Anda di halaman 1dari 79

TUGAS PERANCANGAN PABRIK

GULA JAGUNG CAIR


DOSEN PENGAMPU : Dr. Ir. Susinggih Wijana, MS.

Disusun oleh :
NOVAL NAZWANURIL W

135100300111060

DWIKI MUHAMMAD A

135100300111070

AULIA ALMA GERSYA U

135100300111076

PRAMESTIKA ERA SANTI

135100300111078

FARUGH WIGA DWI W

135100300111080

LUVITA SESILIA GULTOM

135100300111096

UMMUL N KHASANAH

135100300111098

HARYO ANGGORO P

135100300111102

DANANG HERMAWAN P

135100300111103

APRILIA KHOURIN NISA

135100301111001

AYU WINDA ARISKA

135100301111003
Kelas C

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pabrik adalah setiap tempat dimana faktor-faktor manusia, mesin dan
peralatan, material, energi, modal, informasi sumber daya alam dan lain-lain
dikelola secara bersama dalam suatu sistem produksi guna menghasilkan suatu
produk yang efektif, efesien dan aman. Sedangkan perancangan pabrik
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan meliputi perencanaan financial,
penentuan lokasi, dan seluruh perencanaan yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan
mempengaruhi

secara

fisik

pabrik.

langsung

Dalam
dan

tidak

hal

ini

perancangan

langsung

kelancaran

akan
atau

keberhasilan perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang ditetapkan oleh


perusahaan. tindakan perencaan dalam mendesain suat pabrik meliputi tindakan
memilih dan menghubungkan fakta-fakta atau asumsi-asumsi yang ada saat ini
dan asumsi-asumsi yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Dalam melakukan perencaan pabrik ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan antara lain adalah perencaan produksi, perencanaan laba dan
perencanaan fasilitas. Perencaan produksi akan digunakan sebagai alat
komunikasi antara manajemen teras atau top management dan manufaktur.
Sedangkan perencanaan laba adalah suatu manajemen kerja yang telah
diperhitungkan dengan cermat. Perencanaan laba ditujukan pada sasaran akhir.
Selain itu perencanaan fasilitas adalah perancangan fasilitas produksi yang
meliputi perancangan struktur pabrik, perancangan tata letak, dan sistem
material. Dalam hal ini elemen-elemen yang berkaitan adalam perancangan
pabrik perlu dipertimbangkan sebaik mungkin agar diperoleh perencanaan yang
tepat. Salah satu pabrik yang potensial untuk didirikan adalah pabrik gula cair
berbahan baku jagung sehingga dalam makalah ini akan dibahas perancangan
pabrik gula cair berbahan baku jagung.
1.2 Tujuan
Tujuan dari perancangan pabrik ini antara lain menentukan lokasi pabrik,
menentukan seleksi dan uraian proses, menentukan kapasitas produksi,
menentukan neraca massa dan neraca energi serta menentukan spesifikasi
peralatan yang akan digunakan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Utama


1. Jagung
Tanaman jagung merupakan komoditas pangan terpenting kedua setelah
padi. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ternak.
Jagung mengandung senyawa karbohidrat, lemak, protein, mineral, air, dan
vitamin. Fungsi zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat memberi energi,
membentuk jaringan, pengatur fungsi, dan reaksi biokimia di dalam tubuh.
Semua bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan. Batang dan daun jagung
yang masih muda sangat bermanfaat untuk pakan ternak dan pupuk hijau. Klobot
(kulit jagung) dan tongkol jagung dapat digunakan sebagai pakan ternak. Rambut
jagung dapat digunakan sebagai obat kencing manis dan obat darah tinggi
(Prahasta, 2009).
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious)
yaitu letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman.
Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu berdaptasi baik pada faktor-faktor
pembatas seperti intensitas radiasi surya tinggi dengan suhu siang dan malam
tinggi, curah hujan rendah dengan cahaya musiman tinggi disertai suhu tinggi
serta kesuburan tanah yang relatif rendah. Sifat-sifat yang menguntungkan dari
jagung sebagai tanaman C4 antara lain aktivitas fotosintesis pada keadaan
normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah, serta efisien
dalam penggunaan air (Muhadjir, 1986).
Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang hingga
subtropik atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0-500 LU
hingga 0-400 LS. Tanaman jagung juga menghendaki penyinaran matahari yang
penuh. Suhu optimum yang dikehendaki adalah 21-340oC. Curah hujan yang
ideal untuk tanaman jagung adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman
jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil
biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah (Tim Karya Tani
Mandiri, 2010).

2.2 Bahan Pembantu


1. Air
Air menutupi sekitar 70% permukan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368
juta km3. Dari jumlah tersebut, 97,23% adalah air laut, 2,15% es dan salju, dan
sisanya 0,62% adalah air tawar yang berada di daratan (danau, sungai, dan air
tanah). Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan
salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan
gunung es (glacier). Air memiliki tegangan pemukaan yang tinggi yang
menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher
wetting ability). Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya
sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan
lubang yang kecil).16 Dengan adanya sistem kapiler dan sifat sebagai pelarut
yang baik, air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke jaringan tumbuhan
(akar, batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan memungkinkan
beberapa organisme, misalnya jenis jenis insekta dapat merayap di permukaan
air (Niniek dan Mandradewi, 2009).
Berdasarkan sifat mudah atau tidaknya suatu zat melarut dalam air, maka
ada zat terlarut yang bersifat hidrofilik (mudah bercampur dengan air) seperti
senyawa-senyawa garam. Sedangkan zat yang sukar dalam air disebut
hidrofobik, seperti lemak dan minyak. Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan
oleh dapat tidaknya zat tersebut membandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik
antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu membandingi gaya tarik
menarik antara molekul-molekul air, maka molekul-molekul zat tersebut tidak
larut dan akan mengendap dalam air. Air mempunyai konstanta dielektrik yang
sangat tinggi sehingga berpengaruh besar tehadap sifat-sifat pelarutnya, hal ini
menyebabkan banyak sekali senyawa ionik berdisosiasi dalam air (Niniek dan
Mandradewi, 2009).
Kapasitas kalor air yang cukup tinggi yaitu 1 kal g-1 C-1 menyebabkan
kalor yang diperlukan untuk merubah suhu dari sejumlah massa air cukup tinggi
pula, sehingga menstabilkan suhu air pada seluruh wilayah geografi. Sifat
alamiah air dapat mencegah perubahan suhu secara tiba-tiba dalam badan air
yang cukup luas dan juga dapat melindungi kehidupan akuatik dari adanya
kejutan perubahan suhu. Disamping itu, dengan kalor penguapan yang sangat
tinggi yaitu 585 kal.g-1 pada suhu 20oC dapat menjaga kestabilan suhu badan air

dan wilayah geografis sekitarnya,kondisi ini mempengaruhi juga perpindahan


kalor dan uap air antar badan air dan atmosfer (Rukaesih, 2006).
2. HCl
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). HCl
merupakan asam kuat komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga
digunakan secara luas dalam industri. Pada suhu kamar, HCl adalah gas tidak
berwarna yang membentuk kabut putih ketika melakukan kontak dengan
kelembaban udara. senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk
berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil
klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya
meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif
makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya. Dari tujuh
asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik yang
paling sulit menjalani reaksi redoks. Asam klorida juga merupakan asam kuat
yang paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat
lainnya. Walaupun termasuk dalam kategori asam kuat, terdapat kandungan ion
klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi
menengah

cukup

stabil

untuk

disimpan

dan

terus

mempertahankan

konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen


pengasam yang sangat baik.
Seperti disebutkan sebelumnya, asam klorida adalah asam kuat yang
terbuat dari atom hidrogen dan klorin. Atom hidrogen dan klorin berpartisipasi
dalam ikatan kovalen, yang berarti bahwa hidrogen akan berbagi sepasang
elektron dengan klorin. Sifat-sifat kimia asam klorida antara lain yaitu bening dan
tidak berwarna ketika ditambahkan ke air. Namun asam klorida memiliki bau
yang kuat, dan mengandung rasa asam yang khas dari kebanyakan asam. Asam
klorida mudah larut dalam air pada semua konsentrasi, dan memiliki titik didih
sekitar 110oC. Asam klorida bersifat korosif, yang berarti akan merusak dan
mengikis jaringan biologis bila tersentuh. Lalu HCl juga dapat menyebabkan
kerusakan besar internal jika terhirup atau tertelan. Untuk alasan ini, disarankan
bahwa seseorang yang menangani HCl harus menggunakan sarung tangan,
kacamata, dan masker saat bekerja dengan asam ini. Berikut adalah manfaat
dari HCl:

a. Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau
kerak besi oksida dari besi atau baja
b. Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk
pembuatan plastik polyvinyl chloride atau PVC.
c. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan
polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai
bahan baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada
pengolahan air.
d. Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah
cair industri, sebelum dibuang ke badan air penerima.
e. HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation
exchange resin).
f. Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar
basa dalam sebuah larutan.
g. Asam klorida juga berguna sebagai bahan pembuatan cairan pembersih
porselen.
h. HCl digunakan pada proses produksi gelatin dan bahan aditif pada makanan.
i. Pada skala industri, HCl juga digunakan dalam proses pengolahan kulit.
j. Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau biasa disebut dengan
aqua regia adalah campuran untuk melarutkan emas.
k. Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada proses
produksi baterai, kembang api dan lampu blitz kamera.
l. Dalam bidang budidaya HCl digunakan sifat korosifnya untuk proses
desinfeksi baik alat atau lokasi,yang jelas hanya sifat korosifnya yang lebih
dimanfaatkan.

3. Na2CO3
NA2CO3 (natrium karbonat) adalah garam natrium dari asam karbonat
yang mudah larut dlam air. Natrium karbonat murni berwarna putih, bubuk tanpa
warna yang menyerap embun dari udara, punya rasa alkalin/pahit, dan
membentuk larutan alkali yang kuat. Natrium karbonat dapat digunaka untuk
membedakan ion logam yang lain, yang akan diendapkan dengan ion karbonat.
Dapat membedakan ion tembaga, besi, kalsium, seng dan timbal. Larutan
natrium karbonat

ditambahkan pada garam metal. Endapan biru biru

menenjukkan ion Cu2+. Endapan hijau kotor menunjukkan ion Fe2+. Endapan

kuning-coklat menunjukkan ion Fe3+. Endapan purih menunjukkan ion Ca2+, Zn2+,
atau Pb2+. Endapan terbentuk karena hampir semua karbonat tidak mudah larut
dalam air.
Natrium karbonat merupakan komoditas kimia yang sekitar 75% produksi
dunia adalah abu sintetis yang dibuat dari natrium kloridat melalui proses Solvay
(proses soda ammonia) atau proses yang sejenis, sisanya yang 25% diproduksi
dari natrium karbonat alami. Fungsi dari natrium karbonat dalam kehidupan
sehari-hari sangatlah banyak sekali. Fungsi yang utama dari senyawa kimia ini
adalah:
a. Pembersih kotoran. Sifat natrium karbonat yng mampu mengikat kotoran atau
mencampur minyak dengan air membuat senyawa inidijadikan sebagai bahan
pembersih kotoran. Beberapa produk yang dihasilkan dari senyawa ini adalah
deterjen, sampo, dan sabun.
b. Proses pembuatan kaca. Pada proses pembuatan kaca yang tinggi
membutuhkan senyawa ini untuk menyempurnakan proses pembuatan.
c. Pembuatan pulp
d. Pelunakan air sadah
Adapun sifat fisis dan sifat kimia dari Natrium Karbonat adalah sebagai
berikut:
a. Berat molekulnya sebesar 106 g/mol
b. Bentuk Natrium Karbonat adalah kristal dan bersifat higroskopis
c. Titik leburnya sebesar 7,1 g/100 g H2O
d. Densitas pada 20o C sebesar 2,533 g/ml
e. Kapasitas panas 85o C sebesar 26,41 cal/gmol oC

4. CaCl2
Kalsium klorida adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsur kalsium
(logam alkali tanah) dan klorin. Ia tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak
bercun, yang digunakan secara efekstensif di berbagai industri dan aplikasi di
seluruh dunia. Kemampuan kalsium klorida untuk menyerap banyak cairan
merupakan salah satu kualitas yang membuatnya begitu serbaguna. Produk ini
dapat digunakan untuk mengeringkan rumput laut, sehingga membantu dalam
produksi soda ash. Karena higrokopisnya kalsium klorida harus disimpan dalam
container kedap udara yang tertutup rapat.

