Anda di halaman 1dari 35

Smart Street Lighting Initiative

LAPORAN IMPLEMENTASI
Prakarsa PJU Cerdas Indonesia
(Smart Street Lighting Initiative)
Proyek Percontohan Makassar
Penggantian Lampu PJU menjadi Lampu LED di Jalan Penghibur, Jalan Haji
Bau, dan Jalan Pasar Ikan

November 2014
didanai oleh:

diimplementasikan oleh:

didukung oleh:

Disusun oleh:
PT Wahana Metrika : Rizkie Abidin
GIZ Paklim

: Gan Gan Dirgantara, Trita Katriana, Riana Puspasari, Muhammad Iqbal Siregar

Daftar Isi
1.

2.

3.

4.

5.

Latar Belakang ................................................................................................................................................ 4


1.1.

SSLI NAMA .............................................................................................................................................. 4

1.2.

Program Hibah USAID - ICED .................................................................................................................. 4

Profil Penerangan Jalan Umum di Kota Makassar.......................................................................................... 5


2.1.

Jumlah PJU di kota Makassar ................................................................................................................. 5

2.2.

Operasional Pemeliharaan PJU di kota Makassar .................................................................................. 5

2.3.

Usaha Penghematan Biaya PJU di Kota Makassar.................................................................................. 6

Implementasi Penggantian ............................................................................................................................. 7


3.1.

Lokasi Penggantian ................................................................................................................................. 7

3.2.

Kegiatan persiapan ................................................................................................................................. 9

3.3.

Pemilihan Lampu LED ........................................................................................................................... 11

3.4.

Proses Penggantian .............................................................................................................................. 13

Analisa Kelayakan Ekonomis......................................................................................................................... 16


4.1.

Analisa Kelayakan Ekonomis................................................................................................................. 16

4.2.

Analisis Penurunan Emisi GRK .............................................................................................................. 16

Pengarusutamaan Gender dalam Proyek ..................................................................................................... 23


5.1.

Latar Belakang ...................................................................................................................................... 23

5.2.

Rangkuman Temuan Kajian Analisis Gender ........................................................................................ 24

5.3.

Rekomendasi ........................................................................................................................................ 24

LAMPIRAN Data dan Analisis Kelayakan Ekonomis Penggantian 12,600 lampu HPS 250W dengan LED 120W
.............................................................................................................................................................................. 25

1. Latar Belakang
1.1. SSLI NAMA
Smart Street Lighting Initiative (SSLI) / Prakarsa PJU Cerdas Indonesia, adalah program yang
dikoordinasikan Ditjen EBTKE - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bekerjasama
dengan Deutsche Gesellschaft fuer Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Program Advis Kebijakan
untuk Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim (PAKLIM). Program SSLI bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi energi dari sektor penerangan jalan melalui perbaikan sistem PJU dan
penggunaan lampu hemat energi (LED). Program SSLI didasari pada kondisi belum banyaknya kotakota yang memprioritaskan penerangan jalan umum yang efisien, karena:
Minimnya data yang memadai terkait jumlah dan jenis lampu yang terpasang, terutama karena
tingginya jumlah sambungan yang illegal, tingkat meterisasi yang rendah untuk penerangan
jalan.
Praktik penagihan oleh PLN berdasarkan lump-sum yang cenderung melampaui perkiraan
konsumsi dan mengurangi insentif untuk melaksanakan penerangan jalan yang lebih efisien.
Upaya efisiensi PJU terkendala anggaran
SSLI digagas oleh Kementerian ESDM sebagai Nationally Appropriate Mitigation Actions (NAMA),
yakni sebagai upaya mitigasi perubahan iklim nasional. SSLI NAMA mensasar hingga 22 kota di
seluruh Indonesia selama 2014-2020 yang ingin beralih ke penerangan jalan umum yang efisien,
dengan APBD ataupun sumber domestik lainnya (Pusat Investasi Pemerintah, ESCO, dll). SSLI
direncanakan akan dapat memberikan bantuan teknis dan bantuan proyek percontohan, dengan
dukungan internasional. Sejak awal 2014, SSLI NAMA telah diajukan secara resmi oleh Pemerintah
Indonesia pada United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) NAMA Registry
guna meminta dukungan internasional.

1.2. Program Hibah USAID - ICED


U.S. Agency for International Development USAID melalui program Indonesian Clean Energy
Development ICED ingin membantu pemerintah Indonesia, sektor swasta, dan masyarakat umum
untuk meningkatkan penggunaan energi bersih dalam rangka menahan laju peningkatan emisi gas
rumah kaca dan meningkatkan akses masyarakat pada ketersediaan energi dengan cara
meningkatkan iklim pengembangan energi terbarukan, efisiensi energi, konservasi energi, dan
transportasi ramah lingkungan.
Tetra Tech ES, Inc. sebagai kontraktor utama program ICED menjalankan program hibah yang akan
digunakan secara strategis untuk mendukung proses pelibatan aktif dan perencanaan diantara
berbagai pihak yang berkepentingan untuk bekerjasama dalam mengejawentahkan kegiatan yang
termaksud dalam program ICED. Program hibah ini memegang peranan penting dalam strategi ICED
untuk memastikan akses yang merata dan berkelanjutan terhadap energi bersih terutama di daerah
yang tertinggal.
ICED membuka peluang terhadap proposal proyek yang akan mempromosikan efisiensi energi dan
konservasi energi. Hasil dari proyek tersebut diharapkan memberikan sumbangsih yang besar pada
efisiensi penggunaan energi, penurunan emisi gas rumah kaca, dan peningkatan kesadaran akan
perubahan perilaku kelompok yang ditujukan.

PT.Wahana Metrika, dengan dukungan GIZ Paklim dan Pemerintah Kota Makassar, menawarkan
untuk menjalankan program Prakarasa Cerdas PJU yang dikoordinir oleh Kementerian ESDM untuk
mengganti lampu jalan konvensional dengan lampu jalan LED yang lebih hemat energi, ramah
lingkungan, dan berumur panjang.

2. Profil Penerangan Jalan Umum di Kota Makassar


2.1. Jumlah PJU di kota Makassar
Kota Makassar, dengan area seluas 175,77 km2 memiliki titik lampu penerangan jalan umum di kota
Makassar sejumlah 25.783 titik, seperti terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 1 Jumlah titik lampu PJU di Kota Makassar

Sumber: http://lastonmercury.blogspot.com/ diakses 5 Nov 2014


25.783 titik lampu tersebut didominasi oleh lampu jenis merkuri dan HPS (High-Pressure Sodium)
dari berbagai daya (watt), dan sebagian kecil lainnya oleh lampu jenis TL, LED dan LHE, juga dengan
berbagai daya (watt). Seperti terlihat dalam gambar berikut, lampu PJU tidak efisien (250w keatas)
mendominasi lampu PJU di Makassar.
Gambar 1 Proporsi Lampu PJU di Makassar (semua tipe lampu)
diatas 250 watt
(16,963 unit lampu)
dibawah 250 watt
(7999 unit lampu)
data tidak tersedia

Sumber: dikompilasi dari diskusi GIZ Paklim dan Kementerian Keuangan dengan UPTD PJU kota
Makassar pada tanggal 17 September 2013

2.2. Operasional Pemeliharaan PJU di kota Makassar


Salah satu tugas pokok dari Bidang Kelistrikan Dinas PU Kota Makassar adalah melakukan
pengelolaan, pemeliharaan dan pelayanan untuk kebutuhan penerangan jalan. Dalam menjalankan
operasi pemeliharaan, penerangan jalan umum dibagi atas rayon utara, rayon selatan, rayon barat,
dan rayon timur.
Pemeliharaan jaringan bisa dilakukan atas laporan dari masyarakat atau atas perintah langsung dari
pejabat berwenang. Ada banyak metode yang dapat dilakukan masyarakat untuk melaporkan
masalah pada lampu penerangan jalan umum. Selain metode konvensional yang umum seperti
mendatangi langsung, mengirimkan surat atau melalui telepon, bidang ketenagalistrikan juga telah
menyiapkan media sosial online berupa saluran surat elektronik, situs web blogspot, twitter, google+
dan facebook untuk memudahkan masyarakat dalam menyampaikan laporannya.
5

Laporan tersebut kemudian diinventarisir baik melalui telepon, handy talkie, maupun melalui
persuratan.
Selanjutnya
dibuat Surat Perintah Kerja
dan daftar material yang akan
digunakan oleh tim. Setelah
mengecek dan menyiapkan
material
serta
mendokumentasikannya,
pejabat yang berwenang
kemudian mengkoordinir dan
menyiapkan
tim
untuk
menjalankan
pemeliharaan
tersebut. Tim operasional lalu
mengerjakan pemeliharaan
lampu
jalan,
membuat
laporan hasil kegiatan dan
menginventarisir
material
Gambar 2 Skema pemeliharaan PJU
bongkaran sesuai surat perintah
kerja.

