Anda di halaman 1dari 4

RESUME AGAMA-AGAMA DUNIA

Nama: Ifnu Rusdi


NIM

: 11150340000245

Kelas : A
YUDAISME
A. Sejarah dan Perkembangan Yudaisme
Agama Yahudi sebenarnya merupakan kelanjutan ajaran kewahyuan
yang pernah diturunkan oleh tuhan kepada nabi Ibrahim. Agama ini telah
berusia lebih dari 33 abad sampai abad ini, oleh karena agama tersebut
diajarkan oleh Musa pada abad ke-13 SM dan kira-kira pada abad ke-4
sesudah nabi Ibrahim meninggal dunia. Musa sebagai seorang rasulullah
adalah dibesarkan oleh Islam dan Kristen. Dengan demikian beliau sudah
pasti membawa agama lurus dan haq atas dasar kewahyuan yang
diterima dari Allah. Dengan alasan berbagai macam, sarjana-sarjana Barat
yang beragama Kristen memandang agama Yahudi menjadi induknya
agama Islam dan agama Kristen. Tetapi anehnya pada masa sekarang
hanya memperoleh pengikut pada lingkungan terbatas, yaitu pada bangsa
Israel saja yang jumlahnya lebih kurang 4 juta jiwa. Dalam apa yang
disebut Perjanjian Ibrahim dengan Tuhan telah disebutkan beberapa
prinsip tentang kehidupan yang benar, dan bilamana janji-janji tersebut
dipenuhi, Tuhan akan memberikan pahala, baik didunia maupun diakhirat.
Misalnya tuhan akan memberikan tanah kanaan yang subur untuk anak
cucu Ibrahim adalah salah satu pemenuhan janji tersebut. Agama ini
dinamakan menurut nama kepala salah satu suku di Israel, suatu agama
yang kemudian dipeluk oleh bangsa Israel yang sekarang membentuk
sebuah Negara yang bernama Negara Israel.
B. Gerakan Zionisme dan Peranannya
Zionisme berasal dari bahasa Ibrani zion yang berarti batu
karang. Maksudnya adalah merujuk kepada batu bangunan Haykal
Sulaiman yang didirikan di atas sebuah bukit karang bernama zion,
terletak di sebelah barat daya Al-Quds (Jerusalem). Bukititu menempati
kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut Taurat, AlMasih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki tanah yang
dijanjikan. Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit Zion.
Kata zion sendiri dikemudian hari diidentikkan dengan kota suci Jerusalem
itu sendiri.
Zionism is the Jewish national movement, (Zionisme adalah
gerakan nasional kaum Yahudi), begitu ditulis dalam situs zionismonthweb.
Tapi, menurut Roger Garaudy, Zionisme sering didefinisikan oleh dirinya
sendiri dalam tiga hal bukan persoalan national movement saja.
Pertama, Doktrin Politik, seperti yang ditulis dalam Encyclopaedia of
Zionisme and Israel, Sejak tahun 1896, Zionisme berhubungan dengan
gerakan politik yang didirikan oleh Theodor Herzl. Kedua, Doktrin

