PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan industri yang berkembang dengan pesat, akan menuntut
penyediaan energi yang cukup besar pula, terlebih lagi pada Negara-negara
berkembang. Salah satu bentuk energi yang paling dibutuhkan manusia sekarang ini
adalah energi listrik. Manusia membutuhkan energi listrik untuk keperluan rumah
tangga, industri, transportasi dan lain-lain. Kehidupan Manusia dari dulu sampai
sekarang yang terus berkembang dan semakin kompleks selalu diiringi dengan
kebutuhan energi yang semakin meningkat. Energi listrik yang besar serta
penggunaannya secara terus-menerus tidak tersedia secara alami di alam ini. Oleh
sebab itu dibutuhkan suatu alat yang dapat mengubah energi listrik dari bentuk lain
menjadi energi listrik.
Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat tersebut
diperlukan pembangunan berbagai stasiun pembangkitan tenaga listrik. Pembangkit
tenaga listrik tersebut dapat berupa PLTU (Pembangkit Listris Tenaga Uap), PLTGU
(Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dan Uap), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) dan lain-lain.
Dalam Memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat di
Propinsi Riau Khususnya maka PT. PLN (Persero) menggandeng PT. Riau Power
dalam hal penyediaan Tenaga listrik. PT. Riau Power adalah Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) Propinsi Riau yang bergerak dibidang pembangkitan tenaga listrik
yang dioperasikan oleh PT. Dalle Energy dan dibangun untuk mengantisipasi
kekurangan daya PLN khususnya diwilayah Pekanbaru Hal ini merupakan disiplin
ilmu teknik elektro dibagian listrik. Seiring dengan kemajuan teknologi penyediaan
tenaga listrik tersebut maka dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten
dibidangnya.
keterampilan tertentu dalam ruang lingkup pengawasan dan penilaian oleh dunia
industri terkait. Dengan adanya kerja praktek akan terjadi proses saling memberi dan
menerima kedua belah pihak, baik bagi dunia pendidikan maupun bagi dunia industri
terkait. Sedangkan bagi mahasiswa yang melaksanakannya, kerja praktek akan
memberi manfaat dan dampak positif untuk kemajuan dan penambahan keterampilan
dan ilmu pengetahuan dilapangan.
1.2. Tujuan Kerja Praktek
Pelaksanaan Kerja Praktek ini bertujuan untuk :
1. Sebagai syarat untuk melengkapi mata kuliah Kerja Praktek yang berjumlah 2
(dua) SKS di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lancang
Kuning.
2. Melihat dan membandingkan hal hal yang telah diterima dibangku kuliah dengan
aplikasi yang ada dilapangan.
3. Menghasilkan Mahasiswa yang cekatan dan terampil, mampu mengerti dan
memahami tentang dunia kerja.
4. Menambah wawasan dan pengetahuan Teknolagi secara umum dan teknik
ketenagalistrikan serta penerapannya di dunia industri.
2
3. Melakukan pengecekan dari data yang didokumentasikan oleh PLTG Riau Power
Teluk Lembu.
1.7. Sistematika Penulisan Laporan
Sistem penulisan laporan Kerja Praktek ini penulis susun sedemikian rupa
sehingga diharapkan dapat memudahkan bagi para pembaca dalam mendapat
gambaran dan memahami tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan Kerja Praktek
yang penulis lakukan. Sistematika laporannya di bagi menjadi beberapa Bab yang
masing masing Babnya berisikan tentang hal hal sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan latar belakang, tujuan kerja praktek, waktu
dan tempat kerja praktek, metode pengumpulan data dan sistematika
penulisan laporan kerja praktek.
BAB II
BAB III
TINJAUN PUSTAKA
Bab ini menerangkan mengenai sistem Pembangkitan Energi Listrik
Tenaga Gas, Jenis Pusat Pembangkitan, Sistem Interkoneksi, deskripsi
Proses PLTG, komponen Utama PLTG, komponen pendukung PLTG,
Perawatan dan Maintenance Repair and Operation.
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini menerangkan mengenai Sistem Sinkronisasi Unit PLTG Riau
Power Dengan Gardu Induk Teluk Lembu serta komponen
pendukungnya.
BAB V
PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Catatan Kegiatan Harian Kerja Praktek (Logbook)
2. Absensi Kerja Praktek
3. Curriculum Vitae Pembimbing Lapangan
4. SK Pembimbing Kerja Praktek
5. Surat tanda terima untuk melakukan Kerja Praktek di Instansi atau Perusahaan
6. Surat tanda telah menyelesaikan Kerja Praktek di Instansi atau Perusahaan
7. Data data lapangan yang didapatkan
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Gambar Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah dan Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Teluk Lembu.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas atau PLTG Teluk Lembu adalah Perusahaan
Pembangkit Listrik Swasta milik PT. Riau Power dan dioperasikan oleh PT. Dale
Energy. Proses Kontruksi PLTG teluk lembu dari tahun 2004 dan beroperasi sejak
tahun 2007. Keterlambatan penyelesaian kontruksi hingga masa operasi disebabkan
oleh bencana alam Tsunami tahun 2004 yang lalu. PLTG Teluk Lembu mempunyai
kapasitas daya 1 x 20 MW dan beroperasi untuk memikul beban dasar atau base load
karena pertimbangan harga bahan bakar yang murah.
PLTG Teluk Lembu tergolong unit masa start-nya singkat yaitu sekitar 15
menit yang mana PLTG Teluk Lembu di start menggunakan pasokan daya dari luar
karena menggunakan motor AC sebagai penggerak awalnya (Prime mover). Turbin
gas dikopel melalui Load Gear dengan generator singkron 11 kV dan daya output nya
disalurkan ke switchyard (Gardu Induk) 20 kV milik PLN. Melalui kabel tanah (
) sepanjang 325 meter setelah melewati trafo step-up/step
down 11 kV/20 kV. PLTG Teluk Lembu menyuplai kebutuhan listrik untuk
Pekanbaru dan interkoneksi dengan sistem PLN 20 kV.