Sebagai bahan, kalsium klorida terdaftar sebagai makanan aditif yang


diizinkan di negara Eropa. Rata-rata konsumsi kalsium klorida sebagai bahan
tambahan pangan telah diperkirakan 160-345 mg/hari untuk individu. Kalsium
klorida digunakan oleh banyak konsumen dan produksi industrial. Kalsium klorida
ada dalam berbagai bentuk dan dalam berbagai konsentrasi. Beberapa
bentuknya adalah serpih, pelet, bubuk dan kerikil.
Kalsium klorida dalam bentuk cair merupakan solusi larut yang sangat
higroskopis yang juga eksotermik. Kemampuan untuk menarik kelembapan dari
sekitarnya, menahan penguapan, dan panas rilis pada reaksi kimia membuat
substansi yang sempurna untuk pembangunan jalan dan pemeliharaan termasuk
pengendalian es dan debu dan stabilitas dasar. Kalsium klorida cair digunakan
dalam transformasi genetik sel dengan meningkatkan permeabilitas membran
sel, merangsang kompetensi untuk penyerpan DNA. Kalsium klorida merupakan
garam yang penting, baik secara komersial dan seacara alami. Seperti dengan
semua garam, kalsium klorida terdiri dari ion terikat melalui ikatan ion. Sifat
garam ini memungkinkan kita untuk menggunakannya untuk beberapa tujuan,
termasuk produksi pangan, konstruksi dan penggunaan obat.
5. Suspensi Enzim
Hidrolisis secara enzimatis dapat menghasilkan derajat konversi pati
menjadi glukosa lebih tinggi dibandingkan dengan hidrolisa secara asam, dan
dapat mencegah terjadinya kehilangan flavour (aroma). Untuk menghasilkan
sirup glukosa dengan mutu yang baik maka dilakukan proses pemucatan,
penyaringan dan penguapan. Proses likuifikasi adalah proses perubahan pati
dari kental menjadi encer. Campuran pati dan air (suspensi pati) yang
dipanaskan sampai mendidih akan berubah bentuk menjadi kental yang disebut
tergelatinisasi. Setelah ditambahkan enzim, suspensi tersebut menjadi encer.
Pembuatan suspense pati dilakukan dengan menggunakan tangki atau panci
sembari dilakukan pengadukan. Untuk membuat suspensi gelatin adalah dengan
mencampurkan bahan baku singkong yang telah diparut atau menggunakan
tepung singkong dilarutkan dengan air dengan komposisi: 50 kg bahan baku dan
150 liter air kemudian diaduk hingga rata. Setelah itu, ke dalam tangki tersebut
dimasukan enzim alfa-amilase dengan aturan pakai 1 ml untuk 1 kg pati. Jadi
untuk 50 kg pati ditambahkan 50 ml enzim alfa-amilase. Enzim tersebut berfungsi
untuk menghidrolisis pati sehingga pati yang kental karena panas (proses

gelatinisasi) akan menjadi cair. Derajat keasaman (pH) suspensi diatur hingga
antara pH 6,2 6,4 dengan penambahan kapur tohor. Pemasakan suspensi pati
dilakukan sampai mendidih yaitu pada suhu 105oC. Pada proses pemasakan
akan terjadi proses dekstrinasi (proses menjadi dekstrin) (Tyanjani, 2015).
Proses selanjutnya adalah sakarifikasi yaitu proses perubahan dekstrin
menjadi gula. Pati telah terpecah menjadi desktrin selanjutnya didinginkan
manjadi 60-64oC. Larutan pati selanjutnya disaring terlebih dahulu, kemudian
cairan tersebut dimasukan ke dalam tangki sakarifikasi dengan penambahan
enzim amiloglukosidase dengan aturan pakai 1 ml / kg pati. Enzim ini berfungsi
untuk memecah rantai desktrin menjadi glukosa. Selama proses berlangsung
dilakukan pengadukan untuk mencampur enzim dengan sempurna (Tyanjani,
2015).
6. Enzim AMG
Menurut Risnoyatiningsih (2011), enzim glukoamilase diproduksi dari
Aspergillus dan Rhizopus, dapat memecah ikatan -1,3 dan -1,4. Enzim
glukoamilase memecah pati dari luar dengaan mengeluarkan unit-unit glukosa
dari ujung bukan pereduksi polimer pati. Hasil reaksinya hanya glukosa,
sehingga dapat dibedakan dengan -amilase dan -amilase.
Enzim tersebut dapat menghidrolisis pati sampai mencapai DE 95-98
(Dextrosa Ekuivalen yaitu kenaikan drajat konversi) dan dengan dextrose 9395%. Dengan pengaruh enzim glukoamilase posisi glukosa dapat diubah
menjadi dengan pH optimalnya 4-5 dan suhu optimalnya 50-60C. enzim
glukoamilase mempunyai standart productivity 2000-3000 substansi kering
perkilogram enzim.

BAB III
PENENTUAN LOKASI PABRIK

Dalam hal penentuan lokasi Pabrik Gula Jagung tersebut dipilih 5 faktor
dalam pendukung penentuan lokasi seperti kedekatan dengan bahan baku,
kedekatan dengan pasar, UMR tenaga kerja, transportasi yg tersedia, serta
ketersediaan listrik dan air. Berdasarkan faktor tersebut maka dipilih 4 lokasi
yang akan dibandingkan yaitu daerah Tuban, Kediri, Grobogan, Wonogiri.
1. TUBAN

Kedekatan Bahan Baku


Bahan baku adalah kebutuhan utama dalam setiap kegiatan produksi.

Ketersediaan bahan baku menjadi hal yang penting demi menjaga


kelancaran kegiatan produksi. Tuban merupakan salah satu kota penghasil
jagung terbesar di Indonesia. Menurut data BPS pada tahun 2013 Kabupaten
Tuban dapat menghasilkan jagung sebesar 431.776 ton.
(http://tubankab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/140)

Kedekatan Pasar
Secara geografis Kabupaten Tuban dinilai cukup strategis yakni terletak

di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan dilintasi oleh
Jalan Nasional Daendels di Pantai Utara. Bila ditetapkan pasar ke daerahdaerah industri seperti Surabaya dan sekitarnya hanya berjarak 100 km dari
pusat kota Tuban, atau 215 km bila menuju Semarang. Kabupaten Tuban
sendiri memiliki luas wilayah sebesar 735 m2 dengan jumlah penduduk 1,11
juta jiwa, sekitar 34,7% penduduk tergolong warga kurang mampu dan 71%
penduduk Kabupaten Tuban bermata pencaharian dari bercocok tanam atau
bekerja dalam bidang pertanian. Melihat kondisi demikian dapat dipahami
bahwa kondisi pasar untuk Kabupaten Tuban sendiri kurang baik.
(http://tubankab.go.id/np/geografi)

Sarana Transportasi
Transportasi erat kaitannya dengan laju distribusi suatu produk.

Kabupaten Tuban terletak pada jalur Pantura yang merupakan jalur


perekonomian pulau Jawa. Berdasarkan data BPS Kabupaten Tuban
memiliki sarana jalan provinsi sepanjang 94,051 km dengan kelas jalan 2,
yang artinya kelas jalan tersebut telah dapat dilalui kendaraan dengan ukuran
lebar <2,5m dan panjang <18m dengan berat maksimal yang diijinkan

sebesar 10 ton. Serta jalan provinsi sepanjang 81,760 km dengan kelas jalan
3B yang artinya klasifikasi jalan tersebut mampu dilalui kendaraan dengan
lebar <2,5m dan panjang <12m dengan berat maksimal yang diijinkan adalah
8 ton. Maka dengan demikian kendaraan sejenis truk dapat aman melewati
jalanan. Sarana transportasi lainnya seperti kereta api tidak terdapat di
Kabupaten Tuban ini, begitu pula dengan pelabuhan dimana tidak terdapat
pelabuhan barang di Tuban sehingga pelabuhan terdekat terdapat di Gresik
yaitu Teluk Lamong dengan jarak 80 km dari pusat kota.
(http://tubankab.bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/200)

Sarana Listrik dan Air


Berdasarkan data BPS pada tahun 2013, listrik yang dibangkitkan untuk

Kabupaten Tuban sebesar 1.621.183 Kw dan listrik yang disalurkan sebesar


1.499.192 Kw. Kebutuhan listrik di Kabupaten Tuban juga telah mendukung
untuk kebutuhan industri yakni hingga pada tahun 2013 PLN setempat telah
menyalurkan listrik sebanyak 129 kepada pelanggan dengan skala industri.
Adapun kebutuan air untuk Kabupaten Tuban telah didukung sarana pra
sarana dari PDAM dengan penggunaan berdasarkan data BPS pada tahun
2013 sebesar 6.611.377 m3.
(http://tubankab.bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/168)

Tenaga Kerja
Kabupaten Tuban merupakan adalah salah satu daerah industri yang

perkembangannya cukup baik di Jawa Timur. Oleh sebab itu akan diikuti
tingginya biaya tenaga kerja di kota tersebut. Berdasarkan data Pemprov
Jatim, pada tahun 2016 telah ditetapkan UMK untuk Kabupaten Tuban
adalah sebesar Rp. 1.757.000.
(http://jatimprov.go.id/read/berita-pengumuman/umk-2016-di-jatimditetapkan)
2. KEDIRI

Kedekatan Bahan Baku


Untuk menentukan lokasi industri yang baik, salah satu yang diperhatikan

yaitu jarak antara bahan baku dengan lokasi industri tersebut, karena dapat
menekan ongkos yang dikeluarkan untuk mendatangkan bahan baku dengan
transportasi seperti truk dan lain sebagainya. Dengan adanya bahan baku di
sekitar industri, proses produksi akan menjadi lebih cepat dan efisien. Lokasi

yang dipilih adalah lokasi yang memiliki hasil panen jagung yang tinggi di
Jatim yaitu di Kabupaten Kediri. Selain bahan baku yang melimpah, Kediri
juga sekaligus memiliki lahan yang cukup besar jika ingin membangun pabrik.
Menurut Rahayu (2014) wilayah potensial penghasil jagung adalah
Kecamatan Ringinrejo, Plosoklaten, Gurah, Pagu, Kayenkidul, dan Ngasem
dengan total produksi jagung tahun 2014 sebesar 2.840.045 ton. Menurut
BPS produksi jagung tahun 2013 adalah sebesar 300.068 ton.
(http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/commodityarea.php?ia=
3506&ic=2580)

Kedekatan Pasar
Jarak dengan pasar juga sangat diperlukan untuk proses suplai produk ke

konsumen lebih intensif. Kediri untuk pasar lokal memiliki jumlah kelurahan
sebanyak 344 dengan luasan 1386,05 km2. Dengan begitu produk gula cair
ini dapat dengan mudah beredar di masyarakat dan dapat dikenal oleh
mayarakat luas. Kediri juga memiliki beberapa industri yang membutuhhkan
gula cair, seperti pabrik roti Ilo, pabrik susu. Selain pasar untuk industri,
Kediri juga memiliki masyarakat yang konsumerisme, maka untuk pemasaran
gula cair sangat baik dilakukan di wilayah ini. Untuk pemasaran selain pasar
lokal, Kediri juga dekat dengan Surabaya dengan jarak 120 km dan Malang
berjarak 101 km.
(http://kedirikab.go.id/sekilas-kediri-mainmenu-99/profil-kabupatenkediri.html)

Sarana Transportasi
Ketersediaan infrastruktur juga sangat diperlukan untuk menunjang

kemampuan proses produksi. Perlu diketahui bahwa Kediri adalah daerah


yang sangat strategis untuk transportasi karena diapit oleh kota-kota besar
dan jalan yang mayoritas sudah diaspal dengan baik. Hal tersebut sangat
memudahkan dalam distribusi ke luar kota dan penanganan untuk bahan
juga lebih cepat karna jalan yang sudah baik. Selain itu Kediri juga terdapat
angkutan kereta api dengan rute Kediri-Malang dan Kediri-Surabaya. Hal itu
sangat memudahkan dalam transportasi masyarakat, pengamngkutan
produkdan bahan baku industri. Jarak tempuh Kediri-Malang yaitu 101 km,
jarak tempuh Kediri-Surabaya yaitu 120 km, dan jarak tempuh Kediri-Solo
yaitu 177 km.
(http://kominfo.jatimprov.go.id/read/khusus/38832)

Sarana Listrik dan Air


Di wilayah Kediri mengalir banyak sungai ataupun saluran alam, dimana

sungai yang memiliki debit air yang cukup besar dan mengalir sepanjang
tahun meliputi Kali Brantas, Kali Konto, Kali Bakung, Kali Kolokoso, Kulo
Turitunggorono, Kali Bangi dan Kali Sedayu. Pengguna PDAM di Kediri pada
tahun 2013 adalah 3.981.366 m3. Jadi untuk pasokan air Kediri sanagt
berlimpah. Kemudian pasokan listrik di Kediri berasal dari 3 PLTA yaitu
Selorejo, Siman, dan Mendalan dengan total 36,7 megawatt. Jumlah KWh
yang dibangkitkan tahun 2013 adalah 262.492.407 KWh.
(http://kedirikab.go.id/sekilas-kediri-mainmenu-99/profil-kabupatenkediri.html).
(http://kominfo.jatimprov.go.id/read/khusus/38832)

Tenaga Kerja
Faktor yang harus di pertimbangkan untuk membangun pabrik disuatu

daerah adalah ketersediaanya SDM yang mumpuni, dari SDM yang mumpuni
tersebut diharapkan proses produksi dari pabrik dapat berjalan dengan baik.
Kediri dengan keberadaan SDM yang melimpah sangat potensial untuk
dibangun pabrik. Tahun 2013, di Kediri memiliki jumlah penduduk pria
sebesar 812.207 orang dan penduduk wanita sebesar 790.834 orang. Total
jumlah penduduk yaitu 1.603.041 jiwa. UMK Kabupaten Kediri tahun 2013
sebesar

Rp1.089.950

dan

tahun

2016

sebesar

Rp

1.456.000.

(http://regional.kompas.com/read/2015/11/21/05000061/Gubernur.Jatim.T
etapkan.UMK.2016)
3. GROBOGAN

Kedekatan Bahan Baku


Pemilihan lokasi di daerah Grobogan dikarenakan kedekatan bahan baku

dengan pabrik yang akan dibangun. Menurut data

BPS Provinsi Jawa

Tengah tahun 2013, di Jawa Timur khususnya daerah Grobogan merupakan


daerah yang paling banyak menghasilkan atau memproduksi tanaman jagung
sampai dengan tahun 2013. Pada tahun 2013 daerah Grobogan denganluas
area penanaman jagung 98.909 ha mampu memproduksi sebanyak 559.543
ton jagung. Hasil tersebut merupakan jumlah hasil produksi terbanyak dari
keselurahan daerah yang ada di Jawa Timur. Jadi dapat disimpulkan daerah
Grobogan tersebut sangat dekat dengan bahan baku. Hal tersebut akan
memudahkan perusahaan untuk memperoleh bahan baku secara terus

menerus dan mengurangi biaya pengangkutan sehingga biaya produksi


dapat ditekan dan kualitas produk yang dihasilkan nanti dapat lebih tinggi.
(Sumber: BPS - Statistics of Jawa Tengah)

Kedekatan Pasar
Kabupaten Grobogan sebagai salah satu sentra produksi jagung di Jawa

Tengah, sangat berpotensi untuk bisa mengambil peluang pasar tersebut.


Hasil produksi jagung di Kabupaten Grobogan sebagian dipasarkan untuk
memenuhi permintaan pasar perusahaan pakan ternak lokal, yang sebagian
lagi dipasarkan ke luar daerah untuk menghindari kemerosotan harga di
pasar lokal akibat dari jumlah jagung yang melimpah. Pemasaran hasil
produksi jagung Kabupaten Grobogan ke pasar lokal ditujukan untuk
menghemat biaya pemasaran. Kabupaten Grobogan sendiri berada di jalan
provinsi yang menghubungkan Semarang-Surabaya lewat jalur Cepu.
Berdasarkan letaknya, kabupaten Grobogan adalah tempat yang strategis,
dimana berdasarkan letak geografis yaitu berdekatan dengan Semarang,
Boyolali, Solo, Sragen, Blora, Pati, Kudus, dan Demak. Potensi market (kota
besar) yang bisa dituju yaitu Semarang, Surabaya, dan Solo dapat ditempuh
dengan perjalanan darat menggunakan truk atau menggunakan kereta api.
(http://grobogan.8k.com/kabupaten.htm#geografis)

Sarana Transportasi
Menurut Bappeda Kabupaten Grobogan,

pemerintah daerah akan

memfasilitasi daerah lintasan khusus angkutan barang untuk mendukung


simpul distribusi barang pada skala local dan regional. Berdasarkan
peraturan pemerintah yang akan memfasilitasi jalan khusus untuk angkutan
barang dapat memudahkan kelancaran proses operasional seperti kendaraan
truck, pick up, atau container yang nantinya akan mengangkut bahan baku
serta produk jadi yang nantinya selalu keluar masuk setiap harinya . Kondisi
jalan di Kabupaten Grobogan sendiri sudah terbilang cukup baik, sehingga
dapat dilalui oleh kendaraan-kendaraan, seperti truck, pick up, atau
container.

Oleh karena itu, proses pengangkutan bahan baku ketempat

produksi akan lebih mudah. Sarana transportasi lain yaitu dengan


menggunakan kereta api

karena terdapat jalur kereta api yang melintasi

kabupaten Grobogan ini, khususnya kawasan selatan Purwodadi. Terdapat


dua jalur utama kereta api yaitu Semarang Tawang menuju timur (Surabaya)
dan Semarang Tawang menuju tenggara (Solo). Kabupaten Grobogan

berada di jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Surabaya melalui


Cepu, dengan batas wilayah:
Utara: Demak, Kudus, Pati
Selatan: Ngawi, Sragen, Boyolali
Barat: Semarang
Timur: Blora
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Grobogan)

Sarana Listrik dan Air


Sumber daya atau sarana listrik dan air sangat penting dalam

pembangunan suatu pabrik. Untuk saran atau sumber daya air yang ada di
adaerah grobogan cenderung turun terus menerus dari tahun ke tahun.
Meskipun pendistribusian air yang belum optimal namun dilakukan suatu
penanganan yaitu melestarikan sumber mata air yang ada di daerah
Grobogan. Sumber mata air yang ada di daerah tersebut ada sekitar 48
sumber mata air (RPMJD Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2016). Menurut
BPS Kabupaten Grobogan, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) untuk
listrik, gas, dan air bersih adalah sebesar Rp 55.483,93. Hal tersebut
menandakan bahwa sumber listrik dan air di Kabupaten Grobogan kurang
memadai.
(http://grobogankab.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/54)

Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang akan bekerja di pabrik yang akan dibangun akan

mudah didapatkan hal tersebut dikarenakan mata pencaharian sebagaian


besar penduduk adalah masih bekerja sebagai petani sehingga dapat
direkrut untuk bekerja di pabrik. Menurut BPS Kabupaten Grobogan (2010),
jumlah penduduk yang ber mata pencaharian sebagai petani ada sekitar
396.042 jiwa dari total penduduk yang bekerja adalah 751.025. Penduduk
yang bermata pencaharian petani tersebut dapat direkrut menjadi tenaga
kerja di pabrik, berdasrkan hal tersebut akan memudahkan perekurutan
pekerja

serta

mempengaruhi

efisiensi

kerja

yang

nantinya

akan

mempengaruhi produktivitas kerja pula. Menurut Dinas Tenaga Kerja,


Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2013
untuk kabupaten Grobogan diperoleh kebutuhan hidup layak (KHL) sebesar
Rp 896.347,43 dan upah minimum kabupaten (UMK) sebesar Rp 842.000.
(http://jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/655)

4. WONOGIRI

Kedekatan Bahan Baku


Berdasarkan data dari BPS tahun 2013, Kabupaten Wonogiri memiliki

luas lahan sebesar 56.958 ha dengan

rata-rata panen sebanyak 57,54

kg/ha. Untuk tahun 2013 jumlah produksinya sebanyak 3.116.470 kg.


Menurut

Sutarto

(2008)

kecamatan

Sidoharjo

kabupaten

Wonogiri

merupakan sektor produksi jagung yang sangat potensial di Kabupaten


Wonogiri. Disini kehidupan kelompok tani yang merupakan salah satu media
penyuluhan sangat baik terbukti adanya kelas kelompok di Kecamatan
Sidoharjo sudah tidak ada lagi yang pemula. Jagung merupakan komoditas
yang paling luas yang diusahakan oleh petani di kecamatan Sidoharjo.

Kedekatan Pasar
Wonogiri berlokasi di bagian tenggara Provinsi Jawa Tengah. Bagian

utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo,


bagian selatan langsung di bibir Pantai Selatan, bagian barat berbatasan
dengan Gunung Kidul di Provinsi Yogyakarta, Bagian timur berbatasan
langsung dengan Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Ponorogo,
Kabupaten Magetan dan Kabupaten Pacitan. Luas kabupaten Wonogiri yaitu
1.822,37 km.
Kabupaten Wonogiri memiliki 25 kecamatan. Pada Kabupaten Wonogiri
terdapat pasar yang sering dikunjungi oleh penduduk antara lain Pasar Kota
Wonogiri dan toko-toko besar yang berada di sekitar pasar seperti Toko
Luwes dan Toko Baru. Pasar lainnya terdapat di berbagai kota kecamatan
yaitu Pasar Pracimantoro, Pasar Eromoko dan Pasar Wuryantoro. Usaha
mikro kecil menengah yang ada di Kecamatan Wonogiri turut serta
mendorong keterkaitan kecamatan Wonogiri dengan wilayah di sekitarnya.
Banyak produk makanan yang diproduksi di kecamatan-kecamatan Wonogiri
dikirim ke Solo.
(http://jatengprov.go.id/)
(http://humas.wonogirikab.go.id/)

Sarana Transportasi
Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Wonogiri, pada tahun 2013 untuk angkutan penumpang pada


Kabupaten Wonogiri antara lain bus (antar kota dalam propinsi dan antar

kota antar propinsi), mini bus atau angkutan pedesaan, dan angkuta.
Sementara angkutan barang antara lain truk, pick up atau mobil box.
(http://wonogirikab.bps.go.id/)

Sarana Listrik dan Air


Berdasarkan data PLN kabupaten Wonogiri tahun 2013, sebanyak 25

Kecamatan di Wonogiri sudah teraliri listrik dengan jumlah pelanggan total


sebanyak 230.399 dan pemakaian sebasar 209.144.536 kWh. Sementara
untuk sarana air berdasarkan data dari PDAM Kabupaten Wonogiri, dari 25
kecamatan di Wonogiri tidak semuanya menggunakan air dari PDAM.
Terdapat beberapa kecamatan yang tidak menggunakan air PDAM antara
lain

Kecamatan

Karang

Tengah,

Tirtomoyo,

Nguntoronadi,

Jatiroto,

Kismantoro, Bulukerto, Puhpelem. Total penggunaan air di Wonogiri pada


tahun 2013 sebanyak 5.558.516 m3.
(http://wonogirikab.bps.go.id/)

Tenaga Kerja
Berdasarkan data BPS tahun 2013, 53% dari total penduduk berumur 15

tahun keatas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama dan jenis
kelamin bekerja di sektor pertanian. UMK Kabupaten Wonogiri pada tahun
2013 sebesar Rp. 830.000.
(http://jateng.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/655)
Berdasarkan informasi mengenai beberapa lokasi yang telah ditentukan,
maka dibuat tabel perbandingan lokasi untuk mempermudah dalam penentuan
lokasi berdirinya pabrik Gula Jagung Cair. Tabel perbandingan lokasi-lokasi di
Jawa Timur dan Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 1. Untuk penetapan
skala prioritas pada tiap lokasi dalam dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Perbandingan 4 Lokasi
Faktor
Sumber bahan
baku
Pasar

Jawa Timur

Jawa Tengah

Tuban
431.776 ton

Kediri
300.068 ton

Grobogan
559,543 ton

Wonogiri
267,930 ton

Jarak ke
-Surabaya : 100Km
-Semarang: 215Km

Jarak ke
-Surabaya:
120 Km
Malang : 101 Km

Jarak ke
-Semarang: 66 km
-Surabaya: 247
km
-Solo: 63,5 km

Jarak ke
-Solo : 34,2 km
-Yogyakarta : 83,2
km

Sarana
Transportasi

Perjalanan darat:
-Truk
-Mobil Pick-Up

Perjalanan darat: Truk


-Mobil Pick-Up
-Kereta api

Perjalanandarat:
--Truk
-Mobil Pick-Up
-Kereta api

Perjalanan darat: Truk


-Mobil Pick-Up

Sarana Listrik
dan Air

Listrik: 1.621.183
Kwh
3
Air :6.611.377 m

Listrik:
262.492.407Kwh Air
3
:3.981.366 m

Listrik:
219.434.553 kwh
Air:6.347.181 m

Listrik:
209.144.536 kWh
3
Air: 5.558.516 m

Tenaga Kerja

Rp. 1.757.000

Rp1.089.950

Rp. 842.000

Rp. 830.000

Tabel 2. Skala Prioritas


Skor
Faktor

Bobot x Skor

Bobot
Tuban

Kediri

Grobogan

Wonogiri

Tuban

Kediri

Grobogan

Kediri

Sumber
bahan baku
Pasar

25

100

75

100

75

20

60

80

60

40

Transportasi

20

60

80

40

40

Air/Listrik

25

50

100

75

75

Tenaga Kerja

10

30

30

40

40

300

365

315

270

Total

Berdasarkan hasil perhitungan skor dengan mempertimbangan beberapa


faktor dan beberapa daerah, maka daerah yang terpilih untuk tempat pendirian
pabrik Gula Jagung Cair adalah di Kediri.

BAB IV
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
4.1 Seleksi Proses
Jagung pipilan

Dilunakkan di tangki perebusan


Air 1 : 2

HCL

Dihaluskan dengan hammer mill

Dimasukkan ke reaktor hidrolisa untuk hidrolisis pada suhu 80 0C, 1 atm


Didinginkan dalam cooler
Dialirkan ke filter press untuk memisahkan serat dan protein

Dipisahkan pati dan lemak dengan germ separator


Dipisahkan kandungan abu dengan rotary filter
Dipanaskan di dalam heater
Dialirkan ke evaporator 1

Dimasukkan kolom adsopsi


untuk penjernihan
Dialirkan ke evaporator 2 untuk pemekatan
Dimasukkan crytalizer 150C
Dikeringkan dengan rotary dyer

Gula Jagung Kristal


Gambar 1. Diagram alir produksi gula jagung kristal

Molase
2
20

Pati jagung

Dialirkan ke tangki penampungan (dalam bentuk slury) untuk pemurnian


NaOH,
Na2CO3, CaCl2

Dialirkan ke tangki penyangaan (buffering tank)


untuk mengatur pH dan kandungan mineral

Suspensi enzim

Dilakukan proses likuifikasi secara


bertingkat dengan pencampuran
enzim amiIase
Dialirkan kedalam flash jet
cooker (110OC)
Dialirkan kedalam bak
penampungan (retention tank)

Didiamkan selama 2-2,5 jam

Dialirkan ke separator untuk pemisahan partikel


Enzim AMG

Dilakukan proses sakarifikasi


Disaring
Penguapan (evaporasi) dalam triple effect evaporator
Ditampung dalam tangki penampungan

Gula Jagung Cair

Gambar 2. Diagram alir produksi gula jagung cair versi 1

Pati jagung
Air
Bubur pati (30%)

- amilase

Likuifikasi
(900C, 60 menit)

dekstrin
Uji iod (sampai tidak ungu)

Didinginkan (+karbon aktif 2%)

Sakarifikasi
(60 C, PH 4 4,6, 72 jam)
0

Dipanaskan
Disaring + penukar ion
Diuapkan

Gula Jagung Cair


Gambar 3. Diagram alir produksi gula jagung cair versi 2

Tabel Perbandingan antara Proses I dan Proses II


Para
meter
Aspek
teknis

Proses 1
- Pelunakan
biji jagung

Grade
+1

- Penghalusan

+1

- Hidrolisa
untuk
menjadi pati
- Pendinginan

+1

- Pemisahan
serat dan
protein
- Pemisahan
pati dan
lemak
- Pemanasan
- Penguapan
- Penjernihan
- Pemekatan

