Anda di halaman 1dari 26

SKENARIO2

ANYANGANYANGAN
Seorangwanitausia32tahun,menikah,datangkedokterpuskesmasdengan
keluhan nyeri saat buang air kecil dan anyanganyangan berulang. Keluhan ini
dirasakansejakduahariyanglalu.Dalampemeriksaanfisiktidakditemukankelainan
kecualinyeritekansuprapubik.Padapemeriksaanurinalisadijumpaiurinkeruhdan
didapatkan peningkatan leukosit. Kemudian pasien disarankan untuk melakukan
pemeriksaankultururin.

HIPOTESIS
Seseorang yang kurang menjaga kebersihan dapat menyebabkan bakteri
masukkevesicaurinariadanmerusakstrukturvesicaurinariasehinggamenimbulkan
nyeritekansuprapubikdannyerisaatbuangairkecil.Untukmenegakkandiagnosis
dapatdilakukanpemeriksaanlaboratoriummikrobiologidandidapatkanpeningkatan
leukositsehinggadidiagnosisinfeksisalurankemih.

KATASULIT
Nyeritekansuprapubik
Urinalisa

:Nyeritekanyangterdapatdiatasarcuspubicus
(Dorland,2012)
:Analisisurinsecarafisik,kimiaataumikroskopis
(Dorland,2012)

PERTANYAAN
1. Kenapaterjadinyerisaatbuangairkecil?
2. Kenapahasilurinalisadijumpaiurinkeruh?
3. Apadiagnosisdandiagnosisbandingpenyakitpadaskenarioini?
4. Kenapaterdapatnyeritekansuprapubik?
5. Kenapaditemukanpeningkatanleukositpadahasilurinalisis?
6. Mengapabisaterjadianyanganyanganyangberulang?
7. Mengapadisarankanuntukpemeriksaankultururin?
8. Apapenyebabterjadinyakasussepertiini?
9. Apakahpenyakitinidapatterjadipadalakilaki?
10. Bagaimanakeringanmelaksanakanshalatpadapasienini?
JAWABAN
1. Bakteri masuk ke vesika urinaria dan melekat pada vesika urinary dengan
fimbriae (pada E.coli) > sel epitel VU mengeluarkan IL6 dan IL8 >
memanggil sel PMN untuk datang > terjadi reaksi inflamasi > merusak
strukturVU>nyerisaatbuangairkecil
2. Urinkeruhdikarenakanterdapatleukositdalamurin
3. Diagnosis:InfeksiSaluranKemihBawah
DiagnosisBanding:urolithiasis
4. Terdapat nyeri tekan di suprapubik karena terdapat vesika urinary di
suprapubik
5. Peningkatan leukosit mengindikasikan adanya infeksi bakteri seperti
Escherichiacolipadasalurankemih
6. Karenapengobatanyangtidakadekuat
7. Untuk mengetahui jenis dan jumlah bakterinya, jika >105 kuman/mL urin
menandakanadanyainfeksi
8. Pada kasus ini, kemungkinan disebabkan oleh bakteri dikarenakan pasien
kurangmenjagakebersihan,dapatjugadisebabkanolehjamur(Candidasp.),
parasiteatauadanyaobstruksiyangmenyebabkanurintidaklampias.
9. Dapatterjadi,tetapilebihseringterjadipadawanitadikarenakanuretralaki
lakilebihpanjangdibandinguretraperempuan

10. Beristinjaterlebihdahulu,jikaketikashalatmasihkeluar,shalatdilakukan
denganposisiduduk,jikamasihkeluar,bolehmemakaipembalutatauboleh
dijamak.

SASARANBELAJAR
1. MemahamidanMenjelaskanAnatomiSaluranKemihBagianBawah
1.1 Makroskopis
1.2 Mikroskopis
1.3 PersarafandanVaskularisasi
1.4 Perbedaanuretralakilakidanperempuan
2. MemahamidanMenjelaskanFisiologiBerkemih
3. MemahamidanMenjelaskanInfeksiSaluranKemih
3.1 Definisi
3.2 Epidemiologi
3.3 Etiologi
3.4 Klasifikasi
3.5 PatogenesisdanPatofisiologi
3.6 ManifestasiKlinis
3.7 DiagnosisdanDiagnosisBanding
3.8 Tatalaksana
3.9 Komplikasi
3.10 Prognosis
3.11 Pencegahan
4. MemahamidanMenjelaskanHukumIslamRukshahpadapasiensalasilbaul
dancarathaharah

1. MemahamidanMenjelaskanAnatomiSaluranKemihBagianBawah
1.1 Makroskopis
VesicaUrinaria(VU)
Disebutjugabladder/kandungkemih,retroperitonealkarenahanyandilapisi
peritoneumpadabagiansuperiornya
Terletakdiregiohypogastrica(suprapubis)
VesicaUrinariamerupakankantungberonggayangdapatdiregangkanoleh
karenavolumenyadandapatdisesuaikandenganmengubahstatuskontraktil
ototpolosdidindingnya.Bilakosong,apexnyahanyasampaipadatepicranial
symphisis
Secaraberkalaurindikosongkandarikandungkemihkeluartubuhmelalui
ureter.Organinimempunyaifungsisebagaireservoirurine(200500cc).
Dindingnyamempunyailapisanototyangkuat.Letaknyadibelakangospubis.
Bentukbilapenuhsepertitelur(ovoid).
Apabila kosong seperti limas. Apex (puncak) VU terletak di belakang
symphisispubis.
VUmempunyai4bagian:
Apexvesicae(vesicalis):Dihubungkankecranialolehurachus(sisa
kantongallantois)sampaikeumbilicusmembentukligamentumvesico
umbilicalemediale.
Corpusvesicae,antaraapexdanfundus
Fundus(basis)vesicae,sesuaidenganbasis
Cervix vesicae, sudut caudal melalui uretra dengan ostium uretra
internum
MembranmukosaVUpadawaktukosongmembentuklipatanyangsebagian
menghubungkankedua uretermembentuk plicadisebut plica interureterica.
Lipataninibiladihubungkandenganostiumuretrainternumakanmembentuk
segitigayangdisebuttrigonumvesicae(Litaudi),yangadaangulussuperior
trigonummenandaipintuuntukostiumureteris,sedangkaninferiortrigonum
berbatasandenganostiumuretrainternum.

