Anda di halaman 1dari 34

BUKU SATUAN PENGAJARAN (BSP)

P3D

ILMU KESEHATAN THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2010
1

PE PENGNGANTAR
PENGANTAR

Kepaniteraan di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL FK Unjani / RS. Dustira


dilaksanakan dalam waktu 3 (tiga) minggu pada saat mana Saudara mendapat kesempatan
untuk mempraktekkan ilmu yang telah didapat pada masa kuliah dalam partisipasi aktif
untuk mengelola penderita, tanpa mengesampingkan disiplin, dedikasi serta rasa tanggung
jawab terhadap pasien.
Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL bukan saja merupakan disiplin ilmu kedokteran
klinis, akan tetapi juga mencakup dasar-dasar Ilmu Anatomi, Fisiologi, Mikrobiologi,
Patologi, Anatomi dan Farmakologi.
Kurikulum ini dibuat agar para peserta Program Pendidikan Dokter (P3D) dapat
memanfaatkan masa pendidikan ini untuk memperoleh ilmu dan keterampilan dalam
menanggulangi masalah umum THT-KL dan juga bagi yang memerlukan rujukan atau
perawatan lebih lanjut.
Diharapkan para peserta Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) dapat menjalani
masa pendidikan di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL FK Unjani / RS. Dustira dengan baik,
serta memperoleh pengalaman yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas sebagai
dokter kelak.

Koordinator P3D / Ka Lab. THT-KL


FK. UNJANI / RS. DUSTIRA

dr. Sigit Sasongko, M.Kes. Sp. THT-KL


NID. 412165166

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Garis Besar Materi
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
2.1 Tujuan Umum
2.2 Tujuan Khusus
2.3 Penjabaran area kompetensi
2.4 Tingkat Pencapaian
III.

KARAKTERISTIK MAHASISWA

IV. MATERI
V. METODE PEMBELAJARAN
VI. SDM
VII. PRASARANA DAN SARANA
VIII. EVALUASI

PENDAHULUA
N
4

1.1

LATAR BELAKANG
DESKRIPSI SINGKAT :
Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL

terdiri

dari

materi

Rhinologi-alergi,

Otologi-audiologi,

Bronkhoesofagologi, Bedah Kepala dan Leher serta Maksilofasial,

Faring-Laring,
juga pengelolaan

pasien di Poliklinik, Kamar Operasi dan Ruangan.

TEMPAT KEPANITERAAN
Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL dilaksanakan

di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL Rumkit Tk. II Dustira yang meliputi rawat jalan
(poliklinik), rawat inap(Ruang XIV), dan kamar operasi (OK.

LAMA KEGIATAN / ROTASI


Lama pendidikan P3D di Ilmu Kesehatan THT-KL adalah 3 (tiga) minggu.

BEBAN STUDI
Beban studi pendidikan dokter di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL adalah 2 SKS.

1.2 GARIS BESAR MATERI

POKOK BAHASAN
Pokok bahasan di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL meliputi Otologi, Audio-

Vestibular, Rinologi-Alergi, Bronkoesofagologi, Bedah Kepala dan Leher serta


Maksilofasial.

MATERI
Selama menjalani P3D di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL, mahasiswa diharapkan

dapat menguasai materi (modul) sebagai berikut:

Kasus-kasus / modul di bidang THT-KL sesuai dengan KIPDI III tahun 2006
dengan kompetensi 3 dan 4 (kecuali tumor nasofaring) yang diajarkan dalam bentuk
bedside teaching, case presentation session, clinical science session dan resource person
session adalah :
1. Otitis media (kompetensi 3A).
2. Otitis eksterna (kompetensi 4).
3. Rhinitis (kompetensi 4).
4. Epistaksis (kompetensi 4).
5. Tonsilitis (kompetensi 4).
6. Faringitis (kompetensi 4).
7. Tumor nasofaring (kompetensi 2A).
8. Gangguan dengar (Presbiacusis) (kompetensi 4).
9. Trauma maksilofasial (kompetensi 3B).
10. Vestibular Disorder (kompetensi 4).
11. Avian Influenza (kompetensi 3B).
Sedangkan ketrampilan klinik (Skill Lab) yang akan diajarkan dalam bentuk
bedside teaching adalah :
1. Prosedur Anamnesis (THT + alergi) serta Pemeriksaan fisik THT (kompetensi 4).
2. Prosedur penanganan epistaksis cavum nasi anterior (kompetensi 4).
3. Ekstraksi benda asing di hidung (kompetensi 4).

TUJUAN
PEMBELAJ
ARAN

2.1. TUJUAN UMUM


Setelah mengikuti stase di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL, peserta P3D
akan dapat mengevaluasi dan mengelola beberapa penyakit THT dan Bedah
Kepala Leher yang banyak terjadi di masyarakat.

2.2. TUJUAN KHUSUS


Setelah menyelesaikan modul-modul, mahasiswa mampu :
-

Menilai struktur dan faal normal serta masalah (keluhan dan gejala) penyakit
bidang THT-KL yang sering dijumpai dan memiliki keterampilan dalam
melaksanakan pendekatan diagnosis (diagnostic approach)

Melaksanakan (dibawah bimbingan) keterampilan medik berupa : Anamnesis,


pemeriksaan thorax dan beberapa pemeriksaan penunjang dalam pendekatan
diagnosis penyakit bidang THT-KL

Menganalisis etiologi, patogenesis / patofisiologi , gambaran klinik,


diagnosis/diagnosis banding, penanganan dan prognosis dari penyakit bidang
THT-KL.

