Anda di halaman 1dari 1

Hampir Jadi Cinta

Namaku Bella, hampir 21 tahun usiaku aku masih men-jomblo hingga sekarang.
Entah setan apa yang bersemayam didiriku hingga tak ada satupun mahluk yang namanya
lelaki berani mendekatiku. Semuanya berjalan sama seperti biasa, hingga suatu ketika aku
bertemu dia, seseorang yang merubah hidupku secara total dan mungkin membuatku tampak
konyol dihadapan teman-temanku.
Namanya Dimas. Pertemuan pertama kami di alun-alun kota, saat itu aku dan temantemanku sedang merayakan malam pergantian tahun. Kami duduk dipelataran di bawah
sebuah tugu besar. Dia terus saja menatapku, tatapan yang aneh. Aku diam saja, mungkin
orang iseng pikirku, tapi lama kelamaan membuatku jengkel.
Why are you staring at me like that? hardikku.
Dia hanya tersenyum. Waktu itu aku sempat berpikir ingin menonjok mukanya,
bagaimana bisa dia mengacuhkan pertanyaanku dan malah cengengesan dengan tampang
innocence.
Hei, dude, lo sakit ya, gue lagi nanya. Tanyaku kesal.
Dia tersenyum. Gak, aku cuma seneng liatin kamu aja. Katanya.
Tapi sorry, gue gak suka lo liatin terus, ganggu banget. Kataku ketus.
Aku Dimas, kamu? Dia malah nyodorin tangan ngajak kenalan.
Wah, konslet otak ni orang pikirku, bener-bener sakit. Bella. Jawabku singkat.
Begitulah perkenalan singkat kami. Perkenalan yang menjadi awal segala kebohongan
dan seperti aib yang aku bawa kemana-mana.

Anda mungkin juga menyukai