Gambar1.VesicaUrinariapadalakilaki

Gambar2.VesicaUrinariapadaperempuan

LapisanototVUterdiridaritigaototpolosmembentuktrabekulayangdisebut
M. Detrusor vesicae yang akan menebal di leher VU membentuk sfingter
vesicae

Uretra
Saluranterakhirdarisystemurinarius
Mulaidariorificiumurethrainternumsampaiorificiumurethraexternum
1.2 Mikroskopis
VesicaUrinaria
Kandungkemih(vesicaurinaria)memilikidindingberotottebal.Dindingini
mirip dengan yang terdapat di sepertiga bawah ureter, kecuali ketebalannya. Di

dinding ditemukan tiga lapisan otot polos yang tersusun longgar, yaitu lapisan
longitudinal dalam, sirkular tengah dan longitudinal luar. Namun, mirip dengan
ureter,lapisanototsulitdibedakan.Ketigalapisantersebutmembentukanastomosis
berkas otot polos dengan jaringan ikat interstisium ditemukan diantaranya. Dalam
gambarini,berkasototterpotongdalamberbagaibidangdanketigalapisanototsulit
dibedakan.Jaringanikatinterstisialmenyatudenganjaringanikatserosa.Mesotelium
menutupi jaringan ikat serosa dan merupakan lapisan terluar. Serosa melapisi
permukaansuperiorkandungkemih,sedangkanpermukaaninferiornyaditutupioleh
jaringanikatadventisia,yangmenyatudenganjaringanikatstrukturdisekitarnya.
Mukosakandungkemihyangkosongmemperlihatkanbanyaklipatanmukosa
yang menghilang sewaktu kandung kemih melebar. Epitel transisional lebih tebal
daripadadiureterdanmengandungsekitarenamlapisansel.Laminapropriadibawah
epitel,lebihlebardaripadadiureter.Jaringanikatlonggardibagianyanglebihdalam
mengandung lebih banyak serat elastic. Banyak pembuluh darah dalam berbagai
ukuranditemukandiserosa,diantaraberkasototpolosdandidalamlaminapropria.

Gambar3.Vesicaurinaria:dinding(potongantransversal)

Uretra
Menyalurkanurindarivesikaurinaria
Uretradikelilingiseratototrangkayaituototsfingtereksternasehinggaterjadi
kontrolsecarasadar.
Uretrapadawanitalbhpendekdrpdlakilaki.
UretraWanita
Pendek,45cm
Dilapisiepitelbertingkattorak,mendekatiluardilapisiepitelberlapisgepeng.
Dipertengahanurethraterdapatsphingtereksterna(muskularbercorak)

Gambar4.UretraWanita

UretraLakilaki
Parsprostatica
Palingdekatkevesicaurinaria
Ductus ejaculatorius bermuara dekat verumontanum, (tonjolan kedalam
lumen),dimanacairanseminalmskdlmuretra
Dilapisiepiteltransitional
Parsmembranosa
Dilapisiepitelbertingkattorak
Dibungkusolehsphincterurethraexterna(voluntary)
Parsspongiosa
Terletakdidalamcorpusspongiosumpenis
Umumnya dilapisi epitel bertingkat tora dibeberapa tempat terdapat epitel
berlapisgepeng

Gambar5.UretraLakilaki

1.3 PersarafandanVaskularisasi
VesicaUrinaria
Persarafan
VUdipersarafiolehcabangcabangplexushypogastricusinferioryaitu:
SerabutserabutpostganglionersimpatisglandulaparsvertebralisL12
SerabutserabutpreganglionerparasimpatisN.S2,3,4melaluiN.splancnicus
danplexushypogastricusinferiormencapaidindingVU
Disiniterjadisinapsisdenganserabutserabutpostganglioner:
Serabutserabutsensorisvisceralafferent:N.splancnicusmenujuSSP
Serabutserabutafferentmengikutiserabutsimpatispadaplexushypogastricus
menujumedullaspinalisL12
Perdarahan
PerdarahanVUberasaldariAa.vesicalissuperiordanA.vesicalisinferiorcabangdari
A.iliacainterna.SedangkanpembuluhdarahbaliknyamelaluiV.vesicalismenyatu
disekelilingVUmembentukplexusdanakanbermuarakeV.iliacainterna.
Uretra
Persarafan
UretradisarafiolehcabangcabangdariN.pudendus
Perdarahan
PerdarahanuretraberasaldariA.dorsalispenisdanA.bulbouretralis
1.4 Perbedaanuretralakilakidanperempuan

Uretra prialebihpanjangdari wanita karenapada perjalanannya tidak dan


bedaalatalatdipanggul.
Panjanguretralakilakisekitar20cm(2025cm)danpadawanitasekitar4
cm(34cm)
Uretrapriadibagiatas:
Parsprostatica:
Uretramelaluiprostat,dibagiandorsalostiumuretrainternum
adatonjolandisebutuvulavesicaeyangakanmelanjutkandiri
ke dinding dorsal pars prostatica sebagai crista urethralis,
kemudian sebagai colliculus seminalis yang disebelah kanan
kirinyaterdapatsinusprostaticus.

Panjangnyasekitar3cm.
Padacolliculusseminalisdilineamedianabermuarautriculus
prostaticus,yaitusuatusaluranpendek,padaujunglainbuntu
Paramedian agak ke proksimal muara utriculus prostaticus
bermuaraductusejaculatorius
Parsmembranaceae:
Melaluitrigonumurogenitalis,panjangnyasekitar2cm
Bagian yang penting karena uretra sangat menyempit
dibandingkandengankeduanyadanpadapriaberbelokbelok
DidepanVUadaronggayangdibentukolehsymphisispubis
(depan), lateral ramus inferior os pubis disebut spatium pre
vesicale=spatiumretropubicum(Retzii)
Parscavernosa(parsspongiosa)
Berjalan di dalam corpus cavernosum uretra (corpus
spongiosum penis), dimulai dari fossa intrabulbaris sampai
dengan pelebaran uretra disebut fossa terminalis (fossa
navicularisuretra).Karenamelebarjikaterjadipenurunanbatu
VU maka akan tersangkut disini dan dapat diambil dengan
pinsetdariostiumuretraexterna
Ikut membentuk penis, dipangkal bagian uretra ada yang
melebardisebutbulbusuretra,lanjutmembentukbagianpenis
yangmerupakanbagianerectiledibagiankiridankanan.
Kelenjaryangterletakparauretraladayangbermuaralangsung
disampingostiumuretraexternum.

