Oleh :
Marta Dedi Usdeka 1110313020
Pembimbing :
dr. Syarif indra, Sp. S
dr. Hendra Permana, Sp.S, M.Biomed
BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M. DJAMIL
PADANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Sekitar 80% penduduk pernah mengalami nyeri punggung bawah.1,2 Insidensi nyeri
pinggang di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang
sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut maupun kronik, termasuk tipe benigna.
Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI Mei 2002 menunjukkan jumlah penderita nyeri
pinggang sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri. 3 Studi populasi di daerah pantai utara
Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit
Jakarta, Yogyakarta dan Semarang insidensinya sekitar 5,4 5,8%, frekuensi terbanyak pada
usia 45-65 tahun.4
Umumnya nyeri pinggang membutuhkan waktu 6-7 minggu untuk penyembuhan baik
terhadap jaringan lunak maupun sendi, namun 10% diantaranya tidak mengalami perbaikan
dalam kurun waktu tersebut.5 Nyeri punggung bawah merupakan gejala, bukan suatu
diagnosis. Nyeri punggung merupakan kelainan dengan berbagai etiologi dan membutuhkan
penanganan simtomatis serta rehabilitasi medik. Penting bagi dokter untuk dapat mengenali
serta mengetahui penatalaksanaan nyeri punggung bawah secara komprehensif untuk
mengatasi masalah akut maupun mencegahnya rekurensi dan berkembangnya penyakit
menjadi nyeri punggung kronik.
1.2.
Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui etiologi, epidemiologi, patofisiologi,
1.3.
Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini adalah mahasiswa mengetahui etiologi, epidemiologi, patofisiologi,
Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah dengan melakukan tinjauan pustaka dari berbagai
literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Nyeri punggung bawah (NPB) adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah punggung
bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler maupun keduanya. Nyeri ini
terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau
lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. NPB yang
berlangsung lebih dari 3 bulan disebut nyeri punggung bawah kronik.
2.2. Etiologi dan klasifikasi
Keadaan-keadaan yang sering menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah dapat
dikelompokkan sebagai berikut:6
1. Nyeri spondilogenik
1.1.
Proses degeneratif
a. Degenerasi diskus
Gejala awal biasanya dibatasi dengan nyeri akut pada regio lumbal.
penyakit degenerasi pada diskus ini dapat menyebabkan entrapment pada
akhiran syaraf pada keadaan keadaan tertentu seperti herniasi diskus,
kompresi pada tulang vertebra dan sebagainya.
b. Osteoarthrosis dan spondylosis
Kedua keadaan ini biasanya muncul dengan gambaran klinis yang hampir
sama, meskipun spondylosis mengarah pada proses degenerasi dari diskus
intervertebralis sedangkan osteoarthrosis pada penyakit di apophyseal
joint. Ankylosing hyperostosis dikenal juga sebagai Forestier`s disease,
penyebab pasti belum diketahui. Forestier`s disease merupakan bentuk
spondylosis yang berlebihan, terjadi pada usia tua dan lebih sering pada
penderita diabetes melitus.
1.2.
1.3.
Ankylosing spondylitis
Ankylosing spondylitis sering muncul pada awal tahapan proses pertumbuhan
(pada laki laki).
Infeksi
Proses infeksi ini termasuk infeksi piogenik, osteomielitis tuberkulosis, tifoid ,
bruceolosis, dan infeksi parasit. Sulitnya mengetahui onset dan kurangnya
informasi dari foto x-ray dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis 8 10
minggu. Dengan progresivitas dari penyakit, nyeri pinggang belakang dapat
1.4.
1.5.
1.6.
Neoplasma
Sakit pinggang sebagai gejala dini tumor intraspinal berlaku untuk tumor
ekstradural di bagian lumbal. 70 % merupakan metastase dan 30 % adalah
primer atau penjalaran perkontinuitatum neoplasma non osteogenik. Jenis
tumor ganas yang cenderung untuk bermetastase ke tulang sesuai dengan
urutan frekuensinya adalah adenocarsinoma mammae, prostat, paru, ginjal dan
tiroid. Keluhan mula-mula adalah pegal di pinggang yang lambat laun secara
berangsur-angsur menjadi nyeri pinggang yang lambat laun secara berangsurangsur menjadi nyeri pinggang yang tidak tertahankan oleh penderita. Kadang
metastase yang masih kecil mendasari fraktur tulang lumbal oleh trauma yang
tidak berarti sehingga pada kasus-kasus dimana didapatkan ketidaksesuaian
antara intensitas trauma dan derajat fraktur maka kecurigaan ke arah
1.7.