Untuk melayani keperluan peralatan bantu, PLTG Teluk Lembu mempunyai
trafo pemakaian sendiri dengan daya 1000 kVA. Sisi tegangan tinggi trafo pemakaian
sendiri dihubungkan ke switch gear 11 kV melalui kabel berisolasi.
Kapasitas pembangkit PLTG Teluk Lembu Pekanbaru yang saat ini sebesar 1
x 20 MW masih dapat dikembangkan dengan pemanfaatan gas buang/exhaust
PLTGU untuk membangkitkan turbine uap Combined Cycle dengan kapasitas 1 x 10
MW. Ketersediaan gas sebagai bahan bakar PLTG masih dapat ditingkatkan yang di
suplay langung melalui PT. Kalila.
pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
ekonomi.
Menjalakan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Motto Perusahaan :
Listrik Untuk Riau
Kesekretariatan.
Mengevaluasi dan menganalisis semua laporan, baik yang bersifat rutin
maupun berkala.
SDM
dan
yang
sangat
penting
dimana
petunjuk,
serta
4. Supervisor
Membimbing dan membina Operator, Petugas keamanan dan cleaning
kewenagan.
Menjaga kesinambungan data historis operasi dan peralatan.
Sebagai pengawas manufer disetiap kegiatan operasi dan pemeliharaan
6. Maintenance
Memonitor kondisi dan komponen pembangkit gas (PLTG) dan
melakukan perawatan jika terjadi hal yang tidak sesuai dengan kinerja
pembangkit.
Melakukan perawatan pada komponen-komponen PLTG yang bekerja
tidak normal.
Selalu siaga jika terjadi gangguan.
7. Cleaning Service
Membersihkan dan menjaga kenyamanan luar dan dalam kantor.
Menyediakan Konsumsi dan Keperluan lain dalam kantor.
Bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kantor dan PLTG.
8. Security
Menjaga Keamanan dan Kenyamanan dilingkungan PT. PLTG Riau
Power.
Memastikan tidak terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan dilingkungan
Pembangkit.
Melaporkan setiap situasi kejadian yang terjadi kepada suoervisor
10
dikontrol dan direkap dalam bentuk laporan yang dilakukan setiap satu
jam sekali, untuk menjaga agar produk tetap terjaga 20 mega watt, dalam
hal ini dilakukan oleh operator, bertugas mencatat parameter-parameter
yang mempengaruhi kualitas produk diruang kontol. Seperti naik dan
turunnya temperatur, getaran-getaran pada mesin yang beroperasi,
konsumsi bahan bakar, naik turunnya produk yang dihasilkan. Satu shift
operator berjumlah 3 orang, bekerja dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam,
dan ganti shift jam 7 malam, bekerja hingga jam 7 pagi, mereka bekerja
3.
Perjam
Mencatat
parameterparameter yang telah
ditetapkan
untuk
mengetahui
performance dari mesin
Harian
Pengecekan
dan
pembersihan
water
cooling
system
Pengecekan
dan
pembersihan Oil
coolng system
Pengecekan
dan
analisis produksi
setiap jam 10 per
hari
Tahunan
Over
haul
seluruh
komponen-komponen
pembangkit, terutama
rotor turbin seperti
membersihkan,
mengganti komponen
yang
rusak,
pemasangan,
pembongkaran dan lainlain.
11
12
Gambar 2.3 Single Line Diagram Sistem Kelistrikan PLTG Riau Power
Gambaran Khusus Sistem Kelistrikan :
1. Sistem Langsung terhubung dengan Sistem 20 kV PLN GI melalui PMT Riau
Power GI Teluk Lembu.
2. Panjang Pengantar yang dipakai yaitu 325 meter ( 9x1 cx240
) Kabel
N2XSY.
3. Trafo Step UP/Step Down 20/11 kV, 25 MVA.
4. Trafo Auxillary 11 kV/400 V, 1000 kVA. (
5. Buss 400 V (380 V) Load Centre.
Pada Buss 400 V (380 V) Load Center terdapat 4 saluran pemakaian daya
sendiri yaitu :
1. MCC Indoor Buss 400 V (380 V)
Buss ini digunakan untuk menyuplai daya pemakaian sendiri kepada ruang
Kontrol Mark II dan Mark V Serta motor-motor yang bekerja untuk
mendukung kinerja PLTG.
Motor-motor yang disuplay melalui MCC Indoor 400 V (380 V) antara lain :
1. Turbine comp. cooling Air fan / 88 BA
2. Cooling Pump/ 88 WC1, 88 WC2
3. Fin Fan motor/ 88 CT1, 88CT2, 88CT3
4. Auxelery Lub Oil Pump/88 QA
5. Turbine Comp. Heather/ 88 GA
13
penggerak mula (prime mover) yang digunakan. Adapun jenis-jenis pusat pembangkit
tenaga listrik adalah sebagai berikut :
1.
14
3.
4.
5.
6.
7.
dalam bumi.
Pusat Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN )
Pusat Listrik Tenaga Nuklir ( PLTN ) merupakan PLTU yang
menggunakan uranium sebagai bahan bakar yang menjadi sumber energi
primernya. Uranium menjalani proses fussion (fusi) didalam reaktor
nuklir yang menghasilkan energi panas yang digunakan untuk
menghasilkan uap dalam ketel uap. Uap ini selanjutnya digunakan untuk
menggerakkan turbin uap penggerak generator. (Djiteng Marsudi, 2006,
hal:1)
3.3
Sistem Interkoneksi
Seperti yang diketahui PT. Riau Power merupakan penyuplai energi listrik ke
pusat beban (yang disebut gardu induk/ GI) yang dihubungkan satu sama lain melalui
saluran transmisi. Di setiap GI terdapat beban berupa jaringan distribusi yang
15
melayani para konsumen tenaga listrik. Jaringan distribusi beserta konsumen ini
merupakan suatu subsistem distribusi. Subsistem dari setiap GI umumnya tidak
mempunyai hubungan listrik satu sama lain.(Djiteng Marsudi,2006,hal:5)
Tujuan dari sistem Interkoneksi antara lain adalah untuk menjaga kontuinitas
penyediaan tenaga listrik karena apabila salah satu pusat pembangkit mengalami
gangguan masih dapat disuplay dari pembangkit lain yang terhubung secara
interkoneksi.Tujuan lainnya adalah saling memperingan beban yang harus ditanggung
oleh suatu pusat listrik. (Djiteng Marsudi, 2006, hal:5)
3.4
menggunakan bahan bakar gas atau minyak sebagai sumber energi primer nya.