+1

- Kristalisasi
- pengeringan
Jumlah

+1

Macam-Macam Proses
Proses 2
Grade
- Tangki
+1
penampungan
pati
- Tangki
+1
penyanggaan
- Likuifikasi
+1
bertingkat

Proses 3
- Pembuatan
bubur pati
- Likuifikasi

Grade
+1

+1

- Pendinginan

- Dialirkan ke
flash jet
cooker
- Dialirkan ke
retention tank

+1

- Sakarifikasi

+1

+1

- Pemanasan

+1

+1

- Pemisahan

+1

+1

+1
+1
0
0

+1
+1
+1
+1

- Penyaringan
+ penukar
ion
- Penguapan

0
0
8

Jumlah

Sakarifikasi
Penyaringan
Penguapan
Tangki
penampungan
gula

10

Jumlah

+1

Pada perancangan pabrik Gula Jagung Cair juga membutuhkan


pertimbangan terhadap proses pembuatan gula jagung itu sendiri. Oleh karena
itu, diadakan pemilihan proses yang dilihat berdasarkan diagram alir proses 1,
diagram alir proses 2, dan diagram alir proses 3. Berdasarkan diagram alir
proses 1, diagram alir proses 2, dan diagram alir proses 3 dapat dipilih proses 2
karena lebih teratur dan lebih lengkap proses serta alatnya sehingga akan
menghasilkan produk gula jagung cair yang baik dan berkualitas. Pada diagram
alir proses 1 dan 3, tidak terlalu rinci dan teratur alurnya serta tidak terdapat
mesin mesin dan pengaturan kontrol suhu dan pH. Hal ini dapat berpengaruh
untuk proses produksi dalam jumlah yang besar, karena dapat mengurangi
pendapatan pada perusahaan. Maka dapat disimpulkan, bahwa diagram alir
proses 2 lebih memiliki peluang yang jauh lebih baik untuk digunakan sebagai
proses pembuatan gula jagung cair yang berkualitas tinggi. Berikut adalah
diagram alir proses pembuatan gula jagung cair yang diproduksi oleh
perusahaan kami:

Jagung pipilan
Dilunakkan di tangki perebusan
Air 1 : 2

Dihaluskan dengan hammer mill


HCl
Dimasukkan ke reaktor hidrolisa
untuk hidrolisis pada suhu 80 0C, 1 atm
Didinginkan dalam cooler
Dialirkan ke filter press untuk memisahkan serat dan protein
Dipisahkan pati dan lemak dengan germ separator
Dipisahkan kandungan abu dengan rotary filter
Pati jagung
Dialirkan ke tangki penampungan
(dalam bentuk slury) untuk pemurnian
NaOH,Na2CO3
CaCl2

Dialirkan ke tangki penyangaan (buffering tank)


untuk mengatur pH dan kandungan mineral

Suspensi enzim

Dilakukan proses likuifikasi secara bertingkat


dengan pencampuran enzim amiIase
Dialirkan kedalam bak penampungan (retention tank)
Didiamkan selama 2-2,5 jam
Dialirkan ke separator untuk pemisahan partikel

Dilakukan proses sakarifikasi


Disaring
Dilakukan penguapan dalam triple effect evaporator
Ditampung dalam tangki penampungan

Gula Jagung Cair

Berikut adalah uraian proses produksi pembuatan gula jagung cair:


1. Penerimaan Bahan Baku
Dalam pembuatan gula jagung cair, bahan baku utama yang berupa pati
jagung dari supplier ditampung di dalam tangki penampungan dalam bentuk
slurry untuk pemurnian. Dalam tangki penampungan pati jagung dalam bentuk
slurry akan diendapkan sehingga dapat dipisahkan dari kotoran.
2. Penyanggaan (Buffer)
Setelah ditampung di dalam tangki penampungan, pati jagung akan dialirkan
ke tangki penyangga (buffering tank) untuk mengatur pH dan kandungan
mineral. Pada proses ini akan ditambahkan bahan bahan kimia seperti
NaOH, Na2CO3, CaCl2.
3. Likuifikasi Bertingkat
Setelah melalui proses penyanggaan (buffer), dilakukan proses likuifikasi
secara bertingkat dengan pencampuran suspensi enzim. Kemudian dialirkan
ke dalam flash jet cooker bersuhu 1100 C.

Kemudian ke dalam bak

penampungan (retention tank) dan didiamkan selama 2 2,5 jam.


4. Pemisahan
Proses pemisahan dilakukan di separator untuk memisahkan partikel sisa
proses sebelumnya. Hal tersebut dilakukan agar di proses selanjutnya tidak
ada partikel partikel yang mengganggu atau mengkontaminasi produk.
Dengan melalui pemisah (separator), yang berfungsi melakukan pemisahan
partikel padatan dan cair , dikeluarkan hasil likuifaksi berupa dekstrin (nilai DE
sekitar 60).
5. Sakarifikasi
Kemudian proses selanjutnya yaitu sakarifikasi, menggunakan enzim AMG
pada tangki sakarifikasi selama 40 - 48 jam, pada suhu 600 C, dan diperoleh
cairan gula dengan DE 36-42. Proses sakarifikasi merupakan proses
penguaraian pati menjadi glukosa.
6. Penyaringan
Cairan gula ini selanjutnya dilakukan penyaringan melalui penyaring karbon
aktif, untuk menghilangkan warna (pemucatan) kemudian cairan jernih
dilakukan pemisahan mineral dalam kolom penukar ion (ion exchanger)
secara sed berturut-turut : kation, anion, kation masing-masing selama 1- 2
jam. Dari kolom ini dihasilkan sirup dengan konsentrasi gula 25 - 30 % (DE
93- 95).

7. Penguapan (Evaporasi)
Untuk menghasilkan sirup dengan konsentrasi gula 78- 82%, sirup ini
dilakukan penguapan (evaporasi) dalam triple effect evaporator.
8. Penampungan Bahan Jadi
Selanjutnya sirup glukosa ditampung dalam tangki penampungan. Sirup
glukosa menjadi bahan baku untuk produk gula. Dan setelah ditampung di
tangki tangki sirup glukosa jagung akan dikemas.

BAB V
KAPASITAS PRODUKSI

Kapasitas produksi merupakan kemungkinan produksi maksimum yang


dapat dihasilkan dengan ketersediaan teknologi, input tetap dan input variabel
yang ada. Titik optimum adalah tingkat output maksimum yang dapat dihasilkan
dengan asumsi bahwa pada tingkat ini input dimanfaatkan secara penuh (fully
utilized). Konsep kapasitas dalam konteks teori produksi ini sering juga disebut
sebagai konteks kapasitas Johansen di manasetelah melewati titik optimum,
output akan menurun karena dibatasi oleh input tetap, serta penambahan input
variabel hanya akan menambah output secara marjinal, bahkan pada tahap
berikutnya penambahan input ini akan menyebabkan produksi mengalami
penurunan (Fauzi, 2010).
Gula merupakan komoditi penting bagi masyarakat Indonesia bahkan
bagi masyarakat dunia. Manfaat gula sebagai sumber kalori bagi masyarakat
selain dari beras, jagung dan umbi-umbian menjadikan gula sebagai salah satu
bahan makanan pokok. Kebutuhan akan gula dari setiap Negara tidak hanya
untuk memenuhi kebutuhan pokok,tetapi juga karena gula merupakan bahan
pemanis utama yang digunakan sebagai bahan baku pada industri makanan dan
minuman (Meireni, 2006).
Pada tahun 1930-1932 Indonesia menjadi Negara penghasil utama gula
pasir di dunia . Indonesia mampu memproduksi gula pasir hampir 3 juta ton gula
per tahun dengan 179 pabrik pengelolahan . Pabrik-pabrik tersebut menguasai
areal tanaman tebu sekitar 196,65 ribu Ha dengan kemampuan ekspor gula pasir
antara 1,5 sampai 2,0 juta ton (Winarno dan Birowo, 1988).
Kondisi

perekonomian

yang

tidak

stabil

di

awal

kemerdekaan

menyebabkan menurunnya produksi gula di Indonesia. Faktor lainnya


disebabkan oleh ketertinggalan teknologi produksi dan kebijakan pergulaan
yang tidak menentu dari pemerintah juga mampu mengancam keberadaan
industri gula di Indonesia. Harga gula mengalami penurunan ketika terjadi krisis
ekonomi pada akhir dekade 1930-an menyebabkan pabrik yang bertahan
hanya 35 pabrik dengan produksi 500 ribu ton gula per tahun (Hadi dan Sri,
2005). Kondisi pergulaan Indonesia mulai pulih ketika terjadi Perang Pasifik
yang ditandai dengan adanya 93 pabrik yang beroperasi dan mampu
memproduksi1,5 juta ton. Kondisi ini tidak bertahan lama setelah terjadinya

Perang Dunia II, di mana hanya tersisa 30 pabrik aktif. Tahun 1950-an
Indonesia menjadi eksportir neto yang merupakan aktivitas baru bagi negara
penghasil gula. Pada 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah
sangat meregulasi industri pergulaan di Indonesia.
Kebijakan pemerintah dalam meregulasi industri pergulaan tidak
mengembalikan posisi Indonesia seperti pada masa-masa keemasannya.
Produksi total dan produktivitas industri gula yang terus menurun yang tidak
seiring dengan meningkatnya

kebutuhan

masyarakat

akan gula

mengakibatkan ekspor gula berhenti sama sekali pada tahun 1966 (Mubyarto,
1984). Sejak 1967 Indonesia menjadi negara importir gula dengan impor gula
sebesar 33 ribu ton dan terus meningkat hingga melebihi 160 ribu ton pada
tahun 1972. Indonesia menjadi negara importer gula hingga saat ini.
Ketergantungan impor yang tinggi terjadi karena inefisiensi pada industri gula
yang menjadi kendala utama belum bisa teratasi meskipun berbagai upaya telah
ditempuh dan bahkan beban cukai telah dihapuskan seluruhnya pada tahun
1995 di mana cukai seluruhnya ditanggung oleh pemerintah atau pemerintah
tidak mengenakan cukai lagi (Sapuan,1998).
Ada

banyak faktor yang menyebabkan Indonesia menjadi negara

pengimpor gula. Salah satu faktor utamanya adalah ketidakmampuan industri


gula dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan gula masyarakat
yang terus meningkat. Hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah

penduduk

dan pendapatan per kapita masyarakat setiap tahunnya. Produktivitas dan


efisiensi industri gula di Indonesia yang semakin rendah dapat dilihat dari
penurunan jumlah produksi gula yang dihasilkan petani dan pabrik gula yang ada
di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh rendahnya efisiensi manajemen dari setiap
pabrik gula. Kondisi menurunnya produksi gula nasional yang berbanding
terbalik dengan konsumsi gula nasional yang terus meningkat, mengakibatkan
Indonesia menjadi

negara

pengimpor

permintaan gula nasional setiap tahunnya.

gula untuk

memenuhi

seluruh

Tabel 1. Produksi, Konsumsi, dan Impor Gula tahun 2009-2013

Sumber: SekretariatDewanGulaIndonesia2013
Keterangan:*angkasementara
Pada tahun 2010-2012 total produksi gula Indonesia mengalami kenaikan
yang diikuti dengan naiknya tingkat konsumsi gula masyarakat. Total konsumsi
gula Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kebutuhan gula nasional
yang terus meningkat tersebut telah menyebabkan terjadinya defisit produksi
setiap tahunnya, sehingga harus dipenuhi oleh impor. Impor gula sebagian
berasal dari Thailand, Brazil dan India yang memberikan penawaran harga
rendah. Perhitungan kapasitas produksi dari pabrik gula jagung cair adalah
sebagai berikut:
M1+M2+M3=M4+M5
M3 = (M4+M5) (M1+M2)
M1 : nilai impor tahun 2009 (ton)
M2 : nilai produksi tahun 2009 (ton)
M3 : kapasitas pabrik yang akan didirikan pada tahun 2015 (ton/h)
M4 : nilai ekspor dalam negeri tahun 2009 (ton)
M5 : nilai konsumsi tahun 2009 (ton)
Kapasitas Produksi :
M1

= P(1+i)-n
= 2.762.477 (1+4,96) -4

= 2189,35 ton

M2

= P(1+i)-n
= 2.260.000 (1+16,82) -4

= 22,41 ton

M5

= P(1+i)-n
= 5.516.470 (1+3,69) -4

= 11401,67 ton

M3

= (M4+M5) (M1+M2)
= (0 + 11401,57) (2189,35+ 22,41)
= 11401,57 2211,76
= 9189,81 ton/tahun

Kapasitas pabrik gula jagung yang akan didirikan pada tahun 2015 tersebut
adalah 9189,81 ton/tahun.