Melaksanakan (dibawah bimbingan) beberapa keterampilan medik pada terapi


penyakit bidang THT-KL

No.

Pokok Bahasan

Tujuan Pembelajaran
Khusus

Metode

Referensi

1.

Otologi

Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan Otologi, peserta
didik
akan
dapat
mendiagnosis
dan
mengelola
kelainan
kongenital, infeksi, tumor
jinak maupun ganas dan
trauma, benda asing CAE,
serumen

- Diskusi
- Bed

2.

Audiologi-vestibuler

Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan Audiologi, peserta
didik
akan
dapat
mengevaluasi
dan
merencakan pengelolaan
gangguan pendengaran dan
keseimbangan
dengan
benar

- Diskusi
- Bed

SDA

Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan Rinologi dan
Alergi, peserta didik akan
dapat mendiagnosis dan
mengelola
epistaksis,

- Diskusi
- Bed

+ ARIA WHO. 2001

3.

Rinologi dan Alergi

1.Boies Fundamental
side of Otolaryngologu
WB Saunders Co.
teaching
1989
- Presentasi
2.K.J.Lee.Essentiale
- Coaching dan
latihan mandiri Otolaryngology
Head & Neck
di poliklinik
Surgery
KJ.Lee, 8th Ed,
2003
3.Bailey.
Otolaryngology
Head & Neck
Surgery. Lippincot
William & Wilkins.
2001
4.Arsyad.Buku Ajar
Ilmu
Kesehatan
THT Kepala Leher.
FKUI, 2007
5.Ballanger.
PenyakitTelinga,
Hidung,Tenggorok
an, Kepala&Leher
Jilid 1 & 2.1997
+ Helmi.Otitis Media
Supuratif Kronis.
FKUI. 2005

side
teaching
- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri
di
poliklinik
dan
klinik
gangguan
dengar
dan
bicara

side
teaching
- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri

No.

4.

5.

6.

7.

Pokok Bahasan

Faring - Laring

Bronkhoesofagologi

Tujuan Pembelajaran
Khusus
rinitis,
dan
sinusitis
maksilaris dengan benar
Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan
Faring-Laring,
peserta didik akan dapat
mengevaluasi
dan
merencanakan pengelolaan
obstruksi laring, tumor
faring-tonsil, tumor jinak
dan ganas nasofaring serta
mengelola
faringitistonsilitis, laringitis, radang
rongga
mulut
dan
trakeostomi

Metode

Referensi

di poliklinik

- Diskusi
- Bed

SDA
side

teaching

- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri
di
poliklinik
dan
kamar
bedah

Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan
Bronkhoesofagologi,
peserta didik akan dapat
mengevaluasi
dan
merencanakan pengelolaan
benda asing di esophagus
dan bronchus, infeksi,
tumor jinak dan ganas
bronkhus,
kelainan
kongenital
bronkhus,
infeksi, kelainan muskuler,
gangguan metabolik, dan
neoplasma
esophagus
dengan benar

- Diskusi
- Bed

SDA

Bedah Kepala dan Setelah


mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
Leher
bahasan Bedah Tumor
Kepala dan Leher, peserta
didik
akan
dapat
mendiagnosis tumor di
telinga hidung tenggorok
serta kepala leher yang
berhubungan dengan THT
secara benar
Maksilofasial
Setelah
mengikuti
kepaniteraan dengan pokok
bahasan
Trauma
Maksilofasial,
peserta
didik
akan
dapat

- Diskusi
- Bed

SDA

side
teaching
- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri
di poliklinik

side
teaching
- Presentasi
- Coaching dan
latihan mandiri
di poliklinik

- Diskusi
- Bed

SDA
side

teaching

- Presentasi

No.

Pokok Bahasan

Tujuan Pembelajaran
Khusus

Metode

Referensi

mengevaluasi
dan - Coaching dan
merencakan pengelolaan
latihan mandiri
trauma
maksilofasial
di poliklinik
dengan benar

2.3.

PENJABARAN AREA KOMPETENSI


Area kompetensi yang dapat dicapai setelah menyelesaikan P3D Ilmu Kesehatan

THT-KL, yaitu 7 area kompetensi dengan 12 kompetensi inti dan 27 komponen


kompetensi
2.3.1. Komunikasi efektif
Kompetensi inti:
Mampu menggali dan bertukar informasi verbal dan non verbal dengan pasien pada
semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega dan profesi lain
Komponen kompetensi:
1.

Berkomunikasi dengan pasien serta anggota keluarganya


a.

Bersambung rasa dengan pasien dan keluarganya

b.

Mengumpulkan informasi

c.

Memahami perspektif pasien

d.

Memberi penjelasan dan informasi

2.

Berkomunikasi dengan masyarakat

3.

Berkomunikasi dengan sejawat

4.