Dibandingkan dengan pembangkit lainnya, turbin gas merupakan pembangkit yang
masa start nya pendek yaitu sekitar 15-30 menit, dan kebanyakan dapat distart tanpa
pasokan daya daya dari luar (Black Star), yaitu menggunakan mesin diesel dan motor
start. PLTG juga memiliki konfigurasi yang cukup sederhana terdiri dari 4 komponen
utama yaitu kompressor, ruang bakar, turbin gas dan generator.(Dr. Suyitno M.,
M.Pd., 2011, hal:123)
3.4.1
Pada siklus yang sederhana, proses pembakaran atau proses pembuangan gas bekas
terjadi pada tekanan konstan sedangkan proses kompresi dan ekspansi terjadi secara
kontinyu. Proses siklus Brayton yaitu :
1 - 2 Proses Kompresi : Ketika mesin distart, mesin diputar oleh mesin diesel atau
motor AC, udara akan dihisap dari atmosfir melalui inlet house setelah disaring
melalui filter. Bersamaan dengan makin cepatnya putaran mesin diesel atau motor,
maka udara yang dikompres oleh axial kompresor akan naik sampai tekanan tertentu.
2 - 3 Proses Pembakaran : Udara yang telah dimampetkan dialirkan keruang bakar
(combustion chamber) melalui celah-celah disekeliling combustion liner.
Fuel Nozzle yang terdapat pada setiap combustion chamber akan
menyemprotkan bahan bakar. Untuk bahan bakar cair, atuomizing air diperlukan
untuk mengabutkan
16
bahan bakar dengan udara yang termampetkan oleh axial kompressor dan dipicu oleh
api dari spark plug (busi) yang terletak pada dua buah combustion chamber ( no. 7
dan 8), maka terjadilah pembakaran dalam combustion chamber.
Api yang timbul akan disebarkan kesemua chamber melewati cross fire tube.
Busi hanya bekerja Selama satu menit sebagai pemicu awal saja. Setelah tekanan
didalam combustion chamber mencapai tekanan tertentu, maka busi akan terdorong
keluar, supaya tidak terkena api. Pembakaran yang terjadi diseluruh chamber akan
menghasilkan temperatur yang sangat tinggi.
3 - 4 Proses Ekspansi : Gas panas tersebut akan mengalir melewati transition piece
dengan kecepatan tinggi dan langsung diarahkan keturbin nozzle. Pada sudu-sudu
turbin, energi yang terkandung dalam gas pas kemudian dirubah menjadi energi
mekanik yang akan memutar turbin. Putaran inilah yang akan dimanfaatkan untuk
memutar beban berupa generator yang menghasilakan listrik.
4 1 Proses Pembuangan : Sisa pembakaran mempunyai tekanan yang hampir sama
dengan tekanan udara atmosphere dan dibuang keluar melalui exhaust hood dan
diffuser yang berbentuk vane untuk memutar gas panas dari horizontal ke vertikal
dan langsung ke atmosphere. (Handbook PT. Dalle Operation Service, 2010, hal:1)
3.4.2
mendapatkan energi listrik dapat diterangkan pada Gambar 3.2 dibawah ini,
17
bakar, turbin gas dan generator. Dimana komponen satu sama lain disusun demikian
rupa sehingga menjadi unit mesin pembangkit listrik yang bekerja secara kompak dan
dapat di start secara cepat.(Dr. Suyitno M., M.Pd., 2011, hal:123)
3.5.1
Kompressor
Kompresor berfungsi sebagai penghisap udara dan menaikkan tekanannya
dalam jumlah yang sesuai dengan yang dibutuhkan turbin untuk keperluan
18
pembakaran. Kompressor yang digunakan adalah jenis axial dengan 17 tingkat yang
seporos dengan turbin. Untuk melakukan proses kompresi, Kompresor memerlukan
tenaga yang sangat besar, tenaga untuk memutar kompresor adalah sekitar
dari
daya yang dihasilkan oleh turbin. Karena Pembebanan pada PLTG bervariasi maka
jumlah udara yang masuk melalui filter diatur oleh inlet guede vane.
Pada kompresor, kecepatan udara ditimbulkan dari ruangan keruangan
berikutnya secara bertingkat, dimana setiap tingkat terdiri dari satu rotor dan satu
stator.
19
3.5.2
proses pembakaran pada sistem turbin gas. Pada waktu start, penyalaan api pada
ruang bakar dibantu oleh Busi sebagai pemantik api, busi akan mati secara otomatis
jika didalam ruang bakar telah terjadi pembakaran.
Komponen-komponen pada ruang bakar adalah sebagai berikut (Gambar 3.5) :
1) Rumah Ruang bakar (combustion Chamber), berfungsi sebagai tempat
terjadinya pencampuran antara udara yang telah dikompresikan dengan bahan
bakar.
2) Ruang bakar (combustion linear) terdapat dalam combustion chamber yang
berfungsi tempat berlangsungnya pembakaran.
3) Bagian pengarah gas panas(transition piece), berfungsi mengarahkan dan
membentuk aliran gas panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu
turbin gas.
4) Fuel Nozzle berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar kedalam
combustion linear.