2.3. Usaha Penghematan Biaya PJU di Kota Makassar


Bidang Kelistrikan (dahulu UPTD PJU) Dinas PU Kota Makassar telah melakukan sejumlah usaha untuk
menghemat biaya pembayaran tagihan listrik penerangan jalan umum di Kota Makassar. Usaha
penghematan ini berbiaya rendah (low cost) dan bahkan tanpa biaya (no cost).
Usaha penghematan pada tahun 2010 dijalankan dengan membenahi administrasi yang merupakan
kegiatan tanpa biaya. Usaha pembenahan administrasi dilanjutkan pada tahun 2011 ditambah
dengan pendataan jumlah titik meteran PJU di seluruh wilayah Kota Makassar. Selain itu, rapat
koordinasi dengan pihak PLN dilakukan setiap bulan untuk rekonsiliasi pembayaran tagihan PJU
sehingga apabila ada kendala dan permasalah mengenai tagihan PJU akan dibahas dalam rapat
tersebut.
Selain itu, dari segi teknis juga dilakukan pembenahan jaringan-jaringan PJU serta dilakukan
pemeriksaan rutin terhadap panel-panel PJU, dan pengukuran kWh meter dijadikan tugas rutin
setiap bulan. Pada kegiatan survei yang dilakukan di lapangan, ditemukan banyaknya meteran PJU
yang rusak dan hilang serta banyaknya lampu- lampu jalan yang ilegal, Jaringan kabel bawah tanah
banyak yang rusak dan hilang serta banyak ditemukan di lapangan lampu yang berdaya besar.
Atas temuan tersebut, PLN meresepon dengan baik dan mengganti meteran yang rusak dan hilang
serta dilakukan sosialisasi di masyarakat melalui poster untuk mengcegah bertambah banyaknya
sambungan PJU ilegal menggunakan lampu berdaya besar. Hasilnya, tagihan listrik PJU yang pada
tahun 2010 sebesar Rp. 34.281.219.460, pada tahun 2011 turun menjadi Rp. 34.028.859.330, terjadi
penghematan sebesar Rp. 252.360.130 dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, tagihan listrik PJU
turun lagi menjadi Rp. 31.598.602.060, terjadi penghematan sebesar Rp.2.430.257.270 dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2013, ditargetkan tagihan listrik PJU sebesar Rp. 29.647.850.305, dengan
penghematan sebesar Rp. 1.950.751.755.
6

Total penghematan yang dilakukan dibandingkan dengan tagihan pada tahun 2010 adalah Rp.
4.633.369.155. Seluruh kegiatan dalam rangka usaha penghematan sampai jangka waktu tersebut
dilakukan dengan biaya rendah.

Gambar 3 Histori pembayaran tagihan lampu jalan

3. Implementasi Penggantian
3.1.

Lokasi Penggantian

Proyek penggantian lampu PJU ini ditujukan untuk mengganti lampu konvensional dengan lampu PJU
LED sebanyak 77 (tujuh puluh tujuh) titik. Sebagai percontohan, proyek ini ingin mengukur secara
empirik jumlah penghematan energi yang telah dicapai, reduksi emisi gas karbon serta tingkat
kelayakan ekonominya.
Untuk itu perlu dipastikan lampu yang akan diganti dilayani oleh panel distribusi yang telah
dipasangkan meteran listrik. Selain itu, seluruh lampu pada suatu panel distribusi listrik harus
terganti seluruhnya, dan tidak bercampur antara lampu LED dengan lampu konvensional dalam satu
panel distribusi, sehingga mudah dalam pembacaan meterannya kemudian.
Lampu konvensional yang akan diganti terletak di sebagian jalan Haji Bau dalam panel distribusi
nomor 050 sebanyak 20 titik, di Jalan Penghibur dalam panel distribusi nomor 051 sebanyak 32 titik,
dan di Jalan Pasar Ikan dalam panel distribusi nomor 052 sebanyak 25 titik.

Gambar 4 Lokasi Penggantian

Tabel 2 Data Lokasi Lampu


Lokasi
Panel
Jumlah
Jl. Haji Bau
Panel 050
20 titik
Jl. Penghibur
Panel 051
32 titik
Jl. Pasar Ikan
Panel 052
25 titik
Total 77 titik
Lampu konvensional yang sebelumnya terpasang pada lokasi tersebut adalah jenis SONT dengan
bohlam yang menggunakan Sodium bertekanan tinggi (High Pressure Sodium) dengan daya konsumsi
menurut spesifikasi pabrikan sebesar 250 Watt dengan cahaya berwarna kuning (3000K) yang
menyala selama 12 jam per hari.
Lampu PJU pada jalan tersebut terpasang pada tiang tunggal dengan ketinggian 9 meter, dengan
jarak maksimal antar lampu sepanjang 50 meter, dan lebar jalan maksimal 40 meter. Pada 64 titik,
tiang lampu PJU saling berhadapan, sementara pada 13 lainnya tiang lampu PJU hanya terdapat pada
satu sisi jalan.
Tabel 3 Spesifikasi PJU Konvensional
Jenis Lampu PJU
SONT HPS
Daya Konsumsi
250W
Lama menyala per hari 12 jam
Warna
Kuning (3000K)
Ketinggian tiang
9 meter
Lengan tiang
Tunggal
Jarak antar tiang
50 meter (maks)
Lebar Jalan
40 meter (maks)
Pengaturan Letak
Dua sisi (64 titik)
Satu sisi (13 titik)
Lokasi tersebut terletak di kawasan pantai losari yang merupakan bagian paling ramai pada malam
hari di Kota Makassar, baik oleh pengendara kendaraan maupun pejalan kaki. Selain karena jalanan
tersebut adalah penghubung Kota Makassar dengan kabupaten-kabupaten di sebelah selatannya,
kesibukan jalanan ini juga dikarenakan kawasan ini merupakan ikon Kota Makassar yang paling
8

terkenal, sekaligus kawasan wisata, belanja, dan kuliner yang paling sering dikunjungi oleh pelancong
dari dalam dan luar negeri.

