P3D
PE PENGNGANTAR
PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Garis Besar Materi
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1 Tujuan Umum
2.2 Tujuan Khusus
2.3 Penjabaran area kompetensi
2.4 Tingkat Pencapaian
III.
KARAKTERISTIK MAHASISWA
IV. MATERI
V. METODE PEMBELAJARAN
VI. SDM
VII. PRASARANA DAN SARANA
VIII. EVALUASI
PENDAHULUA
N
4
1.1
LATAR BELAKANG
DESKRIPSI SINGKAT :
Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL
terdiri
dari
materi
Rhinologi-alergi,
Otologi-audiologi,
Faring-Laring,
juga pengelolaan
TEMPAT KEPANITERAAN
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL dilaksanakan
di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Rumkit Tk. II Dustira yang meliputi rawat jalan
(poliklinik), rawat inap(Ruang XIV), dan kamar operasi (OK.
BEBAN STUDI
Beban studi pendidikan dokter di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL adalah 2 SKS.
POKOK BAHASAN
Pokok bahasan di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL meliputi Otologi, Audio-
MATERI
Selama menjalani P3D di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL, mahasiswa diharapkan
Kasus-kasus / modul di bidang THT-KL sesuai dengan KIPDI III tahun 2006
dengan kompetensi 3 dan 4 (kecuali tumor nasofaring) yang diajarkan dalam bentuk
bedside teaching, case presentation session, clinical science session dan resource person
session adalah :
1. Otitis media (kompetensi 3A).
2. Otitis eksterna (kompetensi 4).
3. Rhinitis (kompetensi 4).
4. Epistaksis (kompetensi 4).
5. Tonsilitis (kompetensi 4).
6. Faringitis (kompetensi 4).
7. Tumor nasofaring (kompetensi 2A).
8. Gangguan dengar (Presbiacusis) (kompetensi 4).
9. Trauma maksilofasial (kompetensi 3B).
10. Vestibular Disorder (kompetensi 4).
11. Avian Influenza (kompetensi 3B).
Sedangkan ketrampilan klinik (Skill Lab) yang akan diajarkan dalam bentuk
bedside teaching adalah :
1. Prosedur Anamnesis (THT + alergi) serta Pemeriksaan fisik THT (kompetensi 4).
2. Prosedur penanganan epistaksis cavum nasi anterior (kompetensi 4).
3. Ekstraksi benda asing di hidung (kompetensi 4).
TUJUAN
PEMBELAJ
ARAN
Menilai struktur dan faal normal serta masalah (keluhan dan gejala) penyakit
bidang THT-KL yang sering dijumpai dan memiliki keterampilan dalam
melaksanakan pendekatan diagnosis (diagnostic approach)
No.
Pokok Bahasan
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Metode
Referensi
1.
Otologi
Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan Otologi, peserta
didik
akan
dapat
mendiagnosis
dan
mengelola
kelainan
kongenital, infeksi, tumor
jinak maupun ganas dan
trauma, benda asing CAE,
serumen
- Diskusi
- Bed
2.
Audiologi-vestibuler
Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan Audiologi, peserta
didik
akan
dapat
mengevaluasi
dan
merencakan pengelolaan
gangguan pendengaran dan
keseimbangan
dengan
benar
- Diskusi
- Bed
SDA
Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan Rinologi dan
Alergi, peserta didik akan
dapat mendiagnosis dan
mengelola
epistaksis,
- Diskusi
- Bed
3.
1.Boies Fundamental
side of Otolaryngologu
WB Saunders Co.
teaching
1989
- Presentasi
2.K.J.Lee.Essentiale
- Coaching dan
latihan mandiri Otolaryngology
Head & Neck
di poliklinik
Surgery
KJ.Lee, 8th Ed,
2003
3.Bailey.
Otolaryngology
Head & Neck
Surgery. Lippincot
William & Wilkins.
2001
4.Arsyad.Buku Ajar
Ilmu
Kesehatan
THT Kepala Leher.
FKUI, 2007
5.Ballanger.
PenyakitTelinga,
Hidung,Tenggorok
an, Kepala&Leher
Jilid 1 & 2.1997
+ Helmi.Otitis Media
Supuratif Kronis.