10

Gambar6.(a).uretralakilaki(b).uretrawanita

MemahamidanMenjelaskanFisiologiBerkemih

Setelah dibentuk di ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke kandung kemih (bulibuli). Aliran urin di ureter tidak semata-mata bergantung pada tarikan gravitasi.
Kontraksi peristaltic (mendorong maju) otot polos di dinding ureter mendorong urin
bergerak maju dari ginjal ke kandung kemih. Ketika kandung kemih terisi, ujung
ureter yang terdapat di dalam dinding kandung kemih tertekan dan menutup. Namun
urin masih tetap dapat masuk ke kandung kemih, karena kontraksi ureter
menghasilkan tekanan yang cukup besar untuk mengatasi resistensi dan mdorong urin
melewati muara saluran yang tertutup itu.
Kandung kemih dapat menampung fluktuasi volume urin yang besar. Untuk
meningkatkan luas permukaan sel-sel epitel ketika kandung kemih terisi, vesikelvesikel sitoplasma disisipkan ke dalam membran permukaan melalui proses
eksositosis; vesikel-vesikel tersebut ditarik kembali melalui proses endositosis untuk
memperkecil luas permukaan pada saat isi kandung kemih keluar. Sebagaimana sifat
otot polos, otot polos kandung kemih dapat sangat meregang tanpa menyebabkan
peningkatan ketegangan dinding kandung kemih. Selain itu, dinding kandung kemih
yang berlipat-lipat menjadi rata sewaktu kandung kemih terisi untuk meningkatkan
kapasitas kandung kemih.
Otot polos kandung kemih mendapat banyak persarafan serat parasimpatis, yang
stimulasinya menyebabkan kontraksi kandung kemih. Jika saluran melalui uretra
keluar terbuka, maka kontraksi kandung kemih akan mengosongkan urin dari

11

kandung kemih. Namun, pintu keluar dari kandung kemih dijaga oleh dua sfingter;
sfingter uretra interna dan sfingter uretra eksterna.
Refleks Berkemih
Dimulai ketika reseptor-reseptor regang di dalam dinding kandung kemih
terangsang. Kandung kemih pada seorang dewasa dapat menampung sampai 250 atau
400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya mulai meningkat untuk mengaktifkan
reseptor regang. Semakin besar tegangan yang melebihi ukuran ini, semakin besar
tingkat aktivasi reseptor. Serat-serat aferen dari reseptor regang membawa impuls ke
korda spinalis dan akhirnya, melalui antar neuron, merangsang saraf parasimpatis
yang berjalan ke kandung kemih dan menghambat neuron motorik yang mempersarafi
sfingter eksterna. Stimulasi parasimpatis pada kandung kemih menyebabkan organ ini
berkontraksi. Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan untuk membuka sfingter
internum; perubahan bentuk kandung kemih selama kontraksi secara mekanis akan
menarik sfingter interna terbuka. Secara simultan, sfingter eksterna melemas karena
neuron-neuron motoriknya dihambat. Sekarang kedua sfingter terbuka dan urin
terdorong ke luar melalui uretra akibat gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung
kemih. Refleks berkemih ini, yang seluruhnya merupakan refleks spinal, mengatur
pengosongan kandung kemih pada bayi. Segera setelah kandung kemih terisi dalam
jumlah yang cukup untuk memicu refleks tersebut, bayi secara otomatis mengompol.
Kontrol Volunter Berkemih
Pengisian kandung kemih juga menyebabkan timbulnya keinginan sadar untuk
berkemih. Persepsi kandung kemih yang penuh muncul sebelum sfingter eksterna
secara refleks melemas, sehungga hal tersebut memberi peringatan bahwa proses
berkemih akan segera dimualai. Apabila saat berkemih tidak tepat sementara refleks
berkemih sudah dimuali, pengosongan kandung kemih dapat secara dicegah dengan
mengencangkan sfingter eksterna dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunter
yang berasal dari korteks serebrum mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari
reseptor regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat (keseimbagan relatif EPSP
dan IPSP), sehingga otot-otot ini tetap berkontraksi dan urin tidak dikeluarkan.
Berkemih tidak dapat ditahan selamanya. Karena kandung kemih terus diisi,
sinyal reflex dari reseptor regang meningkat seiring waktu. Akhirnya, sinyal
inhibitorik reflex ke neuron motorik sfingter eksternum menjadi sedemikian kuat yang
tidak lagi dapat diatasi oleh sinyal eksitatorik volunteer sehingga sfingter melemas
dan kandung kemih secara tak-terkontrol mengosongkan isinya.
Proses berkemih juga dapat secara sengaja dimulai, walaupun kandung kemih
belum teregang, oleh relaksasi volunter sfingter eksternal dan diafragma pelvis.
Dengan merendahkan rongga dasar pelvis, kandung kemih jatuh ke bawah yang
secara bersamaan menarik sfingter uretra interna terbuka dan meregangkan dinding
kandung kemih. Pengosongan kandung kemih yang disadari juga dibantu oleh
kontraksi dinding abdomen dan diafragma pernapasan. Hasil peningkatan tekanan
intraabdominal memeras kandung kemih untuk memudahkan pengosongannya.
Inkontinensia urin, atau ketidakmampuan mencegah pengeluaran urin, terjadi
akibat gangguan jalur-jalur desendens di korda spinalis yang memperantarai kontrol
volunter atas sfingter eksternal dan diafragma pelvis, misal pada cedera korda
spinalis.

12

Gambar 7. Kontrol Refleks dan Volunter Atas Berkemih

MemahamidanMenjelaskanInfeksiSaluranKemih
3.1 Definisi

Keberadaan mikroorganisme di dalam urin. Bakteriuria bermakna (significant


bakteriuria) menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105 colony
forming units (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai
presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik (covert bacteriuria).
Sebaliknya bakteruria bermakna dengan disertai presentasi klinis dinamakan
bakteriuria bermakna simptomatik.
Infeksi saluran kemih sederhana (uncomplicated type) merupakan infeksi
saluran kemih berulang tetapi jarang menimbulkan insufisiensi ginjal kronik
sedangkan infeksi saluran kemih komplikasi (complicated type) adalah infeksi saluran
kemih denga refluks vesikoureter sejak lahir.
3.2 Epidemiologi
Infeksisalurankemihbiasanyaterjadikarenafaktorpencetussepertilitiasi,
obstruksisalurankemih,penyakitginjalpolikistik,nekrosispapilar,DiabetesMelitus,
senggama, kehamilan, kateterisasi, penyakit sickle cell dan tergantung oleh usia,
gender, prevalensi, bakteriuria, sehingga menyebabkan perubahan struktur saluran
kemih. Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan
cenderungmenderitaISKdibandingkanlakilaki.
13

Prevalensi bakteriuri asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan.


