FARMASAINS Vol 2
2016
PENGUKURAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELITUS DIRS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL
Quality of Life Measurement of Diabetic Patients at Bantul PKU Muhammadiyah Hospital
Rizkifani S., Perwitasari DA, W Supadmi
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Naskah diterima tanggal 8 April 2014
ABSTRACT
One of the outcome at Diabetes Mellitus treatment is the increase of patients’ quality of life.
The purpose of this study was to determinate the QOL of type 2 DM patient's using Time
Trade Off method at Bantul PKU Muhammadiyah Hospital, Yogyakarta. This study was
carried out by cross sectional design. Data was collected by interview. The Diabetes Quality
of Life Clinical Trial Questionnaire (DQLCT@) and Time Trade Off (TTO) were used to assess
the quality of if. TTO was applicated using 2 scenarios, namely; patients had full health as
scenario and patients had normal health with using medication as B scenario. Subjects of
this study were Diabetes Mellitus patients at Bantul PKU Muhammadiyah Hospital along
October untill December 2013, treated with antidiabetic at least for 6 months, age about
45-65 years old, without complication, available for informed consent and literate. Data was
descriptively analyzed, of 24 subjects for 2 months. The mean of quality of life score was
‘more than 80, except the physical function, mental health and medication impact. According
to the TTO, there were 71% patients preferred to choose the B scenario. Generally, the
quality of life of Diabetes Mellitus patients at Bantul PKU Muhammadiyah Hospital were
good and the patients believed that their treatment can maintenance their healthy life.
Keywords: Quality of Life, Diabetis melitus, Time Trade Off
ABSTRAK
Salah satu luaran keberhasilan terapi DM dapat dilihat dari kualitas hidup pasien. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang diterapi dengan
antidiabetik di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta dengan menggunakan
kuesioner Time Trade Off (TTO). Desain peneliian ini adalah cross sectional. Data pasien
diambil secara concurrent yaitu dilakukan dengan wawancara. Diabetes Quality of Life
Clinical Trial Quessionnaire (DQLCTQ) dan Time Trade Off (TTO) digunakan untuk mengukur
kualitas hidup. Kuesioner TTO diaplikasikan dengan 2 skenario, yaitu pasien memiliki
kesehatan penuh (skenario A) dan pasien memiliki kesehatan biasa saja dengan minum
‘obat (skenario B). Subjek penelitian adalah pasien diabetes melitus yang berobat di poliklinik
penyakit dalam Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta periode Oktober —
Desember 2013. Kriteria inklusi adalah pasien dewasa berusia antara 45-65 tahun dan
berobat di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
selama kurun waktu 6 bulan, pasien dengan diagnosa diabetes melitus tipe 2 tanpa
komplikasi, mendapat obat diabetes melitus, bersedia mengikuti penelitian dengan
menandatangani informed concern dan tidak buta huruf. Analisis data dilakukan secara
deskriptif. Diperoleh 24 pasien bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Skor kualitas
hidup pasien rata rata adalah di atas 80 pada semua domain kualitas hidup, kecuali pada
fungsi fisik, kesehatan mental dan efek pengobatan. Berdasarkan kuesioner TTO, 71%
pasien menyatakan memiliki kesehatan biasa biasa saja dengan pengobatan (skenario B)
‘Secara keseluruhan kualitas hidup pasien DM di RS PKU Muhammadiyah baik dan pasien
mempercayai bahwa pengobatan DM yang dijalani dapat mempertahankan kesehatannya.