3.2. Kegiatan persiapan


3.2.1. Focus Group Discussion

Penggantian lampu jalan konvensional


dengan lampu jalan LED pada proyek
percontohan Makassar ini mengikuti
program SSLI NAMA yang dikoordinir
oleh Kementerian ESDM dengan
bantuan GIZ Paklim, dan melibatkan
beberapa pihak yang terkait. Untuk
memastikan tidak ada langkah kerja
yang saling bertentangan, serta untuk
memastikan segala hal yang perlu
dalam melakukan penggantian telah
diperhatikan dengan baik, Dinas
Pekerjaan Umum Pemerintah Kota
Makassar mengundang para pihak
Gambar 5 Suasana FGD
terkait untuk duduk bersama dan
berdiskusi mengenai persiapan pelaksanaan penggantian baik dari aspek regulasi, aspek teknis, aspek
lingkungan, dan aspek gender, dalam suatu acara Focus Group Discussion yang diselenggarakan di
ruang rapat Dinas PU Kota Makassar. Acara ini dihadiri oleh Kementerian ESDM, GIZ Paklim,
PT.Wahana Metrika, PLN Cabang Kota Makassar, BLHD Kota Makassar, Bappeda Propinsi Sulsel, PGSA
UIN, Forum Pemerhati Masalah Perempuan dan Koalisi Perempuan Indonesia.
Dalam diskusi FGD, Kemen ESDM menyampaikan mengenai sedang dikembangkannya Pedoman
Efisiensi Energi Pencahayaan Jalan Umum yang dapat menjadi acuan Pemerintah Daerah, Pemerintah
Pusat dan pengelola PJU dalam melakukan efisiensi energi. Buku I pedoman tersebut memuat
informasi umum mengenai: alternatif pendanaan lampu PJU, ketentuan mengenai pengadaan
barang/jasa PJU, pengelolaan dan pemeliharaan PJU. Buku II pedoman tersebut memuat informasi
yang lebih spesifik mengenai efisiensi energi dari lampu PJU, mencakup: analisa kebutuhan sistem
PJU efisien, meterisasi, retrofit, desain sistem PJU, dan analisa finansial PJU.
Dalam diskusi disepakati juga oleh Dinas PU Kota Makassar dan PT.PLN area Makassar bahwa
jaringan PJU yang belum dimeterisasi sama-sama dapat menyebabkan kerugian bagi semua pihak
karena mengandung ketidakjelasan dalam pengukuran pemakaian energi. Selain itu, penyambungan
lampu jalan atas inisiatif warga adalah perbuatan ilegal dan dapat merugikan berbagai pihak dan
berbahaya bagi lingkungan sekitar. Untuk itu perlu ditingkatkan sosialisasi ke masyarakat untuk
menghindari bertambahnya sambungan lampu jalan secara ilegal.
Diskusi ini juga mengedepankan pentingnya pengarusutamaan gender sebagai upaya mengurangi
kesenjangan laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan mendapatkan manfaat dari pemasangan
lampu jalan serta dalam meningkatkan partisipasi dan ikut mengontrol prosesnya. Perwakilan
pemerhati isu perempuan yang hadir dalam rapat khususnya mengajukan pentingnya penerangan
jalan di jalan-jalan kecil.
9

3.2.2. Survei dan Jajak Pendapat

Untuk mengetahui berapa banyak pengguna yang mendapatkan manfaat langsung dari penggantian
lampu PJU ini, diadakan survei jumlah rata-rata pengguna jalan pada lokasi penggantian khususnya
pada malam hari. Penghitungan dibagi kedalam kategori pengguna jalan pengendara kendaraan, baik
roda dua maupun roda empat keatas, dan pengguna jalan kategori pejalan kaki, baik pria maupun
wanita.

Tabel 4 Jumlah Pengguna Jalan pada Malam Hari


Jumlah
Pengendara
Pejalan Kaki
Rata-rata per hari Roda 2 Roda 4
Pria
Wanita
Jl. H. Bau
619
688
110
19
Jl. Penghibur
1548
1720
219
38
Jl. Pasar Ikan
860
1032
153
27
Jumlah
3027
3440
482
84
Program ini juga ingin mengajak masyarakat untuk
berpartisipasi
dalam
perancangan
kebijakan
pembangunan. Untuk itu, sebelum mengadakan
penggantian, diadakan penjajakan ke masyarakat secara
langsung untuk mengetahui pendapat mereka mengenai
penggantian lampu PJU ini. Selain menanyakan pendapat
tentang manfaat langsung dari penggantian lampu PJU ini
kepada pengguna jalan, jajak pendapat ini juga ingin
mengetahui tingkat kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya menjaga fasilitas publik, dan pentingnya upaya
hemat energi dan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Gambar 6 Jajak Pendapat

3.2.3. Pembacaan kWh meter sebelum penggantian

Untuk melakukan analisa mengenai penghematan biaya, penghematan pemakaian energi, dan
reduksi emisi gas karbon diperlukan data baseline yang diambil dari pembacaan kWh meter pada
masing-masing panel distribusi. Untuk itu dilakukan pembacaan kWh meter setiap hari selama
semingggu untuk mendapatkan data rata-rata pemakaian energi per hari per lampu.
Pada panel #050 yang melayani 20 titik lampu, terbaca pemakaian energi relatif konstan sebesar 110
kWh per hari. Pada panel #051 yang melayani 32 titik lampu, terbaca pemakaian energi relatif
konstan sebesar 125 kWh per hari. Pada panel #052 yang melayani 25 titik lampu, terbaca pemakaian
energi relatif konstan sebesar 112 kWh per hari. Dengan demikian, total rata-rata energi yang
digunakan per hari untuk seluruh 77 titik adalah 347kWh.
Tabel 5 Pemakaian rata-rata kWh sebelum penggantian
Panel
Panel
Panel
Total
#050
#051
#052
kWh/hari
110
125
112
347
Jumlah lampu
20
32
25
77
kWh/hari/lampu
5,5
3,9
4,5

10

3.3. Pemilihan Lampu LED


3.3.1. Penentuan Intensitas Cahaya

Dalam program efisiensi energi, dengan tujuan melakukan penghematan terhadap pemakaian energi
yang kemudian dapat mereduksi emisi gas karbon, perlu dipastikan bahwa tidak ada tingkat
kenyamanan yang kemudian dikurangi. Oleh karena itu, penentuan intensitas cahaya dari lampu LED,
perlu memperhatikan tingkat kenyamanan pengguna jalan. Ada dua acuan yang perlu dicermati
dalam menentukan intensitas cahaya yang diinginkan dari lampu PJU LED yang akan menggantikan
lampu PJU konvensional yang ada saat ini, yaitu intensitas cahaya menurut Standar Nasional
Indonesia, dan intensitas cahaya yang dihasilkan dari lampu jalan konvesional sebelum penggantian.
Intensitas Cahaya menurut SNI
Badan Standardisasi Nasional telah mengeluarkan standar pencahayaan untuk jalanan umum yang
dapat dijadikan acuan dalam hal pemilihan tipe lampu penerangan jalan umum
Untuk lokasi proyek pada Jl.H.Bau, Jl.Penghibur, dan Jl.Pasar Ikan, jalan dikategorikan sebagai jalan
arteri primer dengan kelebaran mencapai 40 meter dan merupakan penghubung antar kabupaten.
Pada SNI tentang penerangan jalan umum diatur bahwa intensitas cahaya rata-rata berkisar pada 1120lux.
Tabel 6 SNI tentang Penerangan Jalan Umum
Kuat Pencahayaan
Luminansi
Jenis/ Klasifikasi
Kemerataan
L rataKemerataan
E rata
Jalan
(uniformity)
rata
(uniformity)
(lux)
(cd/m2)
g1
VD
VI
Jalan Arteri:
- Primer
11-20
0,14-0,20
1,50
0,40 0,50-0,70
- Sekunder
11-20
0,14-0,20
1,50
0,40 0,50-0,70
Pengukuran Intensitas Cahaya sebelum penggantian
Selain intensitas cahaya menurut Standar Nasional Indonesia, perlu juga diadakan pengukuran
terhadap intensitas cahaya dari lampu konvensional yang ada sebelum penggantian.
Pengukuran intensitas cahaya dilakukan menggunakan alat Lux Meter. Bagian sensor pada alat ini
diletakkan diatas permukaan jalan untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya yang diterima dari
lampu PJU diatas permukaan jalan. Selain mengukur intensitas cahaya tepat dibawah titik lampu,
pengukuran juga dilakukan pada permukaan jalan pada empat titik antar tiang lampu. Pengukuran
demikian dilakukan pada seluruh 77 titik lampu dan titik-titik diantaranya. Dari seluruh titik
pengukuran, titik dengan intensitas cahaya paling tinggi diambil sebagai data intensitas cahaya
maksimal, titik dengan intensitas cahaya paling rendah diambil sebagai data intensitas cahaya
minimal, sedangkan data rata-rata diambil dari seluruh hasil pengukuran.
Dengan demikian didapatkan data intensitas cahaya maksimal adalah 31 lux, intensitas cahaya
minimal adalah 4 lux, dan intensitas cahaya rata-rata adalah 13 lux.
Tabel 7 Intensitas cahaya sebelum penggantian
Maks Min Rata-rata
Intensitas Cahaya
31
4
13

11

Karena data intensitas cahaya hasil pengukuran telah sesuai dengan intensitas cahaya yang
dipersyaratkan pada SNI, maka tingkat intensitas cahaya hasil pengukuran diambil sebagai acuan
dalam melakukan penggantian lampu PJU ini. Diharapkan langkah ini dapat menjamin tidak
berkurangnya tingkat kenyamanan pengguna jalan setelah diadakannya penggantian.
3.3.2. Perbandingan Spesifikasi Teknis

