Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pelaksanaan Tugas

Konten

I.
II.
III.

I.

Laporan Pelaksanaan Tugas................................................................................ 1


Frequent Asked Questions (FAQ) dan Saran Upaya Mitigasi Korupsi dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan era JKN ................................................ 4
Dokumentasi ...................................................................................................... 10

Laporan Pelaksanaan Tugas


1.

Nama Kegiatan

: Melaksanakan Workshop Tindaklanjut Pembelajaran ACLC


dalam Pencegahan Korupsi d Pelayanan Kesehatan Kota
Kupang

2.

Objek

: Dinas Kesehatan Kota Kupang, Inspektorat Kota, FKTP Kota


Kupang,
Inspektorat
Jenderal
Kementerian
Kesehatan
(KEMENKES), BAPPEDA Kota Kupang, Ditjen Bina Keuangan
Daerah Kementerian Dalam Negeri, DiSPENDA, BPKP Perwakilan
NTT

3.

Tempat

: Hotel Aston Kota Kupang

4.

Hari/Tanggal

: Selasa Sabtu, 10-14 November 2015

5.

Jumlah peserta

: 65 orang

6.

Kehadiran
Peserta

: Dinas Kesehatan Kota Kupang, Inspektorat Kota, FKTP Kota


Kupang, Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan
(KEMENKES), BAPPEDA Kota Kupang, Ditjen Bina Keuangan
Daerah Kementerian Dalam Negeri, DiSPENDA, BPKP Perwakilan
NTT

7.

Nama Pegawai

: Pauline Arifin, , Ryan Herviansyah Utama

8.

Surat Tugas

: SPT-3028/10-14/10/2015

9.

Transportasi

: Pesawat

10. Output

: Output dari workshop ini adalah :


1. Hasil identifikasi dari Praktik Baik upaya pencegahan korupsi
di era JKN, khususnya pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP&L)
2. Meningkatnya pemahaman peserta terhadap bagaimana
mekanisme
penganggaran
dan
pertanggungjawaban
Keuangan terkait program JKN; pengelolaan dana kapitasi
3. Meningkatnya pemahaman peserta terhadap Peraturan
Menteri Kesehatan (PERMENKES No. 36/2015 tentang
Pencegahan Kecurangan/FRAUD)
4.

Meningkatnya pemahaman peserta tentang bagaimana


pengelolaan dana kapitasi

5. Adanya dafta rFAQ seputar pelaksanaan JKN yang akan


sangat bermanfaat bagi para pemangku kebijakan di tingkat
nasional dan daerah
11. Pelaksanaan
Tugas

: Selasa, 10 November 2015

Tim berangkat menuju Kupang. Pk. 13:30 15:30 rapat kordinasi


dengan Dinas Kesehatan Kupang untuk menentukan puskesmas
dan rumah sakit mana saja yang akan dikunjungi.

Rabu, 11 November 2015

Tim gabungan (KPK bersama dengan Itjen Kementerian


Kesehatan) berkunjung dan identifikasi Praktik Baik Pencegahan
Korupsi yang dilakukan oleh Puskesmas Oesapa, RS kota
Kupang, Puskesmas Sikumana

Kamis, 5 November 2015

Tim gabungan (KPK besama dengan Itjen Kementerian


Kesehatan) berkunjung dan identifikasi Praktik Baik Pencegahan
Korupsi yang dilakukan oleh Puskesmas Bakunase, Puskesmas
Pasir Panjang

Jumat, 6 November 2015

Workshop Tindaklanjut Pencegahan Korupsi pada sektor


kesehatan pada era JKN; pengelolaan dana kapitasi, bersama
stakeholder kesehatan; Kemenkes, Dinkes Propinsi dan Kota,
Inspektorat Kota, BPKP, Ditjen Bina Keuangan Daerah
Kementerian Dalam Negeri, dan jajaran stakeholder pelayanan
kesehatan; IDI, PERSI, PPNI, Puskesmas-puskesmas, serta
perwakilan Rumah Sakit.

Sabtu, 7 November 2015

12. Saran,
Rekomendasi

Melakukan rekap dari penyusunan Frequent Asked Questions


dari para Kepala Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan
dan seluruh peserta workshop.

Kembali ke Jakarta.