Berkomunikasi dengan profesi lain

2.3.2 Keterampilan klinis


Kompetensi inti:
Melakukan prosedur klinis sesuai dengan masalah, kebutuhan pasien dan sesuai
kewenangannya
Komponen kompetensi:

10

1.

Memperoleh dan mencatat informasi yang akurat serta penting tentang pasien dan
keluarganya

2.

Melakukan prosedur klinis dan laboratorium

3.

Melakukan prosedur kedaruratan klinis

2.3.3 Landasan ilmiah ilmu kedokteran


Kompetensi inti:
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan secara
ilmiah menurut ilmu kedokteran/kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang
optimum
Komponen kompetensi:
1. Menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu biomedik, klinik, perilaku, dan
ilmu kesehatan masyarakat sesuai dengan pelayanan kesehatan primer
2. Merangkum interpretasi anamnesis, pemeriksaan fisik, uji laboratorium dan prosedur
yang sesuai
3. Menentukan efektivitas suatu tindakan
2.3.4. Pengelolaan masalah kesehatan
Kompetensi inti:
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat secara
komprehensif, holistik, berkesinambung, koordinatif dan kolaboratif dalam konteks
pelayanan kesehatan tingkat primer
Komponen kompetensi:
1. Mengelola penyakit, keadaan sakit dan masalah pasien sebagai individu yang utuh,
bagian dari keluarga dan masyarakat
2. Melakukan pencegahan penyakit dan keadaan sakit
3. Melakukan pendidikan kesehatan dalam rangka promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit

11

4. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat


kesehatan
2.3.5. Pengelolaan informasi
Kompetensi inti:
Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi
untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan dalam kaitan
dengan pelayanan kesehatan di tingkat primer
Komponen kompetensi:
1. Menggunakan teknologi informasi & komunikasi untuk membantu menegakkan
diagnosis, pemberian terapi dan tindakan pencegahan dan promosi kesehatan serta
penjagaan dan pemantauan status kesehatan pasien
2.

Memahami manfaat dan keterbatasan teknologi informasi

3.

Memanfaatkan informasi kesehatan

2.3.6. Mawas diri dan pengembangan diri


Kompetensi inti:
1. Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan
keterbatasannya
2. Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat
mempengaruhi kemampuan profesinya
3. Belajar sepanjang hayat
4. Merencanakan,

menerapkan,

memantau

perkembangan

profesi

secara

berkesinambungan
Komponen kompetensi:
1. Menerapkan mawas diri
2. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat
3 Mengembangkan pengetahuan baru

2.3.7. Etika, moral, medikolegal dan profesionalisme serta keselamatan pasien


Kompetensi inti:

12

1. Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung kebijakan


kesehatan
2. Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal
dalam praktik kedokteran
3. Menerapkan program keselamatan pasien
Komponen kompetensi:
1 Memiliki sikap profesional
2 Berperilaku profesional dalam bekerjasama
3 Berperan sebagai anggota tim pelayanan kesehatan yang profesional
4 Melakukan praktik kedokteran dalam masyarakat multikultural di Indonesia
5 Aspek medikolegal dalam praktik kedokteran
6 Aspek keselamatan pasien dalam praktik kedokteran

2.4 TINGKAT PENCAPAIAN


2.4.1 Tingkat Kemampuan (Sesuai Kewenangan di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Primer)
Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter adalah:
1. Tingkat kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit
ketika membaca literatur. Dalam korespendensi, ia dapat mengenal gambaran klinik
ini, dan tahu bagaimana mendapatkan

informasi lebih lanjut. Level ini

mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran klinik ini
dan menduga penyakitnya, dokter segera merujuk.
2. Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang
relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.

13

3. Tingkat Kemampuan 3
3A. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya:
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan
kasus gawat darurat).
3B. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi
terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat
darurat).
4. Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani
problem itu secara mandiri hingga tuntas.

2.4.2. Tingkat Kemampuan dalam Keterampilan


Pada setiap keterampilan klinik ditetapkan tingkat kemampuan menggunakan
Piramid Miller (knows, knows how, shows, does) yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa
di akhir pendidikan.
Berikut ini pembagian tingkat kemampuan menurut Piramid Miller:
1. Tingkat kemampuan 1: Mengetahui dan menjelaskan
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini, sehingga
dapat menjelaskan kepada teman sejawat, maupun pasien tentang konsep, teori, prinsip
maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul, dan sebagainya.

14

2. Tingkat kemampuan 2: Pernah melihat atau pernah didemonstrasikan


Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep,
teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selain
itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan ketrampilan ini.
3. Tingkat kemampuan 3: Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep,
teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama
pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah
menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi.
4. Tingkat kemampuan 4: Mampu melakukan secara mandiri
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep,
teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama
pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah
menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi serta memiliki
pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini dalam konteks
praktik dokter secara mandiri.

15

KARAKTERISTIK
MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti kepaniteraan dalam P3D Ilmu Kesehatan THT-KL
adalah mahasiswa yang telah lulus tahap sarjana kedokteran

TATA TERTIB BAGIAN


Tata Tertib Umum

Mahasiswa mengikuti kepaniteraan dengan membawa Surat pengantar dari Bagian


Akademik (SBA) Fakultas Kedokteran UNJANI

Mahasiswa melapor pada Koordinator P3D untuk mendapatkan penjelasan mengenai


tata tertib serta pedoman kerja kepaniteraan, sistim pendidikan serta penilaian.

