR (38-39) minggu + PK + AH
3.5
Penatalaksanaan
Pasang Infus
Tranfusi PRC 3 bag Gol AB
Cek TFU
Cek DJJ
Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
3.6
Pemeriksaan Laboratorium
23 Maret 2015 :
HB
: 5,7 gr/dl
Hematokrit : 9,9 %
Leukosit : 13.200 x 103L
Trombosit : 323.000 103L
LED : 38 mm/ 1 jam
Eritrosit : 3.44 juta/mm3
17
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah
dilakukan
menegakkan
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian
Obstetri
Ginecologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas
19