nevorum yang menimbulkan nyeri inflamasi. Nyeri dirasakan sepanjang serabut saraf dan
bertambah dengan peregangan serabut saraf misalnya karena pergerakan. Kemungkinan
kedua, penekanan mengenai serabut saraf. Pada kondisi ini terjadi perubahan biomolekuler di
mana terjadi akumulasi saluran ion Na+ dan ion lainnya. Penumpukan ini menyebabkan
timbulnya mechano-hot spot yang sangat peka terhadap rangsang mekanikal dan termal. Hal
ini merupakan dasar pemeriksaan Laseque.
2.5. Tanda dan Gejala
Berdasarakan pemeriksaan yang cermat, NPB dapat dikategorikan ke dalam kelompok:
1. Nyeri Punggung bawah sederhana dengan karakteristik:
a. Adanya nyeri pada daerah lumbal atau lumbosakral tanpa penjalaran atau
keterlibatan neurologis
b. Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan tergantung dari
aktivitas fisik
c. Kondisi kesehatan pasien secara umum adalah baik.
2. Nyeri Punggung bawah dengan keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya 1
atau lebih tanda atau gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan neurologis.
Gejala : nyeri menjalar ke lutut, tungkai, kaki ataupun adanya rasa baal di daerah
nyeri.
Tanda : adanya tanda iritasi radikular, gangguan motorik maupun sensorik/refleks.
3. Nyeri punggung bawah red flag dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau
kondisi patologis yang berat pada spinal. Karakteristik umum:
- Trauma fisik berat seperti jatuh dari ketinggian ataupun kecelakaan kendaraan
-
bermotor.
Nyeri non mekanik yang konstan dan progresif.
Ditemukan nyeri abdomen dan atau torakal.
Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan posisi terlentang.
Riwayat atau adanya kecurigaan kanker, HIV, atau keadaan patologis lainnya yang
Risiko terjadinya kondisi yang lebih berat adalah awitan NPB pada usia kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 55 tahun.
Anamnesis
Dari anamnesis perlu ditanyakan mengenai :
a. Awitan
Penyebab mekanis NPB menyebabkan nyeri mendadak yang timbul setelah
posisi mekanis yang merugikan. Mungkin terjadi robekan otot, peregangan
fasia atau iritasi permukaan sendi. Keluhan karena penyebab lain timbul
bertahap.
b. Lama dan frekuensi serangan
NPB akibat sebab mekanik berlangsung beberapa hari sampai beberapa
bulan. Herniasi diskus bisa membutuhkan waktu 8 hari sampai resolusinya.
Degenerasi diskus dapat menyebabkan rasa tidak nyaman kronik dengan
eksaserbasi selama 2-4 minggu.
c. Lokasi dan penyebaran
Kebanyakan NPB akibat gangguan mekanis atau medis terutama terjadi di
daerah lumbosakral. Nyeri yang menyebar ke tungkai bawah atau hanya di
tungkai bawah mengarah ke iritasi akar saraf. Nyeri yang menyebar ke
tungkai juga dapat disebabkan peradangan sendi sakroiliaka. Nyeri
psikogenik tidak mempunya pola penyebaran yang tetap.
d. Faktor yang memperberat/memperingan
Pada lesi mekanis keluhan berkurang saat istirahat dan bertambah saat
aktivitas. Pada penderita HNP duduk agak bungkuk memperberat nyeri.
Batuk, bersin atau manuver valsava akan memperberat nyeri. Pada
penderita tumor, nyeri lebih berat atau menetap jika berbaring.
e. Kualitas/intensitas
Penderita perlu menggambarkan intensitas nyeri serta
dapat
saraf spinal.
Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan
nyeri pada tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada
saraf yang terinflamasi diatas suatu diskus protusio sehingga
meninggikan tekanan pada saraf spinal tersebut dengan jalan
meningkatkan tekanan pada fragmen yang tertekan di sebelahnya
(jackhammer effect).
Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien disuruh
membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri. Fleksi ke depan, ke
suatu sisi atau ke lateral yang meyebabkan nyeri pada tungkai yang
pada kelainan
neurologis.