: KPK tindaklanjuti bersama Kemenkes dan kementerian terkait


(seperti Kementerian Sosial), Kementerian Dalam Negeri dan
stakeholder terkait lainnya; memaparkan hasil piloting di tiga kota
tersebut, membahas bagaimana implementasi di lapangan, potensi
korupsi yang berkembang di lapangan dan potensi penyebabpenyebab terjadinya kerugian negara yang besar jika pencegahan
korupsi pada pelaksanaan JKN tidak segera ditangani dengan baik.

Jakarta, 11 November 2015


Pelaksana Tugas,

Pauline Arifin
Fungsional Dikyanmas

Ryan H Utama
Fungsional Dikyanmas

Agenda Workshop:
08:30 09:00
09:00 11:30

13:30 14:30

14:30 16:00

: Sambutan dan Pembukaan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang


: Diskusi dan Dialog
- Progress implementasi Rencana Aksi Pencegahan Korupsi
di sektor Kesehatan kota Kupang, oleh Kadinkes Kota
Kupang
- Pengelolaan Keuangan Daerah khususnya Sektor
Kesehatan pada era JKN, oleh Direktur Pendapatan Daerah
Ditjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri
- Peran BPKP dalam pencegahan korupsi di sektor kesehatan
dan Temuan BPKP terhadap pengelolaan JKN, oleh Kepala
Perwakilan BPKP NTT
: Diskusi dan Dialog
- Peran BPJS dalam Pencegahan Fraud pada era JKN
- Implementasi PERMENKES No. 36/2015 tentang
Pencegahan Fraud
: Perumusan Frequent Asked Questions dan Saran seputar
upaya pencegahan korupsi dalam pengelolaan JKN;
pengelolaan dana kapitasi

II.

Frequent Asked Questions (FAQ) dan Saran Upaya Mitigasi Korupsi dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan era JKN
Hasil Workshop Pencegahan Korupsi dalam Penyelenggaraan JKN, Pelayanan kesehatan di Kota Kupang
Hotel Aston Kupang, 13 November 2015
Frequent Asked Questions (FAQ) & Saran terhadap Penataan Penyelenggaraan JKN
No.

1.

Topik / Kondisi di
lapangan

Ditujukan
kepada

Terkait peraturan
dan Pengelolaan
dana kapitasi
(Jaspel &
Operasional) yang
perlu diperhatikan
untuk minimalisir
potensi Fraud

Kementerian
Kesehatan

Pihak
terkait
Dinas
Kesehatan

Kondisi/Pertanyaan, Saran

Tanggapan/
Jawaban

(1) Pengelolaan dana kapitasi 40% untuk


operasional Puskesmas masih banyak
mengalami kendala, karena sesuai aturan
Permenkes 28/2014 penggunaan dana 40%
terbatas untuk kegiatan bersifat UKP.
Sedangkan tujuan Puskesmas lebih bersifat
Promotif dan Preventif. Mohon ditinjau
kembali mengenai hal tersebut.
(2) Dalam pasal 27 Permenkes 36/2015 tidak
disebsutkan APIP kab/kota masuk dalam tim
Pencegahan Fraud. Padahal FKTP/FKRTL
adanya di kab/kota dan dalam tanggungjawab
kepala daerah tk. II. Mohon penjelasan dan
perlu dilakukan revisi Permenkes tersebut
sehingga peran APIP dalam JKN lebih
tanggungjawab.
(3) Mohon ditinjau kembali aturan pembaian
Jaspel. Karena walau ada perbedaan tingkat
pendidikan, semua sama bekerja melayani
pasien.
(4) Mohon peraturan-peraturan yang dikeluarkan
oleh Kemenkes memberi aturan-aturan yang
jelas/spesifik berkaitan dengan dana
operasional JKN
(5) Apakah dengan dibentuknya 10 Puskesmas
sebagai BLUD amak perlu ditunjuk seorang
PPK-BLUD, dan pejabat PPK BLUD dari
unsur mana? Karena berkaitan dengan