5) Ignitor(Busi), berfungsi untuk memercikkan bunga api kedalam combustion
chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
6) Flame detektor, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.
20
turbin berikut cassing turbin, tidak terdapat pendinginan oleh air maupun oil,
sehingga sudu-sudu kompresor juga menghisap udara yang berfungsi sebagai
pendingin. Sistem pendingin ini lebih dikenal dengan sebutan sealing and cooling air.
Pembakaran pada ruang bakar dikatakan efisien jika penyalaan baik,
penurunan tekanan rendah, nyala api stabil, umur penyalaan panjang dan suhu gas
dipermukaan nozzle beragam, tidak terjadi pembentukan karbon, dan berasap sedikit.
Adapun Spesifikasi teknis ruang bakar pada PLTG Riau Power adalah sebagai
berikut :
Data Teknis Ruang Bakar
Type
: Combustion Linear
Jumlah Tingkat
: 10 tingkat ruang bakar
Temperatur
: 520
Jumlah Nozzle
: 10 buah
Jumlah Spark Plug : 2 buah
3.5.3
panas yang dihasilkan dari pembakaran menjadi energi mekanik yang berupa energi
gerak putar, sehingga menghasilkan daya pada porosnya (rotor).
Klasifikasi turbin dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan kontruksi dan aliran
fluidanya.
1) Berdasarkan Kontruksi
A. Turbin Gas Poros Tunggal : Turbin yang mempunyai kompressor, turbin
dan beban pada satu poros yang berputar pada kecepatan konstan.
Konfigurasi ini digunakan untuk menggerakkan generator kecil dan
generator besar.
21
B. Turbin Gas Poros Ganda : Turbin ini digunakan untuk menahan beban dan
torsi yang berfariasi dimana proses pertama turbin dikopel langsung
dengan poros axial. Pada jenis ini, turbin terdiri atas dua buah yaitu turbin
tekanan tinggi dan turbin tekanan renda. Turbin dengan tekanan tinggi
berfungsi untuk menggerakkan kompresor dan mensuplay gas panas
untuk turbin bertekanan rendah. Turbin poros ganda ini juga digunakan
untuk pusat pembangkit listrik seperti terlihat pada Gambar 3.7
Gambar 3.7 (a) Turbin Poros Tunggal dan (b) Turbin Poros Ganda
(Dokumentasi http://blog.itb.ac.id//muhamad/2013/04/28/gas-turbine-drivengenerators/)
2) Berdasarkan Aliran Fluida
A. Turbin Axial : Turbin dengan aliran fluida yang diperoleh sejajar dengan
sumbu poros turbin. Turbin axial umumnya sering digunakan untuk
kapasitas dan daya yang besar karena efesien, rasio tekanan dapat dibuat
lebih tinggi dan kontruksinya ringan serta tidak membutuhkan ruangan
yang besar seperti yang terilihat pada Gambar 3.8 Turbin axial jika
ditinjau dari sistem konversi energinya, dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu turbin axial reaksi dan turbin axial impuls.
22
B. Turbin Aliran Radial : Turbin dengan arah aliran fluida radial ini diperoleh
pada arah tegak lurus dengan sumbu poros turbin. Pada turbin radial,
ekspansi fluida dari tekanan awal ketekanan akhir terjadi didalam laluan
semua baris sudu-sudu yang berputar. Turbin radial umumnya digunakan
untuk aliran yang kecil, dimana turbin radial lebih murah dan sederhana
nuntuk dibuat bila dibandingkan dengan turbin axial. Sebagai contoh pada
instalasi turbin gas yang kecil dalam bidang automotif dan pompa
peredam yang dapat dipindah-pindah.
Turbin gas terdiri dari beberapa bagian, yaitu stator yang dipasangi sudu-sudu
tetap dan rotor yang dipasangi sudu-sudu gerak. Sudu-sudu gerak turbin
(blade/bucket) adalah bagian yang akan menerima aliran gas suhu tinggi pada putaran
tinggi. Bagian-bagian dari turbin harus mampu menahan tegangan akibat putaran dan
aliran gas suhu tinggi. Dengan kondisi kerja seperti itu memerlukan pemilihan jenis
material yang cermat dan teknik pembuatan yang presisi. Rancangan terhadap sudu
gerak turbin ditujukan pada bentuk sudu, kelenturan, dan cara pemasangan.
a.
Stator, terdiri dari sudu diam dan diafragma. Cassing turbin dapat dibongkar
pasang karena terdiri dari sambungan horizontal dan vertikal. Pada Cassing
terdapat alur-alur melingkar untuk menempatkan rangkaian sudu diam (fixed
blade) dan diafragma. Sudu diam dipasang pada alur membentuk roda atau
tingkat. Jumlah tingkat sudu diam antara 2 sampai 6 tingkat.
23
b. Rotor, terdiri dari poros dan sudu gerak seperti yang terlihat pada Gambar
3.10. Sudu gerak turbin (blade/bucket) dipasang pada poros membentuk
lingkaran roda yang biasa disebut tingkat. Jumlah tingkatnya sesuai dengan
jumlah tingkat pada sudu diam. Pada ujung (tip) tiap sudu gerak tingkat kedua
dan ketiga dipasang pelapis (shroud) yang berfungsi untuk mengunci dan
meredam getaran. Sudu gerak turbin merubah kecepatan gas suhu tinggi
menjadi putaran poros.
Generator
Generator adalah suatu perangkat listrik yang berfungsi untuk mengubah
energi mekanik dalam bentuk putaran poros menjadi energi listrik. Generator yang
digunakan dalam unit pembangkitan adalah generator singkron yang akan
menghasilkan
tegangan
bolak-balik
berdasarkan
prinsip-prinsip
dasar
elektromagnetik. Kumparan medan berada pada rotor atau pada bagian yang berputar
dari generator dan kumparan jangkar yang membangkitkan tegangan bolak-balik pada
stator (bagian diam) dari generator.