Refleks yang menurun atau menghilang secara simetris tidak begitu
berguna pada diagnosis NPB dan juga tidak dapat dipakai untuk
menimbulkan
b.
Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat laju endap darah (LED),
kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.
Pemeriksaan Radiologis
Foto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-kadang
dijumpai
penyempitan
ruangan
intervertebral,
spondilolistesis,
perubahan
terlihat bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan suatu skoliosis
akibat spasme otot paravertebral.
CT scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level neurologis
telah jelas dan kemungkinan karena kelainan tulang.
MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan menunjukkan
berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah ortopedi tetap
memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang paling terkena. MRI
sangat berguna bila vertebra dan level neurologis belum jelas, kecurigaan kelainan
patologis pada medula spinal atau jaringan lunak untuk menentukan kemungkinan
herniasi diskus post operasi, atau kecurigaan karena infeksi atau neoplasma.
2.8. Penatalaksanaan
1.
2.
sikap tertentu. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per.
Medikamentosa
Obat-obatan simtomatik antara lain analgetika (salisilat, parasetamol, dll),
kortikosteroid (prednison, prednisolon), anti inflamasi non-steroid (AINS) misalnya
piroksikam, antidepresan trisiklik (secara sentral) misalnya aminiptrilin, dan obat
peredaran darah.
Terapi Operatif
Pada dasarnya, terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak
memberikan hasil yang nyata, atau terhadap kasus fraktur yang langsung
mengakibatkan defisit neurologik, yang dapat diketahui adalah gangguan fungsi
5.
BAB III
LAPORAN KASUS
STATUS NEUROLOGI
I.
IDENTITAS
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pekerjaan
Agama
Status Pernikahan
Alamat
Tanggal masuk
: Tn. A
: Laki-laki
: 48 tahun
: Kuli bangunan
: Islam
: Menikah
: Seberang Padang
: 18 Agustus 2016
A. Keluhan Utama
Nyeri pinggang
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri punggung bawah sejak 4 hari yang lalu semakin lama semakin
meningkat. Nyeri awalnya mulai dirasakan setelah pasien mengangkat
beberapa kantung semen. Pasien merasakan punggungnya berderik. Nyeri
semakin bertambah bila pasien batuk dan mengedan, namun masih dapat
digerakkan.
Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk jarum di punggung bawah, yang
Pasien sudah sakit punggung bawah sejak 3 bulan belakangan namun tidak
mengganggu aktivitas
II.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : sakit sedang
Kesadaran
: CM, GCS E4M6V5=15
Sikap
: duduk aktif
Kooperasi
: kooperatif
Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 88 x/ menit
Suhu
: 36,70 C
Pernafasan
: 19 x/menit
B. Keadaan Lokal
Kelenjar Getah Bening
Columna Vertebralis
Turgor kulit
Kulit dan kuku
Pemeriksaan
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstrimitas
III.
: Baik
: Tidak teraba pembesaran
: Lurus di tengah
: Kembali cepat
: Tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
A. Rangsang Selaput Otak
Kaku Kuduk
Kanan
(-)
Kiri
(-)
Laseque
Laseque Menyilang
Kernig
Brudzinski I
Brudzinski II
:
:
:
:
:
>70
(-)
> 135
(-)
(-)
>70
(-)
> 135
(-)
(-)
normosmia
:
:
:
:
Kanan
baik
baik
baik
tidak dilakukan
Kiri
baik
baik
baik
Kanan
Kiri
N. II
Tajam penglihatan
Lapangan pandang
Melihat Warna
Funduskopi
N. III, IV, VI
Kedudukan Bola Mata
ortoforia
Kelopak mata
Normal
ortoforia
Normal
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
bulat, 3 mm
(+)
(+)
baik
baik
tidak ada
N. V
Cabang Motorik
:
Membuka mulut
Menggerakkan rahang
Kanan
baik
+
+
Kiri
baik
+
+
Menggigit
Mengunyah
Cabang Sensorik
Ophtalmik
:
Maxilla
:
Mandibularis :
N.VII
+
+
baik
baik
baik
Motorik Orbitofrontal :
Motorik Orbicularis :
Pengecap lidah
:
Kesan parese
N.VIII
Vestibular
Vertigo:
Nistagmus
Cochlear
Tes Rinne
Tes Webber
Tes Swabach
N.IX, X
Motorik
Sensorik
N.XI
Mengangkat bahu
Menoleh
+
+
baik
baik
baik
Kanan
baik
baik
baik
(-)
Kiri
baik
baik
baik
Kanan
Kiri
:
(-)
(-)
(-)
(-)
:
:
:
Kanan
baik
baik
N.XII
Pergerakan Lidah
: baik
Atrofi
: (-)
Fasikulasi
: (-)
Tremor
: (-)
Kesan parese
: (-)
D. Sistem Motorik
Ekstrimitas Atas Proksimal Distal
555
Ekstrimitas Bawah Proksimal Distal
555
Laseque (+)
Patrick (+)
E. Gerakan Involunter
Tremor
: (-)
Chorea
: (-)
Athetose
: (-)
Mioklonik
: (-)
Tics
: (-)
F. Trofi
: eutrofi
G. Tonus
: eutonus
H. Sistem Sensorik
Kanan
:
baik
Kiri
baik
baik
555
555
Kiri
baik
IV.