Urgensi
Mitigasi
Potensi Fraud

pengelolaan anggaran BLUD dan apakah


setelah menjadi BLUD harus DPA sendiri atau
bergabung dengan Dinas Kesehatan?
(6) Jika PPK-BLUD diharap harus di SKK
demikian pula jika FKTP yang harus
menandatangani ataupun mengelola
anggaran dan berkaitan dengan pengesahan
dokumen maka diharapkan Kepala FKTP di
SK-kan pula.
(7) Berdasarkan Perpres 32/2014 pasal 7(2), sisa
dana kapitasi yang tidak digunakan akan
digunakan untuk TA berikut. Pertanyaan:
apakah dana tersebut tetap berada pada kas
bendahara atau disetor ke kas FKTP yang
bersangkutan pada akhir TA berkenaan saat
dilakuakn monitoring penutupan kas?
(8) Aturan BPJS yang tidak singkron dengan
Permenkes 75 (ketenagakerjaan, fungsi PKM)
(9) Sebaiknya menu untuk biaya operasional
dalam aturan JKN tidak dibatasi, tapi
mengacu pada Permenkes 75 ttg fungsi
UKP/UKM
BPJS

(1) Diharapkan tidak mengeluarkan regulasi atau


aturan yang tidak terlalu banyak dalam jangka
waktu 1 tahun anggaran. Perubahan regulasi
terutama yang berhubungan dengan
Pelayanan dan anggaran sangat
mempengaruhi pelayanan di FKTP. Apalagi
perubahan tidak diikuti sosialisasi yang
intensif kepada FKTP/L dan Peserta
(2) Sediakan data pasien berupa by name by
address pada aplikasi P-Care
(3) Lebih transparan tentang kepesertaan BPJS
(dikirim ke Dinkes minimal 2x/thn)
(4) Dikaji kembali tentang penetapan kapitasi
untuk FKTP dan klinik ataupun praktek dokter
keluarga, karena cukup ada kesenjangan
yang cukup bila dibandingkan kuantitas

pelayanan.
(5) Setoran kapitasi ke Puskesmas harus diluar
dari tambahan biaya administrasi
(6) Lebih transparan dalam melakukan verifikasi
untuk pelaksanaan klaim
2.

Terkait regulasi,
kebijakan upaya
mitigasi resiko
terjadinya
Fraud/Korupsi

Dinas
Kesehatan

(1) Laporan keuangan kapitasi dalam dokumen


DPA pendapatan adalah prediksi, pada saat
membuat laporan keuangan apakah yang
dipakai sesuai DPA atau setoran BPJS ke
Rekening Puskesmas ?
(2) Sosialisasi tentang Permenkes No. 36/2015
bagi tenaga kesehatan maupun lintas sektor
(3) Regulasi yang jelas mekanisme
rujukan/dipetakan berdasarkan letak geografis
dan dibuatkan dalam SK Walikota
(4) Penguatan Tim UPG Dinkes
(5) Membangun koordinasi antar UPG bidang
kesehatan untuk saling sharing tentang Fraud

Inspektorat
dan
Pemerintah
Kota

(6) Bagaimana peran Inspektorat dalam Rencana


Aksi Pencegahan Fraud ? (UPG di SKPD,
PEMKOT). Saran: komitmen, adakan
pertemuan berkala untuk evaluasi, cek
progress rencana aksi dan tindakan apa yang
perlu dilakukan untuk mencegah fraud.
(7) Bentuk Tim UPG di Pemerintah Kota

3.

Kebutuhan
pendampingan
untuk mencegah
terjadinya
Fraud/Korupsi

BPKP

KPK

Pemerintah
Kota
Kupang,

(8) Mohon sering memberi pendampingan dalam


pengelolaan anggaran.

Dinas
Kesehatan

(9) Beri pelatihan kepada Bendahara di


Puskesmas oleh Dinas Kesehatan &
disediakan Tenaga Akuntan/keuangn.

BPKP,
Inspektorat
Kota

(1) Pendampingan FKTP secara berkala untuk


membantu FKTP dalam pelaksanaan
penggunaan dana kapitasi
(2) Tolong didampingi dan difollow up tentang
pemanfaatan dan penggunaan uang/dana
kapitasi khusus pembelajaan modal barang

agar kami tidak salah dalam pemanfaatannya


(3) Dampingi pembetukkan dan penguatan UPG
Kementerian
Kesehatan

4.

Terkait Pelayanan
BPJS dan
Pemanfaatan
aplikasi; P-Care
sebagai bagian
dari upaya/tool
mitigasi potensi
terjadinya Fraud

Kementerian
Dalam
Negeri

(1) Perlu ada pelatihan manajemen keuangan


untuk para bendahara atau tenaga kesehatan
yang berpotensi mengelola keuangan

BPJS

(1) Terkait penanganan keluhan peserta BPJS di


FKTP, mohon tempatkan 1 orang pegawai
BPJS di Puskesmas.