PrevalensiISKpadaperiodesekolah1%meningkatmenjadi5%selamaperiodeaktif
seksual.Prevalensiinfeksiasimtomatikadalah30%,padabayilakilaki3:1dan5:1
dibandingkanbayiperempuan.
3.3 Etiologi
Polamikroorganismebakteriuriasepertiterlihatpadatabel1.PadaumumnyaISK
disebabkanolehmikroorganismetunggal:
Escherichiacoli(palingsering)
MikroorganismelainnyayangseringditemukansepertiProteussp.(33%ISK
anaklakilakiusia5tahun),Klebsiellaspp.,Staphylococcusdengankoagulase
negative.
Infeksi karena Pseudomonas spp. dan mikroorganisme lainnya seperti
staphylococcusjarangdijumpai,kecualipascakateterisasi.
Tabel1
GramNegatif
Famili
Enterobactericeae

Genus
EscherichiaKlebsiella
Proteus
Enterobacter

Pseudomonadaceae
GramPositif
Famili
Micrococcaceae
Streprococceae

Serratia
Pseudomonas

Genus
Staphylococcus
Streptococcus

Species
coli
pneumonia
oxytosa
mirabilis
vulgaris
cloacae
aerogenes
morcescens
aeruginosa

Species
aureus
fecalis
enterococcus

3.4 Klasifikasi
1. InfeksiSaluranKemihBawah
PresentasiklinisISKbawahtergantungdarigender:
Perempuan
Sistitis.Sistitisadalahpresentasiklinisinfeksikandungkemihdisertai
bakteriuriabermakna.
SindromUretraAkut(SUA).Sindromuretraakutadalahpresentasi
klinis sistitis tanpa ditemukan mikroorganisme (steril), sering

14

dinamakansistitisbakterialis.PenelitianterkiniSUAdisebabkanoleh
MOanaerobic.
Lakilaki
PresentasiklinisISKbawahpadalakilakimungkinsistitis,prostatitis,epididimisdan
urethritis.
2. InfeksiSaluranKemihAtas
Pielonefritisakut(PNA).PNAadalahprosesinflamasiparenkimginjalyang
disebabkanolehinfeksibakteri
Pielonefritiskronik(PNK).PNKmungkinakibatlanjutdariinfeksibakteri
berkepanjanganatauinfeksisejakmasakecil.Obstruksisalurankemihdan
refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti
pembentukanjaringanikatparenkimginjalyangditandaipielonefritiskronik
yangspesifik.
- ISK terkomplikasi: terkait refluks vesikoureter sejak lahir sering menyebabkan
insufisiensi ginjal kronik yang berakhir dengan gagal ginjal terminal.
- ISK tidak terkomplikasi: sering mengalami ISK berulang tetapi jarang menyebakan
IGK.
3.5 PatogenesisdanPatofisiologi
Patogenesis
a. Peranan Patogenesis Bakteri
Sejumlah flora saluran cerna termasuk E.coli diduga terkait dengan etiologi ISK.
Patogenisitas E. coli terkait dengan bagian permukaan sel polisakarida dan
lipopolisakarin (LPS). Bakteri pathogen dari urin dapat menyebabkan presentasi klinis
ISK tergantung juga dari faktor lainnya seperti pelengketan mukosa oleh bakteri,
faktor virulensi dan variasi fase faktor virulensi.
Tabel 2 Faktor Virulensi E. coli
Penentu Virulensi
Fimbriae

Alur
Adhesi
Pembentuk jaringan ikat (scarring)
Kapsul antigen K
Resistensi terhadap pertahanan tubuh
Perlengketan (attachment)
Lipopolysacharide side chains (O Resistensi terhadap fagositosis
antigen)
Lipid A endotoksin
Inhibisi peristalsis ureter
Pro-inflamatori
Membran protein lainnya
Kelasi besi
Antibiotika resisten
Kemungkinan perlengketan
Hemolysin
Inhibisi fungsi fagosit
Sekuestrasi besi

Peranan Bakterial Attachment of Mucosa.

15

Fimbriae merupakan salah satu pelengkap patogenisitas yang mempunyai


kemampuan untuk melekat pada permukaan mukosa saluran kemih. Pada umumnya P
fimbriae akan terikat pada P blood group antigen yang terdapat pada sel epitel saluran
kemih atas dan bawah.
Peranan faktor virulensi lainnya.
Sifat patogenisitas lain dari E. coli berhubungan dengan toksin. Beberapa sifat
uropatogen MO ; seperti resistensi serum, sekustrasi besi, pembentukan hidroksat dan
antigen K yang muncul mendahului manifestasi klinik. Dikenal beberapa toksin
seperti alfa-hemolisin cytotoxic necrotizing factor-1 (CNF-1) dan iron uptake system
(aerobactin dan enterobactin).
Faktor virulensi variase fase.
Virulensi bakteri ditandai dengan kemampuan untuk mengalami perubahan
bergantung pada dari respon faktor luar.
b. Peranan Faktor Tuan Rumah (host)
Faktor predisposisi pencetus ISK.
Faktor bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan penting
untuk kolonisasi bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bakteri sering mengalami
kambuh (eksaserbasi) bila sudah terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih.
Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dapat
menyebabkan gangguan proses klirens normal dan sangat peka terhadap infeksi.
Status imunologik pasien (host).
Golongan darah dan status secretor mempunyai kontribusi untuk kepekaan
terhadap ISK.
Patofisiologi
Uretra distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic
fastidious gram positif dan gram negative. Hampir semua ISK disebabkan invasi
mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien
tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini dipermudah refluks
vesikoureter.
Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik,
mungkin akibat lanjut dari bakteremia. Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi
sebagai akibat lanjut septikemi atau endokarditis akibat stafilokokus aureus. Beberapa
peneliti melaporkan PNA sebagai akibat lanjut invasi hematogen dari infeksi sistemik
gram negative.
ISK rekuren. Infeksi saluran kemih (ISK) rekuren terdiri 2 kelompok, yaitu : a.) Reinfeksi. Pada umumnya episode infeksi dengan interval >6 minggu dengan
mikroorganisme (MO) yang berlainan. b.) Relapsing Infection. Setiap kali infeksi
disebabkan mikroorganisme yang sama, disebabkan sumber infeksi tidak mendapat
terapi yang adekuat.
Tabel 3. Klasifikasi ISK Rekuren dan Mikroorganisme (MO)
Klasifikasi ISK
Pathogenesis
Mikroorganisme
Sekali-sekali ISK
Reinfeksi
Berlainan
Sering ISK

