88
PENDAHULUAN
Dewasa ini pengobatan dengan menggunakan bahan alam kembali menjadi pilihan
yang berkembang di masyarakat, karena
dipercaya bahwa obat bahan alam memiliki
efek samping yang relatif lebih ringan
dibandingkan dengan obat sintetik. Hal ini
mendorong eksplorasi dan penelitian yang
mendalam dari bahan alam tersebut, salah
satunya adalah pegagan (Centella asiatica
[L.] Urban) yang juga dikenal dengan
rumput kaki kuda. Beberapa penelitian yang
dilakukan menunjukkan pemberian ekstrak
herba pegagan pada dosis tertentu dapat
memberikan efek anti-inflamasi. Menurut
Bruneton (1999), salah satu kandungan
dalam herba pegagan adalah asiatikosid.
Asiatikosid merupakan zat aktif saponin
triterpen pentasiklis dan diketahui berkhasiat
sebagai anti-inflamasi, anti kanker (Huang et
al, 2004), wound healing activity, dan free
radical scavenger (Guo et al, 2004).
Untuk memudahkan penggunaannya,
biasanya herba pegagan ini dibuat dalam
bentuk ekstrak terlebih dahulu. Pembuatan
ekstrak antara lain dapat dilakukan secara
infudasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian
berkesinambungan. Dalam proses penyarian
ditetapkan bahwa sebagai cairan penyari
yang umum digunakan adalah air, etanol,
campuran air-etanol, atau eter (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1986).
Langkah yang dapat dilakukan guna
meningkatkan penyarian biasanya digunakan
campuran penyari antara etanol dan air.
Berdasarkan penelitian Pramono dan
Ajiastuti (2004), etanol merupakan pelarut
yang banyak menyari asiatikosid dari
herba pegagan melalui cara maserasi, jika
dibandingkan dengan air. Baik herba pegagan
yang diekstrak dengan air maupun dengan
etanol juga telah menunjukkan adanya efek
antiinflamasi (Somchit, 2004). Maka dalam
penelitian ini dilakukan optimasi komposisi
etanol dan air sebagai cairan penyari pada
herba pegagan dengan aplikasi Simplex
Lattice Design. Metode Simplex Lattice
Optimasi Pelarut Etanol-Air dalam Proses Ekstraksi Herba Pegagan (Centella asiatica [L.] Urban)
Etanol
100
75
50
25
0
Air
0
25
50
75
100
89
90
Tabel 2. Harga Rf baku asiatikosid (TECA) dan sampel ekstrak dengan deteksi LiebermannBurchard
Bercak
Rf
Warna
bercak
a
0,65
b
0,65
Baku
c
d
e
0,65 0,65 0,65
f
0,64
g
0,64
biru-ungu
Keterangan :
a
b
c
d
e
f
g
: baku TECA 1 (1 l)
: baku TECA 2 (2 l)
: baku TECA 3 (4 l)
: baku TECA 4 (6 l)
: baku TECA 5 (8 l)
: baku TECA 6 (10 l)
: baku TECA 7 (12 l)
h
i
j
k
l
h
0,64
Sampel
i
j
k
0,64 0,65 0,65
l
0,65
Optimasi Pelarut Etanol-Air dalam Proses Ekstraksi Herba Pegagan (Centella asiatica [L.] Urban)
91
40
50
Percobaan
I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
V
Replikasi 1
0,184
0,1899
0,1596
0,0108
0,0203
0,1138
0,1346
0,0887
0,0253
0,0112
Replikasi 2
Replikasi 3
0,0862
0,1719
0,0486
0,0104
0,0379
0,1556
0,164
0,1042
0,0244
8,5847x10-3
0,1375
0,1305
0,0781
0,026
8,394x10-3
0,2157
0,1427
0,096
0,0207
0,0114
Rata-rata
0,1359
0,1641
0,0945
0,0157
0,0222
0,1617
0,1471
0,0963
0,0235
0,0104
SD
0,0489
0,0304
0,0575
0,0089
0,0148
0,0512
0,0152
0,0075
0,0024
0,0016
Keterangan :
I : sampel etanol - air = 100% : 0%
II : sampel etanol - air = 75% : 25%
III : sampel etanol - air = 50% : 50%
IV : sampel etanol - air = 25% : 75%
V : sampel etanol - air = 0% : 100%
Suhu 40C
Suhu 50C
3,5824
3,89
tidak valid
12,8261
3,89
valid
92
Optimasi Pelarut Etanol-Air dalam Proses Ekstraksi Herba Pegagan (Centella asiatica [L.] Urban)
93
asiatica, http://medind.nic.in/ibi/
t04/i6/ibit04i6p377. Accessed on
1 st November 2009.
Susanti, L.U. 2010. Optimasi Komposisi
Etanol dan Air dalam Proses Maserasi
Herba Pegagan (Centella asiatica
[L.] Urban) dengan Aplikasi Simplex
Lattice Design. Skripsi. Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma.