Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK

MEWARNAI GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal.Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah
agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit.
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2014 didapatkan jumlah anak
usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada
usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain
dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi
alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat

kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah
satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain
dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil
warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga
merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain
terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat
hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler
dengan cara mewarnai gambar
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
b. Tujuan Khusus
1.

Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.

2.

Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena


penyakit dan dirawat

3.

Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.

4.

Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat


penyembuhan.

5.

Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.

6.

Untuk mengembangkan imajinasi pada anak

BAB II
LAMPIRAN TEORI
A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir (Erlita, 2006).Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa (Aziz A, 2009). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh

kesenangan agar

anak

dapat

kreatif

dan

mengekspresikan

pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.


Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk
mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah
satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah

kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat


dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu
kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk
mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya ( Nursalam, 2011).
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu
aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan
afektif (Anonim, 2010).
B. Kategori Bermain
1. Bermain Aktif : Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.
C. Klasifikasi Bermain Menurut Isi
1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
2.

bersosialisasi dengan lingkungan.


Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air

atau pasir.
3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan


tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
D. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial
1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak
balita Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masingmasing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya
tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh
anak pre school.
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
tugas, anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak

bermain

bersama

dengan

sejenisnya

permainan

yang

terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh
anak usia sekolah Adolesen.
E. Tahap Perkembangan Bermain
a. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

b. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
c.

Tahap bermain sungguhan


Anak sudah ikut dalam permainan

d. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
F. Ciri-ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbale balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
G. Fungsi Bermain Bagi Anak
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
a. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
b. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
c. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
d. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan
mempelajari belajar dalam kelompok.
e. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah
laku terhadap orang lain.
f. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.

Contoh : dapat menerapkan kejujuran


g. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
h.

Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum
dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.

H. Tujuan Bermain
a. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
b. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi
c. Dapat mengembangkan kreatifitas melalui pengalaman bermain yang tepat
d. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit.
I. Tujuan Khusus Pada Permainan Ini
a. Meningkatkan hubungan perawat klien
b. Meningkatkan kreativitas pada anak
c. Sosialisasi dengan teman sebaya/orang lain
d. Membina tingkah laku positif
e. Menimbulkan rasa kerjasama
f. Sebagai alat untuk mengukur kemampuan pernapasan klien
g. Sebagai media komunikasi untuk perawat- klien
J. Prinsip Bermain Yang Dilakukan Adalah :
a. Tidak banyak mengeluarkan energy, singkat, dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan
c. Kelompok umur/ usia sama
d. Melibatkan orang tua
e. Tidak bertentangan dengan orang tua
K. Manfaat
1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/therapeutic play).
2. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik
halus.

3. Mewarnai

gambar juga

aman

untuk

anak

usia

toddler,

karena

menggunakan media kertas gambar dan crayon.


4. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu
cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat
dan negative.
6. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan
benci.
7. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah
sakit.
L. Hambatan-hambatan Yang Mungkin Terjadi
a. Anak lelah
b. Anak bosan
c. Anak merasa takut kehilangan dengan lingkungan
d. Anak mendapat program pengobatan saat terapi bermain dilaksanakan
e. Kecemasan pada orang tua
M. Antisipasi Untuk Meminimalkan Hambatan
- Membatasi waktu bermain
- Permainan bervariasi/ tidak menonton
- Jadwal permainan disesuaikan yaitu tidak pada saat jadwal terapi
- Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua
- Melibatkan perawat/ petugas ruangan dan orang tua
- Konsultasi dengan pembimbing

BAB III
SAP TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan

:Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit

Sub Pokok Bahasan

: Terapi Anak Bermain Usia 1 - 5 tahun

Tujuan

: Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

Tanggal/Jam

: 10 September 2016, Pukul 11:00

Durasi

: 30 Menit

Tempat Bermain

: Ruang Perawatan Anak Baji Minasa RSUD Labuang


Baji Makassar

Peserta

: 2 Orang

1. Dengan kriteria :
Anak usia 1- 5 tahun
Tidak mempunyai keterbatasan fisik
Dapat berinteraksi dengsn perawat dan keluarga
Pasien kooperatif
2. Sarana dan Media
Sarana
- Ruangan tempat bermain
- Tikar untuk duduk / kasur tempat tidur
Media
- Kertas gambar yang belum diwarnai
- Krayon