Mahasiswa membawa : buku kegiatan / buku panduan P3D yang telah dipersiapkan
sebelumnyanya.

Daftar buku acuan kepaniteraan di Bagian THT-KL


o Boies : Fundamentals of Otolaryngology, Boies, WB Saunders Co, 1989.
o K.J. Lee : Essentiale Otolaryngology Head&Neck Surgery, KJ Lee, 8th Ed,
2003

Setelah selesai mengikuti kepaniteraan, mahasiswa diharuskan melapor pada Kepala


Bagian THT-KL FKUNJANI / RS. Dustira

Jam kerja : Pukul 07.30 14.10 (Hari Senin sampai Jumat)

Setiap hari diadakan absensi minimal 2 (dua) kali yaitu waktu datang dan selesai
menjalankan kepaniteraan.

Setiap meninggalkan tugas kepaniteraan harus sepengetahuan/izin dari Kepala Sub


Departemen THT-KL FK UNJANI / RS. Dustira

Bila tidak dapat mengikuti kepaniteraan karena suatu sebab hendaknya dinyatakan
16

secara tertulis/surat sakit. Surat keterangan tersebut sedapat mungkin diserahkan


kepada Koordinator Kepaniteraan pada waktu yang bersangkutan tidak hadir.

Selama mengikuti kegiatan di Bagian THT-KL FK UNJANI / RS. Dustira semua


aktifitas di bidang pendidikan, pelayanan maupun administratif ditulis dalam buku
kegiatan harian kepaniteraan THT-KL dan ditanda tangani oleh dokter yang
bersangkutan.

Bila karena suatu sebab apapun tidak dapat mengikuti kegiatan lebih dari 2 (dua) hari
(berturut-turut atau tidak), peserta P3D harus mengulang rotasi penuh selama 3 (tiga)
minggu dengan jadwal yang diatur oleh bagian pendidikan fakultas.

Ketua kelompok peserta P3D adalah Ko-asisten dari kelompok Ko-asisten yang
disepakati kelompok.

Tugas di Poliklinik umum :


o Memeriksa pasian rawat jalan yang berobat ke Poli THT sesuai dengan
pembagian tugasnya.
o Melaporkan

hasil

pemeriksaan

tersebut

pada

Konsulen

Poli

yang bertanggung jawab pada saat itu.

Tugas di Kamar Operasi :


o Melihat/mengikuti jalannya operasi yang dilakukan oleh Konsulen, di
kamar operasi.
o Membantu operasi yang dilakukan Konsulen.
o Sebelum masuk kamar operasi harus sudah mengetahui cara-cara
tindakan dan antiseptik termasuk cara-cara mencuci tangan, memakai
pakaian dan alat-alat operasi.

Tugas di Ruangan Perawatan Inap


o Mengikuti visite Konsulen pada pasien-pasien pre dan pasca operasi setiap
hari/seluruh pasien.
o Memeriksa pasien yang dirawat dengan bimbingan perseptor

Pendidikan
-

Selama pendidikan, peserta P3D akan dibimbing oleh 1 percepton/kelompok.


17

Selama menjalankan kepaniteraan diwajibkan mengikuti semua kegiatan


pendidikan antara lain :

Bedside Teaching

Case Report Presentation

Clinical Skill Session

Meet The Expert / Resource Person Session

Kegiatan ilmiah lain yang diwajibkan

18

MATERI
SUB BAGIAN : OTOLOGI
Pokok bahasan :
-

Mengetahui anatomi dan fisiologi telinga luar, telinga tengah dan telinga luar.

Dapat melakukan pemeriksaan fisik tht sub bagian otologi

Mengetahui penyebab, gejala dan tanda, diagnosis dan komplikasi serta rencana
pentalaksanaan/rujukan kelainan kongenital telinga.

Mengetahui

penyebab,

gejala

dan

tanda,

diagnosis,

komplikasi

seerta

penatalaksanaan otitis eksterna.


-

Mengetahui penyebab, patogenesis, gejala klinis, komplikasi, diagnosis banding,


pemeriksaan penunjang dan terapi otitis media baik akut maupun kronis.

Megetahui gejala dan tanda, diagnosis, komplikasi serta penatalaksanaan tumor


jinak maupun ganas secara umum.

Mengetahui gejala dan tanda, diagnosis, komplikasi serta penatalaksanaan trauma


telinga.

Mengetahui

penyebab,

gejala

dan

tanda,

diagnosis,

komplikasi

serta

tanda,

diagnosis,

komplikasi

serta

penatalaksanaan benda asing pada CAE.


-

Mengetahui

penyebab,

gejala

dan

penatalaksanaan serumen, bila memungkinkan dapat mengerjakan ekstraksi


serumen.
SUB BAGIAN AUDIOLOGI-VESTIBULER
Pokok bahasan
-

Mengetahui jenis-jenis pemeriksaan Audiometri dan dasar-dasar fisiologi


pendengaran.

