Anda di halaman 1dari 2

Judul

: Defisit Evapotranspirasi sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi Gogo

Jurnal

: Jurnal Agronomi Indonesia

Volume

: 33 Halaman 6-11 Tahun 2005

Penulis Jurnal : Eko Sulistyono, Suwarto dan Yulianti Ramdiani


Reviewer

: Jundi Muhammad Bariq (15/377522/GE/07963)

Evapotranspirasi adalah proses gerakan air dari sistem tanah menuju ke tanaman
kemudian ke atmosfer (transpirasi) dan gerakan air dari tanah menuju permukaan tanah
kemudian menuju atmosfer (evaporasi). Hal tersebut merupakan proses yang sangat penting
bagi tanaman. Pentingnya evapotranspirasi dikarenakan proses tersebut merupakan peubah
yang sangat berkaitan dengan produksi tanaman. Pengamatan evapotranspirasi harian dapat
digunakan untuk peringatan dini terhadap kekurangan air. Defisit evapotranspirasi merupakan
selisih antara evapotranspirasi potensial dengan evapotranspirasi aktual. Evapotranspirasi
potensial terjadi pada potensial air tanah maksimal sehingga beda potensial antara tanah dan
atmosfer hanya dipengaruhi oleh potensial atmosfer. Dengan memahami proses
evapotranspirasi beserta peubah-peubahnya maka dapat mengerti pula hubungan antara
defisit evapotranspirasi dengan penurunan produksi sehingga dapat digunakan sebagai
deteksi dini terhadap kekurangan air.
Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan peubah yang diamati adalah
tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif, berat kering tanaman,
bobot gabah dan evapotranspirasi harian. Evapotranspirasi harian diukur berdasarkan metode
neraca air dengan lisimeter ukuran 25 cm dan tinggi 40 cm pada media tanam tanah latosol.
Interaksi antara frekuensi irigasi dan galur padi gogo tidak berpengaruh nyata terhadap
evapotranspirasi, produksi dan bahan kering tanaman. Total defisit evapotranspirasi pada
frekuensi irigasi 6 hari sekali yata lebih tinggi dari pada frekuensi irigasi 2 hari sekali. Hal
tersebut

menunjukkan

bahwa

penurunan

produksi

sebanding

dengan

penurunan

evapotransoirasi. Sedangkan pada periode tumbuh bulan pertama semua frekuensi irigasi
tidak menyebabkan kekurangan konsumsi air. Berdasarkan hubungan tersebut, dapat
menunjukkan bahwa produksi bahan kering dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
evapotranspirasi.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi total defisit
evapotranspirasi menyebabkan penurunan produksi semakin besar dengan total defisit
evapotranspirasi sebesar 240,06 mm menyebabkan penurunan produksi sebesar 90%.
Kelembabab tanah optimum pada padi gogo adalah 32%, kurang dari jumlah tersebut akan
menurunkan produksi. Evapotranspirasi khususnya evapotranspirasi harian dapat digunakan
untuk indikator kekurangan air pada tanaman padi gogo.
Jurnal ini memiliki kelebihan dengan metode yang digunakan merupakan metode
percobaan dengan peubah-peubah yang sangat sesuai sehingga data yang dihasilkan dapat
dipertanggung jawabkan. Selain itu bahasa dalam penyampaian jurnal ini tidak menimbulkan
multi tafsir dan mudah diterima oleh pembaca sehingga pembaca dapat memahami isi jurnal
dengan baik. Kelemahannya adalah dalam pengujian atau penelitian dengan metode ini
membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu grafik dan gambar yang digunakan kurang
mewakili isi dari jurnal.
Bahasa dan cara penyampaianyang sudah komunikatif dan mudah dipahami hendakya
disertai dengan data dan gambar yang dapat lebih mudah dipahami sehingga pembaca akan
lebih mudah dan paham isi dari jurnal.

Anda mungkin juga menyukai