BAB VI
NERACA MASSA

1. Perebusan
Air 20%

Jagung pipilan

Tangki
perebusan

Jagung pipilan
lunak

Steam 10%

Masuk

Berat (kg)

Keluar

Berat (kg)

Jagung pipilan

3274,32

Steam

327,432

Air

654,864

Jagung pipilan lunak

3601,752

Total

3929,184

Total

3929,185

2. Penghalusan
Air 1:2

Jagung pipilan
lunak

Masuk

Hammer
mill

Jagung giling

Berat (kg)

Jagung pipilan lunak

3601,752

Air

1800,876

Total

5402,628

Keluar
Jagung giling

5402,628

Total

5402,628

3. Hidrolisis
HCl 10%

Jagung giling

Reaktor
hidrolisa

Berat (kg)

Jagung halus

Masuk

Berat (kg)

Jagung giling

5402,628

HCl

540,2628

Total

5942,89

Keluar

Berat (kg)

Jagung halus

5942,89

Total

5942,89

4. Pendinginan

Jagung halus

Cooler

Masuk

Berat (kg)

Jagung halus

Keluar

Berat (kg)

Jagung halus

5942,89

Jagung halus

5942,89

Total

5942,89

Total

5942,89

5. Pemisahan serat dan protein

Jagung halus

Filter
press

Serat jagung

Protein 12%

Masuk
Jagung halus

Total

Berat (kg)
5942,89

5942,89

Keluar
Protein

713,1468

Serat jagung

5229,74

Total

5942,89

6. Pemisahan pati dan lemak

Serat jagung

Germ
separator

Lemak 10%

Berat (kg)

Pati jagung

Masuk

Berat (kg)

Serat jagung

5229,74

Total

5229,74

Keluar

Berat (kg)

Lemak

522,974

Pati jagung

4706,77

Total

5229,74

7. Pemisahan kandungan abu

Pati jagung

Rotary
filter

Pati jagung

Abu 4%

Masuk
Pati jagung

Total

Berat (kg)
4706,77

4706,77

Keluar

Berat (kg)

Abu

188,27

Pati jagung

4518,50

Total

4706,77

8. Penampungan pati jagung

Pati jagung

Masuk

Tangki
penampungan

Berat (kg)

Pati jagung

Keluar

Berat (kg)

Pati jagung

4518,50

Pati jagung

4518,50

Total

4518,50

Total

4518,50

9. Buffering
NaOH, Na2CO3,
CaCl2 15%

Pati jagung

Buffering tank

Campuran pati
jagung

Masuk

Berat (kg)

Pati jagung

4518,50

NaOH, Na2CO3, CaCl2

677,775

Total

5196,27

Keluar

Berat (kg)

Campuran pati jagung

5196,27

Total

5196,27

10. Likuifikasi
Suspensi enzim 10%

Campuran pati
jagung

Masuk

Mix Pot

Gula jagung
cair + scrap

Berat (kg)

Campuran pati jagung

5196,27

Suspensi enzim

519,627

Total

5715,90

Keluar

Berat (kg)

Gula jagung cair +


scrap

5715,90

Total

5715,90

11. Penampungan produk setengah jadi

Gula jagung
cair + scrap

Masuk
Gula jagung cair +
scrap
Total

Retention
tank

Berat (kg)
5715,90
5715,90

Gula jagung
cair + scrap

Keluar
Gula jagung cair +
scrap
Total

Berat (kg)
5715,90
5715,90

12. Separasi

Gula jagung
cair + scrap

Separator

Scrap 7%

Gula jagung cair


belum murni

Masuk
Gula jagung cair +
scrap

Total

Berat (kg)

Keluar

Berat (kg)

5715,90

Scrap

400,113
5315,79

5715,90

Gula jagung cair belum


murni
Total

5715,90

13. Sakarifikasi

Gula jagung cair


belum murni

Adjusted
Pot

Gula jagung cair


belum murni

Masuk

Berat (kg)

Keluar

Berat (kg)

Gula jagung cair belum


murni
Total

5315,79

Gula jagung cair belum


murni
Total

5315,79

5315,79

5315,79

14. Penyaringan

Gula jagung cair


belum murni

Screener

Gula jagung
cair

Scrap 5%

Masuk

Berat (kg)

Gula jagung cair belum


murni

5315,79

Keluar
Scrap

265,79

Gula jagung cair


Total

5315,79

Total

Triple effect
evaporator

Steam 10%

5050
5315,79

15. Penguapan

Gula jagung
cair

Berat (kg)

Gula jagung
cair

Masuk

Berat (kg)

Gula jagung cair

5050

Total

5050

Keluar

Berat (kg)

Steam

505

Gula jagung cair

4545

Total

5050

16. Penampungan produk jadi

Gula jagung
cair

Masuk

Tangki
penampungan

Berat (kg)

Gula jagung
cair

Keluar

Berat (kg)

Gula jagung cair

4545

Gula jagung cair

4545

Total

4545

Total

4545

BAB VII
NERACA PANAS

1. Perebusan
Air 20%

Tangki
perebusan

Jagung pipilan

Jagung pipilan
lunak

Steam 10%

Masuk

Berat (kg)

Keluar

Berat (kg)

Jagung pipilan

3274,32

Steam

327,432

Air

654,864

Jagung pipilan lunak

3601,752

Total

3929,184

Total

3929,185

Kalor jenis gula jagung

: 1112 J/ kg K

Suhu perebusan

: 100oC = 373 K

Suhu Awal jagung

: 20oC = 293 K

Suhu jagung perebusan

: 120oC= 393 K

Q terima=Q lepas
Q perebusan =Q jagung + Q air
Q sterilisator = MJAGUNG x cjAGUNG x T + mAIR x cAIR x T
Q perebusan = 3929,185 x 1112 x (393-273) + (654,864 x 4180 x 373)
Q perebusan = 626.412.912,1 J = 626.412,9121 Kj

2. Pendinginan
Jagung halus

Cooler

Jagung halus

Masuk

Berat (kg)

Keluar

Berat (kg)

Jagung halus

5942,89

Jagung halus

5942,89

Total

5942,89

Total

5942,89

Kalor jenis gula jagung

: 1112 J/ kg K

Suhu pendinginan

: 5oC = 278 K

Suhu jagung pendinginan

: 2oC = 275 K

Q serap =Q lepas
Q serap =
Q serap = 5942,89 x 1112 x (278-275)
Q serap = 19.825.481,04 J =198.25,48104 Kj

3.

Penguapan
Gula jagung
cair

Triple effect
evaporator

Gula jagung
cair

Steam 10%

Masuk

Berat (kg)

Gula jagung cair

Total

5050

5050

Keluar

Berat (kg)

Steam

505

Gula jagung cair

4545

Total

5050

Kalor jenis gula jagung

: 1112 J/ kg K

Kalor Uap Air

: 2.268.000 J/Kg

Suhu penguapan

: 70oC = 343 K

Suhu jagung penguapan

: 80oC= 353 K

Q lepas = Q terima
Q lepas =Q jagung + Q uap
Q lepas = MJAGUNG x cjAGUNG x T + mUAP x L
Q lepas =5050 x 1112 x (353-343) + 505 x 2.268.000
Q lepas = 56.156.000+1.145.340.000 = 1.201.496.000J= 1.201.496Kj
Maka energi yang dibutuhkan dalam proses produksi gula jagung cair
berjumlah 1.847.734,3931 Kj/hari. Energi tersebut dipakai pada proses
perebusan, pendinginan, dan penguapan.

BAB VIII
SPESIFIKASI DAN PERALATAN PROSES

8.1 Spesifikasi Mesin


1. Tangki Perebusan
Nama

: Tangki Perebusan

Volume/Kapasitas

: 4.000 liter/jam

Harga

: Rp 10.400.000

Material/Bahan

: stainless steel

Dimensi

: 1,45x2,65 m

Fungsi

: untuk merebus atau memanaskan bahan yang ada di


dalamnya.

Tangki

ini

juga

dilengkapi

pipa

untuk

memasukkan air dan mengeluarkan air sisa dari proses.


Tangki ini dilengkapi dengan double protective layer untuk
mencegah korosi pada bagian bawah dan sambungan
tangki agar air di dalamnya tetap bersih.
Jumlah

: 1 buah

Gambar

2. Hammer Mill
Nama

: Hammer Mill

Volume/Kapasitas

: 1.500 kg/jam

Harga

: Rp 135.000.000

Material/Bahan

: besi dan stainless steel

Dimensi

: 6x3,15x8 m dan berat 6 ton

Daya Listrik

: 7.500 watt

Fungsi

: untuk menghaluskan berbagai macam bahan yang


memiliki tekstur keras hingga menjadi tepung. Mesin
hammer mill yang digunakan yaitu type H60 dengan

diameter gilingan 60 inchi. Mesin ini memiliki penggerak


yaitu diesel Nisan RF10 (10 cylinder) dan 4 elektor motor 3
phase, motor screw bakan 4HP, motor screw ampas 2 HP,
sikat ayakan 2HP, dan rotary valve 0,5 HP. Mesin ini
menghasilkan tepung dengan ayakan 80-100 mess.
Jumlah

: 4 buah

Gambar

3. Reaktor Hidrolisa
Nama

: Reaktor Hidrolisa

Volume/Kapasitas

: 1.000 liter/jam

Harga

: Rp 34.000.000

Material/Bahan

: stainless steel

Dimensi

: 5x5x5 m dan berat 4 ton

Daya Listrik

: 200.000 watt

Fungsi

: untuk tahap hidrolisis dalam proses yaitu sebagai tempat


berlangsungnya reaksi hidrolisis. Reaktor ini berputar pada
saat bekerja untuk meningkatkan efisiensi hidrolisis. Bisa
disesuaikan penguunaannya sesuai dengan kebutuhan.

Jumlah

: 6 buah

Gambar

4. Dryer/Cooler Sugar
Nama

: Cooler Sugar

Volume/ Kapasitas

: 20.000 kg/jam

Harga

: Rp 75.000.000

Material/ Bahan

: chrome/nickel steel H18N9

Dimensi

: 13,2x3,6x5,63 m

Daya listrik

: 2.500 watt

Fungsi

: Desain didasarkan pada prinsip fundamental dasar


perpindahan panas dan massa untuk pengeringan dan
pendinginan gula. Manfaat utamanya adalah pada aplikasi
raw sugar, gula putih dan gula halus. Setelah keluar dari
dryer-cooler memiliki suhu <30oC dan mengandung kirakira 0,03% air.

Jumlah

: 1 buah

Gambar

5. Filter Press
Nama

: Filter Press

Volume/ Kapasitas

: 54.000 kg/jam

Harga

: Rp 390.000.000

Material/ Bahan

: PP dan stainless steel

Dimensi

: 5,7x2,45x2,9 m

Daya listrik

: 42.725 watt

Fungsi

: memisahkan cairan dengan padatan yang ada dalam


suatu bahan menggunakan plat dan frame yang tergabung
menjadi satu dengan kain saring pada tiap sisi plat. Pelat
filter ditekan dengan menekan bahan dan cairan dipompa
ke ruang saringan. Partikel padat dan cair dipisahkan
melalui media filtrasi (filter kain). Mesin yang digunakan
yaitu tipe FAFP1000.

Jumlah

: 1 buah

Gambar

6. Germ Separator
Nama

: Germ Separator

Volume/Kapasitas

: 3.000 kg/jam

Harga

: Rp 20.000.000

Material/Bahan

: logam

Dimensi

: 1,84x1,65x1,83 m

Daya listrik

: 18.500 watt

Fungsi

: untuk memisahkan pati dan lemak yang dimiliki oleh


jagung

Jumlah

: 2 buah

Gambar

7. Rotary Vacuum Filter


Nama

: Rotary Vacuum Filter

Volume/ Kapasitas

: 2.400-12.000 kg/jam

Harga

: Rp 135.000.000

Material/ Bahan

: drum dari stainless steel dan pada dindingnya terdapat


medium filter. Medium filtar yang banyak dipakai adalah:
polyester, nylon, polypropylene, dan bahan dari serat
khusus

Dimensi

: diameter: 0,3 m (1 ft), tebal: 3-40 mm (1/8-1,5 inchi)

Daya listrik

: 6.000 watt

Fungsi

: untuk memfiltrasi berbagai macam padatan/solid. Filter


yang bekerja secara berkelanjutan dimana bagian yang
solid dari sebuah campuran dipisahkan oleh filter yang
hanya dapat dilalui oleh liquid atau gas, dalam hal ini
keadaan vakum diperlukan untuk mengakumulasi zat
padat di permukaan.

Jumlah

: 1 buah

Gambar

8. Tangki Penampungan
Nama

: Tangki Penampungan

Volume/ Kapasitas

: 20.000 liter/jam

Harga

: Rp 34.000.000

Material/ Bahan

: Stainless Steel

Dimensi

: 2x7,3x1,2 m

Fungsi

: untuk penampungan glukosa pati jagung. Pengaturan laju


aliran disini digunakan untuk menjaga level pada tangki
vertikal konstan sesuai dengan set point. Untuk menjaga
agar level air tersebut sesuai dengan set point, maka
digunakan sistem pengendalian level dengan mengatur
kerja pompa secara bergantian. Agar pergantian/switching
bekerja maksimal maka diperlukan logic solver. Switching
control pompa ini digunakan untuk menjaga agar air tidak
memenuhi tangki dan menjaga agar tangki tidak kehabisan
air. Oleh karena itu pada tangki penampungan dilengkapi
dengan pressure safety valve yang digunakan sebagai
pengaman apabila sewaktu-waktu tekanan pada tangki
penampungan tersebut mencapai maksimal.