3. Pengorganisiran :
Leader
Co Leader
Fasilitator
-

: Yusro fianden
: Nurlela ali
:
Surtila Minangkabau
Sri budayanti
Nurma
Mateus bikiqu

Observer

: Arian Andri

Dokumentasi

: Indra suurahman

4. Pembagian Tugas

1. Peran Leader
Katalisator : yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi
untuk mengekspresikan perasaannya
Auxilery Ego : sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi

Koordinator : yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian


tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam
kegiatan.
2. Peran Co Leader
Mengidentifikasi issue penting dalam proses
Mengidentifikasi strategi yang digunakan Leader
Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion atau kelompok
yang akan dating
Memprediksi respon anggota kelompok pada sesion berikutnya
3. Peran Fasilitator
Mempertahankan kehadiran peserta
Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok
4. Peran Observer
Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy
Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan
Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy
Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi

5. Setting Tempat

Keterangan :
: Tikar
: Anak
: Perawat
: Orang tua
: Pembimbing

: Co Leader
: Leader
: Observer
: Fasilitator

6. Susunan Kegiatan

No

Waktu

Kegiatan

Peserta

5 menit
1

Pra kegiatan :
Memfasilitasi media terapi bermain
Mempersiapkan anggota terapi

3 menit

15menit
3

bermain
Mempersiapkan peserta

Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan

Menjawab salam

mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari terapi

Mendengarkan
Memperhatikan

bermain
Kontrak waktu anak dan orang tua

Memperhatikan

Kegiatan bermain :
Menjelaskan tata cara pelaksanaan

Memperhatikan

untuk bertanya jika belum jelas


Membagikankertas bergambar dan

Bingung

Antusias saat menerima


pensil warna.
peralatan
Fasilitator mendampingi anak dan
Memulai untuk mewarnai
memberikan motivasi kepada anak
gambar
Menanyakan kepada anak apakah telah Menjawab pertanyaan
selesai mewarnai gambar
Memberitahu anak bahwa waktu yang
Mendengarkan
diberikan telah selesai
Memberikan pujian terhadap anak yang
Memperhatikan
mampu mewarnai gambar sampai selesai

terapi bermainmewarnaikepada anak


Memberikan kesempatan kepada anak

5 menit

Kegiatan penutup:
Memotivasi anak untuk menyebutkan apa

yang diwarnai
Mengumumkan nama anak yang dapat
mewarnaidengan baik contoh:Membagikan
reward kepada seluruh peserta

2 menit

Menceritakan

Terminasi:
Memberikan motivasi dan pujian kepada

seluruh anak yang telah mengikuti program


terapi bermain
Mengucapkan terima kasih kepada anak

dan orang tua


Mengucapkan salam penutup

Gembira

Memperhatikan

Mendengarkan
Menjawab salam

7. KESIMPULAN
Anak usia 2 5 tahun diruang Perawatan Baji Minasa VIP. Leader dan Co
leader berada diantara anak-anak usia 1 5 tahun. Fasilitator membagikan alatalat permainan berupa buku gambar dan crayon. Satu buku gambar satu anak, dan

satu kotak pensil warna untuk 1 orang anak pula. Observer berada di antar anakanak sambil mengamati jalannya proses bermain. Dengan adanya proses bermain
anak akan senang sehingga akan mengurangi stress hospitalisasi. Dengan adanya
proses bermain juga akan membantu proses kesembuhan penyakit dan proses
perkembangan fisik, psikososial dan kognitif.
8. EVALUASI
Hasil permainan sesuai dengan harapan kelompok yaitu anak mampu
mewarnai dengan baik. Anak- anak usia 1 5 tahun terlihat senang saat diajak
bermain karena walaupun sakit anak masih mampu bermain sesuai dengan usia
pra Schol yaitu peserta terpi bermain tidak ada yang mengalami keterlambatan
perkembangan dan mau diajak. Terbukti walau anak sakit tetap merasa senang
dan anak- anak usia 1 5 tahun pun mampu :
a. Anak dapat mengenali gambar-gambar yang ada dalam buku gambar,
seperti gambar naga, pisang, apel, perahu, semangka.
b. Anak dapa mengenali bagian-bagian dari buah, seperti daun, buah dan
batangnya.
c. Anak dapat mengenali hampir semua warna crayon

Anda mungkin juga menyukai