FKUI. 2005
side
teaching
- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri
di
poliklinik
dan
klinik
gangguan
dengar
dan
bicara
side
teaching
- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri
No.
4.
5.
6.
7.
Pokok Bahasan
Faring - Laring
Bronkhoesofagologi
Tujuan Pembelajaran
Khusus
rinitis,
dan
sinusitis
maksilaris dengan benar
Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan
Faring-Laring,
peserta didik akan dapat
mengevaluasi
dan
merencanakan pengelolaan
obstruksi laring, tumor
faring-tonsil, tumor jinak
dan ganas nasofaring serta
mengelola
faringitistonsilitis, laringitis, radang
rongga
mulut
dan
trakeostomi
Metode
Referensi
di poliklinik
- Diskusi
- Bed
SDA
side
teaching
- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri
di
poliklinik
dan
kamar
bedah
Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan
Bronkhoesofagologi,
peserta didik akan dapat
mengevaluasi
dan
merencanakan pengelolaan
benda asing di esophagus
dan bronchus, infeksi,
tumor jinak dan ganas
bronkhus,
kelainan
kongenital
bronkhus,
infeksi, kelainan muskuler,
gangguan metabolik, dan
neoplasma
esophagus
dengan benar
- Diskusi
- Bed
SDA
- Diskusi
- Bed
SDA
side
teaching
- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri
di poliklinik
side
teaching
- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri
di poliklinik
- Diskusi
- Bed
SDA
side
teaching
- Presentasi
No.
Pokok Bahasan
Tujuan Pembelajaran
Khusus
Metode
Referensi
mengevaluasi
dan - Coaching dan
merencakan pengelolaan
latihan mandiri
trauma
maksilofasial
di poliklinik
dengan benar
2.3.
b.
Mengumpulkan informasi
c.
d.
2.
3.
4.
10
1.
Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan
keluarganya
2.
3.
11
3.
menerapkan,
memantau
perkembangan
profesi
secara
berkesinambungan
Komponen kompetensi:
1. Menerapkan mawas diri
2. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat
3 Mengembangkan pengetahuan baru
12
mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran klinik ini
dan menduga penyakitnya, dokter segera merujuk.
2. Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang
relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
13
3. Tingkat Kemampuan 3
3A. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan
kasus gawat darurat).
3B. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi
terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat
darurat).
4. Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani
problem itu secara mandiri hingga tuntas.
14
15
KARAKTERISTIK
MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti kepaniteraan dalam P3D Ilmu Kesehatan THT-KL
adalah mahasiswa yang telah lulus tahap sarjana kedokteran
Mahasiswa membawa : buku kegiatan / buku panduan P3D yang telah dipersiapkan
sebelumnyanya.
Setiap hari diadakan absensi minimal 2 (dua) kali yaitu waktu datang dan selesai
menjalankan kepaniteraan.
Bila tidak dapat mengikuti kepaniteraan karena suatu sebab hendaknya dinyatakan
16
Bila karena suatu sebab apapun tidak dapat mengikuti kegiatan lebih dari 2 (dua) hari
(berturut-turut atau tidak), peserta P3D harus mengulang rotasi penuh selama 3 (tiga)
minggu dengan jadwal yang diatur oleh bagian pendidikan fakultas.
Ketua kelompok peserta P3D adalah Ko-asisten dari kelompok Ko-asisten yang
disepakati kelompok.
hasil
pemeriksaan
tersebut
pada
Konsulen
Poli
Pendidikan
-
Bedside Teaching
18
MATERI
SUB BAGIAN : OTOLOGI
Pokok bahasan :
-
Mengetahui anatomi dan fisiologi telinga luar, telinga tengah dan telinga luar.
Mengetahui penyebab, gejala dan tanda, diagnosis dan komplikasi serta rencana
pentalaksanaan/rujukan kelainan kongenital telinga.
Mengetahui
penyebab,
gejala
dan
tanda,
diagnosis,
komplikasi
seerta
Mengetahui
penyebab,
gejala
dan
tanda,
diagnosis,
komplikasi
serta
tanda,
diagnosis,
komplikasi
serta
Mengetahui
penyebab,
gejala
dan
19
Mengetahui anatomi, fisiologi hidung dan sinus paranasal yang berkaitan dengan
penyakit-penyakit THT.
