Anda di halaman 1dari 9

1

PROPOSAL

BERKEBUN HIDROPONIK

Oleh

Endah Dwi Rahayu, S.Hut

I.

PENDAHULUAN

2
a. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia akan selalu membutuhkan makanan.
Sekadar bertahan hidup atau bertujuan meningkatkan pertumbuhan,
makanan diperlukan sebagai sumber energi. Pertumbuhan penduduk mau
tidak mau diikuti dengan kebutuhan tempat tinggal. Semakin maju industri
suatu daerah, masyarakat yang menjadi sumber penggerak perekonomian
akan tinggal di sekitarnya. Imbasnya, permukiman baru di wilayah itu
semakin berberkembang menggeser lahan-lahan pertanian yag sejatinya
produktif menghasilkan bahan pangan seperti sayuran dan buah-buahan.
Pasar sayuran ekslusif hingga kini belum tergarap sehingga peluang
pasarnya masih terbuka lebar. Sayuran ini dibutuhkan oleh swalayan,
restoran, kafe dan hotel-hotel di kota-kota besar. Mereka merupakan pasar
potensial yang menyerap sayuran hidroponik. Belum lagi peluang ekspor
sayuran hidroponik ke luar negeri.
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydro yang berarti air dan
ponos yang artinya daya. Hidroponik dikenal sebagai isoilless culture atau
budidaya tanaman tanpa tanah. Istilah hidroponik digunakan untuk
menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanamnya. Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai
bercocok tanam tanpa tanah. Hal ini termasuk juga bercocok tanam di
dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan aiar atau bahan porous
lainnya, seperti pecahan genting,pasir kali, kerikil, dan gabus putih atau
styrofoam.
b. Alasan
Alasan mengapa harus bertanam hidroponik?
1. Alternatif pertanian lahan terbatas
Hidroponik muncul sebagai alternatif pertanian pada lahan terbatas,
terutama di perkotaan. Sistem ini memungkinkan sayuran di tanam du
daerah yang kurang subur atau daerah sempit yang pada penduduknya.
Selain itu, hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal
musim sehingga harga jualtanpa mengenal musim sehingga harga jual hasil
panen relatif stabil. Pemeliharaannya pun mudah karena tempat budidaya
lebih bersih, media tanam steril. Tidak hanya itu, pengembangan hidroponik
mempunyai prospek yang cerah, baik untuk mengisi kebutuhan dalam
negeri maupun merebut peluang ekspor.
2. Ramah lingkungan
Hidroponik ramah lingkungan karena tidak memerlukan pemakaian
herbisida dan pestisida beracun sehingga lebih ramah lingkungan dan
sayuran yang dihasilkannya pun akan lebh berserat. Bertanam dengan

3
hidroponik akan menghasilkan sayuran berkualitas baik dan bebas residu
kimia, yang pastinya sehatbuat seluruh keluarga.
Hidroponik tidak membutuhkan air sebanyak berkebun secara
konvensional. Hal ini karena hidroponik tidak memerlukan penyiraman sama
sekali. Air hanya digunakan untuk penghantar nutrisi bagi tanaman (sirkulasi)
3. Tanaman lebih cepat tumbuh
Laju pertumbuhan tanaman hidroponik bisa mencapai 50% lebih cepat
dibandingkan tanaman yang ditanam di tanah pada kondisi yang sama.
Penyebabnya, tanaman hidroponik langsung mendapatkan makanan dari air
yang kaya nutrisi (nutrisi dan ph terkontrol). Kondisi ini juga membuat
tanaman tidak perlu akar besar untuk mencari nutrisi. dengan demikian,
energi yang diperlukan untuk pertumbuhan akar lebih sedikit dan sisa energi
bisa disalurkan ke bagian lain dari tanaman. Tanaman hidroponik yang
dihasilkan pun tumbuuh sehat, kuat dan bersih.
4. Permulaan
Untuk memulai usaha, diperlukan pemilihan sistem hidroponik yang
akan digunakan, nutrisi pupuk, media tanam hidroponik (mungkin tergantung
sistem hidroponik), sumber cahaya (alami atau buatan), waktu dan tanaman
5. Cara bertanam
Pada dasarnya cara bertanam hidroponik dan konvensional adalah
sama. Akan tetapi, pada sistem hidroponik tidak menggunakan tanah
sebagai media tanam. Dengan hidroponik bisa melakukan penyiraman dan
pemupukan secara bersamaan sehingga bisa memudahkan pekerjaan dan
tepat sasaran.
Pada hidroponik, media yang digunakan adalah air. Sedangkan media
padatan seperti sekam, zeolite, hidroton, pasir dan cocopeat, berfungsi
sebagai penunjang akar tanaman, bukan sebagai media nutrisi.
6. Lokasi penanaman
Bertanam hidroponik bisa dimana saja, seperti di dalam ruangan, di
rumah kaca (greenhouse), dan di halaman terbuka.jadi tersedia cukup sinar
matahari/cahaya, oksigen dan air, hanya perlu menyediakan nutrisi, media
untuk tumbuh, dan benih untuk bertanam hidroponik
7. Persiapan
Yang perlu disiapkan antara lain :
a. Menentukan jenis tanaman yang akan ditanam (sayuran: bayam, kangkung,
caisim, selada, zucchini, cabe. Buah: melon, semangka)
b. Memilh sistem yang akan digunakan (tertutup)