24
25
26
Fuel System
Bahan bakar yang digunakan berasal dari Fuel gas system dan HSD, Dimana
Bahan bakar HSD tidak dipakai lagi karena biaya pemakaian bahan bakar HSD
sangat tinggi dan pemakaian nya tidak efesien dengan produksi yang dihasilkan. Fuel
gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan
partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas sistem ini
dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan
yang terdapat pada fuel gas.
Bahan bakar pada turbin gas PLTG Riau Power menggunakan bahan bakar
gas alam yang dipasok dari PT. Kalila kerinci dan bahan bakar solar dipasok oleh
Pertamina.
3.6.3
Load Gear
Load Gear merupakan komponen penghubung antara turbin dan generator
yang memiliki fungsi untuk menurunkan putaran dari 5100 Rpm pada turbin menjadi
3000 Rpm pada generator. Load Gear yang digunakan pad PLTG Riau Power adalah
FLENDER GRAFFENSTADEN seperti yang terlihat Gambar 3.17 dibawah ini.
Merek
: Flender Graffenstaden
Size/type
: VF56R
27
: 3000 Rpm
Kopling
Kopling merupakan penyatu dari motor starter keporos utama kompresor dan
turbin, ketika putaran poros mencapai 2100 rpm maka kopling akan terlepas secara
otomatis.
3.6.5
Cooling System
Cooling System
(Sistem
pendingin)
berfungsi
untuk
mendinginkan
28
Perawatan (Maintenance)
Perawatan dapat didefenisikan sebagai semua tindakan yang memiliki tujuan
kerusakan.
b. Perbaikan, yaitu suatu tindakan untuk memperbaiki kerusakan.
Dalam Proses perawatan peralatan dan instalasi tidak selalu harus diganti,
dengan melakukan analisa terhadap permasalahan yang terjadi, kemudian dapat
29
diputuskan tindakan yang diabil. Dalam dunia industri terkenal dua jenis
pemeliharaan yaitu :
1.
Pemeliharaan terencana ( Planned/ Maintenance)
2.
Pemeliharaan tak terencana (Unplanned Maintenance)
30
31
perawatan akan membuat mesin tidak beroperasi sesuai dengan yang dijadwalkan.
Adapun urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
a. Bentuk perawatan yang akan dilakukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan
pertimbangan kemasa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
d. Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan
bentuk suatu perawatan.
e. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih.
Adapun berbagai keuntungan dari perawatan yang direncanakan yaitu :
a. Kesiapan fasilitas industri lebih besar.
b. Pelayanan yang sederhana dan teratur, lebih cepat dan murah dari pada
c.
dapat
menjaga
tidak dipakai lambat laun akan mengalami penurunan kondisi seperti korosi ataupun
aus, yang selanjutnya akan rusak. Kerusakan dapat dipercepat oleh karena
perencanaan yang kurang tepat, pengoperasian yang melebihi batas normal yang
diizinkan, pemeliharaan yang tidak cukup dan akibat dari lingkungan yang kurang
baik.
Maka PT Riau Power mempunyai kebijakan perawatan, perbaikan dan operasi
(Maintenance, Repair , and Operation). Dimana MRO adalah segala tindakan pada
suatu proses dalam rangka memperbaiki suatu perangkat mekanik atau listrik yang
mengalami kerusakan. Berikut beberapa jenis pemeliharaan yang dilakukan pada
PLTG PT Riau Power
3.8.1 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan ini dilakukan berulang dengan interval waktu maksimum 2 tahun
dan dapat dilaksanakan pada saat unit operasi maupun tidak operasi serta tidak
tergantung pada pengoperasian mesin. Pemeliharaan mesin berjalan (on-line
32
Maintenance) dilakukan pada saat kondisi unit operasi dan pemeliharaan rutin
pencegahan (preventif maintenance) dilakukan dengan rencana dan waktu yang telah
ditetapkan, misalnya harian, mingguan, atau bulanan dalam satu tahun.
Interval waktu pelaksaan pemeliharaan rutin umumnya 100 jam operasi, 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan waktu yang tidak ditentukan. Kenaikan suhu gas
buang menunjukkan adanya ketidaknormalan pada bagian dalam turbin seperti
kebocoran, suhu kompressor yang kotor, penyimpangan pada alat kontrol dan alat
ukur. Dalam hal ini data permulaan operasi sangat diperlukan sebagai bahan acuan.
3.8.2
33
Sinkronisasi Sistem.
umumnya
(Perusahaan
Listrik
Negara)
34
Jenis-jenis Sinkronisasi
sinkronisasi adalah proses untuk menyamakan tegangan, frekuensi, sudut
phase dan urutan Phase antara 2 sumber daya AC. Maka, berdasarkan arah atau
susunan peralatan pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
a. Forward Synchronization (sinkronisasi maju), yaitu proses sinkronisasi
generator kedalam system atau busbar.
35
Prosedur sinkronisasi
Untuk menghubungkan tegangan dan frekuensi keluaran dari generator pada
proses Sinkron Circuit Breaker Generator dan proses Sinkron Main Circuit Breaker
Generator digunakan dua cara, antara lain: auto synchron dan manual synchron.
a. Manual synchron
Manual synchron membutuhkan ketelitian dan kejelian dari operator untuk
menyamakan tegangan dan frekuensi output generator dengan tegangan dan frekuensi
output pada buss.
b. Auto synchron
Auto synchron merupakan cara paling praktis dalam proses sinkronisasi pada
pembangkit karena hanya membutuhkan alat Automatic Synchronizer yang berfungsi
36
a. Apabila nilai tegangan keluaran pada Pembangkit lebih rendah dari tegangan
pada bus PLN, pada jaringan tersebut akan mengalami reverse power.
b. Jika frekuensi tidak sama maka akan terjadi trip sampai kerusakan pada
generator dan pembangkit.