Kata Kunci : Kualitas Hidup, Diabetes Melitus, Time-trade-off
PENDAHULUAN farmasis sangat diperlukan dalam memonitor kualitas
Sebagai pengemban tugas pelayanan __hidup penderita DM dan memberikan motivasi kepada
kefarmasian, seorang farmasis memilikitanggungjawab penderita DM serta berupaya mengintegrasikan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran —_penyakit ke dalam konsep diri penderita DM untuk
meningkatkan kepatuhan jangka panjang, serta
meant pencerita DM melakukan perubahan gaya
‘Alamat korespondensi:
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan,
‘JI. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, YogyakartaPengukuran K.
tas Hidup Pasion .... (Rizkifani
hidup yang sesuai dengan anjuran kesehatan untuk
tercapainya peningkatan kualitas hidup (Cramer, 2004;
Tripitt et al, 2005)
Pada penilaian kualitas hidup diperlukan
metode pengukuran yang valid, karena ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran
sepertiprevalensi DM yang tinggi baik di dunia maupun
dilndonesia, penyakit DM merupakan penyakit kronis
yang memerlukan terapi terus menerus sehingga
berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien, serta
kecenderungan pasien DM memilki penyakit komplikasi
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.
Pengukuran kualitas hidup pada penelitian ini
menggunakan dua kuesioner yaitu Diabetes Quality of
Life Clinical Trial Quessionnaire (DQLCTQ) dan Time
Trade Off (TTO). Shen et al., (1999) dalam studi
perkembangan dan validasi kuisioner kualitas hidup
penderita diabetes, Diabetes Quality of Life Clinical Trial
Quessionnaire (DQLCTQ) menyatakan bahwa kualitas
hidup yang rendah serta masalah status psikologis
pasien dengan diabetes dapat mengganggu kontrol
metabolisme. Kepuasan perawatan yang diterima
penderita, tidak adanya tekanan, kesehatan mental
yang balk dan kepuasan pribadi memberikan respon
bagi perubahan kiinis dalam kontrol metabolisme. Time
Trade Off (TTO) merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk menentukan kualitas hidup pasien
dengan menunjukkan motivasi atau harapan kesehatan
yang diinginkan beberapa tahun ke depan (Evans ef
al, 2013 ; Van Wijek et al., 1998)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran kualitas hidup pasien dengan menggunakan
kuesioner DOLCTQ dan kuesioner TTO.
METODOLOGI
Desain penelitian ini adalah observasional
cross sectional. Pengambilan data pasien dilakukan
secara prospektif pada pasien rawat jalan diabetes
melitus tanpa komplikasi di poliklinik penyakit dalam
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
selama bulan September - Oktober 2013. Populasi
target penelitian adalah pasien diabetes melitus (ICD
10. E 11) yang berobat di poliklinik penyakit dalam
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta
Populasi terjangkau adalah pasien diabetes melitus
yang berobat di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta periode
Oktober - Desember 2013. Kriteria inklusi adalah pasien
berusia 45-65 tahun dan berobat di polikiinik penyakit
dalam Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul,
Yogyakarta selama kurun waktu 6 bulan, pasien dengan
diagnosa diabetes melitus tipe 2 tanpa komplikasi,
mendapat obat diabetes melitus, bersedia mengikuti
penelitian dengan menandatangani inform concern dan
tidak buta huruf. Sedangkan kriteria eksklusi adalah
pasien buta huruf dan pasien hamil. Pasien buta huruf
kami eksklusi karena tidak dapat mengisi kuesioner.
Mohon maaf kurang paham dengan maksud comment
FU4, namun kami coba apabila pasien hamil tidak
dieksklusi maka akan mempengaruhi hasil pengukuran
kualitas hidup.
Kuisioner DQLCTQ (Diabetes Quality of Life
Clinical Trial Quessionnaire) diadaptasi dari publikasi
jurnal penelitian yang ditakukan oleh Shen ef al, (1999)
yang telah dilakukan validasi oleh Hartati di RSUP Dr.
Sardjito. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian
merupakan kuisioner hasil uji validasi dan realibilitas
oleh penelitian Hartati (2003) di RSUP Dr. Sardiito
Yogyakarta. Di RSUP Dr. Sardjito telah dilakukan uji
validasi dan realibilitas instrumen DQLCTQ. Hasil
analisis item menyeluruh dari nilai konsistensi internal
seluruh item, diperoleh hasil valid dan reliabel dengan
nilai a = 0,82 (0,5). Uji validitas dan reliabilitas ini
dilakukan terhadap 35 pasien diabetes melitus tipe 2
di RSUP Dr. Sardjito (Hartati, 2003).