II. PASAR

4
Keuntungan bisnis sayuran hidroponik terbilang menggiurkan. Beberapa
pekebun berpengalaman menyatakan harga sayuran hidroponik selalu berada di
atas harga sayuran yang dibudidayakan secara konvensional di atas tanah.
Namun, selancar itukah menjual sayuran hidroponik di pasaran?
Pebisnis sayuran hidroponik berpengalaman yang mulus memasok
produknya ke restoran, kafe, dan pasar swalayan hingga sekarang tidak serta
merta mendapat lampu hijau saat menawarkan produk pertama kali. Itu
sebabnya sebelum berproduksi skala besar, har us mengenal target pasar
terlebih dulu. Baru menentukan volume produksi.
Pasar yang dituju para pebisnis yaitu konsumen akhir atau distributor yang
masih berada dalam lingkup satu provinsi. Karena sayuran terutama sayuran
daun termasuk produk agribisnis yang bersifat perishable/mudah rusak.
III.
HIDROPONIK
Hidroponik merupakan metode berbudidaya secara bersih dan aman. Prinsipnya,
sistem hidroponik tidak melibatkan media tumbuh, tetapi merendam akar
dalam larutan nutrisi yang diangin-anginkan. Sebagian besar nutrisi tanaman
dipasok oleh nutrisi pupuk, bukan oleh media tempat tanaman tumbuh. Ada
beberapa pilihan sistem berkebun secara hidroponik.
A. PRINSIP KERJA HIDROPONIK
1. Prinsip Dasar
Ada dua metode budidaya secara hidroponik, yaitu hidroponik substrat
dan hidroponik non-substrat. Hidroponik substrat tidak menggunakan air
sebagai media, tetap memakai padatan yang dapat menyerap atau
menyediakan nutrisi, air, dan oksigen
Hidroponik non-substrat merupakan metode budidaya dengan
meletakkan akar tanaman pada air yang tersirkulasi, baik berupa aliran air,
disemprotkan atau air menetap. Air ini mengandung nutrisi yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Perakaran berkembang dalam larutan nutrisi.
2. Nutrisi 100%
Tidak seperti tanah yang menyimpan nutrisi, media tumbuh yang
digunakan dalam sistem hidroponik memiliki pengaruh yang kecil pada
nutrisi tanaman. Akibatnya, satu-satunya sumber nutrisi adalah nutrisi. oleh
karena itu, nutrisi pupuk harus selalu dikontrol agar sesuai yang dibutuhkan
pertumbuhan tanaman.
3. Ketersediaan Nutrisi dan Oksigen
Dalam sistem konvensional dengan media substrat, jumlah oksigen di
perakaran menjadi tidak memadai pada kondisi air berlebihan. Sedangkan
sistem non-substrat dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman.
4. Sistem Hidroponik