Sering episode ISK

Berlainan

Gender
Laki-laki
wanita
Wanita

atau

16

ISK setelah terapi

ISK persisten

Sama

Terapi tidak sesuai

Sama

Tidak
adekuat Terapi
inefektif Sama
(relapsing)
setelah reinfeksi
Infeksi persisten
Sama
Reinfeksi cepat

Sama/berlainan

Fistula enterovesikal

Berlainan

Wanita
laki
Wanita
laki
Wanita
laki
Wanita
laki
Wanita
laki
Wanita
laki

atau lakiatau lakiatau lakiatau lakiatau lakiatau laki-

3.6 ManifestasiKlinis
a. Pielonefritik Akut.
Panas tinggi (39,5-40,5C),
Mengigil,
Sakit pinggang,
Nyeri tekan dan kemerahan pada costovertebra angle/palpasi abdomen
dalam
Presentasi klinis sering didahului gejala cistitis.
b. Cystitis.
Nyeri suprapubik/dapat bermanifestasi nyeri pinggang bawah
Trias: dysuria, frekuensi, urgensi,
Urin keruh, berbau tidak sedap, urin dapat berdarah pada 30% kasus
Kemerahan pada uretra atau area suprapubik
c. Sindroma Urethra Akut.
1) SUA ditemukan pada perempuan 20-50 tahun.
2) SUA dibagi menjadi 3, yaitu :
Kelompok I: Pasien dengan piuria, biakan urin dapat diisolasi E.Coli
dengan cfu/ml urin 103 samapi 105. Sumber infeksi dari kelenjar periurethral / urethral itu sendiri. Kelompok ini berespon baik jika diberi
golongan ampisillin.
Kelompok II : Pasien lekosituria 10 50 /lp tinggi dan kultur urin
steril. Kultur khusus ditemukan Chlamydia trachomatis / bakteri
anaerob.
Kelompok III : Pasien tanpa piuria dan biakan steril.
d. ISK rekuren.
1) Reinfeksi : Episode terinfeksi dengan interval > 6 minggu dengan
mikroorganisme yang berlainan.
2) Relapsing infection : Setiap kali infeksi disebabkan mikroorganisme yang
sama, disebabkan sumber infeksi tidak diobati adekuat.
3.7 DiagnosisdanDiagnosisBanding
Anamnesis
Disuria adalah gejala nyeri atau tidak enak saat mengeluarkan urin dan penyebab
terseringhal tersebut sejauh ini adalah ISK.
17

Berikut ini beberapa pertanyaan untuk mendapatkan data riwayat kesehatan dari
proses penyakit:
1.
Perhatikan kondisi pasien apakah pasien tampak sakit ringan atau berat?
2.

Kapan pasien terakhir kali berkemih ? Berapa frekuensi berkemih dalam


sehari?

3.

Adakah rasa nyeri atau tidak enak ? Tanyakan pada pasien dimana rasa nyeri
atau tidak nyaman ? pada saat atau selama mencoba buang air kecil?

4.

Tanyakan bagaimana warna urin dari pasien ? adakah hematuria, sekret penis
atauvagina, urin berbau busuk, urin keruh, atau mengeluarkan pasir halus atau
batu?

5.

Adakah nyeri pinggang atau suprapubis ? apakah kandung kemih membesar?

6.

Adakah gejala sistemik seperti demam, menggigil, berkeringat, dan penurunan


berat badan?

Riwayat penyakit terdahuluAdakah riwayat disuria, ISK, batu urin, penyakit ginjal,
atau diabetes melitus?
Riwayat penyakit keluargaAdakah riwayat ISK berulang dalam keluarga?
Obat-obatanApakah pasien sedang menjalani terapi antibiotik? apakah pasien
memiliki alergi terhadap antibiotik?
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik diagnosis tampak sakit sedang-berat, panas intermitten
disertai menggigil dan takikardi. Frekuensi nadi dapat dipakai sebagai pedoman klinik
untuk derajat penyakit. Sakit sekitar pinggang dan ginjal sulit diraba karena spasme
otot-otot.
Fist percussion di daerah sudut kostovertebral selalu dijumpai pada setiap
pasien. Distensi abdomen sangat nyata dan rebound tenderness mungkin juga
ditemukan, hal inimenunjukkan adanya proses dalam perut, intra peritoneal. Bising
usus mungkin melemahkarena ileus paralitik terutama pada pasien-pasien septikemi.
PemeriksaanPenunjang
Analisaurinrutin,pemeriksaanmikroskopurinsegartanpasentrifuge,kultur
urin, serta jumlah kuman/mL urin merupakan protocol standar untuk pendekatan
diagnosisISK.
1) Urinalisis
Untuk pengumpulan spesimen, dapat dipilih pengumpulan urin melalui urin
porsi tengah, pungsi suprapubik, dan kateter uretra. Secara umum, untuk anak lakilaki dan perempuan yang sudah bisa berkemih sendiri, maka cara pengumpulan
spesimen yang dapat dipilih adalah dengan cara urin porsi tengah.Urin yang
dipergunakan adalah urin porsi tengah (midstream). Untuk bayi dan anak kecil,
spesimen didapat dengan memasang kantong steril pada genitalia eksterna. Cara
terbaik dalam pengumpulan spesimen adalah dengan cara pungsi suprapubik,
walaupun tingkat kesulitannya paling tinggi dibanding cara yang lain karena harus
dibantu dengan alat USG untuk memvisualisasikan adanya urine dalam vesica
urinaria. Yang dinilai adalah sebagai berikut:

18

a) Eritrosit
Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan penanda adanya luka
pada membran glomerulus atau pembuluh darah di saluran kemih. Jika terdapat
hematuria (makroskopis) biasanya menandakan adanya kerusakan pada glomerulus
atau kerusakan dari pembuluh darah yang disebabkan adanya trauma, infeksi yang
akut/inflamasi dan gangguan koagulasi. Jika ditemukan hematuria (mikroskopis)
dapat menandakan adanya gangguan glomerulus, keganasan pada saluran kemih juga
dapat mengkonfirmasi adanya batu ginjal.
b) Leukosit
Biasanya urin normal dapat mengandung kurang dari 5 leukosit per lapang pandang
besar. Peningkatan kadar leukosit didalam urin disebut pyuria. Pyuria
mengindikasikan adanya infeksi atau inflamasi pada saluran kemih. Infeksi bakteri
sepeti pyelonefritis, cystitis, prostatitis dan urethritis adalah penyebab tersering dari
pyuria.
c) Silinder
Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal, antara lain :

