PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
NTP (Nilai Tukar Petani) adalah diperoleh dari perbandingan indeks harga
yang diterima petani (It) dengan yang dibayar petani ( Ib ) untuk melihat indikator
kesejahteraan petani, NTP salah terpenting untuk melihat masalah petani dalam
daya beli petani agar diketahui lah masalah masalah nantinya pada pertanian itu
sendiri, NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian
dengan produk barang dan jasa untuk yang dikomsumsi maupun untuk yang
diproduksi semakin tinggi NTP maka secara relatif semakin kuat pula tingkat
kemampuan/daya beli petani. Indonesia adalah salah satu negara agraris di Dunia.
Sehingga negara kita dalam bidang agraris mempunyai dampak besar dalam
pendapatan negara kita ini. Indonesia pula terbagi atas 33 provinsi yang bidang
agraris hampir semua.
Walaupun negara kita merupakan salah satu negara agraris, kita masih juga
mengimpor beras padahal kita tahu pada zaman orde baru kita swasembada
sehingga kita banyak mengekspor dan sangat disegani oleh negara lain, dan ini
menyuluruh di 33 provinsi kita.
Karena daerah perkotaan semakin padat maka sektor pertanian sebagian besar
dipedesaan dan ditambah lagi kurangnya minat para anak muda untuk menjadi
petani sehingga kebanyakan dari mereka adalah orang tua.
Dan berdasarkan Survei yang dilakukan BPS ( Badan Pusat Statistik ) ialah
Nilai NTP di 33 provinsi indonesia menurun pada tahun 2014 ini, sehingga dari
fakta yang dialami oleh para petani kita di indonesia, maka penyusun tertarik
untuk membahas permasalahan ini.
1.2 Pembatasan Masalah
1. Bagaimana perhitungan BPS dalam menentukan NTP suatu daerah?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan dari pengertian NTP ( Nilai Tukar Petani ), NTP didapatkan
dari hasil indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks yang dibayarkan
oleh petani (Ib). NTP disususn oleh banyak sektor sehingga dinamakan NTP
subsektor yang dibagi atas :
1.
2.
3.
4.
5.
Maka dari kelima inilah faktor faktor yang bisa menentukan tinggi rendah NTP
suatu daerah.
BAB 3
It
Indeks %
Perubahan
Ib
Indeks %
Perubahan
NTP
Indeks %
Perubaha
n
Aceh
Sumatera
Utara
Sumatera
Barat
Riau
Kepulauan
Riau
Jambi
Sumatera
Selatan
Kepulauan
Bangka
Belitung
Bengkulu
108,9
4
112,4
0,23
110,4
3
112,6
1
112,3
4
112,4
4
108,4
0,71
98,65
-0,93
0,53
99,81
112,9
0,78
0,8
100,5
-0,03
108,4
-0,69
0,48
96,41
-1,17
110,5
1
110,1
4
112,2
3
113,9
8
0,43
0,25
0,18
113,4
1
110,6
8
111,2
3
0,65
101,9
5
97,12
-1,14
0,28
101,4
-1,34
0,61
102,4
7
0,71
112,9
9
110,9
9
110,4
3
113,1
5
111,5
9
112,0
3
112,2
5
0,48
96
-0,84
0,19
105,9
4
100,8
7
104,2
1,06
0,58
112,6
0,33
0,48
0,48
0,41
-0,42
111,6
2
0,82
111,0
6
0,28
0,53
-0,5
-1,06
1,33
-0,37
DKI
Jakarta
Jawa Barat
108,4
7
117,5
8
111,3
9
117,9
Banten
115,7
-0,55
Jawa
Tengah
DI
Yogyakart
a
Jawa
Timur
Bali
112,4
9
114,7
0,4
Lampung
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
117,7
6
117,0
5
111,3
112,5
3
1,24
-0,34
-0,27
0,07
0,06
0,29
0,27
0,21
0,43
-0,4
-0,56
103,6
8
100,4
1
102,1
8
-0,82
104,5
8
105,2
1
99,72
0,25
101,3
2
0,19
-0,35
0,07
-0,42
0,54
Timur
Kalimanta
n Barat
Kalimanta
n Tengah
Kalimanta
n Selatan
Kalimanta
n Timur
Sulawesi
Utara
Gorontalo
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan
Sulawesi
Barat
Sulawesi
Tenggara
Maluku
Maluku
Barat
Papua
Papua
Barat
Nasional
108,7
3
113,8
3
108,7
0,56
-0,29
112,3
0,51
111,5
6
114,8
3
114,6
2
118,0
6
113,7
9
114,4
1
115,6
3
114,7
4
106,2
4
113,0
8
114,3
7
-0,32
0,83
-0,24
-0,01
-0,26
0,47
-0,04
0,88
-0,37
0,09
0,42
0,25
112,3
6
112,0
1
109,6
8
112,1
7
111,8
4
112,9
5
111,6
112,1
5
110,7
5
112,6
4
114,3
9
110,1
7
109,2
4
112,7
4
112,0
6
0,4
96,77
0,16
0,32
101,6
2
99,11
0,5
0
0,11
-0,34
-0,16
0,16
0,16
0,58
0,65
0,7
0,07
0,62
0,25
0,32
100,1
1
99,75
-0,29
0,4
0,02
101,6
6
102,7
1
105,2
8
102,7
4
101,5
7
101,0
8
104,1
5
97,26
-0,09
100,2
9
102,0
6
0,16
-0,16
-0,42
-0,11
-0,68
0,18
-0,44
-0,53
-0,06
Sumatera Selatan yaitu sebesar 1,34 Persen, NTP yang cenderung Stabil terjadi di
Provinsi Sumatera Utara.
Kenaikan NTP di Provinsi Lampung disebabkan faktor subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat khusunya dikomoditi lada/merica yang naik sebesar 8,72
Persen. Sedangkan Penurunan NTP di sebabkan faktor yang paling signifikan
pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat khususnya dikomoditi karet yang
turun sebesar 3,57 Persen.
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Menghitung hasil NTP ialah dengan cara membandingkan indeks yang
diterima petani (It) dan Indeks yang dibayarkan petani, hasil data yang
dikeluarkan oleh BPS menyatakan bahwa NTP diseluruh Indonesia
menurun berkisar 0,06 persen yang disebabkan oleh beberapa Subsektor
yaitu NTPP, NTPH, NTPR,NTPT, dan NTNP. Yang paling Terbesar
mengalami kenaikan ialah Provinsi Lampung dan yang paling Menurun
Itu Provinsi Sumatera Selatan dan yang cenderung Stabil adalah Sumatera
Utara.
4.2 Saran
Untuk menaikkan sebuah NTP disuatu daerah sebaiknya diseluruh sektor
terjadi sebuah peningkatan disebuah daerah dengan pengelolaan dalam
pertanian yang baik sehingga dibulan berikutnya rata rata diseluruh
daerah di Indonesia terjadi kenaikan bukan penurunan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
file:///E:/Nilai%20tukar%20petani%20%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,
%20ensiklopedia%20bebas.html diakses pada tanggal 2