19

Mengetahui dan dapat melakukan tes-tes pendengaran sederhana: cara melakukan


dan interpretasinya.

Mengetahui prinsip audiometri nada murni, cara melakukan, inerpretasi, dan


diagnosis banding.

Mengetahui fenomena recruitment

Mengetahui timpanometri, refleks stapedius, indikasi dan kegunaannya.

Mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan gangguan pendengaran konduktif dan


sensorineural (ABM, timpanoplasti, terapi wicara, pendidikan khusus dll)

Mengetahui skrining jenis gangguan pendengaran.

Mengetahui gangguan pendengaran akibat bising, obat-obatan ototoksik dan


presbikusis : gejala klinis, diagnosis dan pengelolaannya.

Mengetahui fisiologi keseimbangan.

Mengetahui definisi dizziness, vertigo dan nistagmus.

Mengetahui lokalisasi gangguan keseimbangan perifer dan sentral.

Mengetahui prinsip dan cara melakukan tes keseimbangan umum : interpretasi


dan diagnosis banding.

Mengetahui prinsip tes kalori.

Mengetahui penyakit/sindroma Meniere : gejala klinis, dan diagnosis.

Mengetahui penyakit BPPV : gejala klinis dan diagnosis.

Mengetahui penyakit Neuroma akustik.

SUB BAGIAN : RINOLOGI ALERGI


Pokok bahasan
-

Mengetahui anatomi, fisiologi hidung dan sinus paranasal yang berkaitan dengan
penyakit-penyakit THT.

Mengetahui

gejala,

patofisiologi,

klasifikasi,

diagnosis, komplikasi

dan

penatalaksanaan Rinitis.
-

Mengetahui gejala, patofisiologi, klasifikasi, komplikasi dan penanganan


epistaksis.

Mengetahui gejala dan tanda, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, komplikasi dan


penanganan sinusitis.

20

Mengetahui tumor-tumor jinak maupun ganas di kavum nasi dan sinus paranasal :
gejala dan tanda, klasifikasi, diagnosis, komplikasi dan pengelolaannya.

Mengetahui gejala dan tanda, diagnosis, komplikasi dan pengelolaan benda asing
di kavum nasi/

Mengetahui kelainan-kelainan kongenital hidung : gejala dan tanda, diagnosis,


komplikasi dan pengelolaannya.

SUB BAGIAN : LARING FARING


Pokok bahasan
-

Mengetahui anatomi dan fisiologi laring-faring

Mengetahui Faringitis-tonsilitis, radang rongga mulut : faktor predisposisi,


etiologi, patogenesis, klasifikasi, pengelolaan dan diagnosis bandingnya.

Mengetahui tumor jinak faring-tonsil, tumor jinak dan ganas nasofaring, factor
predisposisi tumor : gejala klinis, diagnosis, pengelolaan dan diagnosis banding.

Mengetahui macam-macam radang di laring (akut maupun kronis) : etiologi,


patogenesis, gejala klinis, komplikasi, diagnosis banding, diagnosis dan
penatalaksanaannya.

Mengetahui trauma laring : etiologi, patogenesis, klasifikasi, gejala klinik,


diagnosis banding dan penatalaksanaannya.

Mengetahui obstruksi laring : patogenesis, gejala klinik, komplikasi dan


pengelolaannya.

Mengetahui trakeostomi dan krikotiroidotomi : indikasi dan pengelolaannya.

SUB BAGIAN : BRONKHOESOFAGOLOGI


Pokok bahasan
-

Mengetahui anatomi dan fisiologi trakea, bronkus dan esofagus.

Mengetahui bronkoskopi : jenis, teknik dan indikasi.

Mengetahui esofagoskopi : jenis, teknik dan indikasi.

Mengetahui benda asing di bronkhus dan esofagus : gejala klinis, etiologi,


patogenesis, mekanisme, diagnosis, komplikasi dan penatalaksanaannya.

21

SUB BAGIAN BEDAH KEPALA DAN LEHER


Pokok bahasan
-

Mengetahui biologi tumor kepala dan leher : etiologi, patogenesis tumor kepala
dan leher, seluler/molekuler patologi.

Mengetahui manifestasi tumor kepala dan leher : menurut lokasi dan jenis tumor,
penyebaran tumor, serta staging tumor.

Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk diagnosis tumor kepala dan leher :


laboratorium, X-ray, CT-scan.

Mengetahui terapi dan prognosis untuk tumor kepala dan leher.

Mengetahui pengelolaan dan penanganan benjolan pada leher.

SUB BAGIAN : MAKSILOFASIAL


Pokok bahasan
-

Mengetahui jenis-jenis fraktur pada wajah : gejala dan tanda, pemeriksaan


penunjang, diagnosis dan komplikasi.

Mengetahui fraktur Le Fort : gejala dan tanda, pemeriksaan penunjang, diagnosis,


dan penatalaksanaannya.

Mengetahui Blow-out fracture : gejala dan tanda, pemeriksaan penunjang,


diagnosis, dan penatalaksanaannya.

Mengetahui Fraktur os nasal : gejala dan tanda, pemeriksaan penunjang,


diagnosis, dan penatalaksanaannya.