Intensitas cahaya yang dipersyaratkan dengan kondisi dan ukuran jalan pada lokasi proyek dijadikan
acuan dalam pemilihan tipe lampu LED PJU yang akan dipakai dalam penggantian. Lampu LED PJU
yang akan mengganti lampu konvensional PJU harus menghasilkan intensitas cahaya seperti yang
dimaksud.
Hampir semua pabrikan lampu mempunyai piranti lunak untuk mensimulasikan tingkat intensitas
cahaya pada lampu dengan daya konsumsi tertentu, dipasang pada tiang dengan ketinggian tertentu,
jarak antar tiang dan lebar jalan tertentu.
Pada simulasi dari tiga pabrikan yang berbeda, didapatkan tingkat intensitas cahaya yang berbedabeda. Pada pabrikan Lampu PJU LED merek A dan C didapatkan intensitas cahaya maksimal yang
sangat tinggi yaitu 45lux dan 41lux, namun
intensitas cahaya minimalnya hanya 3,71lux dan
0,71lux . Pada PJU LED merek B didapatkan
intensitas cahaya maksimal lebih rendah dan
masih memenuhi syarat yaitu sebesar 39,7lux dan
intensitas cahaya minimal juga memenuhi syarat
yaitu sebesar 4,7lux.
Dari ketiga tipe lampu PJU LED, lampu yang
mengkonsumsi daya paling rendah adalah lampu
merek B, dan diharapkan mampu memberikan
penghematan paling optimal.

Gambar 7 Contoh simulasi intensitas cahaya

Selain intensitas cahaya dan daya konsumsi, spesifikasi teknis lain yang penting untuk diperhatikan
adalah ketahanan produk lampu jalan LED dengan tingkat perlindungan minimum IP65 dan tingkat
kekuatan minimum IK08, dan perlindungan terhadap tegangan kejut ideal diatas 6kV. Selain itu,
umur lampu jalan LED yang lazim adalah 50,000 jam.

12

Tabel 8 Perbandingan Spesifikasi Teknis


Parameter
Nilai
Merek Lampu PJU
Minimu
LED
m
A
B
C
Output
Lamp Flux
12000
1260 1211 1260
(lm)
0
9
0
Efficacy
90
90
90
87
(lm/W)
Power (W)
250
126
120
130
Luminanc Max (lux)
31
45
39.7
41
e
Min (lux)
4
3.21
4.7
0.71
Average (lux)
14
15
15.2
7.84
Standard
IP Rating
IP65
IP66
IP66
IP66
IK Rating
IK08
N/A
IK08
N/A
Warranty (yr)
1
N/A
3
3
Lifetime (hrs)
50,000 50,00 50,00 50,00
0
0
0
Surge Protect
6kV
6kV
10kV
8kV

3.4. Proses Penggantian


3.4.1. Evaluasi dan Monitoring

Pelaksanaan Penggantian
Sebelum melakukan penggantian, setiap lampu PJU LED
yang telah disediakan, diujicoba dahulu untuk
memastikan berfungsi dengan baiknya setiap unit. Selain
itu, perlu juga diukur daya konsumsinya secara faktual
untuk setiap unit melalui alat energi meter. Hal ini untuk
memastikan setiap unit bekerja dengan baik dan
mengkonsumsi daya listrik sesuai dengan spesifikasinya.
Lampu PJU LED yang disiapkan dengan daya konsumsi
sesuai spesifikasi pabrikan sebesar 120W, setelah diukur
menggunakan energi meter menunjukkan daya konsumsi
relatif stabil di 120W 2.
Pelaksaan penggantian lampu dilakukan oleh PT.Wahana
Gambar 8 Pengukuran Daya
Metrika dibawah pengawasan Bidang Ketenagalistrikan Dinas PU Kota Makassar
Pembacaan kWh meter setelah penggantian
Proyek penggantian lampu konvensional menjadi lampu LED diharapkan bisa menghemat
penggunaan listrik secara optimal. Hal ini perlu dibuktikan secara empiris melalui pembacaan
pemakaian kWh meter setelah penggantian. Untuk itu diadakan pembacaan kWh setiap hari selama
satu pekan untuk mendapatkan rata-rata pemakaian energi per hari per lampu setelah penggantian.
Setelah penggantian, pada panel #050 yang melayani 20 titik lampu, terbaca pemakaian energi relatif
konstan sebesar 33 kWh per hari. Pada panel #051 yang melayani 32 titik lampu, terbaca pemakaian

13

energi relatif konstan sebesar 48 kWh per hari. Pada panel #052 yang melayani 25 titik lampu,
terbaca pemakaian energi relatif konstan sebesar 37 kWh per hari. Dengan demikian, total rata-rata
energi yang digunakan per hari untuk seluruh 77 titik adalah 118kWh.
Tabel 9 Pemakaian rata-rata kWh setelah penggantian
Panel
Panel
Panel
Total
#050
#051
#052
kWh/hari
33
48
37
118
Jumlah lampu
20
32
25
77
kWh/hari/lampu
1,65
1,5
1,5
Pengukuran Intensitas cahaya setelah penggantian
Intensitas cahaya setelah penggantian diharapkan sama dengan yang diperagakan pada simulasi
melalui piranti lunak dari pabrikan atau paling tidak memenuhi persyaratan awal yang diminta.
Sebagai mana sebelum penggantian, untuk mengetahui intensitas cahaya dari lampu PJU LED,
diadakan pengukuran menggunakan Lux Meter.
Pengukuran juga dilakukan atas ke tujuh puluh tujuh titik lampu yang telah diganti, dan empat titik
diantara tiang lampu. Pengukuran setelah penggantian dilakukan pada waktu yang sama dengan
pengukuran sebelum penggantian. Hal ini untuk memastikan karakteristik cahaya relatif sama pada
waktu itu.
Tabel 10 Intensitas cahaya setelah penggantian
Maks Min Rata-rata
Intensitas Cahaya
38
5
14
Karakteristik cahaya lampu PJU LED
Secara kasat mata dapat dilihat perbedaan yang nyata antara cahaya lampu PJU konvensional
dengan cahaya lampu PJU LED. Pada lampu PJU LED, cahayanya terkonsentrasi memperlihatkan garis
yang tegas dengan sudut tertentu ke arah bawah untuk menerangi jalanan. Hal ini berbeda dengan
cahaya pada lampu jalan konvensional, dimana cahaya yang keluar terpencar ke segala arah
termasuk ke atas yang notabene tidak dibutuhkan dan menyebabkan pemborosan. Inilah yang dapat
membuat lampu LED lebih hemat energi.
Warna cahaya lampu LED yang putih jernih (6500K) membuat obyek seperti rambu-rambu lalu lintas
lebih jelas terlihat karena tidak mengakibatkan deviasi warna dari cahaya yang dipantulkannya.

14

Gambar 9 PJU sebelum penggantian

Gambar 10 PJU setelah penggantian

3.4.2. Pengolahan Limbah

Dampak Terhadap Lingkungan


Lampu PJU SON T 250W di Jalan Haji Bau, Jalan Penghibur dan Jalan Pasar Ikan dilengkapi dengan
bohlam HPS 250W yang mengandung setidaknya 20mg bahan Merkuri. Proyek penggantian ini akan
menghasilkan setidaknya tujuh puluh tujuh unit bohlam HPS 250W yang mungkin menjadi limbah.
Bila tidak ditangani dengan baik, limbah yang tergolong dalam limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) ini dapat mencemari lingkungan. Paparan bahan merkuri dalam jumlah yang cukup tinggi dapat
menjadi berbahaya bagi kehidupan tumbuhan, hewan dan juga manusia.
Pencegahan
Dari tujuh puluh tujuh bohlam HPS 250W yang diganti, kesemuanya masih berfungsi dengan baik,
sehingga disimpan dengan baik di gudang BTL DPU Kota Makassar, dan akan digunakan untuk
15

melakukan penggantian pada titik lain yang rusak di kemudian hari. Dengan demikian, bohlam yang
ada tidak langsung menjadi limbah.
Meskipun demikian, PT.Wahana Metrika sebagai pelaksana proyek penggantian ini telah bekerja
sama dengan pabrikan lampu untuk menangani limbah B3 berupa bohlam HPS 250W yang mungkin
timbul di kemudian hari. Dengan penanganan yang tepat, limbah merkuri dapat didaur ulang dan
dimanfaatkan kembali untuk produk yang sejenis ataupun berbeda.