3.9.7
tempat,yaitu:
1. Sinkron di Circuit Breaker Generator
2. Sinkron di Main Circuit Breaker (MCB)
Sinkron di Circuit Breaker Generator terjadi pada keluaran Generator 11 kV
dengan line Jaringan 20 kV Pembangkit. Proses sinkron ini terjadi saat akan memulai
Start up pada Pembangkit. Sedangkan sinkron di Main CircuitBreaker (MCB), proses
sinkron terjadi disambungan pada line Pembangkit dengan Jaringan 20 kV. Biasanya
proses sinkron ini terjadi bila ada gangguan pada Pembangkit.
1. Sinkronisasi di Circuit Breaker Generator
Keadaan ini terjadi pada saat pembangkit akan memulai kinerjanya atau Start
up. pembangkit mendapat pasokan listrik dari PLN melalui saluran 20 kVyang akan
diturunkan oleh trafo step down menjadi 11 kV. Tegangan tersebut digunakan untuk
menyuplai Motor Ratchet (Prime Mover) dan memasok daya pada peralatan. Pada
proses ini generator keadaan off (CB pada Generator akan membuka dan MCB pada
saluran 20 kV menutup).
2. Sinkronisasi di Main Circuit Breaker (MCB)
Keadaan ini terjadi pada saat pembangkit mengalami gangguan yakni MCB
pada line pembangkit dengan line PLN terbuka. House Load terjadi saat pembangkit
37
masih beroperasi normal tiba-tiba ada gangguan yang terdapat dijaringan PLN yang
mengakibatkan putusnya pasokan listrik 20 KV dari PLN mengakibatkan tidak
normalnya proses pembangkitan, dan pembangkit tidak lagi sinkron sehingga
generator bekerja hanya menyuplai peralatan dipembangkit (House Load).
BAB IV
PROSES SINKRONISASI GENERATOR PADA PLTG
PT. RIAU POWER PEKANBARU
4.1 Tujuan Sinkronisasi pada Pembangkit
Tujuan dilakukannya sinkronisasi pada Generator
Pekanbaru adalah :
1. Untuk menghubungkan Buss 11 kV keluaran Generator pada Pembangkit
yang kemudian dinaikkan melalui trafo Step Up menjadi 20 kV dengan PLN
Gardu Induk Teluk Lembu Pekanbaru saat pembangkit mulai start up.
2. Agar Kinerja Generator tidak begitu berat karena beban dipikul sama-sama
3. Energi yang tersedia cukup besar.
38
2.
3.
4.
5.
39
Keadaan ini terjadi pada saat pembangkit akan memulai kinerjanya atau Start
up. Pembangkit mendapat pasokan listrik dari PLN melalui saluran 20 kV yang akan
diturunkan oleh trafo step down menjadi 11 kV. Tegangan 11 kV tersebut digunakan
untuk menyuplai Auxillary Equipment 11 kV/400 V dan memasok daya pada
peralatan. Pada proses ini CB generator keadaan off (CB pada Generator akan
membuka dan MCB pada saluran 20 kV menutup).
4.5 Prosedur sinkronisasi
Untuk menghubungkan tegangan dan frekuensi keluaran dari generator pada
proses Sinkronisasi Circuit Breaker Generator dan proses Sinkronisasi Main Circuit
Breaker Generator PLTG Riau Power digunakan cara manual synchron.
Manual synchron: Proses sinkron nya dilakukan secara manual oleh karena itu
membutuhkan ketelitian dan kejelian dari operator untuk menyamakan tegangan dan
frekuensi output generator dengan tegangan dan frekuensi output pada buss.
4.5.1
dengan sistem tidak terpenuhi, maka akan terjadi gangguan listrik. Tingkat gangguan
ini tergantung kepada perbedaan dari kondisi yang telah ditentukan.
1.
40
lebih rendah dari pada tegangan sistem, mesin akan mengalami sentakan beban
M Var Leading (kapasitif), artinya generator menyerap daya reaktif dari sistem.
Proses penyamaan tegangan generator dengan sistem dibantu dengan sebuah
alat yaitu voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari
peralatan yang akan disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja
simultan.
43
Mesin berputar pada putaran nominal dengan governor pada posisi minimum.
Sistem jaringan telah bertegangan dan pemisah pada buss sudah masuk.
Sinkron secara Manual :
1.
2.
3.
4.
5.
Atur eksitasi agar tegangan generator sama dengan tegangan sistem. Atur
frekuensi dan sudut fasa dengan menggunakan kontrol governor agar
synchronoscope berputar perlahan kearah fast.
6.
Pada saat jarum synchronoscope mendekati titik nol (jam 12), tekan tombol
pemutus tenaga generator sehingga CB masuk pada saat jarum menunjuk titik
nol. Generator telah sinkron.
7.
*Catatan : Bila ada alaram INCOMPLET SEQUENCE berikan lagi signal start
sebelum sinkron.
Peringatan : Sebelum proses sinkron jangan sekali-kali memberikan komando
start.
4.7
44
1. Apabila nilai tegangan keluaran pada Pembangkit lebih rendah dari tegangan
pada bus PLN, pada jaringan tersebut akan mengalami reverse power.
2. Jika frekuensi tidak sama maka akan terjadi trip sampai kerusakan pada
generator dan pembangkit.
45
1. Risnandar
2. Markus
3. Arif
46
: 0.4
T2/T3 : 0.4
Setelah Dibongkar dan dibersihkan Tahanan antar Phasenya adalah :
T1/T2 : 0.6
T1/T3
: 0.6
T2/T3 : 0.5
- Mengukur tahanan Phase dengan Ground dengan alat ukur Megger
Sebelum Motor ini dibongkar, Tahanan Phase Ground nya adalah :
T1/Gr : 214 M
T2/Gr
: 140 M
T3/Gr : 183 M
Setelah dibongkar dan dibersihkan tahanan antar phase dan ground nya
adalah :
T1/Gr : 129.8 M
T2/Gr
: 132.2 M
47
T3/Gr : 172.2 M
- Memeriksa Keausan Isolasi motor.