BPJS

(2) Sosialisasi aplikasi P-Care, karena masih


banyak yang belum menguasai caranya.
(3) Kegiatan-kegiatan yang bisa dicover klaim
jasa pelayanan code yang tersedia ICD-10
dalam system P-Care tidak mencakup semua
diagnose (kebidanan)
(4) Aplikasi P-Care sebaiknya dapat dicek
dengan menggunakan nama pemilik kartu,
tidak hanya lewat nomor kartu agar peserta
yang lupa membawa kartu lebih mudah akses
pelayanan.
(5) Agar bisa lebih memperhatikan peraturanperaturan yang ada sebelumnya dalam
membuat aturan baru. Contoh; tentang jumla
dokter yang ada di puskesmas.
(6) Regulasi norma kapitasi sehubungan dengan
PMK no. 75/2014 (SDM). Saran: mohon
sosialisasi terkait regulasi peraturan BPJS no.
2 tersebut.
(7) Dalam pelayanan terhadap Peserta BPJS
mohon tenaga verifikator BPJS standby di RS
dan tidak menjadi verifikator untuk 2-3RS.
Karena sangat menghambat dalam proses
pelayanan apabila ada complain dari peserta,
dan menghambat proses pengklaiman.
(8) Mohon BPJS lebih sering lakukan sosialisasi
kepada masyarakat/peserta seiring perubahan
aturan.

5.

Terkait proses
Pengadaan
Barang dan Jasa
untuk minimalisir
resiko terjadinya
fraud/korupsi

Kementerian
kesehatan,

(1) Panitia pengadaan barang pada DInas di


dalam melaksanakan pengadaan barangbarang tersebut yang notabene menggunakan
dana kapitasi harus sesuai dengan
permintaan puskesmas

Dinas
Kesehatan
Kota Kupang

(2) Mohon dalam PBJ, diperhatikan kualitas dari


barang tersebut.
(3) Dalam belanja alkes mohon tidak diharuskan
menggunakan barang yang ada di e-katalog
LKPP. Karena alkes yang ada di e-katalog
harganya murah, karena banyak optional-nya
yang dihilangi/dikurangi. Misal: mesin anestesi
tanpa vaporizer, USG dengan (probe) yang
tidak lengkap, dsb.
(4) Dalam pembelian obat dengan e-katalog,
mohon ditekankan pada distributor, agar
walaupun obat yang dibeli sedikit, tetap harus
dilayani. Karena distributor sering menolak.

6.

Terkait audit

BPKP, BPK

7.

Terkait Monev

Kementerian
Kesehatan,
Dinas
Kesehatan

(5) Agar bisa lebih teliti dalam melakukan audit


kepada Dinkes Kota, karena dapat terjadi
indikasi fraud dalam pengadaan barang dan
jasa.
Inspektorat
Kota

(1) Untuk regulasi SK Menkes tentang kapitasi di


bagian (JM) perjabatan, pendidikan lebih
dirinci lagi dan operasional juga lebih dirinci.
(2) Dinas kedepan ada dana untuk monev yang
dibiayai oleh kapitasi
(3) Apakah Inspektorat saat melakukan
monitoring penutupan kas akhir TA dapat
melakukan monitoring penutupan kas pada
dana kapitasi di FKTP atau tidak ? monitoring
penutupan kas dilakukan oleh pihak mana?
(4) Mohon diterbitkan Petunjuk Teknis terkait
pengelolaan dana kapitasi sehingga terbaca
jelas peruntukkan dan larangannya serta
kewenangan audit Inspektorat sehingga tidak
tumpang tindih dengan auditor eksternal

8.

Kementerian
Kesehatan,
BPJS

9.

KPK

KPK

(5) Regulasi yang lebih jelas/spesifik mengenai


pelayanan JKN dimana BPJS secara sepihak
mengeluarkan aturan-aturan dalam 1 tahun
anggaran yang dalam implementasinya
berdampak pada perencanaan anggaran.
(*Monitoring dan Evaluasi?)
(1) Mohon duduk bersama dengan para
pemeriksa; BPK, BPKP, Inspektorat, KPK
agar satu pendapat dalam pemeriksaan.

III.

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai