Nim
: P07134014018
Semester
:V
PEMERIKSAAN HEPATITIS C (RAPID TEST)
Hari/tanggal
Tempat
I.
Tujuan
Pemeriksaan imunokromatografi (rapid test) untuk mendeteksi secara kualitatif
adanya antibodi virus hepatitis C dalam serum/plasma pasien.
II.
III.
Metode
Metode yang digunakan pada pemeriksaan HCV adalah Imunokromatografi.
Prinsip
Berdasarkan reaksi antara antibodi dalam serum/plasma pasien dengan antigen HCV
rekombinan yang terkonjugasi dengan gold colloid. Dimana, campuran reaksi tersebut
akan bermigrasi sepanjang membrane secara kromatografi dengan gaya kapiler untuk
bereaksi dengan antigen HCV rekombinan dalam membrane pada kaset dan
menghasilkan garis warna merah.
IV.
Dasar Teori
Virus hepatitis C (HCV) disebabkan oleh kontak darah dan merupakan masalah
kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Menurut WHO, sekitar 150 juta orang di dunia
yang terinfeksi kronis HCV, serta hepatitis C merupakan penyebab dari 350 000
kematian setiap tahunnya. Berbagai hal dapat menjadi faktor resiko penyebaran virus ini
seperti kontak dengan darah yang terinfeksi dan luka pada kulit atau selaput lendir.
infeksi akut sering tanpa gejala dan karena itu sering diabaikan. Hingga 80% dari pasien
dengan perjalanan klinis kronis, menyebabkan peningkatan risiko dari perkembangan
sirosis hati atau carcinoma. Faktor risiko sel hati untuk infeksi HCV termasuk konsumsi
obat intravena, rawan cedera seks (laki-laki dengan laki-laki) dan transfusi darah
sebelum pengenalan pengujian diagnostik. Tidak ada vaksin atau pasca pajanan
profilaksis untuk infeksi HCV. Petugas kesehatan memiliki kontak dengan pasien yang
terinfeksi dan cairan tubuh mereka. Cedera staf medis dari benda tajam atau runcing
berulang di antara kecelakaan kerja yang paling sering dilaporkan di healthcare. Risiko
terinfeksi setelah cedera tergantung pada faktor-faktor termasuk jenis cedera (luka dalam
atau menusuk), yang kuantitas bahan infeksius ditransfer, beban virus pada pasien indeks
dan faktor kemungkinan genetik orang yang terluka. (Claudia Westermann et al,2015)
Tes untuk mendeteksi inti antigen HCV (HCV Ag) atau deteksi simultan HCV Ag dan
antibodi anti-HCV (HCV AgAb) dikembangkan. tingkat HCV Ag tampaknya berkorelasi
dengan baik dengan tingkat RNA HCV mengindikasikan potensi penggunaannya
sebagai teknik murah untuk mendiagnosis HCV kasus akut. Pada infeksi hepatitis C,
teknik virologi molekuler memainkan peran kunci baik dalam diagnosis dan di
monitoring HCV pengobatan antivirus. Karena kesulitan untuk tumbuh HCV dalam
budaya seluler, teknik molekuler digunakan untuk mengidentifikasi virus ini, membuat
HCV salah satu patogen pertama yang diidentifikasi hanya dengan diagnostik molekuler.
Sekitar 1 bln sebelum munculnya total anti-HCV antibodi RNA HCV dapat sudah
terdeteksi 1-3 minggu setelah infeksi. (Livia Melo Villar,2015)
Pada uji serologi, Kualitas tes konfirmasi yang digunakan jelas berbeda antara studi
individu. Hal ini disebabkan pengembangan metode deteksi yang lebih baik dari waktu
ke waktu, kualitas prosedur atau fakta bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara
antigen yang digunakan dalam skrining dan tes konfirmasi. (Claudia Westermann et
al,2015)
serologic window antara infeksi HCV dan deteksi antibodi spesifik bervariasi dari
pasien ke pasien. Serokonversi terjadi pada rata-rata pada 6-8 minggu setelah onset
infeksi. Pada pasien dengan secara spontan menyelesaikan infeksi, anti-HCV dapat
bertahan sepanjang hidup, atau sedikit menurun namun tetap terdeteksi, atau berangsurangsur hilang setelah beberapa tahun. Anti-HCV berlanjut tanpa batas pada pasien yang
mengalami infeksi kronis, meskipun antibodi dapat menjadi tidak terdeteksi pada pasien
hemodialisis atau dalam kasus imunosupresi yang mendalam. (Ekta Gupta et al,2014)
V.