Jumlah

: 5 buah

Gambar

9. Buffering Tank
Nama

: Buffering Tank tipe QC-600

Volume/ Kapasitas

: 6.000 liter/jam

Harga

: Rp 65.000.000

Material/ Bahan

: stainless steel

Dimensi

: 3,45x3,3 m

Daya listrik

: 6.000 watt

Fungsi

sebagai penyimpanan untuk menutupi beban puncak

atau dalam situasi ketika lonjakan permintaan melebihi


kapasitas sistem pendingin. Sistem ini dapat menjadi sisi
sekunder dari sistem kompresor-driven tradisional atau
sistem bebas-pendinginan, dimana mungkin pendinginan
hanya terjadi di malam hari. Ketika sistem pendingin
dijalankan, meningkatkan konsumsi energi dan memakai
pada kompresor pendingin, dibandingkan dengan terus
beroperasi. Sebuah tangki buffer cocok untuk situasi
dimana beban pendinginan kecil karena mengurangi
jumlah dimulai dan dengan demikian mengurangi keausan
dan konsumsi energi.
Jumlah

: 1 buah

Gambar

10. Mix Pot


Nama

: Mix Pot

Volume/ Kapasitas

: 3.000 liter/jam

Harga

: Rp 40.000.000

Material/ Bahan

: SUS 304 atau tembaga

Dimensi

: 2,6x1,2x2,2 m

Daya listrik

: 5.000 watt

Fungsi

: sebagai tempat penampungan hasil dari adjusted pot


dengan amilase

Jumlah

: 2 buah

Gambar

11. Retention Tank


Nama

: Retention Tank

Kapasitas

: 15.000 liter/jam

Harga

: Rp 28.000.000

Material/ Bahan

: stainless steel

Dimensi

: 2x1,5x1 mm

Fungsi

:berfungsi untuk homogenisasi air yang telah melewati


pengolahan awal serta menyelesaikan reaksi kimia yang
diperlukan, seperti oksidasi besi dan pre-klorinasi.

Jumlah

: 1 buah

Gambar

12. Separator
Nama alat

: Separator model PNX-414

Volume/ Kapasitas

: 7.000 kg/jam

Harga

: Rp. 140.000.000

Bahan/Material

: besi dan stainless steel

Dimensi

: diameter: 0,355 m, 2,765x0,92x1,06 m

Daya listrik

: 11.000 watt

Fungsi

: Digunakan untuk pemisahan fluida produksi dari sumur


menjadi dua fasa yaitu cairan dan gas

Jumlah

: 1 buah

Gambar

13. Adjusted Pot


Nama

: Adjusted Pot

Volume/ Kapasitas

: 2.000 liter/jam

Harga

:Rp 285.000.000

Material/ Bahan

: stainless steel SUS304/316L

Dimensi

: 1,2x1,8x2 m

Daya listrik

: 2.000 watt

Fungsi

: sebagai tempat pencampuran larutan pati jagung dengan


glukoamilase

Jumlah

: 3 buah

Gambar

14. Screener
Nama

: Screener

Volume/ Kapasitas

: 15.000 kg/jam

Harga

: Rp 40.000.000

Material/ Bahan

: Stainless Steal dan Baja Karbon

Dimensi

:1x3m

Daya listrik

: 5.500 watt

Fungsi

: fungsi untuk menyaring/mengayak hasil gula, guna


mendapatkan gula yang memiliki ukuran seragam dengan
menetapkan ukuran screen pada mess tertentu. Sistem
kerja alat ini terdiri dari tiga lapisan screen dan masingmasing screen membentuk sudut sekitar 10o bertujuan
agar bahan dapat bergerak turun dan keluar melalui
saluran keluarnya. Dengan bantuan motor elektrik alat ini
menghasilkan gerakan bergetar yang membuat bahan
terayak. Bahan akan melewati screen dengan ukuran
mess tertentu.

Jumlah

: 1 buah

Gambar

15. Triple Effect Evaporator


Nama

: Triple Effect Evaporator

Volume/ Kapasitas

: 300.000 kg/jam

Harga

: Rp. 130.000.000

Material/ Bahan

: Stainless steel

Dimensi

: 1,3x0,6x0,3 m

Daya listrik

: 10.000 watt

Fungsi

: untuk mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah


pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.

Ada beberapa macam-macam dari evaporator, sesuai


dengan tujuan penggunaannya dan bentuknya juga
berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena tergatung
dari jumlah atau volume zat cair yang ingin diuapkan, bisa
juga tergantung pada kepekatan zat cair tersebut.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar yaitu untuk
menukar panas dan untuk memisahkan uap yang
terbentuk dari cairan.
Jumlah

: 1 buah

Gambar

16. Pompa Utilitas


Nama

: Pompa Sentrifugal jenis 8/6 ah

Volume/Kapasitas

: 5.000 liter/jam, kecepatan 400-1.140 R/m

Harga

: Rp 15.000.000

Material/ Bahan

: commercial steel

Dimensi

: ukuran pipa 0,12 m, diameter dalam: 0,12 m dan


diameter luar: 0,13 m

Daya pompa

: 1.500 watt

Fungsi

: untuk memompa atau mengalirkan bahan dari satu


mesin/tempat ke mesin/tempat yang lain

Jumlah
Gambar

: 10 buah
:

17. Mesin Pengemas


Nama

: Mesin Pengemas Tipe AW 603J 3SS Maksipak

Volume/ Kapasitas

: 6000 sachet/jam

Harga

: Rp 68.000.000

Material/ Bahan

: Stainless steel

Dimensi

: 0,765x0,71x1,93 m

Daya listrik

: 7.000 watt

Fungsi

: mengisi sekaligus mengemas benda cair dalam bentuk


sachet atau plastik pembungkus yaitu automatic packing
machine.

Jumlah

: 2 buah

Gambar

8.2 Diagram Mesin

8.3 Layout Pabrik

1. Perspektif Burung

2. Tampak Atas

3. Tampak Depan

4. Keterangan Gambar

19

15

13

16
14

21
20

22

17

12

11

18

10

7
6

23

5
24

4
3

25

26

27
29
28

30

31

1. Kantor
2. Ruang Satpam
3. Sport Center
4. Toilet Laki-laki
5. Toilet Perempuan
6. Tempat Ibadah
7. Kantin
8. Smoking Area
9. Ruang Petugas Kebersihan
10. Ruang Perkelngkapan
11. Bengkel
12. Ruang Daya
13. IPAL
14. Tempat Sampah
15. Tangki Perebusan

16. Hammer Mill


17. Reaktor Hidrolisa
18. Cooler
19. Filter Press
20. Germ Separator
21. Rotary Filter
22. Retention Tank
23. Mix Pot
24. Buffering Tank
25. Separator
26. Adjusted Pot
27. Screener
28. Evaporator
29. Tangki Penyimpanan
30. Ruang Pengemasan
31. Tangki Penampungan

BAB IX
UTILITAS

Utilitas merupakan unit penunjang utama guna memperlancar jalannya


proses produksi. Agar proses produksi dapat terus berlangsung secara
berkesinambungan, harus didukung oleh sarana dan prasarana utilitas yang
baik. Kapasitas produksi Gula Jagung Cair yaitu 4.545 kg/jam tentunya tidak
terlepas dari utilitas yang akan mendukung proses produksi Gula Jagung Cair
tersebut. Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu
pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai produk akhir. Unit utilitas pada Pabrik Gula Jagung Cair ini terdiri dari air,
listrik, dan energi yang dibutuhkan. Pemilihan utilitas akan mempengaruhi
kualitas dari produk dan juga akan mempengaruhi biaya produksi yang
digunakan. Perusahaan harus mampu mengelola dan memanfaatkan sumber
daya

alam

yang

tersedia

untuk

meningkatkan

kualitas

produk

dan

mengoptimalkan biaya produksi.

1. Air
Pabrik Gula Jagung Cair membutuhkan air dalam jumlah yang banyak yang
akan digunakan untuk kebutuhan produksi, aktivitas tenaga kerja, dan
sebagainya. Oleh karena itu, pemilihan sumber air dan lokasi sumber air yang
tepat akan mempengaruhi proses produksi dan aktivitas di dalam perusahaan.
Penggunaan air juga secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
pada biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan setiap hari. Untuk memenuhi
kebutuhan

air

pada

produksi

Gula

Jagung

Cair,

maka

perusahaan

memanfaatkan air yang berasal dari Sungai Brantas yang mengalir dari Malang
hingga Mojokerto.
Kabupaten Kediri dekat dengan Sungai Brantas, Perusahaan Gula Jagung
Cair memanfaatkan air sungai tersebut ditinjau dari lokasinya yang cukup dekat
dengan lokasi pabrik. Selain itu juga dikarenakan sumber air sungai tersebut
memiliki volume yang besar sehingga kekurangan sumber air dapat dihindari.
Namun demikian air sungai Brantas sudah tidak murni sehingga perlu dilakukan
pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses produksi.
Pengolahan air sungai dilakukan dengan menerapkan sistem filtrasi untuk
menjaga keamanan dan kehieginisan dari air produksi. Selama produksi, pabrik

gula jagung cair membutuhkan air bersih sebanyak kurang lebih 2.500 liter per
jam. Air ini digunakan untuk proses perebusan dan penghalusan jagung pada
proses produksi.
2.

Listrik
Selain air, produksi Gula Jagung Cair juga membutuhkan listrik untuk

berbagai macam proses produksi yang dilakukan. Tanpa adanya ketersediaan


listrik yang baik dan seimbang maka proses produksi tidak akan berjalan dengan
baik. Adapun listrik yang digunakan juga untuk membantu proses yang ada di
kantor, seperti kegiatan administrasi, penerangan, dan sebagainya. Selama
proses produksi berlangsung, tingkat cahaya dan penerangan akan berpengaruh
terhadap seluruh aktivitas, selain untuk menjaga kualitas , juga untuk menjaga
keselamatan pekerja. Sumber energi listrik yang digunakan perusahaan Gula
Jagung Cair yaitu dari PLN Kabupaten Kediri. Energi listrik yang digunakan oleh
Pabrik Gula Jagung Cair yaitu berkapasitas sebesar 600kVA/hari. Walaupun
ketersedian listrik berasal dari PLN, Pabrik Gula Jagung tetap memiliki genset
untuk cadangan listrik, apabila terjadai pemadaman listrik secara tiba-tiba oleh
pihak PLN. Pemadaman listrik secara tiba-tiba akan berakibat buruk dan
menimbulkan kerugian terhadap perusahaan.
3.

Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan oleh Pabrik Gula Jagung Cair yaitu solar untuk

genset yang akan digunakan apabila terjadi pemadaman listrik secara


mendadak. Energi yang digunakan untuk proses produksi gula jagung cair
diperkirakan sebesar 1.847.734,3931 kJ/hari.
Kebutuhan Air Pabrik
Untuk sanitasi alat dan bahan baku :

7500 liter

Untuk sanitasi pekerja

5000 liter

Untuk sanitasi pabrik

7500 liter

Untuk proses produksi

60.000 liter

Total kebutuhan air

80.000 liter

Pabrik bekerja selama 24 jam/hari


= 80.000 liter / 24 jam
= 80.000 liter / 3600 detik

= 22,222 liter / detik


Q = 2,2x 10-2 m3 / detik
Berdasarkan perhitungan diketahui debit air sebesar = 2,2x 10-2 m3 / detik
untuk dinaikkan dalam tangki selama satu hari dalam jangka waktu jam kerja
sebesar 24 jam.
a. Bahan Bakar Minyak (BBM) Transportasi dan Genset

Keterangan Bensin
Solar
Jenis Transportasi
Jumlah Transportasi
Pemakaian rata-rata
Km/Jam
Jumlah Pemakaian
BBM liter/bulan
Harga BBM per liter Rp
Jumlah Konsumsi 1
bulan

Solar
Mobil Box ban dobel
6 roda
6

Genset
2

300 Km (1 liter = 9 KM)

74 liter/jam
5 jam

6.000 liter

3000 liter

Rp 5.150

Rp 5.150

Rp 30.900.000

Rp 15.450.000

Mobil box bahan baku dan produk akhir = 4 TON >>> 6 roda >>ukuran 400 cm x
200 cm x 190 cm
b. Kebutuhan listrik untuk mesin
No.

Mesin

Jumlah yang
dibutuhkan
1

Daya (watt)

Daya (watt)

Tangki perebusan

Hammer mill

7.500

30.000

Reaktor hidrolisa

20.000

120.000

Dryer/Cooler sugar

2.500

2.500

Filter Press

42.725

42.725

Germ Separator

18.500

37.000

Rotary Vacuum filter

6.000

6.000

Tangki penampungan

Buffering tank

6.000

6.000

10

Mix pot

5.000

10.000

11

Retention tank

12

Separator

11.000

11.000

13

Adjusted pot

2.000

6.000

14

Screener

5.500

5.500

15

Tripple effect
evaporator

10.000

10.000

16

Pompa utilitas

10

1.200

12.000

17

Mesin pengemas

7.000

14.000

144.925

312.725

Total

c. Kebutuhan listrik untuk penerangan


No.

Ruang

Jumlah

Luas

( m2 )

(Lux)

Daya Watt

Lampu
LED

R. Kantor

125

350

1489

34

R. Satpam

12

300

173

Sport center

40

200

389

Toilet pabrik

24

250

288

Toilet kantor

12

250

144

Mushola

30

200

303

Kantin

40

300

562

13

Smoking area

16

60

16

R. Kebersihan

25

60

25

10

R. Perlengkapan

25

60

25

11

Bengkel

20

60

20

12

R. Daya

20

60

20

13

IPAL

81

200

270

18

14

R. Pengemasan

49

200

163,33

18

15

R. Produksi

4800

300

19200

914

19

5319

2850

23087,33

1039

Total

1. Ruang Kantor
Diketahui : A = 125 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700
E = 350 lux
Cu = 0,6 ; LLF = 0,8
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 350 x 125 ) / 2700 x 0,6 x 0,8
N = 34
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah 34
Daya = 34 x 36 watt = 1224 watt / 125 m2
Switch 20% = 1224 x 1,2 = 1488,8 = 1489 watt / 125 m2
= 11,9 watt / m2
2. Ruang Satpam
Diketahui : A = 12 m2
Q = 30 watt x 75 lumen = 2700
E = 300 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 300 x 12 ) / 2700 x 0,5 x 0,7
N=4
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah 4
Daya = 4 x 36 watt = 144 watt / 12 m2
Switch 20% = 144 x 1,2 = 172.8 = 173 watt / 12 m2
= 14,4 watt / m2

3. Sport Center
Diketahui : A = 40 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700
E = 200 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 200 x 40 ) / 2700 x 0,5 x 0,7

N=9
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah 9
Daya = 9 x 36 watt = 324 watt / 40 m2
Switch 20% = 324 x 1,2 = 388,8 = 389 watt / 40 m2
= 9.7 watt / m2
4. Toilet Pabrik
Diketahui : A = 24 m2
Q = 30 watt x 75 lumen = 2250
E = 250 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x 24 ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 250 x 24 ) / 2250 x 0,5 x 0,7
N=8
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah 8
Daya = 8 x 30 watt = 240 watt / 12 m2
Switch 20% = 240 x 1,2 = 288 watt / 12 m2
= 24 watt / m2
5. Toilet Kantor
Diketahui : A = 12 m2
Q = 30 watt x 75 lumen = 2250
E = 250 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 250 x 12 ) / 2250 x 0,5 x 0,7
N=4
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah 4
Daya = 4 x 30 watt = 120 watt / 12 m2
Switch 20% = 120 x 1,2 = 144 watt / 12 m2
= 12 watt / m2

6. Mushola
Diketahui : A = 30 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700
E = 200 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 200 x 30 ) / 2700 x 0,5 x 0,7
N=7
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah 7
Daya = 7 x 36 watt = 252 watt / 30 m2
Switch 20% = 252 x 1,2 = 303 watt / 30 m2
= 11 watt / m2
7. Kantin
Diketahui : A = 40 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700
E = 300 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 300 x 40 ) / 2700 x 0,5 x 0,7
N = 13
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah 13
Daya = 13 x 36 watt = 468 watt / 40 m2
Switch 20% = 468 x 1,2 = 561,6 = 562 watt / 40 m2
= 14 watt / m2
8. Smoking Area
Diketahui : A = 16 m2
Q = 20 watt x 75 lumen = 1500
E = 60 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF

N = ( 60 x 16 ) / 1500 x 0,5 x 0,7


N =960 /525
N=2
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah sebanyak 2
Daya = 2 x 20 watt = 40 watt / 16 m2
Switch 20% = 40 x 1,2 = 48 watt / 16 m2
= 3 watt / m2

9. Ruang Petugas Kebersihan


Diketahui : A = 25 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700
E = 60 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 60 x 25 ) / 2700 x 0,5 x 0,7
N = 1500/ 945
N=2
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah sebanyak 2
Daya = 2 x 36 watt = 72 watt / 25 m2
Switch 20% = 72 x 1,2 = 86,4 watt / 25 m2
= 4 watt / m2
10. Ruang Perlengkapan
Diketahui : A = 25 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700
E = 60 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 60 x 25 ) / 2700 x 0,5 x 0,7
N = 1500/ 945
N=2
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah sebanyak 2
Daya = 2 x 36 watt = 72 watt / 25 m2

Switch 20% = 72 x 1,2 = 86,4 watt / 25 m2


= 4 watt / m2
11. Bengkel
Diketahui : A = 20 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700
E = 60 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 60 x 20 ) / 2700 x 0,5 x 0,7
N = 1200/ 945
N=2
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah sebanyak 2
Daya = 2 x 36 watt = 72 watt / 20 m2
Switch 20% = 72 x 1,2 = 86,4 watt / 20 m2
= 4 watt / m2
12. Ruang Daya
Diketahui : A = 20 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700
E = 60 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 60 x 20 ) / 2700 x 0,5 x 0,7
N = 1200/ 945
N=2
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah sebanyak 2
Daya = 2 x 36 watt = 72 watt / 20 m2
Switch 20% = 72 x 1,2 = 86,4 watt / 20 m2
= 4 watt / m2
13. IPAL
Diketahui : A = 81 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700

E = 200 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 200 x 81 ) / 2700 x 0,5 x 0,7
N = 16.200/ 945
N=18
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah sebanyak 18
Daya = 18 x 36 watt = 648 watt / 81 m2
Switch 20% = 648 x 1,2 = 777,6 watt / 81 m2
= 10 watt / m2
14. Ruang Pengemasan
Diketahui : A = 81 m2
Q = 36 watt x 75 lumen = 2700
E = 200 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 200 x 81 ) / 2700 x 0,5 x 0,7
N = 16.200/ 945
N=18
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah sebanyak 18
Daya = 18 x 36 watt = 648 watt / 81 m2
Switch 20% = 648 x 1,2 = 777,6 watt / 81 m2
= 10 watt / m2

15. Ruang Produksi


Diketahui : A = 4800 m2
Q = 60 watt x 75 lumen = 4500
E = 300 lux
Cu = 0,5 ; LLF = 0,7
Ditanya : N ?
Jawab : N = ( E x A ) / Qlampu x Cu x LLF
N = ( 300 x 4800 ) / 4500 x 0,5 x 0,7
N = 1.440.000/ 1575

N=914
Jadi lampu yang dibutuhkan adalah sebanyak 914
Daya = 914 x 60 watt = 54840 watt / 4800 m2
Switch 20% = 54840 x 1,2 = 65808 watt / 4800 m2
= 13 watt / m2
d. Kebutuhan listrik untuk AC dan komputer di Pabrik
1. Kantor
Diketahui : jumlah AC = 6
Maka daya yang dibutuhkan : Daya = 300 x 6 = 1.800 watt
2. Mushola
Diketahui : jumlah AC = 2
Maka daya yang dibutuhkan : Daya = 300 x 2 = 600 watt
3. Komputer
Diketahui : jumlah komputer = 14
Maka daya yang dibutuhkan : Daya = 200 x 14 = 2.800 watt

Jadi, kebutuhan total listrik untuk pabrik Gula Jagung Cair yaitu:
= mesin + lampu + komputer + AC
= 312.725 + 23.087,33 + 2.800 + 2.400
= 341.012,33 watt

BAB X
STRUKTUR ORGANISASI

10.1 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara


bagian dan posisi dalam perusaahaan. Struktur organisasi menjelaskan
pembagian aktivitas kerja serta merimperlihatkan fungsi dan aktifitas sampai
batas-batas tertentu (Umar, 2003). Tipe struktur organisasi PT. Gula Jagung Cair
adalah fungsional dimana kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat
yang memimpin satuan di bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu.
Setiap kepala dari satuan mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan
mengawasi semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya. Pada tipe
organisasi fungsional ini masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh. Pembagian kerja didasarkan pada spesialisasi yang sangat
mendalam dan setiap pejabat hanya mengerjakan suatu tugas/pekerjaan sesuai
dengan spesialisasinya. Disisi lain keahlian teknis yang dicapai terbatas melalui
spesifikasi yang mengarah kepada keterbatasan dan perbedaan prioritas

tiap

unit-unit fungsional sehingga peran pimpinan dalam peningkatan koordinasi dan


memfasilitasi pemahaman lintas bidang sangat dibutuhkan (Pearce, 2008).

10.2 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam keberhasilan proses
produksi. Tenaga kerja adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu, sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Oleh karena itu,

diperlukan

peraturan

terpadu

antara

pengembangan

ketenagakerjaan,

peningkatan produktivitas dan kualitas tenaga kerja sera kesejahterahan bagi


tenaga kerja (Saraswati, 2008). PT. Gula Jagung Cair memiliki tenaga kerja
sebanyak 355 orang, yang dalam pelaksanaannya tenaga kerja digolongkan
menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Rincian jumlah
karyawan PT. Gula Jagung Cair dapat dilihat di tabel berikut ini.

Tabel Rincian Jumlah Tenaga Kerja


Tenaga Kerja Tak Langsung

Jumlah

Tenaga Kerja Langsung

Jumlah

Direktur

Kabag Produksi Hulu

Manajer Bidang

Kabag Produksi Hilir

Staf Pengadaan Bahan Baku

Karyawan Produksi

46

Staf Pengadaan Non BB

Staf Quality Control

Staf Periklanan dan Publikasi

Operator Mesin

17

Staf Acounting

Karyawan Umum dan


Keuangan

15

Staf General Affair

Karyawan Bagian

220

Pengemasan
Staf Keamanan

10

Staf Teknik

Cleaning Service

10

Supir

Dokter

Petugas Kantin

Jumlah

52

Jumlah

303

10.3 Job Description


Di dalam sebuah perusahaan untuk mempermudah sistem yang berjalan
pada perusahaan tersebut perlu adanya struktur organisasi. Struktur organisasi
berisi bagian, urutan kerja, serta alur komunikasi yang dilakukan pada sebuah
perusahaan. Struktur organisasi juga menjelaskan posisi-posisi yang ada pada
perusahaan sehingga job deskripsi masing-masing bagian akan lebih jelas.
Berikut ini adalah bagian dari struktur organisasi beserta dengan job deskripsinya
masing-masing:

a.

Direktur Utama
-

Memiliki Wewenang tertinggi di perusahaan

Bertugas memimpin perusahaan dan menentukan kebijakan-kebijakan


pada perusahaan.

Bertanggung jawab atas keputusan yang disetujui perusahaan

Menerima informasi atau pelaporan progress perusahaan dari manajer


bidang

b.

Manajer Produksi
-

Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang


produksi.

Mengkoordinasikan

dan

mengendalikan

kegiatan

pengadaan

dan

peralatan perlengkapan.
c.

Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.


Kabag Produksi Hilir

Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan produksi hilir.

Melakukan pencatatan bahan masuk dan bahan keluar.

Menyusun dan memeriksa laporan realisasi anggaran bulanan, tri wulan,


tahunan maupun insidentil

d.

Melakukan transaksi dengan pihak pemasok bahan baku.


Kepala Produksi Hulu

Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan produksi hulu.

Memeriksa dan menganalisa persediaan bahan baku.

Menerima order dari bagian marketing.

Mengkoordinir pemberian diskon penjualan kepada langganan melalui


kerjasama dengan sales head.

Mengkoordinir seluruh kegiatan pencatatan mengenai kegiatan produksi.

Menyusun dan memeriksa laporan realisasi anggaran bulanan, tri wulan,


tahunan maupun insidentil

e.

Staf Kendali Mutu (Quality Control)


-

Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan dan memantau proses


produksi di wilayah tertentu.

f.

Memberikan laporan kepada Manajer Produksi


Manajer Pengadaan

Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi


pembelian semua bahan baku yang dibutuhkan perusahaan

Ikut serta dalam mengulas rancangan HACCP

Memberikan laporan kepada Direktur

g.

Staf Pengadaan bahan Baku


-

Bertanggung jawab mengadakan pembelian jagung pipil

Mengawasi kelancaran pengadaan jagung pipil.

Memberi laporan kepada Manajer Pengadaan

h.

Staf Pengadaan Non Bahan Baku


-

Bertanggung jawab mengadakan pembelian bahan baku non jagung pipil

Menngawasi kelancaran pengadaan bahan baku non jagung pipil

Memberi laporan kepada Manajer Pengadaan

i.

Manajer Keuangan
-

Manajer keuangan bekerja sama dengan manajer lain, bertugas


merencanakan dan meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan
termasuk perencanaan umum keuangan perusahaan.

Manajer keuangan bertugas mengambil keputusan penting investasi dan


berbagai pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan keputusan
tersebut

Manajer keuangan bertugas dalam menjalankan dan mengoperasikan


roda kehidupan perusahaan seefisien mungkin dengan menjalin kerja
sama dengan manajer lainnya

Manajer keuangan bertugas sebagai penghubung antara perusahaan


dengan pasar keuangan sehingga bisa mendapatkan dana dan
memperdagangkan surat berharga perusahaan

j.

Staf Acounting
-

Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan

Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan

Menyusun dan membuat laporan perpajakan perusahaan

Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara


periodik (bulanan atau tahunan)

Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara


periodik (bulanan atau tahunan)

Melakukan pembayaran gaji karyawan

Menyusun

dan

membuat

surat-surat

yang

berhubungan

perbankan dan kemampuan keuangan perusahaan

dengan

k.

Manajer Pemasaran
-

Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang


pemasaran secara luas.

Melakukan perencanaan riset guna mengembangkan target pasar.

Bertanggung jawab atas pelaporan oleh kepala bidang.

Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.

Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab


kepada Direktur Utama

l. Kepala Publikasi dan Periklanan


-

Bertanggung jawab atas pelaksanaan penjualan produk

Merencanakan target pasar untuk meningkatkan penjualan

Melakukan pengenalan produk di masyarakat melalui media-media baik


elektronik maupun visual.

m. Manajer HRD
-

Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang


personalia.

Melakukan perencanaan sumber daya manusia guna mendukung


produksi dan berlangsungnya perusahaan

Melakukan recruitment staff dan karyawan

Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.

Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab


kepada Direktur Utama.
Staf General Affair

n.
-

Bertanggung jawab terhadap pemenuhan perijinan yang diperlukan


perusahaan

Bertanggung jawab terhadap terpeliharanya hubungan baik dengan


lingkungan sekitar perusahaan

Bertanggung jawab terhadap pelaporan secara periodik keberadaan dan


kondisi aset perusahaan

Bertanggung jawab terhadap terpeliharanya fasilitas kantor

Bertanggung jawab terhadap ketersediaan kebutuhan stationary

Bertanggung jawab terhadap keamanan seluruh fasilitas kantor dan aset


perusahaan

o.

Staf Keamanan
-

Bertanggung jawab menjaga keaman lingkungan

Menjaga ketertiban karyawan

Melaporkan tanggung jawab kepada Manajer HRD.

p.