Silinder eritrosit, sangat diagnostik untuk glomerulonefritis atau vaskulitis


ginjal
Silinder leukosit, diagnostik untuk pielonefritis
Silinder epitel, dapat menandakan adanya nekrosis tubuler
Silinder lemak, merupakan penanda untuk sindroma nefrotik tapi dapat
ditemukan juga di nekrosis tubular toxic dan diabetes mellitus.
d) Kristal
Kristal dalam urin jarang untuk menandakan adanya kelainan klinis. Biasanya, kristal
dalam urin hanya sebagai material amorphous.
e) Bakteri
Bakteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis tidak identik dengan infeksi
saluran kemih, lebih sering hanya disebabkan oleh kontaminasi.
2) Bakteriologis
Pemeriksaan bakteriologik terhadap urin dikerjakan terutama ketika tanda/gejala
mengarah ke infeksi saluran kemih, insufisiensi ginjal atau hipertensi. Pemeriksaan ini
selalu dikerjakan pada orang yang dicurigai menderita infeksi sistemik/demam tanpa
sebab yang jelas. Pemeriksaan ini juga sebaiknya dikerjakan pada wanita dalam
trisemester pertama kehamilan.
Pengumpulan specimen
Untuk wanita;
1. Pegang wadah pengumpul urin steril, serta 2-3 lassa yang diberiksan saline
nonbakteriostatik (sabun antibakteri)
2. Sibak labia dengan 2 jari dan pertahankan agar tetap terbuka selama proses
pembersihan dan pengumpulan. Usap daerah uretra sekali dari depan ke
belakang dengan kassa saline.
3. Mulai berkemih

19

Metode yang sama diterapkan untuk laki-laki, kulup penis (preputium) harus tetap
ditarik pada laki-laki yang belum disunat.
Pada pasien yang memakai kateter, urin harus diperoleh melalui aspirasi steril dari
kateter dengan jarum dan semprit bukan dari urine bag.
Pemeriksaan mikroskopis
Ditemukannya organisme sebanyak 105/ml urin yang ditampung dan diperiksa
merupakan bukti adanya infeksi saluran kemih. Apusan pulasan-Gram atas urin
pancaran tengah tanpa sentrifugasi yang memperlihatkan batang gram negative
mampu menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih.
Kultur Urin
Prosedur yang biasanya dikerjakan adalah menyebar urine tak berdilusi sebanyak
0,001-0,05 ml di atas agar darah plate dan media padat lain untuk kultur kuantitatif.
Semua media di inkubasi semalaman pada suhu 37 o C. Ditemukan >105 bakteri/ml
jenis yang sama pada 2 spesimen berurutan menegakkan diagnosis ISK. Jika jumlah
bakteri yang ditemukan lebih sedikit, pemeriksaan urin harus diulang. Ditemukannya
bakteri lebih sedikit dari 104/ml urin termasuk diemukan beberapa jenis bakteri yang
berbeda menandakan bahwa organisme tersebut adalah flora normal dan merupakan
kontaminan.
Ditemukan 104/ml satu jenis batang gram negative menguatkan
kemungkinan infeksi saluran kemih khususnya pada laki-laki
Hanya ditemukan 102-103/ml bakteri pada perempuan muda dengan
keluhan dysuria dan infeksi saluran kemih akut
Jika kultur negative, tapi ada tanda klinis infeksi saluran kemih, mungkin
sind. Uretra, obstruksi uretra, TB kandung kemih, atau infeksi gonokokus.
3). Radiologis dan pemeriksaan penunjang lainnya
Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau
kelainan anatomis yang merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat
berupa foto polos abdomen, pielonegrafi intravena, demikian pula dengan
pemeriksaan lainnya, misalnya ultrasonografi dan CT Scan.
DiagnosisBanding
Patogen lain, proses dan kondisi yang dapat menyebabkan gejala yang menyerupai
ISK meliputi:
o Herpes genitalis (HSV)
o Uretritis
o N. gonorrhoeae
o Chlamydia
o Trichomonas
o Vaginitis
o Prostatitis
o Nefrolitiasis
3.8 Tatalaksana
Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah
a. Eradikasi bakteri penyebab dengan menggunakan antibiotic yang sesuai

20

b. Mengkoreksi kelainan anatomi yang merupakan faktor presdisposisi


Tujuan utama penatalaksanaan ISK adalah mencegah atau menghilangkan gejala,
mengobati bakteriemia dan bakteriuria, dan mencegah kerusakan ginjal. Pemilihan
antibiotik sangat dipengaruhi oleh resistensi dari bakteri tersebut.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) bawah
Prinsip manajemen ISK bawah meliputiintake cairan yang banyak, antibiotik yang
adekuat, dan jika perlu terapi simtomatik untuk alkalinasi urin
a. Hampir 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan antibiotik
tunggal, seperti ampisilin 3 gram, trimetropim 200 mg.
b. Bila infeksi menetap disertai kelainan urinalisis (lekosuria) diperlukan terapi
konvensional selama 5-10 hari
c. Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua
gejala hilang dan tanpa lekosuria

Reinfeksi berulang (frequent re-infection)


1) Disertai faktor predisposisi. Terapi antimikroba yang intensif dan diikuti
koreksi faktor resiko
2) Tanpa faktor perdisposisi : Asupan cairan banyak, cuci setelah melakukan
senggama diikut terapi antimikroba takaran tunggal (mis: trimetropim 200
mg)
Sindrom Uretra Akut (SUA)
Pasien dengan SUA dengan hitung kuman >10 memerlukan antibiotik yang
adekuat infeksi klamidia memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin.
Infeksi disebabkan MO anaerobik diperlukan antimikroba yang serasi, misal
golongan kuinolon
Infeksi Saluran kemih (ISK) atas
Pielonefritis akut. Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut
memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik
parenteral paling sedikit 48 jam.

