Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
(135020300111008)
pengendalian
manajemen
harus
didukung
dengan
struktur
aktivitas
pusat
pertanggungjawaban
yang
dipimpinnya.
Suatu
yang
memiliki
pertanggungjawaban
tersebut
melaksanakan
wewenang
dan
adalah
untuk
menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur
dengan jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan
jumlah produk/output yang dihasilkan
Manfaat adanya pusat pertanggungjawaban adalah sebagai berikut:
1) Mutu berbagai keputusan semakin baik, sebab dipersiapkan atau dibuat
oleh pimpinan yang berada di tempat terjadinya isu-isu relevan.
2) Berkurangnya
beban
manajemen
puncak
sehingga
bisa
lebih
Sifat
pekerjaan
yang
dilakukan
(apakah
terkait
dengan
perolehan
pusat
pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai pusat laba dan pusat investasi
PUSAT LABA
laba
merupakan
pusat
pertanggungjawaban
dimana
kinerja
finansialnya diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih antara pendapatan
dan pengeluaran. Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba
memungkinkan pihak manajemen senior dapat menggunakan satu indikator
yang komprehensif dibandingkan harus menggunakan beberapa indikator.
Keberadaan suatu pusat laba akan relevan ketika perencanaan dan
pengendalian laba mengaku kepada pengukuran unit masukan dan keluaran dari
pusat laba yang bersangkutan. Berikut merupakan beberapa karakteristik pusat
laba, yaitu:
1) Keputusan
operasional
dapat
dilakukan
lebih
cepat
karena
tidak
pusat
laba
hampir
sama
dengan
satu
perusahaan
yang
independen.
8) Memudahkan kantor pusat untuk memperoleh informasi profitabilitas dari
komponen produk-produk perusahaan.
9) Untuk meningkatkan kinerja bersaing karena outputnya siap pakai atau
jelas, dan sangat responsif terhadap tekanan.
Sedangkan kelemahan pusat laba yaitu:
1) Manajemen kantor pusat kehilangan kendali menegenai keputusan yang
telah didelegasikan.
2) Manajer pusat laba cenderung hanya memperhatikan laba jangka pendek.
3) Organisasi yang pada awalnya bekerja sama antara fungsi satu dengan
lainnya menjadi saling bersaing.
4) Terdapat kemungkinan peningkatan
perbedaan
pendapat
dalam
mencerminkan
trade-off antara otonomi unit bisnis dan batasan perusahaan. Hal utama yang harus
dipertimbangkan adalah adanya batasan atas wewenang manajer unit bisnis. Batasan
dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari manajemen korporat.
Batasan dari Unit Bisnis lain
4
Pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian atas 3 jenis keputusan :
(1) Keputusan produk (barang atau jasa apa saja yang harus dibuat dan di jual)
(2) Keputusan pemasaran (bagaimana, dimana, dan berapa jumlah barang atau jasa
yang akan di jual)
(3) Keputusan perolehan (procurement) atau sourcing (bagaimana mendapatkan atau
memproduksi barang atau jasa)
Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga aktivitas tersebut,
biasanya tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan
mengukur kinerja. Pada umumnya semakin terintegrasi suatu perusahaan maka
akan semakin sulit melakukan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk ketiga
aktivitas tersebut dalam lini produk yang ada, yaitu akan lebih sulit jika keputusan
produksi, sourcing, dan pemasaran untuk lini produk tunggal dipecah ke dalam dua
unit bisnis atau lebih, sehingga memisahkan konstribusi tiap-tiap unit bisnis demi
dan praktik standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan probabilitasnya
akan memberikan evaluasi terhadap trade-off yang dibuat.
b. Manufaktur
Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, di mana manajemen dinilai
berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran overhead. Tetapi, ukuran ini
dapat menimbulkan masalah karena ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh
mana kinerja manajemen atas seluruh aspek pekerjaannya. Oleh karena itu, di mana
kinerja proses manufaktur diukur terhadap biaya standar, dianjurkan untuk membuat
evaluasi yang terpisah atas aktivitas-aktivitas seperti pengendalian mutu,
penjadwalan produk, dan keputusan buat atau beli. Salah satu cara untuk mengukur
aktivitas organisasi manufaktur secara keseluruhan adalah dengan menjadikannya
pusat laba dan memberikan nilai berdasarkankan untuk harga jual produk dikurangi
dengan estimasi biaya pemasaran.
c. Unit pendukung dan pelayanan.
Unit-unit pemeliharaan, teknologi informasi, tranportasi, teknik, konsultan,
layananan konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dioperasikan kantor
pusat dan divisi pelayanan perusahaan, atau dapat dipenuhi oleh unit bisnis itu
sendiri. Unit bisnis tersebut membebankan biaya pelayanan yang diberikan, dengan
tujuan finansial untuk menghasilkan bisnis yang mencukupi sehingga pendapatan
setara dengan pengeluaran. Perusahaan yang melakukan pembebanan berdasarkan
penggunaan mungkin memperlakukan unit tersebut sebagai pusat laba.
2. Organisasi lainnya
Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas
pemasaran produk perusahaan di wilayah geografis tertentu sering kali menjadi pusat
laba secara alamiah. Meskipun para manajer cabang tidak memiliki tanggung jawab
manufaktur atau pembelian, profitabilitasnya kadangkala merupakan satu ukuran unit
kinerja yang paling baik. Lebih lanjut lagi, pengukuran laba merupakan satu alat
motivasi yang sempurna.
Pengukuran Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba
(keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh Husnan
(2001) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Sedangkan
Menurut Michelle & Megawati (2005) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.
7
Terdapat dua jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi suatu
pusat laba, sama halnya seperti mengevaluasi perusahaan secara keseluruhan. Pertama adalah
pengukuran kinerja manajemen,
bersih (net income), yaitu jumlah laba bersih setelah pajak. Ada dua argumen utama
9
yang menentang penggunaan metode ini: (1) laba setelah pajak sering kali merupakan
presentase yang konstan atas laba sebelum pajak, dalam kasus mana tidak terdapat
manfaat dengan memasukkan unsur pajak penghasilan; dan (2) karena banyak
keputusan yang mempengaruhi pajak penghasilan dibuat di kantor pusat, maka tidaklah
tepat jika para manajer pusat laba harus menanggung konsekuensi dari keputusankeputusan tersebut. Meskipun demikian, ada situasi dimana tarif pajak bervariasi antar
pusat laba.
Pendapatan
Pemilihan metode pengakuan pendapatan sangatlah penting, dalam beberapa kasus dua
atau lebih pusat laba dapat berpartisipasi dalam suatu usaha penjualan yang sukses. Idealnya
setiap pusat laba harus diberikan nilai yang sesuai atas bagiannya dalam transaksi tersebut.
Pertimbangan Manajemen
Sebagian besar kebingungan yang timbul dalam mengukur kinerja manajemen pusat
laba biasanya terjadi sebagai akibat dari kegagalan untuk memisahkan antara pengukuran
kinerja manajer dan pengukuran ekonomis suatu pusat laba. Para manajer harus diukur
berdasarkan pos-pos yang dapat mereka kendalikan, bahkan jika mereka tidak memiliki
pengendalian penuh terhadap pos tersebut.
Dengan mengikuti pedoman-pedoman tersebut tidak berarti bahwa semua masalah
terpecahkan. Salah satu cara untuk membuat penilaian ini dapat diandalkan adalah dengan
mengeleminasi semua pos agar manajer tidak memiiki pengaruh.
PUSAT INVESTASI
Karakteristik Pusat Investasi
Pusat investasi merupakan pusat pertanggung jawaban berdasarkan tingkat laba yang
dihasilkan dikaitkan dengan besarnya investasi yang ditanamkan. Penilaian pusat investasi
sama dengan penilaian pusat laba namun perbedaannya adalah ditambah dengan analisis
terhadap penempatan investasi dan hasil yang dicapai. Investasi diukur berdasarkan
penciptaan laba yang dicapai oleh unit bisnis/divisi sebagai berikut:
1. Investasi diukur berdasarkan jumlah aktiva
2. Investasi diukur berdasarkan jumlah utang dan modal
3. Investasi diukur berdasarkan jumlah modal sendiri.
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk
mengatur investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan
pusat investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas
pendapatan dan biaya) serta mengelola aset yang dipergunakan untuk
memperoleh
laba.