Manajer Teknik
-

Bertanggung jawab terhadap kelancaran pengoperasian dan perawatan


atau pemeliharaan semua mesin dan peralatan semua proses produksi
serta peralatan pendukungnya.

q.

Memberikan laporan kepada Direktur


Staf Teknik

Bertanggung jawab merawat segala mesin diruang produksi

Menjaga agar mesin dapat tetap berfungsi secara optimal

Melaporkan segala kegiatan perawatan kepada Manajer Teknik

10.4 Waktu Kerja


Seluruh kegiatan perusahaan dilakukan pada hari dan kerja yaitu hari
senin sampai sabtu dengan jumlah jam kerja 8 jam per hari. Jam kerja dimulai
pada pukul 07.00 WIB dan diakhiri pada pukul 15.00 WIB, kecuali pada hari
sabtu diakhiri pada jam 14.00 WIB. Kelebihan jam kerja akan dihitung sebagai
jam kerja lembur. Jika memang dibutuhkan penambahan jam kerja diatas jam
kerja normal. Hari dan jumlah jam kerja lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 10.2.
Pada Tabel 10.2 telah dijabarkan rincian pembagian jam kerja bagi
seluruh tenaga kerja baik di bagian produksi maupun dibagian manajemen. Akan
tetapi untuk bagian produksi akan menyesuaikan kebutuhan produksi, jika
permintaan produk tinggi jadwal dapat berubah dengan diadakannya jam lembur.
Tabel 10.2 Pembagian Jam Kerja di PT Gula Jagung Cair Tbk
Hari

Jam

Keterangan

Senin Kamis

07.00 12.00

Jam kerja awal

12.00 13.00

Jam istirahat

13.00 15.00

Jam kerja akhir

07.00 11.00

Jam kerja awal

11.00 13.00

Jam istirahat

13.00 15.00

Jam kerja akhir

07.00 12.00

Jam kerja awal

Jumat

Sabtu

12.00 13.00

Jam istirahat

13.00 14.00

Jam kerja akhir

10.5 Sistem Pengupahan dan Penggajian


Tenaga

kerja yang sudah mengabdikan diri kepada perusahaaan,

sebaiknya diberikan apresiasi atau penghargaan. Penghargaan dapat terdiri dari


kompensasi yang diberikan kepada tenaga kerja berupa kompensasi finansial
maupun kompensasi non finansial. Kompensasi non finansial mencakup imbalan
karir dan sosial yang seringkali sangat dihargai oleh karyawan. Imbalan karir
meliputi rasa aman, pengembangan diri, dan fleksibilitas karir. Kompensasi
finansial mempunyai tujuan untuk menarik pelamar kerja yang potensial,
mempertahankan karyawan yang berkualitas, meraih keunggulan kompetitif, dan
meningkatkan produktivitas. Kompensasi finansial terdiri dari kompensasi
finansial langsung dan kompensasi finansial tidak langsung (Suyanto, 2007).
Konpensasi finansial langsung adalah pembayaran langsung berupa gaji
atau upah pokok, honorarium lembur dan hari libur, pembagian laba, pembagian
saham, dan berbagai bonus lainnya yang didasarkan atas kinerja tenaga kerja.
Sedangkan kompensasi tidak langsung adalah semua pembayaran untuk
kesejahteraan tenaga kerja seperti asuransi kecelakaan, asuransi hari tua,
honorarium liburan, dan tunjangan masa sakit (Mulyadi,2007). PT Gula Jagung
Cair memberikan kompensasi kepada tenaga kerjanya, kompensasi finansial
langsung diberikan kepada tenaga kerja tiap bulan dalam bentuk gaji. Gaji
adalah kompensasi finansial langsung dalam bentuk uang yang dibayarkan
secara periodik, karena seseorang melaksanakan tanggung jawab pekerjaan.
Kompensasi yang diberikan oleh PT Gula Jagung Cair selain kompensasi
finansial langsung, juga memberikan kompensasi finansial tidak langsung,
kompensasi finansial tidak langsung diberikan dalam bentuk:
1. Tunjangan Hari Raya
Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR) adalah pendapatan pekerja yang
wajib dibayarkan oleh perusahaan kepada pekerja atau keluarganya
menjelang hari raya keagamaan yang berupa uang atau bentuk lain.
Secara umum, jumlah THR yang berhak diterima oleh karyawan yang
sudah bekerja selama minimal setahun adalah mendapatkan sebulan gaji.
THR diberikan kepada seluruh tenaga kerja.

2. Lumpsum
Lumpsum adalah biaya perjalanan dinas, dalam lumpsum yang diterima
termasuk didalamnya adalah biaya transportasi, biaya penginapan dan
biaya hidup selama perjalanan dinas.
3. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan hari tua,
jaminan pensiun, jaminan kematian dan jaminan kecelakaan kerja bagi
seluruh pekerja Indonesia termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia.
Penggajian karyawan didasarkan kepada jabatan, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, keahlian dan resiko kerja. Berikut adalah rincian gaji
karyawan PT. Gula Jagung Cair.
Jabatan
Direktur
Manajer Produksi
Manajer Pengadaan
Manajer Keuangan
Manajer HRD
Manajer Pemasaran
Manajer Teknik
Kepala produksi hulu
Kepala produksi hilir
Staff quality control
Staff pengadaan bahan baku
Staff pengadaan non bahan
baku
Staff acaounting
Staff general affair
Staff Keamanan
Staff publikasi dan
periklanan
Staff Teknik
Karyawan Produksi

Jumlah
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
2

Gai/bulan Jumlahgaji/bulan
20.000.000
20.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
5.000.000
4.500.000
13.500.000
4.500.000
9.000.000

4.500.000

9.000.000

3
2
10

4.500.000
4.500.000
3.000.000

13.500.000
9.000.000
30.000.000

4.500.000

9.000.000

4
46

4.500.000
1.500.000

20.00.000
69.000.000

Operator mesin

17

1.500.000

25.500.000

Karyawan Umum dan


Keuangan

15

1.500.000

22.500.000

Karyawan Bagian
Pengemasan

220

1.500.000

330.000.000

4.000.000

4.000.000

Dokter

Petugas Kantin
Petugas Kebersihan
Supir
Jumlah

5
10
4
353

500.000

2.500.000

800.000
1.000.000

8.000.000
4.000.000
578.500.000

10.6 Fasilitas Tenaga Kerja


Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan beberapa fasilitas
kepada setiap tenaga kerja antara lain:
1. Fasilitas cuti tahunan.
2. Tunjangan hari raya dan bonus.
3. Fasilitas asuransi tenaga kerja, meliputi tunjangan kecelakaan kerja dan
tunjangan kematian, yang diberikan kepada keluarga tenaga kerja yang
meninggal dunia baik karena kecelakaan sewaktu bekerja maupun di luar
pekerjaan.
4. Pelayanan kesehatan secara cuma-cuma.
5. Penyediaan sarana transportasi/bus karyawan.
6. Penyediaan kantin, tempat ibadah dan sarana olah raga.
7. Penyediaan seragam dan alat-alat pengaman (sepatu, seragam dan sarung
tangan).
8. Fasilitas kenderaan untuk para manager bagi karyawan pemasaran dan
pembelian.
9. Family Gathering Party (acara berkumpul semua karyawan dan keluarga)
setiap satu tahun sekali.
10. Bonus 0,5 % dari keuntungan perusahaan akan didistribusikan untuk seluruh
karyawan

BAB XI
EVALUASI EKONOMI PABRIK

11.1 Analisis Kebutuhan Biaya Bahan Baku dan Bahan Tambahan


Bahan baku yang digunakan yaitu Jagung pipilan kering dibutuhkan
sebanyak 3274,32 kilogram. Harga Jagung pipilan kering per kilogram yaitu Rp
2.800,- sehingga harga jagung pipilan kering yang dibutuhkan per jamnya yaitu
seharga Rp 9.168.096, sehingga dalam 1 bulan biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bahan baku jagung pipilan kering sebesar Rp 275.042.880,-. PT. Gula
Jagung Cair juga membutuhkan bahan tambahan seperti enzim, bahan bahan
kimia seperti NaOH, Na2CO3, CaCl2 dan HCl. HCl yang dibutuhkan sebanyak
540,26 L, harga per liternya sebesar Rp 8.000,- sehingga total biaya yang
dikeluarkan untuk membeli HCl sebesar Rp 4.322.080,- per jamnya. Jadi biaya
untuk membeli HCl sebanyak Rp 129.662.400,- per bulannya. Untuk bahan kimia
lainnya dibutuhkan biaya sebesar Rp 61.000.200,- per bulannya. Biaya yang
dibutuhkan untuk membeli enzim yakni Rp 20.785.200,- per bulan Selain itu, PT.
Gula Cair Jagung juga membutuhkan bahan pengemas berupa plastik dan
perusahaan ini memiliki alat printing kemasan sendiri. B
11.2 Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja
Pada PT. Gula Jagung Cair, terdapat 353 orang tenaga kerja baik tenaga
kerja langsung atau tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung
merupakan tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi
dan biaya tenaga kerja langsung merupakan upah/kompensasi. Gaji untuk
direktur yaitu sebesar Rp 20.000.000,00, gaji untuk seluruh manager masingmasing Rp 10.000.000,00, gaji untuk masing-masing staff sebesar Rp
7.000.000,-, gaji untuk ahli teknis masing-masing Rp 4.500.000,00, gaji untuk
karyawan pengemasan dan pengepakan masing-masing Rp 1.600.000,00, gaji
untuk sopir masing-masing 1.500.000,00, dan gaji untuk cleaning service yaitu
sebesar Rp 800.000,00. Sehingga total yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
upah/gaji tenaga kerja selama sebulan yaitu sebesar Rp 578.500.000,00.
11.3 Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan financial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji
kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan

dilakukan analisis kelayakan financial adalah untuk menghindari keterlanjuran


penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan. Aspek financial berkaitan dengan penentuan kebutuhan jumlah
dana dan sekaligus alokasinya serta mencari sumber dana yang berkaitan
secara efisien sehingga memberikan keuntungan maksimal.
Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi
terdapat beberapa kriteria yang digunakan, yaitu :
1. Harga pokok penjualan (HPP)
2. Break even point (BEP)
3. Payback Period (PBP)
4. Internal Rate of Return (IRR)
5. Biaya Investasi

No.
1
2
3
4
5

Kebutuhan
Tanah
Pembangunan Gedung
Mesin
Instalasi
Biaya lain-lain
Total

Biaya
Rp 400.000.000
Rp 500.000.000
Rp 2.019.500.000
Rp 100.000.000
Rp 100.000.000
Rp 3.119.500.000

1. Biaya Operasi

No

Kebutuhan

Biaya Pertahun (Rp)

1
2
3
4

Gaji Tenaga Kerja


Listrik
Air
Telpon/Internet

Jagung Pipilan Kering

6.942.000.000
960.000.000
3.300.000.000
120.000.000
79.212.349.440

6
HCl
7
Bahan Kimia Lainnya
8
Enzim
9
Kemasan Plastik Sachet
10 Kemasan Karton
11 Bahan Bakar Transportasi
12 Solar Genset
Total

1.555.948.800
732.002.400
249.422.400
3.600.000.000
1.440.000.000
370.800.000
185.400.000
98.667.923.040

2. Biaya Kebutuhan Modal Kerja Per Bulan


Komponen Biaya Produksi

Nilai (Rp)

Biaya Tetap
Biaya Penyusutan

Rp

241.958.452,00

Biaya Pemeliharaan

Rp

115.562.000,00

Biaya Variabel
Biaya Operasi

Rp 98.667.923.040,00

Biaya Over Head


Biaya Pemasaran

Rp

25.000.000,00

Biaya Perizinan

Rp

10.000.000,00

Total

Rp 99.060.443.492,00

3. Harga Pokok Produksi (HPP) dan Break Event Point (BEP)


No.

Uraian

Nilai (Rp)

1.

Biaya Produksi

Rp 99.060.443.492

2.

Biaya Tetap

Rp

3.

Biaya Variabel

Rp 98.667.923.040

4.

Biaya Over Head

Rp

5.

Harga Pokok Produksi (HPP)

Rp 323,07

6.

Mark Up (%)

30%

7.

Harga Jual

Rp 1.000,00

8.

BEP (Unit)

392.187

9.

BEP (Rp)

Rp. 390.992.472,-

Jumlah produksi per hari =

357.520.452

x 8 = 909.000 sachet/hari

HPP =
HPP = 99.060.443.492/299.970.000
HPP = Rp 330,23
Variable cost per unit =98.667.923.040/299.970.000
Variable cost per unit =Rp 328,93
BEP (unit)

35.000.000

=
= 357.520.452/(700-328,93) = 963.486 unit

BEP (Rupiah)=
= 357.520.452/(1- 328,93/700)=Rp. 674.439.638,-

DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A dan Underwood, A.L. 2007. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.
Jakarta.
Muhadjir, F. 1986. Jagung. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.
Niniek, R.H. dan Mandradewi, W. 2009. Evolution of Cisolok-Cisukarame
Geothermal System, West Java- INDONESIA Based on its Surface
Manifestation. Jurnal Geoaplika. 5(1): 52.
Prahasta, A., 2009. Agribisnis Jagung. CV Pustaka Grafika. Bandung.
Rukaesih, A. 2006. Kimia Lingkungan. Andi Offset. Yogyakarta.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Bertanam Jagung. Nuansa Aulia.
Bandung.
Tyanjani, E.F. 2015. Pembuatan Dekstrin dari Pati Sagu dengan Enzim Amilase Terhadap Sifat Fisiokimia. Jurnal Pangan dan Agroindustri.
3(3): 11191127.

Anda mungkin juga menyukai