Mengetahui fraktur zygomatik : gejala dan tanda, pemeriksaan penunjang,


diagnosis, dan penatalaksanaannya.

Mengtahui fraktur frontalis : gejala dan tanda, pemeriksaan penunjang, diagnosis,


dan penatalaksanaannya.

Mengetahui fraktur mandibula :

gejala dan tanda, pemeriksaan penunjang,

diagnosis, dan penatalaksanaannya.


-

Mengetahui bidang cakupan plastik rekonstruksi di bagian THT.

22

METODE
PEMBELAJARAN
P3D

di

bagian

Ilmu

Kesehatan

THT-KL

FK

UNJANI/RS

Dustira

mempergunakan sistem modul. Modul pembelajaran berupa Course Study Guide dan
Learning Guide.
Pembimbing (Preceptor)
Selama menjalani kegiatan di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNJANI,
peserta P3D akan dibimbing oleh seorang preceptor yang ditunjuk oleh Kepala
Lab/Koordinator P3D Ilmu Kesehatan THT-KL FK UNJANI
Preseptor adalah seorang dokter spesialis THT-KL
Satu orang preseptor akan membimbing tidak lebih dari 10 orang peserta P3D
Preseptor bertugas membimbing, sekaligus memberi nilai kepada mahasiswa
bimbingannya. Selain itu, preseptor menandatangani surat ijin mengikuti ujian
untuk peserta P3D.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran ini bertujuan untuk mengasah keterampilan analisis peserta P3D
serta menambah wawasan yang diperlukan peserta didik agar dapat memenuhi standar
kompetensi kognitif, psikomotor, dan afektif yang diperlukan untuk menjadi dokter
umum.
1. Kegiatan terstruktur terjadwal pada P3D di Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL terdiri
dari:
a. Bedside Teaching :
-

Bedside Teaching berlangsung 9 x dalam 3 minggu, masing-masing 2


jam setiap kali pertemuan

23

Bedside Teaching dilaksanakan di ruang rawat inap untuk kasus rawat


inap, di poliklinik THT-KL dan poliklinik sub bagian untuk kasus rawat
jalan, emergensi penyakit THT-KL untuk kasus gawat darurat.

Kasus yang diberikan pada bedside teaching adalah kasus yang perlu
diketahui oleh dokter umum dan banyak dijumpai, atau apabila ada kasus
yang jarang dijumpai tetapi perlu diketahui.

Bedside teaching dibimbing oleh preceptor untuk setiap kelompok peserta


P3D

Peserta P3D mendapat penilaian pada saat bedside teaching oleh


preceptor.

b. Case Presentation Session :


-

Presentasi kasus/response dilaksanakan 3x dalam 3 minggu selama 2


jam

Setiap kali presentasi kasus/response diajukan 1 kasus untuk setiap


kelompok, 1 kasus diajukan oleh 2-3 peserta P3D

Kasus

untuk

presentasi/response

ditentukan

oleh

masing-masing

pembimbing/preceptor
-

Responsi dipimpin oleh pembimbing masing-masing dan wajib diikuti


oleh seluruh peserta P3D dalam 1 kelompok tersebut.

c. Clinical Science Session :


-

Clinical science session / referat dilaksanakan 3x dalam 3 minggu selama


2 jam

Topik yang dibahas dalam clinical science session diutamakan yang


berhubungan dengan kasus yang terdapat pada modul.

Pada clinical science session ini dapat pula membahas jurnal-jurnal yang
berdasarkan evidence based medicine.

Kegiatan ini dipimpin oleh pembimbing masing-masing kelompok


(preceptor) dan wajib diikuti oleh seluruh peserta P3D dalam kelompok
tersebut.
24

d. Resource Person Session :


-

Resource Person Session diberikan untuk kasus yang perlu diketahui oleh
dokter umum tetapi kasusnya jarang dijumpai

Resource Person Session dilaksanakan 3x dalam 3 minggu selama 2 jam,


dan diberikan oleh konsulen subbagian yang terkait, dalam bentuk mini
lecture/demonstrasi/interactive session

Resource Person Session wajib diikuti oleh selutuh peserta P3D

2. Kegiatan lain yang dijalankan peserta P3D adalah :


Membuat kasus baru atau lama di ruang perawatan atau poliklinik
Selama menjalani P3D di Bagian Ilmu THT-KL peserta P3D diwajibkan untuk
membuat status dari modul-modul yang telah ditentukan baik untuk pasien rawat
inap maupun rawat jalan (poliklinik)
Di dalam mengelola pasien baru, peserta P3D harus melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, membuat status catatan medik
Status yang dibuat dilaporkan kepada preceptor
Tempat Kegiatan
Kegiatan P3D Ilmu Kesehatan THT-KL dilaksanakan di
-

Poliklinik THT-KL/RS Dustira

Kamar operasi kecil di Poli THT dan kamar bedah sentral

Ruang XIV RS Dustira

Jadwal Kegiatan
Selama 3 minggu, peserta P3D melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

-1 hari ( hari 1)

Penjelasan dari koordinator/sekretaris P3D

Mengulang tentang pemeriksaan fisik

Pemberian materi dengan Resource Person Session (meet the expert)