Kuisioner TTO (Time Trade Off) merupakan
kuisioner yang menunjukkan harapan pasien terhadap
efek pengobatan yang dilakukan. Kuisioner tersebut
berbentuk seperti penggaris, terdapat dua pilinan
penggaris yaitu penggaris Adan penggaris B. Penggaris,
A menunjukkan harapan kesehatan penuh dengan
pengobatan, sedangkan penggaris B menunjukkan
harapan kesehatan normal-normal saja dengan
pengobatan. Kualitas hidup pasien dinilai menggunakan
skor penilaian yang terdapat pada DQLCTQ. Datahasil
peneiitian dianalisis secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian initerdapat 24 subyek penelitian
pasien DM tipe 2 yang mendapatkan monoterapi oral
antidiabetes dari Poliklinik Penyakit Dalam Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Bantul, Yogyakarta pada
bulan Oktober-Desember yang memenuhi kriteria
inklusi. Gambaran karakteristik subyek penelitian
meliputijenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan
lama menderita pasien tersaji pada Tabel |
Berdasarkan Tabel |, subyek pada penelitian
ini terdiri 42% pasien laki-laki dan 58% pasien
perempuan. Di Amerika Serikat, Insidensi DM tipe 2
lebih umum terjadi pada perempuan dibandingkan laki-
taki (Tripitt etal, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Oki dan Isley (2005) bahwa prevalensi perempuan
yang menderita diabetes melitus tipe 2 sedikit lebih
tinggi dari pada laki-laki.
Pada penelitian ini subyek penelitian
dikelompokkan dalam dua kelompok usia, yaitu subyek
penelitian yang berusia <50 tahun (17%) dan yang
berusia e°50 tahun (83%). Pada usia semakin lanjut
atau proses penuaan mengurangisensitivitas sel beta
pankreas terhadap glukosa dan menunda pengambilan
glukosa yang dimediasi oleh insulin. Resistensi insulin
pada penuaan terkait dengan kerusakan pada post
reseptor (Triplitt ef al, 2005)
Resiko terjadinya komplikasi pada penderita
DM dikaitkan dengan lamanya menderita DM. Faktor
utama pencetus komplikasi pada pasien DM adalahTabel | Gambaran Karaktoristik Subyek Penolitian
CET
10 2%
i som
2 too
4 1%
2 ao%
Total 2 100%
"
iu rumah
tangga 3 ax
b. Wisewasia 3 ne
e Swasta $ 2%
&. ens 3 ia
&: Patan 2 %
: Q om
8 0 o%
a me 180%
Pendidikan
o's 1" s0%
b. SLTP 5 21%
@ Sita 5 ae
a. 82 2 om
Tidak sekolan i os
Tota 2 100%
{tne menderit OM
a ee tahun = 2
fan
b. Btnun 8g ae
ee a
tahun 8%
4 17%
dB tahun = 44
tahun 2 a2
2 100%
e. 12 tahun - 20
tahun
Total
lama menderita dan tingkat keparahan diabetes
(Perkeni, 2006). Lama mederita dan kualitas hidup yang
balk sangat dimungkinkan dapat mencegah terjadinya
komplikasi jangka panjang (Zimmet, 2009). Data lama
menderita DM tipe 2 pada peneilitian ini dapat dilinat
pada Tabel |
Berdasarkan hasil penelitian pasien yang
menderita DM tipe 2 Kurang dari 2 tahun lebih sedikit
dari pada pasien yang menderita lebin dari 2 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa pasien DM di rumah sakit
PKU Muhammadiyah Bantul sebagian besar sudah lama
menderita DM tipe 2. Lama menderita mempunyai
FARMASAINS Vol 2 No. 3, April 2014
pengaruh terhadap kulaitas hidup pasien dan
kemungkinan terjadinya penyakit komplikasi. Oleh
karena itu peran farmasis dalam memonitor kondisi dan
memberikan motivasi kepada pasien sangat diperlukan
untuk mencapai keberhasilan terapi dan kualitas hidup
yang baik.