4. Analisa Kelayakan Ekonomis


4.1. Analisa Kelayakan Ekonomis
Analisa kelayakan ekonomis penggantian lampu PJU konvensional dengan lampu LED penting
dilakukan karena masalah keuangan masih menjadi kendala terbesar. Investasi pada tahap awal
penggunaan lampu LED saat ini masih sangat mahal bila dibandingkan dengan menggunakan lampu
konvensional seperti HPS mengingat lampu LED masih termasuk teknologi baru. Di masa akan datang
harga lampu LED masih berpotensi untuk terus turun atau lebih murah dari harga sekarang, berbeda
dengan harga lampu konvensional yang sudah mapan. Dengan demikian, di satu sisi investasi pada
tahap awal implementasinya sangat tinggi, namun di sisi lain penghematan energi dan penghmatan
biaya perawatannya yang cukup besar berkisar 50%-65%, maka diharapkan penggunaan lampu LED
memberikan keuntungan ekonomis sehingga sangat layak untuk diterapkan oleh pemerintah daerah.
Bredasarkan hasil pengukuran penggunaan energy listrik untuk 77 titik PJU yang sudah menggunakan
lampu LED diperoleh data sebagai berikut:
Pemakaian rata-rata kWh sebelum penggantian
Panel
Panel
Panel
Total
#050
#051
#052
kWh/hari
110
125
112
347
Jumlah lampu
20
32
25
77
kWh/hari/lampu
5,5
3,9
4,5
Pemakaian rata-rata kWh setelah penggantian
Panel
Panel
Panel
Total
#050
#051
#052
kWh/hari
33
48
37
118
Jumlah lampu
20
32
25
77
kWh/hari/lampu
1,65
1,5
1,5

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMIS 77 LAMPU LED 120 W


Terlihat bahwa konsumsi energy oleh 77 lampu HPS 250 w adalah sebesar 347 kWh per hari
sedangan lampu LED 120 w mengkonsumsi energy sebesar 118 kWH perhari, sehingga terjadi
penghematan energi sebesar 229 kWH perhari atau sebesar 66%. Dalam table di bawah ini dapat
dilihat penghematan energi yang diperoleh dari penggunaan 77 lampu LED, sebagai berikut:

16

Tabel penghematan energi listrik 77 lampu LED 120 w dibandingkan Lampu HPS 250 w
Sehari
Setahun
11 Tahun
Energy saving (kwH)
229
83.585
919.435
Energy saving (Rp)
309.608
113.006.920
1.605.465.260
Dalam analisis ekonomis penggantian lampu HPS dengan LED ini biaya pemasangan kWh meter
dikesampingkan dalam investasi awal yang dianalisis karena pemasangan kWh meter adalah aktivitas
pengukuran penggunaan energi yang tetap harus dilakukan walaupun tetap menggunakan lampu
HPS atau lampu konvensional lain, sehingga terjadi penghematan ekonomis dari biaya listrik yang
tadinya bersifat lump sum atau block menjadi berdasarkan meter.
Dalam analisa kelayakan ekonomis ini yang diukur adalah:
1. Net Present Value (NPV).
NPV adalah nilai ekonomi lampu LED saat ini yang dihitung berdasarkan perkiraan ketersediaan/
aliran dana di masa mendatang. Proyek dengan NPV positif atau lebih besar dari nol adalah
proyek yang feasible atau layak secara ekonomis. Namun bila ada beberapa alternatif
pembiayaan, maka NPV yang lebih besarlah yang lebih layak secara ekonomis.
2. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah tingkat pengembalian dari nilai investasi awal. Proyek yang layak adalah yang
memberikan tingkat pengembalian lebih tinggi dari tingkat bunga atau biaya modal.
3. Payback Period
Payback period adalah lamanya pengembalian investasi yang mengacu kepada periode waktu
yang dibutuhkan untuk membayar investasi awal. Semakin cepat jangkapa waktu
pengembalian nilai investasi maka semakin layak.

Analisa kelayakan ekonomis atas proyek penggantian 77 buah lampu ini memberikan hasil sebagai
berikut:
Analisis Ekonomis Penggantian 77 lampu HPS 250 w deng LED 120 w
Discount Rate
NPV
IRR
Payback Period
13%
Rp 173.229.658,17,32%
5,5 tahun
Hasil analisis ekonomis untuk proyek penggantian 77 buah lampu HPS dengan lampu LED
memberikan indikator yang layak untuk ketiga metrik NPV, IRR, dan Payback Period. Sehingga dari
nalisis ini Pemda Kota Makasar layak untuk memperbesar cakupan proyek (scaling up) penggantian
lampu PJU dengan lampu LED untuk titik lampu PJU lainnya.

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMIS 12.600 LAMPU LED 120 W


Perluasan cakupan penggantian lampu PJU dalam analisis ini dilakukan terhadap PJU lampu HPS 250
w lainnya. Sesuai dengan data titik lampu PJU yang dimiliki saat ini terdapat 25.783 titik PJU seluruh
17

kota Makasar, di antaranya terdapat sebesar 12.600 titik masih menggunakan lampu PJU HPS 250
watt. Jumlah ini mencakup 49% total lampu PJU di Kota Maksar. Bila diproyeksikan penghematan
atas penggantian 12.600 lampu HPS 250 w dengan LED 120 W adalah sebagai berikut:

SIMPLE CASHFLOWS
Yaer

Annual Capex

Annual Savings

Annual Cashflow

Cumulative
Cashflow

(137,718,000,000)

12,274,521,805 (125,443,478,195)

(125,443,478,195)

24,893,502,738

24,893,502,738

(100,549,975,457)

25,834,658,821

25,834,658,821

(74,715,316,636)

26,822,872,709

26,822,872,709

(47,892,443,927)

27,860,497,291

27,860,497,291

(20,031,946,635)

28,950,003,103

28,950,003,103

8,918,056,468

30,093,984,205

30,093,984,205

39,012,040,672

31,295,164,362

31,295,164,362

70,307,205,034

32,556,403,526

32,556,403,526

102,863,608,560

10

33,880,704,649

33,880,704,649

136,744,313,210

11

35,271,220,829

35,271,220,829

172,015,534,038

12

44,879,875,535

44,879,875,535

216,895,409,573

354,613,409,573

Dari proyeksi tersebut maka total penghematan selama 12 tahun (termasuk tahun pertama untuk
penggantian) sebesar Rp 354,6 Milyar.
Analisa kelayakan ekonomis bila dilakukan penggantian terhadap 12.600 titik lampu HPS 250 w
dengan lampu LED 120 pada tingkat discount rate 13% atau sebesar tingkat bunga komersial ratarata, maka hasil analisis ekonomisnya adalah:
Analisis Ekonomis Penggantian 12.600 lampu HPS 250 w deng LED 120 w
Discount Rate
NPV
IRR
Payback Period
13%
Rp
19,7%
5,7 tahun
36.797.128.541,-

18

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa bila proyek penggantian lampu PJU menggunakan LED 120
w dilakukan untuk 12.600 lampu HPS 250 w sangat layak untuk dilakukan.
Analisis menggunakan tingkat discount rate 13 % , yaitu sebesar tariff bunga komersial rata-rata,
sehingga proyek ini dapat dan layak didanai menggunakan dana dari perbankan.
Proyek penggantian ini bisa menggunakan sumber pendanaan dengan biaya modal (tingkat bunga)
yang lebih murah yaitu menggunakan pinjaman dari lembaga Pusat Investasi Pemerintah (PIP)
dengan tingkat bunga sebesar BI rate + 2%. Pada 18 November 2014 Rapat Dewan Gubernur BI telah
menaikkan suku bunga BI sebesar 25 bps menjadi 7,75% sehingga lending interest rate PIP adalah
sebesar 9,75%.
Analisa kelayakan ekonomis bila dilakukan penggantian terhadap 12.600 titik lampu HPS 250 w
dengan lampu LED 120 pada tingkat discount rate 9,5% atau sebesar tingkat bunga IPP, maka hasil
analisis ekonomisnya adalah:
Analisis Ekonomis Penggantian 12.600 lampu HPS 250 w deng LED 120 w
Discount Rate
NPV
IRR
Payback Period
9,75%
Rp
19,7%
5,7 tahun
63.847.673.464Grafik proyeksi cashflow penghematan biaya dalam penggantian 12.600 titik lampu HPS 205 w
dengan LED 120 w dan biaya investasinya di tahun pertama (Dalam Ribuan Rupiah)
250.000.000.000
200.000.000.000
150.000.000.000
100.000.000.000
Annual Capex
50.000.000.000