- Membersihkan body dan cup motor dari korosi dan kotoran.
- Mengecat Kembali Konduktor yang ada pada Stator
d. Setelah semua pemeriksaan dilakukan, kemudian motor dirangkai kembali.
Dan dipasangkan kembali kedudukannya semula.
e. Spesifikasi Motor Water Pump 1 :
Model
: SK52365EI13
Rpm
Volts
: 460
Amp
Hp
: 30
Hz
Design
:B
Phase
: 3555
: 33.4
: 60
:3
48
Volts
Hp
Design
: 230/460
: 30
:B
Amp : 66.4/33.2
Hz
: 60
Phase : 3
50
T1/T2
: 2.8
T1/T3
: 2.8
T2/T3
: 2.8
Setelah Dibongkar dan dibersihkan Tahanan antar Phasenya adalah :
T1/T2
: 2.1
T1/T3
: 2.1
T2/T3
: 2.1
- Mengukur tahanan Phase dengan Ground dengan alat ukur Megger
Sebelum Motor ini dibongkar, Tahanan Phase Ground nya adalah :
T1/Gr
: 342 M
T2/Gr
: 55.6 M
T3/Gr
: 190 M
Setelah dibongkar dan dibersihkan tahanan antar phase dan ground nya adalah
T1/Gr
: 90.4 M
T2/Gr
-
: 98.2 M
T3/Gr
: 108.2 M
Memeriksa Keausan Isolasi motor.
Membersihkan body dan cup motor dari korosi dan kotoran.
Mengecat Kembali Konduktor yang ada pada Stator
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, kemudian motor dirangkai
kembali. Dan dipasangkan kembali kedudukannya semula.
Spesifikasi Motor Fin fan 1 :
Model : 5K213Q2A3246A
Rpm : 1750
Volts
: 230/460
Amp : 19.8/9.9
Hp
: 7.5
Hz
: 60
Design : B
Phase : 3
51
Motor Fin Fan ini adalah motor yang berfungsi mendinginkan Air yang ada
pada Cooling Tower, air yang panas yang dipompakan oleh motor water pamp
dari turbin didinginkan oleh motor finfan ini melalui kisi-kisi kipas yang ada
pada motor ini.
Pekerjaan yang dilakukan pada Motor Finfan ini adalah :
Membongkar motor dari kedudukannya.
Setelah Motor lepas dari kedudukannya, kemudian motor dibawa ke
workshoop untuk dilakukan pemeriksaan lanjut.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
- Memeriksa bearing motor
Pada motor Fin Fan ini dilakukan penggantian bearing dikarenakan bearing
yang sudah lama tersebut sudah mulai goyang dan putarannya tidak normal
lagi
Type bearing yang dipakai pada motor ini adalah :
Type
: SKF
No
: 6208/C3/Explorer
Jumlah
: 1 Buah Di belakang
Type
: SKF
No.
: 6205/C3
Jumlah
: 1 buah Di depan
Pada motor ini memakai 2 type bearing yang berbeda, bearing depan dan
belakan ukurannya berbeda.
- Memeriksa dan mengukur tahanan (R) antar phase motor dengan alat ukur
Fluks ( Multymeter)
Sebelum motor ini dibongkar, Tahanan antar phasenya adalah :
T1/T2 : 5.3
T1/T3 : 7.2
T2/T3 : 7.1
Setelah Dibongkar dan dibersihkan Tahanan antar Phasenya adalah :
T1/T2 : 2.3
T1/T3 : 2.4
T2/T3 : 2.3
- Mengukur tahanan Phase dengan Ground dengan alat ukur Megger
Sebelum Motor ini dibongkar, Tahanan Phase Ground nya adalah :
T1/Gr : 175 M
T2/Gr : 195 M
52
T3/Gr : 180 M
Setelah dibongkar dan dibersihkan tahanan antar phase dan ground nya
adalah
T1/Gr : 47.4 M
T2/Gr : 67.6 M
-
T3/Gr : 70.3 M
Memeriksa Keausan Isolasi motor.
Membersihkan body dan cup motor dari korosi dan kotoran.
Mengecat Kembali Konduktor yang ada pada Stator
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, kemudian motor dirangkai kembali.
: 1745
: 21/10.5
: 60
:3
Pada motor Fin Fan ini dilakukan penggantian bearing dikarenakan bearing
yang sudah lama tersebut sudah mulai goyang dan putarannya tidak normal
lagi.
Type bearing yang dipakai pada motor ini adalah :
Type
: SKF
No
: 6208/C3/Explorer
Jumlah
: 1 Buah Di belakang
Type
: SKF
No.
: 6205/C3
Jumlah
: 1 buah Di depan
Pada motor ini memakai 2 type bearing yang berbeda, bearing depan dan
belakan ukurannya berbeda.
- Memeriksa dan mengukur tahanan (R) antar phase motor dengan alat ukur
Fluks ( Multymeter)
Sebelum motor ini dibongkar, Tahanan antar phasenya adalah :
T1/T2
: 3.1
T1/T3
: 3.1
T2/T3
: 3.1
Setelah Dibongkar dan dibersihkan Tahanan antar Phasenya adalah :
T1/T2
: 2.4
T1/T3
: 2.4
T2/T3
: 2.4
- Mengukur tahanan Phase dengan Ground dengan alat ukur Megger
Sebelum Motor ini dibongkar, Tahanan Phase Ground nya adalah :
T1/Gr
: 520 M
T2/Gr
: 411 M
T3/Gr
: 577 M
Setelah dibongkar dan dibersihkan tahanan antar phase dan ground nya adalah
T1/Gr
: 73.3 M
T2/Gr
-
: 87.7 M
T3/Gr
: 97.3 M
Memeriksa Keausan Isolasi motor.