Kualitas hidup responden dapat diketahui dari
total kuisioner DQLCTQ. Kuisioner DQLCTA berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang 8 domain yaitu fungsi
fisik, energi, tekanan kesehatan, kesehatan mental,
kepuasan pribadi, efek pengobatan, dan gejala-gejala
penyakit. Skor keseluruhan (total) antara 0 (kualitas
hidup terendah) sampai 100 (kualitas hidup tertinggi).
Kualitas hidup dikatakan baik apabila skor e”80 dan
dikatakan tidak baik apabila skor <80. Angka 80 ini
didapat dari rerata total nilai akhir. Tabel Il menunjukkan
kualitas hidup pasien berdasarkan 8 domain tersebut.
Berdasarkan hasil kuesioner DALCT@ tentang
kualitas hidup dengan 8 domain menunjukkan bahwa
domain fungsi fisik kurang baik hal ini kemungkinan
pasien merasa terbatas dalam melakukan aktivitas atau
pekerjaan sehari-hari. Pada domain kesehatan mental
kurang baik atau skor <80, kemungkinan disebabkan
karena perasaan cemas dan sedih menghadapi
penyakit diabetes. Pada domain efek pengobatan
hasilnya Kurang baik, hal ini kemungkinan pasien
merasakan efek samping setelah melakukan
pengobatan. Pada domain energi, pasien merasakan
tetap mempunyai energi untuk melakukan kegiatan,
tidak merasa capek atau lelah dan bersemangat. Pada
domain tekanan kesehatan, pasien berbesar hati
menerima kondisi kesehatannya, tidak ada tekanan
dengan penyakit DM yang dialami, tidak takut dan tidak
putus asa menghadapi penyakit DM tipe 2. Pada
domain kepuasan pribadi, pasien puas terhadap
keadaannya dan merasakan bahwa penyakit DM yang
dialami tidak membahayakan dirinya dan dapat dikontrol
dengan penggunaan obat dan pola makan yang baik.
Pasien tidak merasa terganggu dan terbebani untuk
melakukan pemeriksaan, pengobatan serta pengaturan
pola makan, Pada domain kepuasan pengobatan,
pasien merasa lebih terkontrol, puas dengan pengobatan
yang dijalaninya dan masih berharap terhadap
pengobatan oral. Pada domain frekuensi gejala, pasien
jarang mengalami gejala pandangan kabur, mual, lemah,
lesu, mulut kering, sangat lapar, teralalu sering BAK,
Tabel ll. Kualitas Hidup Pada Terapi Monoterapi dan Kombinasi
ss
Kategorkuaitashidup
Domain Kualitas Hidup —-Rata-ratatSD
Fungsi Fisik 764620547 Kurangbaik
Energi 80,88216,50 Baik
Tekanan Kesehatan 95,0247,39 Baik
Kesehatan Mental 76,9949,15 KurangBaik
Kepuasan Pribadi 82,6348,87 Baik
Kepuasan Pengobatan 94,28210,85 Baik
Efek Pengobatan 66,21218,39 KurangBaik
Frekuensi Gejala Penyakit 81,614 13,52 Baik
Total Kualitas Hidu
654,11£56,09Pengukuran Kualtas Hidup Pesien .... (Rizkitenis,
Tabel il. HasiTTO danKualitas Hidup skor DQLCTQ
DaLcTa
oe) a Rata-rata SD
‘Skenario A 7 83,2415,80
Skenari 17 81,1547.52
dan kesemutan. Gejala-gejala tersebut merupakan
gejala yang umum terjadi pada pasien diabetes.