13,9 g/dl
36 %
N = 13.2-17.3 g/dl
N = 33-45 %
Kiri
(+)
(+)
(+)
++
++
++
(+)
(+)
++
++
Kiri
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Lekosit
Trombosit
V.
VI.
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Klinis
Diagnosis Etiologi
Diagnosis Topik
VIII.
PENATALAKSANAAN
Diet MB 1800 kkal
IVFD RL 20 tts/menit (makro)
Imobilisasi sementara, bed rest
VII.
8.650
N = 5.000-10.000/ul
324.000/ul
N = 150.000-440.000/ul
Farmakologik:
Tramadol drip
Amitriptilin 2 x 25 mg (po)
Asam mefenamat 3 x 500 mg (po)
RENCANA PEMERIKSAAN
- Rontgen torakolumbal
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Functionam
Ad Sanationam
: bonam
: dubia ad bonam
: bonam
Follow up
19/8/2016
S/ nyeri punggung bawah sudah berkurang, kelumpuhan (-), kebas (-), makan dan
tidur cukup, BAK dan BAB biasa
O/ Keadaan : tampak sakit sedang, kesadaran : CMC, TD 120/70 mmHg, Nadi
77x/menit, Suhu 36,90C, Frek.Nafas : 19 x/menit
Kulit : Teraba hangat, turgor kembali cepat
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal
Abdomen : Distensi tidak ada, Bising usus (+) normal
Punggung : Nyeri tekan punggung bawah (+)
Ekstremitas : Akral hangat, perfusi baik
A/ Low back pain ec trauma
Th/Bed rest, Asam mefenamat 3 x 500 mg (po)
P/ Pasien boleh pulang dan kontrol ke poli
BAB IV
DISKUSI
Telah diperiksa seorang pasien laki-laki umur 48 tahun yang dirawat di bangsal
neurologi RSUP Dr. M. Djamil Padang dengan diagnosis klinis low back pain. Diagnosis
klinis dan diagnosis etiologi ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari
anamnesis didapatkan nyeri punggung bawah sejak 4 hari yang lalu semakin lama semakin
meningkat. Nyeri awalnya mulai dirasakan setelah pasien mengangkat beberapa kantung
semen. Pasien merasakan punggungnya berderik. Nyeri semakin bertambah bila pasien batuk
dan mengedan, namun masih dapat digerakkan. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk jarum
di punggung bawah, yang menjalar ke kaki kanan. Gejala ini sesuai dengan gejala low back
pain.
Dari pemeriksaan fisik diketahui keadaan pasien tampak sakit sedang dengan tanda
vital dalam batas normal. Namun, Dari pemeriksaan untuk menentukan adanya low back pain
ditemukan Laseque Sign dan Patrick Sign positif.
Penatalaksanaan pada pasien ini terdiri dari penatalaksaan umum dan khusus.
Penatalaksanaan umum meliputi diet MB 1800 kkal, IVFD RL 20 tts/menit (makro),
Imobilisasi sementara, dan bed rest. Sedangkan untuk penatalaksanaan khusus diberikan
tramadol drip, amitriptilin 2 x 25 mg (po), dan asam mefenamat 3 x 500 mg (po)
DAFTAR PUSTAKA