Membersihkan body dan cup motor dari korosi dan kotoran.
Mengecat Kembali Konduktor yang ada pada Stator
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, kemudian motor dirangkai kembali.
Dan dipasangkan kembali kedudukannya semula.
54
Rpm
Amp
Hz
Phase
: 1750
: 20.8/10.4
: 60
:3
55
: 3.6
T2/T3
: 3.6
Setelah Dibongkar dan dibersihkan Tahanan antar Phasenya adalah :
T1/T2
: 2.8
T1/T3
: 2.8
T2/T3
: 2.8
- Mengukur tahanan Phase dengan Ground dengan alat ukur Megger
Sebelum Motor ini dibongkar, Tahanan Phase Ground nya adalah :
T1/Gr
: 220 M
T2/Gr
: 311 M
T3/Gr
: 377 M
Setelah dibongkar dan dibersihkan tahanan antar phase dan ground nya adalah
T1/Gr
: 73.3 M
T2/Gr
-
: 87.7 M
T3/Gr
: 97.3 M
Memeriksa Keausan Isolasi motor.
Membersihkan body dan cup motor dari korosi dan kotoran.
Mengecat Kembali Konduktor yang ada pada Stator
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, kemudian motor dirangkai kembali.
56
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
57
RPM
Phase
Hz
: 3570
:3
: 60
dapat
dilakukan
6) Breaker Generator.
7) Steel Grid Resistor
59
4 Menit = 3.1 G
5 Menit = 3.4 G
6 Menit = 3.5 G
7 Menit = 3.8 G
8 Menit = 4 G
9 Menit = 4 G
10 Menit = 4G
Maka Nilai PI nya adalah :
Nilai Akhir dibagi Nilai Awal : 4/1.8 = 2.22
3. Phase T
1 Menit = 1.9 G
2 Menit = 2.5 G
3 Menit = 2.9 G
4 Menit = 3 G
5 Menit = 3.2 G
6 Menit = 3.2 G
7 Menit = 3 G
8 Menit = 3.2 G
9 Menit = 3.2 G
10 Menit = 3.7 G
Maka Nilai PI nya adalah :
Nilai akhir dibagi nilai awal = 3.7/1.9 = 1.95
Nb: Nilai PI yang baik adalah 2.
4. Surge Cimparizont Test
Surge Comparizont test berfungsi :
1. Mengukur Nilai Surja Grounding
2. Mengukur Belitan Grounding
5. Tangen Delta/faktor disipasi Generator
Tan delta Generator adalah Mengukur Umur isolasi generator dan
menentukan apakah isolasi generator masih layak atau tidak dipakai lagi.
52 G Inspeksi dan Uji
52 G adalah Circuit Breaker Generator yang berfungsi sebagai pengaman
Generator.
52 G sangat perlu dilakukan inspeksi dan pengujian agar kinerja CB ini tetap
terjaga dengan baik.
Pengujian yang dilakukan pada Circuit Breaker ini adalah :
1. Pengujian Tahanan Kontak
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik
sambungan. Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa
jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus/energi listrik dapat
60
.R
W = 10.000 watt
1.
Prinsip dasar tahanan kontak sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc),
singkatnya yakni pada kontak yang menutup/sambungan dialiri arus listrik
dc, kemudian diukur berapa besarnya tegangan pada kontak/sambungan
tersebut oleh voltmeter, dari hasil tegangan yang diperoleh maka akan
didapat nilai Tahanan Kontak (R=V/I). Pada alat ukur tahanan kontak arus
yang dialirkan sangat besar (I=100 Ampere dc).
2. Arus injeksi tahanan kontak harus lebih besar
Sederhananya pengukuran tahanan kontak tujuannya adalah untuk
mencari nilai R dengan range milli ohm s/d micro ohm. Untuk
mendapatkan
nilai
sekecil
itu
maka
dibutuhkan
sensor
61
penuh induksi tegangan tinggi, tingkat kesalahan alat ukur akan menjadi
lebih besar. Oleh karena itu agar memperkecil tingkat kesalahan sensor
tegangan. Pada alat ukur tahanan kontak di lengkapi dengan injeksi arus
DC tinggi (mencapai 100 s/d 200A). Dengan injeksi 100 A dan
diasumsikan nilai tahanan kontak 40 micro ohm, maka voltmeter akan
mensensing tegangan 4 milliVolt. Senting tegangan 4 mV tentu lebih
mudah dan lebih aman dari kesalahan pengukuran bagi voltmeter.
3.
62
V = 9.5 V
I = 105 A
Maka :
63
final draft Grid Code 2002 untuk sistem 500 kV = 90 milli detik
Pentanahan
langsung
[solid
grounding],
Memasang
pentanahan
(Grounding) pada salah satu sisi kontak PMT, hal ini untuk mengurangi
resiko arus induksi yang mengalir melalui alat uji.
64
65
66
67
2. Cara untuk sinkronisasi pada pemangkitan ada 2 cara, yaitu : Auto synchron dan
Manual synchron. Yang digunakan di PLTG Riau Power yaitu Manual
synchron.
3. Ada dua jenis sinkronisasi pada pembangkit yaitu : Forward Synchronization
(sinkronisasi
maju)
dan
Reverse
Synchronization
atau
backward
68
DAFTAR PUSTAKA
1. Djiteng Marsudi, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2006.
2. Data Name Plate Turbine, Generator, Compressor, Motor-motor, PLTG Riau
3.
4.
5.
6.
Power.
Buku Kursus Pengoperasian PLTG, Undiklat Suralaya PT. PLN (Persero)
Buku Petunjuk Operasi Unit Alsthom PLTG Sunyaragi, Cirebon
Dr. Suyitno. M.,Pd, Pembangkit Energi Listrik, Rieneka Cipta,Jakarta 2011.
HandBook Gas TurbineOperation Manual 1 X 20 MW Power Generation, PT
Dalle Operation Services, 2010
69