Annual Savings
Annual Cashflow

10

11

12

Cumulative Cashflow

(50.000.000.000)
(100.000.000.000)
(150.000.000.000)
(200.000.000.000)

19

DEBT SERVICE PAYMENT


Selanjutnya mari kita melihat bagaimana kemampuan proyek mengembalikan pendanaan yang
diperoleh dari pihak ketiga. Pendanaan atas proyek adalah sebesar 70% dari total investasi
Rp137.718.000.000,- atau sebesar Rp96.402.600.000,- berasal dari pihak ketiga. Dari tabel di bawah
ini akan terlihat bahwa pendanaan yang diperoleh dari PIP dengan suku bunga 9,75% akan bisa
dikembalikan di tahun ke-6, dan bila menggunakan pendanaan dari perbankan dengan suku bunga
13% adalah pada tahun ke-7.
DEBT SERVICE PAYMENT (SKENARIO PIP)
Saldo Cashflow
Pembayaran
Tahun
(CADS)
Hutang

Saldo Cash Setelah


Hutang

Saldo Pokok
Hutang

12,274,521,805

(9,399,253,500)

2,875,268,305

96,402,600,000

24,893,502,738

(24,437,184,139)

456,318,599

80,674,124,543

25,834,658,821

(24,437,184,139)

1,397,474,682

63,341,702,887

26,822,872,709

(24,437,184,139)

2,385,688,570

44,241,769,061

27,860,497,291

(24,437,184,139)

3,423,313,152

23,194,077,085

28,950,003,103

(24,437,184,139)

4,512,818,964

30,093,984,205

30,093,984,205

31,295,164,362

31,295,164,362

32,556,403,526

32,556,403,526

10

33,880,704,649

33,880,704,649

11

35,271,220,829

35,271,220,829

12

44,879,875,535

44,879,875,535

20

GRAFIK DEBT SERVICE PAYMENT (SKENARIO PIP)


120.000.000.000
100.000.000.000
80.000.000.000
Tahun

60.000.000.000

CADS
40.000.000.000

Pembayaran Hutang
Saldo Cash Setelah Hutang

20.000.000.000

Saldo Pokok Hutang

10 11 12

(20.000.000.000)
(40.000.000.000)
Keterangan: CADS (Cash Available for Debt Service) adalah saldo cash flow yang tersedia untuk membayar hutang

DEBT SERVICE PAYMENT (SKEMA KOMERSIAL)


Saldo Cashflow
Pembayaran
Tahun
(CADS)
Hutang

Saldo Cash Setelah


Hutang

Saldo Pokok
Hutang

12,274,521,805 (12,532,338,000)

(257,816,195)

96,402,600,000

24,893,502,738 (23,222,351,215)

1,671,151,523

85,052,068,827

25,834,658,821 (23,222,351,215)

2,612,307,606

72,134,795,668

26,822,872,709 (23,222,351,215)

3,600,521,494

57,434,519,239

27,860,497,291 (23,222,351,215)

4,638,146,076

40,705,127,175

28,950,003,103 (23,222,351,215)

5,727,651,888

21,666,535,608

30,093,984,205 (23,222,351,215)

6,871,632,990

31,295,164,362

31,295,164,362

32,556,403,526

32,556,403,526

10

33,880,704,649

33,880,704,649

11

35,271,220,829

35,271,220,829

12

44,879,875,535

44,879,875,535

21

GRAFIK DEBT SERVICE PAYMENT (COMMERCIAL SCHEME)


120.000.000.000
100.000.000.000
80.000.000.000
Tahun

60.000.000.000

CADS
40.000.000.000

Pembayaran Hutang
Saldo Cash Setelah Hutang

20.000.000.000

Saldo Pokok Hutang

10 11 12

(20.000.000.000)
(40.000.000.000)
Keterangan: CADS (Cash Available for Debt Service) adalah saldo cash flow yang tersedia untuk membayar hutang

4.2. Analisis Penurunan Emisi GRK


Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan upaya penting bagi Pemerintah Indonesia,
dimana penurunan emisi dari sektor energi memegang peranan penting, sesuai dengan Perpres 61
tahun 2011 mengenai Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GRK.
Berdasarkan Petunjuk Teknis PEP Pelaksanaan RAD-GRK (Bappenas, 2013), faktor emisi Sulawesi
Selatan adalah 0.601 kgCO2/kWh. Data rata-rata kWh/hari diambil dari pembacaan kWh meter
setiap hari selama sebulan. Penurunan emisi GRK dapat dilihat pada table berikut.

kWh/hari

Emisi GRK sebelum penggantian


Panel
Panel
Panel
Total
#050
#051
#052
(kWh)
(kWh)
(kWh)
(kWh)
110
125
112
347

kWh/hari

Emisi GRK setelah penggantian


Panel
Panel
Panel
Total
#050
#051
#052
(kWh)
(kWh)
(kWh)
(kWh)
33
48
37
118

Emisi GRK
(kg CO2)
208

Emisi GRK
(kg CO2)
70

22

Emisi GRK per


hari sebelum
penggantian
(kg CO2)
208

Estimasi Penurunan Emisi GRK dari 77 titik lampu


Emisi GRK per
Penurunan
Estimasi
Estimasi
hari setelah
Emisi GRK
Penurunan
Penurunan Emisi
penggantian
per hari (kg
Emisi GRK per GRK selama umur
(kg CO2)
CO2)
tahun (kg
lampu LED (kg
CO2)
CO2)
70
138
50,370
554,070

Berdasarkan rata-rata pembacaan kWh meter, estimasi penurunan emisi GRK selama umur lampu
LED yakni 11 tahun sesuai spesifikasi adalah 554.070 kg CO2 secara kumulatif.

5. Pengarusutamaan Gender dalam Proyek


5.1. Latar Belakang
Pengarusutamaan Gender adalah suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender
(KKG) melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan
permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
dan evaluasi atas seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan sektor
pembangunan sehingga diperoleh kesetaraan AKPM (Akses, Kontrol, Partisipasi dan Manfaat) dalam
Pembangunan.
SSLI mengedepankan pentingnya pengarusutamaan gender untuk dapat menjaring aspirasi
perempuan dan laki-laki terkait lampu penerangan jalan. Prakarsa PJU Cerdas Indonesia (SSLI)
Proyek Percontohan Makassar melakukan upaya pengarusutamaan gender dalam proyek dengan
cara memastikan keterlibatan perwakilan perempuan dalam proyek serta melakukan kajian analisis
gender untuk:
1) menggali sikap hemat energi, persepsi terhadap kondisi lampu PJU di jalan lokasi
percontohan, dan sikap terkait manfaat yang didapat dari penggunaan lampu LED, dari
masyarakat yang menggunakan fasilitas jalan di lokasi percontohan;
2) melakukan analisis gender guna melihat kesamaan dan perbedaan sudut pandang atau
aktivitas laki-laki dan perempuan, dan;
3) memberikan rekomendasi yang responsif gender terhadap pelaksanaan SSLI.
Kajian analisis gender disusun berdasarkan data-data dari:
observasi lapangan pada tanggal 17-18 Juni 2014;
angket tertutup terhadap 30 responden (15 laki-laki dan 15 perempuan) di lokasi
percontohan yang dilakukan tim GIZ Paklim bersama dengan PT Wahana Metrika pada
tanggal 17-18 Juni 2014;
Focus Group Discussion persiapan pelaksanaan proyek yang mengundang berbagai perwakilan
perempuan (Pimpinan Pusat Studi Wanita UIN, Forum Pemerhati Masalah Perempuan dan
Koalisi Perempuan Indonesia) di kota Makassar pada tanggal 18 Juni 2014
Kajian lengkap Analisis Gender dalam Prakarsa PJU Cerdas Indonesia (Smart Street Lighting Initiative) - Proyek
Percontohan Makassar dapat diunduh di http://www.paklim.org/library/publications/