nasionalis tidak dilahirkan oleh Yudaisme, melaikan diambil dari


nasionalisme Eropa abad ke-19. Herzl tidak menggalinya dari agama,
seperti yang dikatakannya, Saya tidak patuh terhadapimpulsi agama.
Atau dihalaman 54 dalam Diaries-nya ia menulis, Saya seorangagnostik.
Ketiga, Doktrin kolonial. Herzl memulai dengan mendirikan sebuah badan
yang mempunyai statuta di bawah perlindungan Inggris atau semua
kekuatan politik lainnya, sambil menunggu penciptaan negara Yahudi.
Olehnya, ia pun menyurati CecilRhodes yang berhasil memisahkan satu
wilayah di Afrika Selatan untuk dijadikan negara dengan namanya sendiri:
Rhodesia. Ketiga doktrin ini, menurut Garaudy merupakan ciri dari
zionisme politik.
Saat ini gerakan zionisme bukan lagi berkutat pada ranah
keagamaan, akan tetapi telah beralih ke makna politik. Maksudnya adalah
Suatu gerakan pulangnya diaspora (terbuangnya) kaum Yahudi yang
tersebar di seluruh dunia untuk kembali bersatu sebagai sebuah bangsa
dengan Palestina sebagai tanah air bangsa Yahudi, dengan Jerusalem
sebagai ibukota negaranya.
Istilah zionisme dalam makna politik ini dicetuskan oleh Nathan
Bernbaum pada 1890, namun sebelum ini Zionisme Internasional telah
berdiridi New York pada 1 Mei 1776, dua bulan sebelum deklarasi
kemerdekaan AmerikaSerikat di Philadelphia. Gagasan ini kemudian
mendapatkan dukungan dari Kaisar Napoleon Bonaparte. Ketika
ia
merebut dan menduduki Mesir. Untuk memperoleh bantuan keuangan dari
kaum Yahudi, Napoleon pada 20 April 1799 mengambil hati dengan
menyerukan, Wahai kaum Yahudi, mari membangun kembali Jerusalem
lama.
Sejak itu, gerakan untuk kembali ke Jerusalem menjadi marak dan
meluas. Yahuda Al-Kalai (1798-1878), adalah tokoh Yahudi pertama yang
melontarkan gagasan pendirian sebuah negara Yahudi diPalestina.
Gagasan kemudian didukung oleh Izvi Hirsch Kalischer (1795-1874)
melalui bukunya yang ditulis dalam bahasa Ibrani Derishat Zion (1826)
yang berisi studi tentang kemungkinan mendirikan negara Yahudi di
Palestina.
C. Pembentukan Negara Israel
Sebelum tertulis sejarah berdirinya negara Israel, Bible milik kaum
Yahudi telah menjabarkan perang terus menerus antara para Yahudi
dengan berbagai macam suku lainnya, termasuk Palestina yang memiliki
ibukota bernama Gaza. Bible ini menuliskan bahwa Raja David mendirikan
sebuah dinasti raja-raja dimana anaknya, Solomon, membangun sebuah
bait Allah. Meski begitu, ekskavasi oleh Yigael Yadin di Hazor, Megiddo,
Beit Shean, dan Gezer menghasilkan penemuan berupa struktur yang ia
dan teman-temannya perkirakaan dibangun pada masa Solomon.
Pada tahun 586 sebelum masehi, raja Nebuchadnezzar II dari
Babilonia berhasil menundukkan Judah. Menurut Bible Yahudi, raja
tersebut juga menghancurkan Bait Allah buatan Solomon serta membuang