Pembagian alat-alat pemeriksaan per kelompok


25

Melapor ke preseptornya masing-masing yang telah ditentukan

1 minggu di Ruang XIV RS Dustira (diatur oleh ketua kelompok P3D)

1 minggu di kamar operasi RS Dustira (bergantian diatur oleh ketua kelompok P3D)

1 minggu di poliklinik THT-KL RS Dustira

Minggu ke-3 peserta P3D melakukan ujian akhir, dijadwalkan dalam 1 minggu
terakhir digunakan untuk ujian akhir (waktu dan tempat tergantung penguji masingmasing)

Selama 3 minggu P3D di I. Kes THT-KL, Peserta P3D mengedakan kegiatan


dengan preceptor masing-masing yang telah ditentukan.
JADWAL ROTASI
Minggu I
1
2-4
-Pembekalan
Poli
-Meet the
expert
R
-Pemeriksaan
fisik
OK
-Pre Test

A
B
C

Minggu II
5-7
8-10
R
OK
OK

Poli

Poli

11-12
-Poli
-Meet the
expert
-Persiapan
Ujian
-Post Test

Minggu III
13-Selesai
-Ujian.
-Pengarahan akhir.
-Pengumpulan tugas.

Keterangan :
R

: Ruangan

OK

: Ruang Operasi

Poli

: Poliklinik THT-RS Dustira


PEDOMAN KERJA P3D ILMU KESEHATAN THT-KL

1. Di Ruangan:

Selama menjalani kegiatan P3D Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL, peserta


P3D diwajibkan untuk membuat status pasien di ruangan

Mengikuti seluruh kegiatan yang dilakkukan oleh konsulen yang bertugas


di ruangan saat itu dan mendiskusikan pasien-pasien yang ada di ruangan

26

Peserta P3D dapat mendiskusikan pasien tersebut dengan preceptor ( pada


acara Bedside teaching. Clinical Report Session atau Clinical Science)

2. Di Poliklinik THT RS Dustira:

Peserta P3D membuat status pasien (sangat dianjurkan pasien baru) yang
dikelola/diperiksa di status/formulir status pasien poliklinik yang terdiri
dari anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnostic klinik, diagnosis banding.

Setelah membuat status, pasien yang diperiksa di bawa ke konsulen yang


bertugas di poli. Peserta P3D turut serta membuat usulan pemeriksaan dan
terapi

3. Di Kamar Operasi:

Melihat dan mengenal operasi-operasi yang dilakukan di Bagian THT-KL,


baik dalam anestesi local maupun umum.

Bila memungkinkan mendiskusikan pasien-pasien yang akan atau sudah


dioperasi dengan operator

27

MATRIX KEGIATAN P3D THT

MINGGU 1
JAM /
HARI
07.30-08.20

SENIN-1
Pengarahan Ka lab.
(SGA)

08.20-09.10

Pre test

SELASA-2

RABU-3

KAMIS-4

JUMAT-5

BST-1(SGA)

BST-2(AKR)

BST-3(NBA)

CPS-1(AKR)

R / P / OK

R / P / OK

R / P / OK

09.10-10.00
10.00-10.50
10.50-11.40

Orientasi

11.40-12.30

SHOLAT JUMAT
ENTExamination(AKR)

OBSV-1(IKY)

MINGGU 2
JAM /
HARI

SENIN-6

07.30-08.20

12.30-13.20

R / P / OK

RPS-1(NBA)

RPS-2(SGA)

CPS-2(IKY)

SELASA-7

RABU-8

KAMIS-9

JUMAT-10

BST-4(IKY)

BST-5(AKR)

BST-6(SGA)

BST-7(NBA)

R / P / OK

R / P / OK

R / P / OK

R / P / OK

13.20-14.10

CSS-2(SGA)

08.20-09.10
09.10-10.00
10.00-10.50

R / P / OK

10.50-11.40
11.40-12.30
12.30-13.20

SHOLAT JUMAT
CPS-3(NBA)

OBSV-2(SGA)

RPS-3(IKY)

CSS-1(AKR)

CSS-3(IKY)

13.20-14.10
MINGGU 3
JAM /
HARI

SENIN-11

SELASA-12

RABU-13

KAMIS-14

JUMAT-15

07.30-08.20

BST-8(AKR)

BST-9(SGA)

UJIAN

UJIAN

UJIAN

08.20-09.10

UJIAN

UJIAN

UJIAN

09.10-10.00

UJIAN

UJIAN

UJIAN

UJIAN

UJIAN

UJIAN

10.50-11.40

UJIAN

UJIAN

UJIAN

11.40-12.30

UJIAN

UJIAN

SHOLAT JUMAT

UJIAN

UJIAN

Pengarahan Ka lab.

UJIAN

UJIAN

Pengumpulan tugas

10.00-10.50

12.30-13.20
13.20-14.10

R / P / OK

OBSV-3(NBA)

R / P / OK

Post test

28

Keterangan :
1. BST

: Bedside Teaching.

2. CPS

: Case Presentation Session.

3. CSS

: Clinical Science Session.

4. RPS

: Resource Person Session.