5
Sistem hidroponik aktif/dinamis. Larutan dibuat bergerak dengna menggunakan
pompa. Contohnya, DFT (Deep Flow Technique), NFT (Nutrient Film
Technique), water kultur, dan aeoroponik.
Kelebihan : akibat larutan yang bersirkulasi, larutan menjadi kaya akan
oksigen terlarut dengan sendirinya.
Kekurangan : investasi awal relatif lebih mahal dan set up sistem lebih
rumit.
Sistem hidroponik pasif/statis bergantung pada gaya kapilaritas dari media
tumbuh. Contohnya, wick system (sumbu) dan floating hydroponic (rakit
apung)
Kelebihan : dalam sistem pasif, larutan kaya nutrisi diserap oleh media dan
diteruskan ke akar tanaman. Sistem ini cukup baik untuk tanaman sayuran
daun, tidak direkomendasikan untuk tanaman buah dan berukukuran besar.
Kekurangan : ketidakmampuan untuk mendukung pertumbuhan terbaik tanaman
karena tidak memberikan oksigen yang cukup melalui akar. Untuuk lebih
optimal, bisa dibantu dengan arasi gelembung udara dengan menggunakan
aerator seperti pada akuarium ikan hias.
5. Aliran Listrik
Penggunaan listrik untuk beberapa teknik hidroponik mutlak. Apabila listrik mati,
sayuran bisa layu dalam beberapa jam, terutama yang memakai sistem
aeroponik dan NFT. Oleh karena itu, pekebun perlu menyediakan genset
untuk mengantisipasi listrik padam.
6. Pengendalian Penyakit
Pada hidroponik sistem NFT, penyebaran penyakit sangat cepat. Oleh karena itu,
diperlukan pengontrolan intensif, terutama di musim hujan. Jika ditemukan
penyakit, diperlukan pengontrolan intensif, terutama di musim hujan. Jika
ditemukan penyakit, sayuran segera dibuang agar tidak menjalar ke yang
lain. Begitu juga air nutrisi harus diganti dengan yang baru.
7. Tanpa Greenhouse
Greenhouse membuat sayuran hidroponik aman dan nyaman. Biaya
pembuatannya relatif mahal. Namun, bisa juga diterapkan hidroponik
terbuka atau tanpa greenhouse walaupun agak berat dalam
pemeliharaannya, terutama pengendalian hama dan penyakit yang harus
superintensif karena sayuran tidak terlindung apapun.
B. METODE HIDROPONIK
1. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
NFT dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glashouse Crops Research
Institute, Littlehampton, Inggris pada akhir tahun 1960-an dan berkembang

6
pada awal 1970-an secara komersial. Sistem ini adlah teknik pemberian
larutan nutrisi melalui aliran yang sangat dangkal. Air yang mengandung
semua nutrisi terlarut tersebut diberikan secara terus menerus selama 24
jam
Idealnya kedalaman aliran sirkulasi dalam sistem ini harus tipis, seperti kata film
yang berarti lapisan tipis atau air lebih sedikit. Hal ini untuk memastikan
perakaran selalu mendapatkan air dan nutrisi. sistem ini memberikan
limpahan oksigen kepada akar tanaman.
Kelebihan :
a. Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus menerus
b. Lebih menghemat air dan nutrisi
c. Mempermudah perawatan karena tidk perlu melakukan penyiraman
d. Biaya yang diperlukan relatif murah
Kekurangan :
a. Jika salah satu tanaman terserang penyakit, satu talang tanaman akan
terserang juga. Bahkan, semua tanaman yang dalam satu alat bisa tertular.
b. Metode ini sangat bergantung pada listrik. Jika tidak ada aliran listrik, sistem
ini tidak bisa bekerja dengan baik.
2. NFT sistem terbuka
Umumnya metode hidroponik NFT dilakukan di GH. Namun, adapupula yang
tidak memakai GH. Secara prinsip sama, metode hidroponik sederhana yang
bekerja mengalirkan air, oksigen, dan nutrisi secara terus menerus dengan
ketebalan arus sekitar 3mm. Tanaman disangga dengan sedemikian rupa
sehingga akar tanaman menyentuh nutrisi yang diberikan. Rak talang dibuat
miring dengan salah satu sisi lebih tinggi dari sisi lainnya, yaitu sebesar 2-5%
dari panjang alat agar arus dapat mengalir dengan lancar dengan kecepatan
debit air 1-1 liter/menit.
Kelebihan :
a. Mengehmat biaya karena tidak memakai GH
b. Tanaman mendapat suplai air, oksigen dan nutrisi secara terus menerus
c. Lebih menghemat air dan nutrisi
d. Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
e. Biaya yang diperlukan relatif murah
Kekurangan
a. Lebih rentan hama dan penyakit. Jka salah satu tanaman terserang penyakit,
satu rak talang tanaman akan terserang juga. Bahkan, semua tanaman yang
dalam satu alat bisa tertular
b. Metode ini sangat bergantung pada listrik. Jika tidak ada aliran listrik, siistem
ini tidak bisa bekerja dengan baik