VI.
VII.
Interpretasi Hasil
Interpretasi
Negatif
Positif
Invalid
VIII.
Hasil Pengamatan
- Identitas sampel
Kode
: Sampel C
Penjelasan
Hanya terlihat/muncul garis warna merah
pada control line C saja
Terlihat garis warna merah pada control
line C dan test line T
Tidak terlihat/muncul garis warna merah
pada control line C
Asal
: RSUD Sanglah
Jenis sampel: Serum
Hasil Uji
: positif antbodi virus hepatitis C (HCV)
(terdapat garis warna merah pada test line T dan control line C)
Foto hasil pemeriksaan
Gambar 8.1 dan 8.2 Bungkus kaset pemeriksaan HCV merk. BioTesT
IX.
Pembahasan
Diagnosis serologis untuk infeksi HCV didasarkan pada deteksi antibodi langsung
terhadap antigen virus (non-struktural dan struktural) dalam serum atau plasma manusia.
(Livia Melo Villar et al,2015). Antibodi untuk HCV terdeteksi rata-rata 8 minggu
kemudian setelah paparan. (Resep Kesli,2011)
Faktor risiko hati untuk infeksi HCV termasuk konsumsi obat intravena, rawan
cedera seks (laki-laki dengan laki-laki) dan darah transfusi sebelum pengenalan
pengujian diagnostik. Tidak ada vaksin atau pasca pajanan profilaksis untuk infeksi
HCV. Selain itu, petugas kesehatan juga menjadi salah satu faktor resiko terinfeksi virus
hepatitis C ini, karena, petugas kesehatan memiliki kontak dengan pasien yang terinfeksi
dan cairan tubuh mereka. (Westermann Claudia,2015)
Hepatitis C kronis ditandai dengan persistensi HCV RNA dalam darah selama
minimal 6 bulan setelah timbulnya infeksi akut. Risiko pengembangan infeksi kronis
dengan HCV dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk:
a. Usia pada saat infeksi (lebih jika infeksi terjadi pada usia> 25 tahun)
b.
c.
d.
e.
f.
spesimen. Dalam kasset pemeriksaan dari alat ini mengandung antigen HCV
rekombinan conjugated colloid gold serta antigen HCV yang melapisi pada membran.
Didalam satu kit alat ini terdapat kaset serta reagen HCV atau buffers. Kaset HCV
mengandung antigen HCV rekombinan yang terkonjugasi dengan gold colloid dan
antigen HCV yang dilapisi pada membran. Reagen ini dapat disimpan pada suhu ruang
atau refrigerator pada suhu 2-30C dan tidak boleh dibekukan karena dapat merusak
struktur dari membran. Kaset harus digunakan sebelum tanggal kadaluarsa yang tercetak
diluar pembungkusnya, ini dikarenakan bila kaset sudah kadaluarsa maka kandungan
yang terdapat dalam membran pada kaset tidak akan stabil lagi sehingga hasil pada kaset
tidak akan sesuai dengan sebenarnya atau invalid. Selama penggunanya, kaset ini harus
dibiarkan pada pembungkusnya hingga sebelum digunakan, dikarenakan kaset ini tidak
boleh didiamkan pada ruangan terbuka dalam waktu yang lama karena dapat menyerap
air pada udara yang menyebabkan sensitifitas dari alat uji berkurang.