23

5.2. Rangkuman Temuan Kajian Analisis Gender


Kajian ini menemukan fakta-fakta menarik tentang persamaan dan perbedaan laki-laki dan
perempuan sebagai berikut:
-

Pemahaman masyarakat baik laki-laki maupun perempuan tentang hemat energi perlu
ditingkatkan.
Pandangan masyarakat tentang kondisi lampu PJU di Jalan Penghibur secara umum cukup
positif. Meski demikian ada pula beberapa pendapat bahwa lampu masih gelap, sering mati
dan tidak cepat diganti.
Adanya kecenderungan perbedaan persepsi perempuan dan laki-laki mengenai tingkat
terang yang memadai dan rasa aman yang diberikan terhadap jalan yang sama, dimana lakilaki cenderung menilai lebih terang sementara perempuan cenderung menilai kurang
terang. Hal ini menyebabkan adanya kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan lakilaki, yakni kebutuhan khusus perempuan akan perlunya penerangan yang memadai.
Proyek SSLI yang dilaksanakan di Jalan Penghibur yang merupakan jalan umum dapat
diakses oleh laki-laki dan perempuan. Secara kuantitas, jumlah laki-laki yang mengakses
Jalan Penghibur lebih banyak dibandingkan dengan perempuan.
Laki-laki dan perempuan telah berpartisipasi dalam melaporkan kerusakan lampu PJU.
Secara kuantitas lebih banyak perempuan yang aktif dalam melaporkan kerusakan lampu
PJU.
Penggantian lampu HPS menjadi lampu LED di lokasi percontohan akan membawa manfaat
yang cukup besar bagi perempuan, dibandingkan bagi laki-laki, karena fitur warna cahaya
yang dihasilkan. Lebih banyak perempuan yang berpendapat warna cahaya putih
memberikan mereka penglihatan yang lebih baik, dibandingkan dengan laki-laki.

5.3. Rekomendasi
Dengan memperhatikan temuan-temuan dari survei melalui kuesioner dan masukan-masukan
dari kegiatan FGD, maka diperoleh saran-saran untuk perbaikan proyek SSLI, sebagai berikut:

Kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang hemat energi kepada laki-laki
dan perempuan.
Perlunya peningkatan partisipasi masyarakat dalam proyek SSLI dari tahap perencanaan,
pelaksanaan sampai pemantauan dan evaluasi. Informasi yang dibutuhkan antara lain
kontak pelaporan kerusakan lampu PJU.
Melihat bahwa perempuan seperti ibu hamil memiliki kebutuhan khusus dan perempuan
lebih rentan dalam hal keamanan di malam hari, maka perlu dibukanya akses bagi
masyarakat, khususnya perempuan untuk berpartisipasi pada tahap perencanaan,
terutama dalam hal mengusulkan lokasi proyek.

24

LAMPIRAN Data dan Analisis Kelayakan Ekonomis Penggantian 12,600 lampu HPS 250W dengan LED 120W
a. Data dan Asumsi Proyek
Harga Lampu LED 120 W per lampu
< 200 lampu
200 - 500 lampu
> 500 lampu
Biaya Instalasi per titik PJU
Harga Driver LED (sekali penggantian selama lifetime)

10.725.000
9.000.000
8.250.000
205.000
500.000

Jumlah titik PJU yang digantikan


proyek 77 lampu
skenario scaling up

77
12.600

Discount Rate
proyek 77 lampu
skenario PIP
skenario scaling up
TDL gol P3/TR per 1 Nov 2014 (IDR/kWh)
Perubahan TDL per tahun
Jam Operasi PJU (jam)
1 tahun (hari)

9,75%
13%
1.352
5%
12
365

b. Penggunaan Energi
Berdasarkan Meter terbaca
di SSLI proyek percontohan
Makassar
HPS 250 w
LED 120 w

Berdasarkan Spesifikasi
HPS 250 w
LED 120 w
Konsumsi Energi Listrik per hari (kWh)
Konsumsi Energi Listrik Per tahun (kWh)
Biaya energi listrik setahun (IDR)

1,44

4,42

1,53

1.095

525,60

1.611,69

559,35

1.480.440

710.611

2.179.003

756.242

Energy saving (kWh)

569,40

1.052,34

Energy saving (IDR)


Energy saving (%)

769.829
52%

1.422.760,52
65%

c. Biaya Pemeliharaan

Lamp
Watts
(per unit)

Syste
m
Watts
(per
unit)

HPS 250 W

250

LED 120 W

120

Technology Names

Annual
Operatin
g Hours

Annual Maint.
Cost
(IDR/unit/year
)

Lamp
Rated
Life
(hrs)

Annual
Lamp
Replacemen
t Rate (%)

250

4.380

573.834,75

24.000

18,3%

120

4.380

43.800,00

50.000

9%

Lamp Unit
Cost
(IDR/unit)

2.644.300
500.000

Lamp
Disposal
Cost
(IDR/unit
)

Lamp
Replacemen
t Labor and
Vehicle Cost
(IDR/unit)

Annual
Lamp
Cost
(IDR/unit)

500.000

573.834,75
43.800

26

d. Proyeksi Aliran Dana dari proyek penggantian 77 lampu


Ringkasan
# of Fixtures Installed

77

Implementation Period (years)

Analysis Period (years)

11

Simple Payback (years)

5,5

IRR

17,32%

NPV (IDR)

173.229.658

Capital Expenditure (IDR)

(841.610.000)

Simple Cashflow (dalam IDR)

Year

Annual
Capital
Expenditure

Annual O&M
Savings (incl.
energy)

Annual Nonenergy O&M


Savings

(841.610.000)

Annual
Cashflow

Cumulative
Cashflow

(841.610.000)

(841.610.000)

153.819.596

40.812.676

153.819.596

(687.790.404)

159.469.942

40.812.676

159.469.942

(528.320.463)

165.402.805

40.812.676

165.402.805

(362.917.657)

171.632.312

40.812.676

171.632.312

(191.285.346)

178.173.293

40.812.676

178.173.293

(13.112.053)

185.041.324

40.812.676

185.041.324

171.929.272

192.252.757

40.812.676

192.252.757

364.182.028

199.824.761

40.812.676

199.824.761

564.006.789

207.775.365

40.812.676

207.775.365

771.782.154

10

216.123.499

40.812.676

216.123.499

987.905.653

11

224.889.041

40.812.676

224.889.041

1.212.794.694

2.054.404.694

e. Proyeksi Aliran Dana dari skenario scaling up menggunakan dana PIP


Ringkasan
# of Fixtures Installed

12.600

Implementation Period (years)

Analysis Period (years)

12

Simple Payback (years)

5,7

IRR

19,70%

NPV (IDR)

63.847.673.464

Capital Expenditure (IDR)

(137.718.000.000)

Simple Cashflow (dalam IDR)


Year

Annual Capex

Annual Savings

Annual Cashflow

Cumulative Cashflow

(137.718.000.000)

12.274.521.805

(125.443.478.195)

(125.443.478.195)

24.893.502.738

24.893.502.738

(100.549.975.457)

25.834.658.821

25.834.658.821

(74.715.316.636)

26.822.872.709

26.822.872.709

(47.892.443.927)

27.860.497.291

27.860.497.291

(20.031.946.635)

28.950.003.103

28.950.003.103

8.918.056.468

30.093.984.205

30.093.984.205

39.012.040.672

31.295.164.362

31.295.164.362

70.307.205.034

32.556.403.526

32.556.403.526

102.863.608.560

10

33.880.704.649

33.880.704.649

136.744.313.210

11

35.271.220.829

35.271.220.829

172.015.534.038

12

44.879.875.535
354.613.409.573

44.879.875.535

216.895.409.573

28

Debt Service Payment

Tahun

Saldo Cashflow

Pembayaran
Hutang

Saldo Pokok
Hutang

Saldo Cash Setelah Hutang

12.274.521.805

(9.399.253.500)