Mengetahui
gejala,
patofisiologi,
klasifikasi,
diagnosis, komplikasi
dan
penatalaksanaan Rinitis.
-
20
Mengetahui tumor-tumor jinak maupun ganas di kavum nasi dan sinus paranasal :
gejala dan tanda, klasifikasi, diagnosis, komplikasi dan pengelolaannya.
Mengetahui gejala dan tanda, diagnosis, komplikasi dan pengelolaan benda asing
di kavum nasi/
Mengetahui tumor jinak faring-tonsil, tumor jinak dan ganas nasofaring, factor
predisposisi tumor : gejala klinis, diagnosis, pengelolaan dan diagnosis banding.
21
Mengetahui biologi tumor kepala dan leher : etiologi, patogenesis tumor kepala
dan leher, seluler/molekuler patologi.
Mengetahui manifestasi tumor kepala dan leher : menurut lokasi dan jenis tumor,
penyebaran tumor, serta staging tumor.
22
METODE
PEMBELAJARAN
P3D
di
bagian
Ilmu
Kesehatan
THT-KL
FK
UNJANI/RS
Dustira
mempergunakan sistem modul. Modul pembelajaran berupa Course Study Guide dan
Learning Guide.
Pembimbing (Preceptor)
Selama menjalani kegiatan di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNJANI,
peserta P3D akan dibimbing oleh seorang preceptor yang ditunjuk oleh Kepala
Lab/Koordinator P3D Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNJANI
Preseptor adalah seorang dokter spesialis THT-KL
Satu orang preseptor akan membimbing tidak lebih dari 10 orang peserta P3D
Preseptor bertugas membimbing, sekaligus memberi nilai kepada mahasiswa
bimbingannya. Selain itu, preseptor menandatangani surat ijin mengikuti ujian
untuk peserta P3D.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran ini bertujuan untuk mengasah keterampilan analisis peserta P3D
serta menambah wawasan yang diperlukan peserta didik agar dapat memenuhi standar
kompetensi kognitif, psikomotor, dan afektif yang diperlukan untuk menjadi dokter
umum.
1. Kegiatan terstruktur terjadwal pada P3D di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL terdiri
dari:
a. Bedside Teaching :
-
23
Kasus yang diberikan pada bedside teaching adalah kasus yang perlu
diketahui oleh dokter umum dan banyak dijumpai, atau apabila ada kasus
yang jarang dijumpai tetapi perlu diketahui.
Kasus
untuk
presentasi/response
ditentukan
oleh
masing-masing
pembimbing/preceptor
-
Pada clinical science session ini dapat pula membahas jurnal-jurnal yang
berdasarkan evidence based medicine.
Resource Person Session diberikan untuk kasus yang perlu diketahui oleh
dokter umum tetapi kasusnya jarang dijumpai
Jadwal Kegiatan
Selama 3 minggu, peserta P3D melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
-1 hari ( hari 1)
1 minggu di kamar operasi RS Dustira (bergantian diatur oleh ketua kelompok P3D)
Minggu ke-3 peserta P3D melakukan ujian akhir, dijadwalkan dalam 1 minggu
terakhir digunakan untuk ujian akhir (waktu dan tempat tergantung penguji masingmasing)
A
B
C
Minggu II
5-7
8-10
R
OK
OK
Poli
Poli
11-12
-Poli
-Meet the
expert
-Persiapan
Ujian
-Post Test
Minggu III
13-Selesai
-Ujian.
-Pengarahan akhir.
-Pengumpulan tugas.
Keterangan :
R
: Ruangan
OK
: Ruang Operasi
Poli
1. Di Ruangan:
26
Peserta P3D membuat status pasien (sangat dianjurkan pasien baru) yang
dikelola/diperiksa di status/formulir status pasien poliklinik yang terdiri
dari anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnostic klinik, diagnosis banding.
3. Di Kamar Operasi:
27
MINGGU 1
JAM /
HARI
07.30-08.20
SENIN-1
Pengarahan Ka lab.