HCV Rapid Test merk BiotesT ini memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi,
yaitu sensitifitas 99,1%,spesifisitas (99,5%), serta terdapat Accuracy (99,4%). Sehingga,
diketahui bahwa alat ini mampu mendeteksi orang yang benar-benar sakit atau terinfeksi
HIV sebanyak 99,1% dan mampu orang yang benar-benar tidak sakit atau tidak
terinfeksi HIV sebanyak 99,5%. (Bhanu Mehra et al,2014)
Spesimen yang dapat digunakan berupa serum dan plasma (EDTA,heparin, Nacitrate). Spesimen dapat disimpan pada suhu 2-8C dapat bertahan hingga 3 hari , namun
untuk penyimpanan yang lebih lama, spesimen dapat disimpan pada suhu -20C. Untuk
hasil pemeriksaan yang lebih akurat, spesimen yang digunakan untuk pemeriksaan
haruslah spesimen serum/plasma yang masih segar atau baru dikoleksi dari pengambilan
darah vena (venipuncture) dan/atau spesimen yang akan diperiksakan tidak boleh
didiamkan dalam waktu yang lama pada suhu ruang. Spesimen juga tidak boleh
terkontaminasi dengan darah atau hemolisis dikarenakan dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan yang menyebabkan hasil tidak tepat atau menyebabkan hasil palsu atau
invalid. Dalam praktikum spesimen yang digunakan adalah sampel serum.
dalam serum pasien dengan antigen pada membrane tes, dimana antibodi yang sudah
bereaksi dengan antigen HCV rekombinan yang terkonjugasi dengan gold colloid akan
bermigrasi sepanjang membran membentu garis warna ungu pada garis tes T karena
antibodi pada spesimen berikatan dengan antigen HCV rekombinan pada membran tes
sehingga membentuk garis warna ungu. Garis kontrol wajib ada selama pembacaan hasil
pemeriksaan, karena, garis kontrol merupakan kontrol procedural untuk memastikan
pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur pada insert kit dengan volume spesimen maupun
buffer yang tepat. Selain itu, garis kontrol juga berfungsi untuk mengetahui kelayakan
dari kaset dan buffer, bila kaset atau buffer sudah tidak layak digunakan atau kadaluarsa
maka hasil pemeriksaan akan invalid atau menandakan pemeriksaan harus diulang.
Kaset HCV rapid test telah diuji dengan HAMA, RF, HBsAg,HBsAB, HIV,
H.pylori, MONO,CMV, Rubella, dan spesimen positif TOXO dimana hasil pemeriksaan
menunjukkan tidak ada reaksi silang dari pemeriksaan ini. Namun, pada spesimen yang
terkontaminasi dengan Acetaminophen (20 mg/dL), Acetylsalicylic acid (20 mg/dL),
Ascorbic Acid (2 g/dL), keratin (200 mg/dL), bilirubin (1 g/dL), caffeine (20 mg/dL),
gentisic Acid (20 mg/dL), albumin (2 g/dL), hemoglobin (1000 md/dL), serta asam
oksalat (60 mg/dL) dapat menyebabkan hasil positif atau negatif palsu. Sehingga, hasil
pemeriksaan harus dikonfirmasi terlebih dahulu untuk memastikan spesimen bebas dari
kontaminai yang menyebabkan hasil yang tidak tepat.
X.
Simpulan
Virus hepatitis C (HCV) adalah virus hepatotropic yang merupakan salah satu
penyebab utama penyakit hati dan berpotensi menyebabkan angka kesakitan dan
kematian di seluruh dunia. Bedasarkan pemeriksaan HCV pada sampel serum kode C
didapatkan hasil positif terdapat antibodi virus hepatitis C didalam serumnya.
XI.
Daftar Pustaka
Claudia, Westermann.2015The prevalence of hepatitis C among healthcare workers: a
systematic
review
and
meta-analysis.[online].tersedia:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4680146/
diagnosis
of
hepatitis
virus
infection.
[online].tersedia:http://www.acmicrob.com/microbiology/evaluation-of-assaymethods-and-false-positive-results-in-the-laboratory-diagnosis-of-hepatitis-cvirus-infection.pdf
Villar,Livia Melo et al.2015. Update on hepatitis B and C virus diagnosis.
[online].tersedia:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4641225/