AntibiotikuntukISK
1.Kotrimoksazol
MekanismeKerja:
Aktivitas antibakterikotrimoksazolberdasarkanataskerjanyapada2tahap
yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membentuk asam tetrahidrofolat.
SulfonamidmenghambatmasuknyamolekulPABAkedalammolekulasamfolatdan
trimethoprim menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi
tetrahidrofolat.
Farmakokinetik:
trimethoprim bersifat lipofilik, sehingga volume distribusi lebih besar dari
padasulfametoksazol
trimetorpimcepatdidistribusikedalamjaringandankirakira40%terikat
padaproteinplasma
obatdapatmasukkeCSSdansalivadenganmudah
kadartinggidiempedu
diekskresimelaluiurindalam24jamsetelahpemberian
metabolittrimethoprimditemukandiurin
21

EfekSamping:
dapatmenimbulkanmegaloblastosis,leukopenia,trombositopenia
dermatitiseksfoliatif,sind.Stevenjohnson
glotitisdanstomatitis
reaksiSSPberupasakitkepala,depresidanhalusinasi
Indikasi:
Infeksisalurankemih
Sulfonamid:cystitisakut/kronik,bakteriuriaasimtomatik
Infeksisalurannapas;tidakdianjurkanuntukfaringitisakutkarenaS.pyogenes
Infeksisalurancerna
Infeksigenitalia
2. Siprofloksasin
MekanismeKerja:
MenghambatkerjaenzimDNAgirasepadakumandanbersifatbakterisid
SpektrumAntibakteri:
Aktifterhadapbakterigramnegative;E.coli,Proteus,KlebsielladanEnterobacter
Farmakokinetik:
diserapbaiksekalipadapemberianoral
penyerapanterhambatbiladiberibersamaantasida
hanyasedikitterikatdenganprotein
dapatmencapaikadartinggipadaprostatdancairanserebrospinal
waktuparuheliminasipanjang,sehinggacukupdiberikan2xperhari
dimetabolismedihatidandiekskresidiginjal
Indikasi:
ISKdenganatautanpapenyulit
Infeksisalurancerna;diarekarenaShigella,Salmonella
Infeksisalurannapas;efektifuntukcysticfibrosiskarenaP.aeruginosa
Penyakit hubungan seks; pilihan utama untuk urethritis dan servisitis oleh
gonkokus
EfekSamping:
mual,muntah,rasatidakenakdiperut
sakitkepala,pusing
hepatotoksisitas
kardiotoksisitas
disglikemia
InteraksiObat:
Antasida:absorbskuinolonberkuranghingga50%ataulebih
Teofilin: meningkatkan kadar teofilin dalam darah sehingga menyebabkan
intoksikasi

22

3. Penisilin
Farmako dinamik :
a Penisilin menginaktifkan protein yang berada dalam membran sel bakteri yang
penting untuk sintesis dinding sel sehingga bakteri menjadi lisin.
b Destruksi dinding sel oleh autolisin / enzim degradatif yang dimiliki penisilin.
Farmako kinetik : ditentukan oleh stabilitas obat terhadap asam lambung dan beratnya
infeksi.
Cara pemberian :
Ampisilin + sulbaktam
Tikarsilin + as. klavulanat

IV, IM

Amoksisilin
Amoksisilin + as. klavulanat

ORAL

Absorbsi tidak lengkap secara oral, tetapi amoksisilin hampir lengkap di


absorpsi, absorbsi penisilin lainnya = penurunan jika ada makanan di dalam lambung
= 30-60 menit sebelum makan / 2-3 jam setelah makan. Distribusi ke seluruh tubuh,
penisilin bisa melewati sawar plasenta = tidak teratogenik. Tidak ke SSP
Ekskresi : melalui ginjal
Efek Samping : hipersensitivitas (angioedem, makulopapular, anafilaktik), diare,
nefritis (metisilin), neurotoksisitas, gangguan pembentukan darah (karbanesilin dan
karsilin = antipseudomonas), toksisitas kation
a Tidak bisa untuk kuman B-laktamase
b Resistensi E.Coli
c Efek samping : reaksi alergi , Syok anafilaksis umumnya tidak toksik pada
manusia
d Dapat di gunakan secara oral dan parenteral.
4. Aminoglikosida
Farmako dinamik : terhadap MO anaerobik rendah, transpor aminogliko butuh O2,
aktivitas terhadap gram (+) terbatas, aktifitas dipengaruhi pH (alkali lebih tinggi),
aerobik-anarobik, keadaan hiperkapnik. Berdifusi lewat kanal air yang dibentuk porin
protein pada membran luar bakteri gram (-) masuk ke ruang periplasmik. Setelah
masuk sel terikat pada ribosom 30 s dan hambat sintesis protein kerusakan
membran sitosol mati. Bersifat bakterisid.
Farmako kinetik : sangat polar, sukar di absorbsi di saluran cerna, per oral hanya
untuk efek lokal di saluran cerna. Untuk kadar sistemik parenteral, ikatan protein
rendah kecuali streptomisin 30-50%. Distribusi ke dalam cairan otak sangat
terbatas, ekskresi di ginjal, kadar dalam urin capai 50-200 mg/ml, gangguan ginjal
hambat ekskresi.
Efek samping : alergi, reaksi iritasi (rasa nyeri di tempat suntik), toksik (gangguan
pendengaran dan keseimbangan), ototoksik pada N. VII, nefrotoksik.
a

Kanamisin : untuk E.coli, enterobacter, klebsiella, proteus dll (untuk ISK)


23

b
c

Gentamisin, tobramisin, dan netilmisin Indikasi : infeksi karena proteus,


pseudomanas, klebsiella, E.colli, enterobacter
Amikasin : untuk E.coli, P.aeruginosa, proteus, enterobacter
3.9 Komplikasi

Komplikasi ISK tergantung dari tipe yaitu ISK tipe sederhana (uncomplicated)
dan tipe berkomplikasi (complicated)
a. ISK sederhana (uncomplicated). ISK akut tipe sederhana (sistitis) yaitu nonobstruksi dan bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited
disease) dan tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
b. ISK tipe berkomplikasi (uncomplicated)
1) ISK selama kehamilan
Kondisi
BAS *tidak diobati

Resiko Potensial
Pielonefritis, bayi premature, anemia

ISK trisemester III

Bayi mengalami retardasi mental,


pertumbuhan bayi lambat, cerebral palsy,
fetal death

2) ISK pada DM.


Basiluria asimtomatik (BAS) merupakan resiko untuk pielonefritis diikuti
penurunan LFG. Komplikasi emphysematous cystitis, pielonefritis yang terkait
species Candida dan infeksi gram negative lainnya dapat dijumpai pada DM.
Pielonefritisemfisematosadisebabkanolehmikroorganismepembentukgasseperti
E.coli, Candida sp., Clostridium. Pembentukan gas sangat intensif pada parenkim
ginjaldanjaringannekrosisdisertaihematomyangluas.Pielonefritisemfisematosa
seringdisertaisyokseptikdannefropatiakutvasomotor(AVH).Abses perinefrik
merupakankomplikasiISKpadapasiendenganDM(47%),nephrolithiasis(41%),
obstruksiureter(20%).
3.10

Prognosis

Infeksi saluran kemih tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis lebih


baik bila dilakukan pengobatan pada fase akut yang adekuat dan disertai pengawasan
terhadap kemungkinan infeksi berulang. Prognosis jangka panjang pada sebagian
besar penderita dengan kelainan anatomis umumnya kurang memuaskan meskipun
telah diberikan pengobatan yang adekuat dan dilakukan koreksi bedah, hal ini terjadi
terutama pada penderita dengan nefropati refluks. Deteksi dini terhadap adanya
kelainan anatomis, pengobatan yang segera pada fase akut, kerjasama yang baik
antara dokter, ahli bedah urologi dan orang tua penderita sangat diperlukan untuk
mencegah terjadinya perburukan yang mengarah ke fase terminal gagal ginjal kronis.
3.11

Pencegahan

Basuh alat pengeluaran urin dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri anal
ke vagina.

24

Jangan membersihkan alat kelamin dengan air yang ditampung di bak atau ember,
sebaiknya pakailah shower
Jika di toilet umum usahakan gunakan toilet jongkok daripada toiletduduk atau
jika terpaksa toilet duduk bersihkan dulu pinggiran dandudukan toilet.
Hindari penggunaan produk produk kewanitaan yang menyebabkan iritasi.
Gunakan pakaian dalam dari bahan katun agar tidak lembab.

4.MemahamidanMenjelaskanHukumIslamRukshahpadapasiensalisulbauldan
carathaharah
Bersuci (thaharah: wudhu, tayammum atau mandi) merupakan syarat sah ibadah yang
mewajibkan dalam keadaan suci, seperti shalat. Sehingga ibadah tersebut tidak
dikatakan sah tanpa thaharah. Namun kewajiban tersebut bisa jatuh ketika seseorang
dalam keadaan tertentu yang menghalangi seseorang melakukan thaharah
sebagaimana firman Allah Swt.
)(
"Dan Dia tidak menjadikan bagimu kesulitan dalam agama Islam. Salah satu contoh
adalah penyakit kencing yang terus-menerus atau dalam istilah para fuqaha
dinamakan salisul-baul.
Pengertian salisul-baul
Menurut mazhab Hanafi, salisul-baul adalah penyakit yang menyebabkan keluarnya
air kencing secara kontinyu, atau keluar angin(kentut) secara kontinyu, darah
istihadhah,mencret yang kontinyu, dan penyakit lainnya yang serupa.
Menurut mazhab Hanbali, salisul-baul adalah hadas yang kontinyu, baik itu berupa
air kencing, air madzi, kentut, atau yang lainnya yang serupa.
Menurut mazhab Maliki, salisul-baul adalah sesuatu yang keluar dikarenakan penyakit
seperti keluar air kencing secara kontinyu.
Menurut mazhab Syafi'i, salisul-baul adalah sesuatu yang keluar secara kontinyu yang
diwajibkan kepada orang yang mengalaminya untuk menjaga dan memakaikan kain
atau sesuatu yang lain seperti pembalut pada tempat keluarnya yang bisa menjaga
agar air kencing tersebut tidak jatuh ke tempat shalat.
Dalil tentang salisul-baul
.

"Ubad bin Basyar menderita penyakit mencret dan dia tetap melanjutkan shalatnya
(dalam keadaan mencret tersebut)."
Dari hadis tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai penyakit
mencret, keluar kentut/air kencing secara kontinyu tidak memiliki kewajiban untuk
mengulang-ulang wudhunya, namun tetap meneruskan shalat dalam keadaan tersebut.
Syarat-syarat dibolehkan ibadah dalam keadaan salisul-baul
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ibadah tertentu diperbolehkan dalam
keadaan salisul-baul:
1. Sebelum melakukan wudhu harus didahului dengan istinja'

25

2. Ada kontinyuitas antara istinja' dengan memakaikan kain atau pembalut dan
semacamnya, dan adanya kontinyuitas antara memakaikan kain pada tempat keluar
hadas tersebut dengan wudhu.
3. Ada kontinyuitas antara amalan-amalan dalam wudhu (rukun dan sunnahnya)
4. Ada kontinyuitas antara wudhu dan shalat, yaitu segera melaksanakan shalat seusai
wudhu dan tidak melakukan pekerjaan lain selain shalat. Adapun jika seseorang
berwudhu di rumah maka perginya ke mesjid tidak menjadi masalah dan tidak
menggugurkan syarat keempat.
5. Keempat syarat diatas dipenuhi ketika memasuki waktu shalat. Maka, jika
melakukannya sebelum masuk waktu shalat maka batal, dan harus mengulang lagi di
waktu shalat.
Apabila telah terpenuhi kelima syarat ini maka jika seseorang berwudhu kemudian
keluar air kencing atau kentut dan lainnya aka dia tidak mempunyai kewajiban untuk
melakukan istinja' dan berwudhu lagi. Namun cukup dengan wudhu yang telah ia
lakukan di awal.
DaftarPustaka
1. Brooks, G.F., et al. (2012). Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick &
Adelberg
2. Edisi25.Jakarta:EGC
3. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. (2012). Farmakologi dan
Terapi.
4. Ed.5.Jakarta:FKUI
5. Dorland,W.A.(2010).KamusKedokteranDorlandEdisi31.Jakarta:EGC
6. Eroschenko.(2010).AtlasHistologidiFioreEdisi11.Jakarta:EGC.
7. Lauralee,S.(2014).FisiologiManusia:DariSelkeSistemEdisi8.Jakarta:
EGC
8. Setiati,S.,dkk.(2014).BukuAjarIlmuPenyakitDalamJilidIIEdisiIV.
Jakarta:
9. InternaPublishing.
10. Strasinger,S.K.&Lorenzo,M.S.(2014).UrinalysisandbodyfluidsSixth
Edition.
11. USA:DavisCompany

26

Anda mungkin juga menyukai