2.875.268.305

96.402.600.000

24.893.502.738

(24.437.184.139)

456.318.599

80.674.124.543

25.834.658.821

(24.437.184.139)

1.397.474.682

63.341.702.887

26.822.872.709

(24.437.184.139)

2.385.688.570

44.241.769.061

27.860.497.291

(24.437.184.139)

3.423.313.152

23.194.077.085

28.950.003.103

(24.437.184.139)

4.512.818.964

30.093.984.205

30.093.984.205

31.295.164.362

31.295.164.362

32.556.403.526

32.556.403.526

10

33.880.704.649

33.880.704.649

11

35.271.220.829

35.271.220.829

12

44.879.875.535

44.879.875.535

29

Detailed Cashflow
Installation Cost
Material

(135.135.000.000)

Installation Cost

(2.583.000.000)

Total Uses for Installation

(137.718.000.000)

PROJECT OPERATING CASHFLOWS


Year

O&M Savings
Maintenance Costs

3.311.130.533

6.070.381.065

Electricity
Facility Charge

8.963.391.273

18.823.121.673

6.070.381.065
19.764.277.756

CO2e Penalty Savings


Total Savings Cashflow

12.274.521.805

24.893.502.738

25.834.658.821

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

20.752.491.644
-

21.790.116.226
-

22.879.622.038
-

26.822.872.709

27.860.497.291

28.950.003.103

Debt service payment


Year

Bunga pinjaman

(9.399.253.500)

Pokok pinjaman

Saldo pinjaman
Total Payment
Debt Service Coverage Ratio
Saldo Cashflow Setelah Pembayaran Hutang

(8.708.708.682)

(7.104.762.484)

(5.337.250.312)

(3.389.492.163)

(1.243.107.054)

(15.728.475.457)

(17.332.421.655)

(19.099.933.827)

(21.047.691.976)

(23.194.077.085)

96.402.600.000

80.674.124.543

63.341.702.887

44.241.769.061

23.194.077.085

(0)

(9.399.253.500)
1,31

(24.437.184.139)
1,02

(24.437.184.139)
1,06

(24.437.184.139)
1,10

(24.437.184.139)
1,14

(24.437.184.139)
1,18

2.875.268.305

456.318.599

1.397.474.682

2.385.688.570

3.423.313.152

4.512.818.964

PROJECT OPERATING CASHFLOWS


Year

10

11

12

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

25.224.783.297
-

26.486.022.461
-

27.810.323.584
-

29.200.839.764
-

38.809.494.470
-

31.295.164.362

32.556.403.526

33.880.704.649

35.271.220.829

44.879.875.535

10

11

12

31.295.164.362

32.556.403.526

33.880.704.649

35.271.220.829

44.879.875.535

O&M Savings
Maintenance Costs

6.070.381.065

Electricity
Facility Charge

24.023.603.140

CO2e Penalty Savings


Total Savings Cashflow

30.093.984.205

Debt service payment


Year

Bunga pinjaman

Pokok pinjaman

Saldo pinjaman

(0)
Total Payment

Debt Service Coverage Ratio


Saldo Cashflow Setelah
Pembayaran Hutang

30.093.984.205

31

f.

Proyeksi Aliran Dana dari skenario scaling up menggunakan dana perbankan

Ringkasan
# of Fixtures Installed

12.600

Implementation Period (years)

Analysis Period (years)

12

Simple Payback (years)

5,7

IRR

19,70%

NPV (IDR)

36.797.128.541

Capital Expenditure (IDR)

(137.718.000.000)

Simple Cashflow (dalam IDR)


Yaer

Annual Capex

Annual Savings

Annual Cashflow

(137.718.000.000) 12.274.521.805

(125.443.478.195)

(125.443.478.195)

24.893.502.738

24.893.502.738

(100.549.975.457)

25.834.658.821

25.834.658.821

(74.715.316.636)

26.822.872.709

26.822.872.709

(47.892.443.927)

27.860.497.291

27.860.497.291

(20.031.946.635)

28.950.003.103

28.950.003.103

8.918.056.468

30.093.984.205

30.093.984.205

39.012.040.672

31.295.164.362

31.295.164.362

70.307.205.034

32.556.403.526

32.556.403.526

102.863.608.560

10

33.880.704.649

33.880.704.649

136.744.313.210

11

35.271.220.829

35.271.220.829

172.015.534.038

12

44.879.875.535

44.879.875.535

216.895.409.573

354.613.409.573

Cumulative Cashflow

Debt Service Payment


Penggantian atas 12,600 titik lampu menjadi LED
Grace period 1 tahun
Equity sebesar 30% dari total project cost (137.718.000.000), yakni sebesar IDR 41.315.400.000 ditanggung
oleh APBD, dan 70% adalah yakni sebesar IDR 96.402.600.000 adalah pinjaman dari bank.

Tahun

Saldo Cash
flow

Pembayaran
Hutang

Saldo Pokok
Hutang

Saldo Cash Setelah Hutang

12.274.521.805 (12.532.338.000)

(257.816.195)

96.402.600.000

24.893.502.738 (23.222.351.215)

1.671.151.523

85.052.068.827

25.834.658.821 (23.222.351.215)

2.612.307.606

72.134.795.668

26.822.872.709 (23.222.351.215)

3.600.521.494

57.434.519.239

27.860.497.291 (23.222.351.215)

4.638.146.076

40.705.127.175

28.950.003.103 (23.222.351.215)

5.727.651.888

21.666.535.608

30.093.984.205 (23.222.351.215)

6.871.632.990

31.295.164.362

31.295.164.362

32.556.403.526

32.556.403.526

10

33.880.704.649

33.880.704.649

11

35.271.220.829

35.271.220.829

12

44.879.875.535

44.879.875.535

33

Detailed Cashflow
Installation Cost
Material

(135.135.000.000)

Installation Cost

(2.583.000.000)

Total Uses for Installation

(137.718.000.000)

PROJECT OPERATING CASHFLOWS

(dalam IDR)

Year

O&M Savings
Maintenance Costs

3.311.130.533

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

Electricity

8.963.391.273

18.823.121.673

19.764.277.756

20.752.491.644

21.790.116.226

22.879.622.038

12.274.521.805

24.893.502.738

25.834.658.821

26.822.872.709

27.860.497.291

28.950.003.103

Total Savings Cashflow

Debt service payment


Year

Bunga pinjaman

(12.532.338.000)

(11.871.820.042)

(10.305.078.056)

(8.522.074.786)

(6.492.959.150)

(4.183.759.648)

Pokok pinjaman

(11.350.531.173)

(12.917.273.159)

(14.700.276.429)

(16.729.392.065)

(19.038.591.567)

Saldo pinjaman

96.402.600.000

85.052.068.827

72.134.795.668

57.434.519.239

40.705.127.175

21.666.535.608

(12.532.338.000)
0,98

(23.222.351.215)
1,07

(23.222.351.215)
1,11

(23.222.351.215)
1,16

(23.222.351.215)
1,20

(23.222.351.215)
1,25

1.671.151.523

2.612.307.606

3.600.521.494

4.638.146.076

5.727.651.888

Total Payment
Debt Service Coverage Ratio
Saldo cashflow

(257.816.195)

Year

10

11

12

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

6.070.381.065

24.023.603.140

25.224.783.297

26.486.022.461

27.810.323.584

29.200.839.764

38.809.494.470

30.093.984.205

31.295.164.362

32.556.403.526

33.880.704.649

35.271.220.829

44.879.875.535

10

11

12

31.295.164.362

32.556.403.526

33.880.704.649

35.271.220.829

44.879.875.535

O&M Savings
Maintenance Costs
Electricity
Total Savings Cashflow

Debt service payment


Year

Bunga pinjaman

(1.555.815.607)

Pokok pinjaman

(21.666.535.608)

Saldo pinjaman

(0)
Total Payment

Debt Service Coverage Ratio


Saldo cashflow

(23.222.351.215)
1,30
6.871.632.990

35

Anda mungkin juga menyukai