(SGA)
08.20-09.10
Pre test
SELASA-2
RABU-3
KAMIS-4
JUMAT-5
BST-1(SGA)
BST-2(AKR)
BST-3(NBA)
CPS-1(AKR)
R / P / OK
R / P / OK
R / P / OK
09.10-10.00
10.00-10.50
10.50-11.40
Orientasi
11.40-12.30
SHOLAT JUMAT
ENTExamination(AKR)
OBSV-1(IKY)
MINGGU 2
JAM /
HARI
SENIN-6
07.30-08.20
12.30-13.20
R / P / OK
RPS-1(NBA)
RPS-2(SGA)
CPS-2(IKY)
SELASA-7
RABU-8
KAMIS-9
JUMAT-10
BST-4(IKY)
BST-5(AKR)
BST-6(SGA)
BST-7(NBA)
R / P / OK
R / P / OK
R / P / OK
R / P / OK
13.20-14.10
CSS-2(SGA)
08.20-09.10
09.10-10.00
10.00-10.50
R / P / OK
10.50-11.40
11.40-12.30
12.30-13.20
SHOLAT JUMAT
CPS-3(NBA)
OBSV-2(SGA)
RPS-3(IKY)
CSS-1(AKR)
CSS-3(IKY)
13.20-14.10
MINGGU 3
JAM /
HARI
SENIN-11
SELASA-12
RABU-13
KAMIS-14
JUMAT-15
07.30-08.20
BST-8(AKR)
BST-9(SGA)
UJIAN
UJIAN
UJIAN
08.20-09.10
UJIAN
UJIAN
UJIAN
09.10-10.00
UJIAN
UJIAN
UJIAN
UJIAN
UJIAN
UJIAN
10.50-11.40
UJIAN
UJIAN
UJIAN
11.40-12.30
UJIAN
UJIAN
SHOLAT JUMAT
UJIAN
UJIAN
Pengarahan Ka lab.
UJIAN
UJIAN
Pengumpulan tugas
10.00-10.50
12.30-13.20
13.20-14.10
R / P / OK
OBSV-3(NBA)
R / P / OK
Post test
28
Keterangan :
1. BST
: Bedside Teaching.
2. CPS
3. CSS
4. RPS
5. OBSV : Observation.
6. SGA : Sigit Sasongko, dr., M.Kes, SpTHT-KL
7. NBA : Nurbaiti Nazarudin, dr., M.Kes, SpTHT-KL
8. AKR : Asti Kristianti, dr., M.Kes, SpTHT-KL
9. IKY
BST 1
BST 2
BST 3
BST 4
BST 5
: Otitis media.
BST 6
: Otitis eksterna.
BST 7
: Rhinitis.
BST 8
: Tonsilitis.
BST 9
: Faringitis.
CPS 1
: Otitis media.
CPS 2
: Tonsilo-faringitis.
CPS 3
: Rhinitis.
CSS 1
: Epistaksis.
CSS 2
: Gangguan dengar.
CSS 3
: Tumor nasofaring.
RPS 1
: Vestibular disorder.
RPS 2
: Trauma maksilofasial.
29
RPS 3
OBSV 1
OBSV 2
OBSV 3
30
ORGANISASI PENYELENGGARAAN
Ketua
Nara sumber
31
EVALUASI
PENILAIAN DAN EVALUASI
Evaluasi
Bedside teaching
33
Nilai akhir terdiri atas nilai pembimbing dan nilai Bagian dengan persentase
sebagai berikut:
Bedside Teaching
30%
10%
10%
Mini cex
25%
Ujian akhir
25%
Huruf Mutu
A
B+
B
C+
C
D
E
Peserta P2D dinyatakan lulus jika mendapat nilai akhir minimal lebih dari atau sama
dengan 68 (huruf mutu B)
Pengumuman Hasil Ujian
Pengumuman hasil ujian dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran di bagian Ilmu
Kesehatan THT-KL. Peserta P3D yang tidak lulus berhak mengikuti ujian pada saat masa
jeda diantara rotasi antar bagian yang ditentukan waktunya oleh Koordinator P3D.
34