Dengan
demikian,
Pusat
Investasi
diukur
prestasinya
10
11
pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA) yang
sering disebut juga sebagairesidual income.
a. Return On Investment (ROI)
ROI (return on investment) atau laba atas investasi adalah rasio uang
yang diperoleh atau hilang pada suatu investasi, relatif terhadap jumlah
uang yang diinvestasikan. Jumlah uang yang diperoleh atau hilang tersebut
dapat disebut bunga atau laba/rugi. Investasi uang dapat dirujuk sebagai
aset, modal, pokok, basis biaya investasi. ROI biasanya dinyatakan dalam
bentuk persentase dan bukan dalam nilai desimal. ROI tidak memberikan
indikasi berapa lamanya suatu investasi. Namun demikian, ROI sering
dinyatakan dalam satuan tahunan atau disetahunkan dan sering juga
dinyatakan untuk suatu tahun kalendar atau fiskal. Bahasa sederhananya
ROI merupakan pengembalian keuntungan atas investasi.
Return On Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas
yang
dimaksudkan
untuk
dapat
mengukur
kemampuan
atau assets
1. Mudah menghitungnya karena angka diambil dari laporan laba rugi dan
laporan neraca
2. Mudah dipahami. Semakin besar angka ROI, semakin baik kinerja unit
bisnis/divisidan semakin disukai oleh penanam modal atau calon
penanam modal
3. Mendorong manager
untuk
memfokuskan
pada
meningkatkan
hubungan
penjualan
antara
dengan
ditanggapi oleh analisis keuangan lainnya hingga sampai dengan September 1993 sebuah
artikel pada majalah Fortune menjelaskan secara rinci tentang konsep EVA dan
implementasi sukses yang dilakukan oleh Joel Stern dan Bennett Stewart pada
perusahaan besar di Amerika Serikat.
Metode EVA bertujuan untuk mengukur kinerja investasi suatu perusahaan dan
sekaligus memperhatikan kepentingan dan harapan penyandangan dana yaitu kreditur
dan pemegang saham. EVA adalah jumlah uang, bukan rasio. EVA dapat diperoleh dari
selisih laba bersih operasional dengan beban modal (capital charge). Sehingga rumus
EVA adalah sebagai berikut:
EVA = Laba bersih sebelum pajak Pajak Beban modal
EVA = Laba bersih operasional Net operating profit) Beban modal (capital
charge)
Beban Modal (Capital charge) = Biaya Modal (Cost of capital) x Modal yang
digunakan (Capital employed)
Hasil dari perhitungan EVA dapat diartikan sebagai berikut:
EVA > 0, berarti telah terjadi nilai tambah ekonomis (economic value added) dalam
perusahaan.
EVA < 0, perusahaan belum berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis, karena
laba bersih operasional tidak dapat memenuhi harapan para penyandang dana, yaitu
para penanam modal tidak mendapatkan pengembalian yang sebanding dengan
investasi yang ditanamkan dan kreditur hanya mendapatkan bunga sedangkan
14
15
rf = tingkat bunga investasi yang bisa diperoleh tanpa risiko (risk free rate), contoh
uang tunai
= risiko sistematis (beta) rm = tingkat bunga investasi rata-rata dari keseluruhan
pasar (return rate from market benchmark), seperti dari S&P 500
5. Menghitung struktur modal
6. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
7. Menghitung EVA
Eva dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
EVA = Laba bersih sebelum pajak Pajak Beban modal
Terdapat beberapa cara untuk menaikkan EVA:
1. Meningkatkan laba bersih tanpa meningkatkan modal
yaitu
dengan
Sediaan biasanya dihitung berdasarkan jumlah pada akhir periode walaupun nilai ratarata sepanjang periode secara konseptual lebih tepat. Beberapa perusahaan mengurangkan
hutang dagang dari sediaan atas dasar bahwa jumlah hutang menunjukkan pembiayaan
dari sediaan oleh supplier., dengan biaya nol divisi., modal perusahaan yang diperlukan
untuk sediaan hanyalah selisih antara jumlah sediaan kotor dengan utang. Adapaun
penilaian lain, jika perusahaan menggunakanmetode LIFO untuk kepentingan akuntansi
keuangan, metode penilaian yang berbeda biasanya digunakan untuk laporan divisi .
Modal Kerja Secara Umum
Perlakuannya sangat bervariasi, tetapi yang diperlukan bahwa modal kerja (aktiva
lancar) adalah untuk memenuhi kewajiban lancar, sehingga Manajer Unit Usaha
bertanggung jawab untuk mengawasi hutang tersebut.