5. OBSV : Observation.
6. SGA : Sigit Sasongko, dr., M.Kes, SpTHT-KL
7. NBA : Nurbaiti Nazarudin, dr., M.Kes, SpTHT-KL
8. AKR : Asti Kristianti, dr., M.Kes, SpTHT-KL
9. IKY

: Ika Yuliartanti, dr., M.Kes, SpTHT-KL

BST 1

: Prosedur anamnesis THT dan anamnesis alergi.

BST 2

: Prosedur pemeriksaan fisik THT.

BST 3

: Prosedur penanganan epistaksis cavum nasi anterior.

BST 4

: Prosedur ekstraksi benda asing di hidung.

BST 5

: Otitis media.

BST 6

: Otitis eksterna.

BST 7

: Rhinitis.

BST 8

: Tonsilitis.

BST 9

: Faringitis.

CPS 1

: Otitis media.

CPS 2

: Tonsilo-faringitis.

CPS 3

: Rhinitis.

CSS 1

: Epistaksis.

CSS 2

: Gangguan dengar.

CSS 3

: Tumor nasofaring.

RPS 1

: Vestibular disorder.

RPS 2

: Trauma maksilofasial.
29

RPS 3

R / P / OK : Ruangan / Poliklinik THT / Kamar Operasi.

ENT Examination : Audi-visual cara pemeriksaan fisik THT pada pasien.

OBSV 1

: Observasi di ruangan transiluminasi dan ruangan irigasi serumen.

OBSV 2

: Observasi di ruangan endoskopi (nasocopy-laringoscopy optik).

OBSV 3

: Observasi di ruangan audiometri.

: Benda asing traktus aerodigestif.

30

SUMBER DAYA MANUSIA


(SDM)

ORGANISASI PENYELENGGARAAN

Ketua

: Sigit Sasongko, dr., M.Kes, SpTHT-KL

Nara sumber

: Prof. Surimah Surachman, dr. SpTHT-KL


Nurbaiti Nazarudin, dr., M.Kes, SpTHT-KL
Asti Kristianti, dr., M.Kes, SpTHT-KL
Ika Yuliartati, dr., M.Kes, SpTHT-KL

31

PRASARANA & SARANA


7.1 PRASARANA
1. Ruang Tutorial dan Diskusi Kelompok di Poliklinik THT
2. Ruang Rawat jalan (Poliklinik THT)
3. Ruang Rawat Inap THT (Ruang XIV).
4. Kamar Operasi.
7.2 SARANA :
7.2.1 Tutorial/Diskusi Kelompok
1. Kursi: sesuai jumlah mhs + kursi dosen
2. Meja: utk dosen, utk alat audiovisual
3. Multimedia (komputer, infokus, mike/audio, pointer)
4. Papan tulis dengan kelengkapannya
7.2.2

Ruang Rawat jalan / poliklinik THT


1. Kursi dokter dan kursi pasien
2. Meja periksa
3. ENT Diagnostic set

7.2.3. Ruang rawat inap (Ruang XIV)


1. Bed Pasien
2. ENT Diagnostic set
7.2.3. Belajar mandiri
1. Komputer
2. Hot spot area
7.2.4. Sumber belajar
1. Standar Kompetensi Dokter
32

2. Peraturan-peraturan Akademik di FK UNJANI


3. Buku Ajar relevan dengan materi pembelajaran:
4. Internet

EVALUASI
PENILAIAN DAN EVALUASI
Evaluasi

Evaluasi keberhasilan koasisten selama mengikuti pendidikan di bagian Ilmu


Kesehatan THT-KL meliputi penilaian oleh:
-

Pembimbing (preceptor) untuk evaluasi harian

Penguji untuk evaluasi akhir

Kegiatan evaluasi dilakukan secara kontinyu/berkesinambungan untuk menilai


progresivitas pendidikan yang diperoleh peserta didik

Penilaian oleh pembimbing/ preceptor terdiri dari:


-

Bedside teaching

Clinical presentation session

Clinical science session

Mini CEX (ujian berkala)

Penilaian oleh penguji:


Ujian akhir oleh Bagian dilaksanakan pada minggu ke 3

Bentuk ujian diserahkan kepada penguji masing-masing

Prasyarat untuk mengikuti ujian akhir:

Memenuhi persyaratan jumlah kehadiran/absensi

33

Mendapat persetujuan dari pembimbing

Nilai akhir terdiri atas nilai pembimbing dan nilai Bagian dengan persentase
sebagai berikut:

Bedside Teaching

30%

Clincal report session (Case presentation) :

10%

Clinical science session

10%

Mini cex

25%

Ujian akhir

25%

Konversi angka menjadi huruf mutu adalah sebagai berikut:


Nilai Akhir
80
73-79
68-73
63-67
56-63
46-55
<46

Huruf Mutu
A
B+
B
C+
C
D
E

Peserta P2D dinyatakan lulus jika mendapat nilai akhir minimal lebih dari atau sama
dengan 68 (huruf mutu B)
Pengumuman Hasil Ujian
Pengumuman hasil ujian dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran di bagian Ilmu
Kesehatan THT-KL. Peserta P3D yang tidak lulus berhak mengikuti ujian pada saat masa
jeda diantara rotasi antar bagian yang ditentukan waktunya oleh Koordinator P3D.

34

Anda mungkin juga menyukai