Harapan pasien terhadap kondisinya dapat
dilihat dengan memgukur kualitas hidup pasien
‘menggunakan TO. Tabel Il mempertinatkan gambaran
kualitas hidup berdasarkan TTO dan skor kuesioner
paLcTa.
abel IIl menunjukkan bahwa 17 (71%) yang
memilih skenario B, dengan nilai rata rata kualitas
hidup berdasarkan skor DQLCTQ 81,15+7,52, hal ini
menunjukkan bahwa pasien memilih hidup dengan
Kesehatan biasa dengan pengobatan, meskipun hasil
kualitas hidup pasien menunjukkan niai yang baik.
Terdapat7 pasien memilih skenario A dengan nilai rata
rata kualitas hidup berdasarkan skor DQLCTQ
83,2425,80, hal ini menunjukkan bahwa pasien memitih
hidup dengan kesehatan penuh dengan pengobatan,
sesuai hasil kualitas hidup yang baik berdasarkan
kuisioner DOLCTQ.
Pasien DM tipe 2 di RS PKU Muhammadiyah
sudah dapat menyadari pentingnya pengobatan DM
untuk mempertahankan kesehatan dan kualitas hidup.
Berdasarkan skor DQLCTA, diperoleh hasil yang
berfawanan dengan kuesioner TTO. Jumiah pasien yang
memilih skenario B lebih banyak, dengan skor rata rata
kualitas hidup pasien lebih rendah dari pada pasien yang
memilih skenario A.
KESIMPULAN
Pasien DM di RS PKU Muhammadiyah Bantul
mempunyai skor domain kualitas hidup yang baik (e"
80), kecuali fungsi fisik, kesehatan mental dan efek
pengobatan. Berdasarkan penilaian kuesioner TTO,
sejumlah 71% pasien memilih untuk hidup dengan
Kesehatan biasa saja dan dengan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Cramer, JA,. 2004. A systematic review of adherence
with medications for diabetes, Diabetes Care,
vol. 27 no. 5, 1218-1224 27:1218-1224
Evans M, Khunti K, Mamdani M, Galbo-Jorgensen GB,
Gundgaard J, Bogelund, M, Harris S. 2013.
Health-related Quality of Life Associated with
Daytime and Noctumal Hypoglycaemic Events:
A Time Trade-Off Survey in Five Countries.
Health and Quality of Life Outcomes. 11:90.
Hartati T. 2003. Kualitas Hidup Penderita DM Tipe 2:
Perbandingan Antara Penderita Kadar Gula
Darah Terkendali dan Tidak Terkendali, Tesis,
Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
Oki JC and Isley WL. 2003. Diabetes Melitus.
Pharmacotherapy a Pathophysiologic
Approach, dalam Dipiro, J.T., Talbert, Rl., Yee,
GC., Matzke, GR., Wells, B.G., & Posey,
L.M., (Eds), Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach, 5th ed., Mc. Graw-
Hill Medical Publishing Division.
Perkumpulan Endrokrinologi Indonesia (Perkeni). 2006,
Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, 1-48,
PERKENI, Jakarta.
Shen W, Kotsanos JG, Huster WJ, Mathias SD,
‘Adrejasich CM, Patrick DL. 1999. Development
and Validation of the Diabetes Quality of Life
Clinical Trial Questionnaire, Medical Care, 37
(4)AS45-AS6B.
Triplit CL, Reasner CA, Isley WL. 2005. Diabetes
Melitus, dalam Dipiro, J.T., Talbert, R.1., Yee,
GC., Matzke, GR., Well, B.G, & Posey, LM.,
(Eds.), Pharmacoterapy : A Pathophysiologic
Aproach, 6th Ed., 1333-1364, Appleton & Lange,
USA.
Van-Wijek EEE, Bosch JL., Hunink MGM. 1998. Time-
Trade Off Values and Standard-Gamble Utiities
‘Assessed During Telephone Interviews Versus
Face-to-Face Interviews, Med Decis
Making, 18:400-405.
Zimmet P. 2009. Preventing Diabetic Complication: A
Primary Care Prospective, Diabetes Res Clin
Pract., 84:107-116.