Harta Tak Gerak, Pabrik dan Peralatan
Harta tetap dicatat berdasarkan biaya perolehan, dan biaya ini dihapuskan sepanjang
usia penggunaan harta dengan menggunakan mekanisme penyusutan.
Harta yang Di Lease
Manajer divisi lebih suka menyewa harta daripada memilikinya, dalam setiap situasi
dimana biaya bunga yang tercakup dalam biaya sewa lebih rendah daripada biaya modal
yang dikenakan kepada basis investasi divisi. 3
Harta Menganggur
Jika memiliki asset yang mengganggur yang dapat digunakan oleh unit lain, maka
unit usaha tersebut boleh mengeluarkan asset dimaksud dari investasinya sehingga tidak
diperhitungkan sebagai penilaian kinerjanya.
Hutang/Kewajiban Jangka Panjang
Dana-dana yang diperoleh Kantor Pusat diperoleh dari internal dan eksternal. Hal ini
perlu dipertimbangkan untuk dihitung secara terpisah, karena kadang-kadang pinjaman
lebih besar modal. Oleh sebab itu perhitungan EVA (Economic Value Added) harus
dihitung berdasarkan pinjaman yang berasal dari Kantor Pusat dan bukan dari total aktiva.
Beban Modal
Tarip beban modal ditentukan oleh Kantor Pusat yang lebih besar dari tarip pendanaan
dengan hutang. Sedangkan total dana yang digunakan adalah campuran (hutang ditambah
modal berbiaya tinggi). Dengan demikian, tarif tersebut lebih kecil dari pada estimasi
biaya modal perusahaan, sehingga EVA diatas rata-rata unit usaha lebih besar 0. Jika tarip
modal kerja lebih kecil dari pada untuk aktiva tetap, risiko modal kerja lebih kecil dari
pada aktiva tetap, karena dananya digunakan untuk keperluan jangka pendek.
Alternatif Terhadap Pusat-Pusat Investasi
Alternative yang digunakan adalah mengenakan bunga hanya untuk harta yang dapat
dikendalikan, dan mengendalikan harta tetap dengan alat yang terpisah.
17
Harta yang akan dikendalikan pada pokoknya adalah piutang dan persediaan.
Manajemen divisi dapat membuat keputusan harian yang dapat mempengaruhi tingkat harta
ini. Jika keputusan yang diambil salah, maka akibat yang serius dapat terjadi dengan segera.
Investasi pada harga tetap dikendalikan dengan proses penganggaran modal sebelum
direalisasikan dan dengan pemeriksaan setelah palaksanaan untuk menentukan apakah arus
kas yang diperkirakan menjadi kenyataan.
Keputusan investasi dikendalikan pada titik dimana keputusan ini dibuat. Akibatnya,
prosedur analisis investasi modal menjadi sangat penting dalam pengendalian investasi.
Sekali investasi dilakukan, maka ini sudah merupakan biaya tertanam dan seharusnya tidak
lagi mempengaruhi keputusan yang akan datang
Daftar Pustaka
18
2009.
Pusat
Investasi.
Diambil
dari
dari
http://mariagabriella-napitupulu.blogspot.co.id/2016/02/paper-spm-pusat-laba.html. (5
Mei 2016)
Ningrum, Citra.
Bab
7.
Sistem
Pengendalian
Manajemen.
Diambil
dari
http://www.academia.edu/9615720/Bab_7._Sistem_Pengendalian_Manajemen. (5 Mei
2016)
Risma, Sukem. 2012. Analisis Return On Investment (ROI) dan Residual Income (RI) Guna
Menilai
Kinerja
Perusahaan.
Diambil
dari
http://www.academia.edu/8637116/ANALISIS_RETURN_ON_INVESTMENT_ROI_
DAN_RESIDUAL_INCOME_RI_GUNA_MENILAI_KINERJA_KEUANGAN_PER
USAHAAN. (4 April 2016)
Robert N. Anthony & Vijay Govindrajan, Management Control System, McGraw Hill,
Boston, 2001
Ruliarsa,
Arif.
Pengertian
Return
On
Investmen
(ROI).
Diambil
dari
http://www.academia.edu/8121694/Pengertian_Return_On_Investment_ROI_Return_O
n_Investment. (4 April 2016)
19