7
3. Sistem fertigasi (fertilizer + drip irrigation)
Sistem fertigasi merupakan sistem yang paling banyak digunakan di dunia
pertanian. Sistem ini merupakan pengembangan dari drip irrigation (irigasi
tetes), tanaman disirami dengan cara meneteskan air. Modifikasinnya pada
sistem fertigasi, yaitu tanaman tidak hanya diberi pengairan berupa tetesan
air, tetapi air yang diteteskan juga telah tercampur dengan nutrisi.
Dengan teknik fertigasi, biaya tenaga kerja untuk pemupukan dapat dikurangi
karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Keuntungan lain
adalah peningkatan efisiensi penggunaan unsur hara karena pupuk diberikan
dalam jumlah sedikit, tetapi kontinu; serta mengurangi kehlangan unsur hara
(khususnya nitrogen) akibat pencucian (bleaching) dan denitrifikasi
(kehilangan nitrogen akibat perubahan menjadi gas)
Kelebihan :
a. Pemberian nutrisi sesuai dengan ukuran dan umur tanaman
b. Menjamin kebersihan dan menghindari penyakit
c. Mengatasi masalah tanah
d. Meningkatkan hasil pendapatan
e. Kualitas hasil pertanian yang lebih baik
f. Penggunaan nutrisi pupuk yang tepat
g. Hasil tang lebih banyak
Kekurangan :
a. Modal awal yang relatif tinggi
b. Pengetahuan yang mendalam perihal tanaman
c. Pengurusan kebun yang berkelanjutan
d. Kerusakan
4. Wick System
Sistem wick dikenal dengan sistem sumbu merupakan metode dalam bertanam
secara hidroponik sederhana. Teknik ini memanfaatkan gaya kapilaritas pada
sumbu untuk mengantarkan air dan nutrisi ke akar tanaman sehingga akar
dapat menyerap unsur-unsur hara yang disediakan. Metode ini sangat mudah
karena pembuatannya tidak membutuhkan peralatan yang banyak.
Sistem ini dapat menggunakan berbagai media tanam, misal perlte, vermiculite,
kerikil pasir, sekam bakar, dan serat/serbuk kulit buah kelapa. Media tanam
akan terus-menerus basah oleh air dan nutrisi yang diberikan di sekitar akar
tanaman
Kelebihan :
a. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus
b. Biaya alat murah
c. Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
d. Tidak tergantung aliran listrik
Kekurangan :

8
a. Air dan nutrisi yang diberikan tidak akan dapat kembali lagi sehingga lebih
boros
b. Banyaknya air yang diberikan akan sedikit susah diatur
5. Aeroponik
Aeroponik pertama kali dikembangkan oleh DR. Franco Massantini di Universitas
of Pia Italia. Teknik ini merupakansistem hidroponik yang menggunakan
teknologi tinggi. Seperti pada sistem NFT, media tanamnya udara. Akar yang
menggantung di udara dikabutkan oleh larutan air nutrisi.
Pengabutan ini biasanya dilakukan oleh nozzel setiap beberapa menit sekali.
Karena akar-akar terekspos di udara seperti pada sistem NFT, akar-akar bisa
cepat mengering jika pengaturan pengabutan terganggu. Air dan nutrisi yang
telah disemprotkan akan masuk kembali ke bak penampungan untuk
disemprotkan kembali. Interval waktu pompa 1 jam dengan waktu hidup 15
menit/250 ml.
Kelebihan :
a. Tanaman mendapatkan pasokan air, oksigen,daan nutrisi secara berkala.
b. Lebih menghemat air dan nutrisi
c. Tanaman lebih mudah menyerap nutrisi karena berukuran kecil
Kekurangan :
a. Investasi mahal
b. Sangat bergantung pada listrik
6. Floating hydroponic
Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan
Massantini (1976) di Italia. Floating Hidroponic System (FHS) merupakan
budidaya sayuran dengan cara menanamkan sayuran pada lubang styrofoam
yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak
penampungatau kolam sehingga akarnya terapung atau terendam dalam
larutan nutrisi.
Pada sistem ini, larutan nutrisi tidak disirkulasikan, tetapi dibiarkan pada bak
penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan
larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini diperlukan karena akan terjadi
waktu yang cukup lama sehingga dapat mengganggu pertumbuhan sayuran.
Sistem ini dapat digunakan untuk daerah yang sumber energi listriknya
terbatas karena energi yang dibutuhkan tidak terlalu tergantung pada energi
listrik.
Kelebihan :
a. Tanaman mendapat suplai air dan nutrisi secara terus menerus
b. Lebih menghemat air dan nutrisi

9
c. Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
d. Membutuhkan biaya yang cukup murah
Kekurangan :
Oksigen akan susah didapatkan oleh tanaman tanpa bantuan alat (airstone)
Akar tanaman akan lebih rentan terjadi pembusukan
IV.

BIAYA

Anda mungkin juga menyukai