kaum Yahudi ke Babilonia. Kekalahan ini juga tercatat dalam sejarah


Babilonia. Pembuangan kaum Yahudi ini, menurut catatan Babilonia dan
Bible dikarenakan raja Judea, Jeholakim, berpindah aliansi antara ke Mesir
dari Babilonia. Invasi yang dilakukan oleh Babilonia sendiri merupakan
hukuman karena beraliansi dengan wilayah saingan Babilonia.
Sejarah berdirinya negara Israel berlanjut ketika pada tahun 538
sebelum masehi, Cyrus dari Persia menaklukkan Babilonia dan mengambil
alih kerajaannya. Kemenangan Cyrus ini dirayakan dengan pembebasan
sekitar 50000 masyarakat Judea yang dipimpin oleh Zerubabel. Setelah
kembali ke Judah, para masyarakat Judea ini kembali membangun ulang
bait Allah yang sebelumnya dihancurkan oleh Nebuchadnezzar II. Pada
tahun 333 sebelum masehi, Alexander mengalahkan Persia dan kembali
mengambil daerah ini. Beberapa waktu berlalu dan terjemahan Bible
Yahudi pertama kali yang disebut Septuagint, dimulai di Alexandria.
Setelah Alexander wafat, Judah masuk ke dalam bagian kerajaan Seleucid
di tahun 198 sebelum masehi. Judaisme hampir lenyap ketiga pada abad
ke-2 ini, Antiochus IV Epiphanes mencoba menghilangkan seluruh hal yang
berkaitan dengan Judaisme demi agama Hellenistik. Hal ini memicu
revolusi Maccabean yang dipimpin oleh Judas Maccabeus pada tahun 174
hingga 135 sebelum masehi. Kemenangan pihak Yahudi ini kemudian
diselenggarakan tahunan sebagai festival Hanukkah.
Pada tahun 125 sebelum masehi, raja Hasmonea, John Hyrcanus
ditundukkan Edom, yang secara paksa menganutkan populasi daerah
tersebut menjadi Judaisme. Pada tahun 64 sebelum masehi, jendral
Romawi, Pompey, berhasil menundukkan Syria dan mengintervensi perang
sipil di Jerusalem. Di tahun 47 sebelum masehi, 3000 tentara Yahudi yang
dikirim oleh raja Hyrcanus II dan dikomandoi oleh Antipater berhasil
menyelamatkan hidup Julius Caesar dan Cleopatra.
Judea pada tahun 6 dijadikan salah satu provinsi di Roma. Pada
dekade berikutnya, meskipun Judea menjadi daerah yang makmur, terjadi
kesenjangan sosial dengan tensi yang terus berkembang antara
masyarakat Greco-Roma dengan Judea. Pada tahun 64, Joshua ben Gamla
yang saat itu menjadi pendeta tinggi, memperkenalkan sebuah kewajiban
baru bagi masyarakat Yahudi laki-laki dimana mereka harus belajar
membaca pada umur 6 tahun. Pada tahun 66, warga Yahudi di Judea
melakukan revolusi terhadap Roma, dan menjadi tonggak sejarah
berdirinya negara Israel, mengingat saat itu adalah pertama kalinya
mereka menggunakan nama Israel sebagai nama daerah mereka.
Daerah Israel menjadi bagian dari Kerajaan Romawi Timur
(Byzantine) karena pecahnya kerajaan Romawi di tahun 390. Kekristenan
Byzantine di masa itu didominasi oleh gereja ortodoks. Pada tahun 611,
kerajaan Sasanian melakukan invasi terhadap kerajaan Byzantine, dan
akhirnya Jerusalem diambil alih oleh Khosrau II pada tahun 614.
Kemenangan yang dibantu oleh masyarakat Yahudi ini membuat kerajaan
Sasania memberikan kewenangan pada masyarakat Yahudi untuk
memerintah Jerusalem. Pada tahun 617, Persia menyerah dan Jerusalem
kembali jatuh ke tangan kerajaan Byzantine, yang mengumbar janji manis
untuk mengembalikan hak-hak milik orang Yahudi yang kemudian ia

ingkari setelah jatuhnya Palestina Prima dan segera, kerajaan Byzantine


mengisukan larangan terhadap Judaisme di kerajaannya.
Pada tahun 1099, perang salib pertama berhasil mengambil alih
Jerusalem dan akhirnya didirikan kerajaan Katolik bernama Kerajaan
Jerusalem. Dalam penaklukan ini, baik Muslim dan Yahudi menerima
diskriminasi dengan cara genosida atau dijual sebagai budak.
Pembunuhan warga Yahudi ini dimulai saat perang salib bergerak di
sekitar Eropa. Pada tahun 1291, crusader terakhir diambil nyawanya oleh
Baibar pada tahun 1291 dan mengakhiri perang salib.
Sejarah berdirinya negara Israel mencapai puncaknya setelah
melewati berbagai macam pemerintahan dan cobaan yang di antaranya
adalah masa pemerintahan Ottoman pada tahun 1517 hingga tahun 1920,
pembunuhan di Eropa Timur pada abad ke-19, revolusi arab pada tahun
1936 hingga 1939, dan Holocaust oleh Nazi Jerman selama masa Perang
Dunia II. Pada 14 Mei 1948, akhirnya Jewish Peoples Council berkumpul di
Museum Tel Aviv dan memproklamasikan berdirinya sebuah negara Yahudi
di daerah Eretz Israel yang bernama State of Israel.

Anda mungkin juga menyukai