Anda di halaman 1dari 41

BAB II PEMBAHASAN

I.

PENGERTIAN BANGSA DAN KEBANGSAAN

Ada beberapa pengertian tentang bangsa dan kebangasaan yang berkembang.


Ernest Renan menyatakan bahwa bangsa adalah; bukan suatu ras, bukan orang,-orang
yang mempunyai kepentingan yang sama, bukan pula dibatasi oleh batas-batas geografis
atau batas alamiah. Nation (bangsa) adalah suatu solidaritas, suatu jiwa, suatu asa
apiritual, suatu solidaritas yang dapat tercipta oleh perasaan pengirbanan yang telah
lampaudan bersedia dibuat di masa yang akan datang. Nation memiliki masa lampau
tetapi berlanjut masa kini dalam suatu realita yang jelas melalui kesepakatan dan
keinginan untuk hidup bersama (le desire denter ensemble). Nation tidak terkait oleh
Negara karena Negara berdasarkan hukum. Menurutnya, wilayah dan ras bukan
penyebab timbulnya bangsa. Bagi rakyat Negara yang akan dikuasai ras lain (negara
jajahan), para pemimpin pergerakan/kemerdekaan mengobarkan semangat nasionalisme
berdasarkan teori Renan. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa pada negara
nasional baru (dikenal pula sebagai negara dunia ketiga) jiwa nasionalisme tumbuh
seperti terori dari Ernest Renan. 1
Sedangkan Hans Kohn: bangsa terbentuk persamaan bahasa, ras, agama,
peradaban, wilayah, negara, dan kewarganegaraan. Teori Kohn ini nampaknya
berdasarkan

perkembangan

pengertian

bangsa

(nation)

di

Eropa

Daratan

(continental).Bangsa di Eropa continental bangkit karena revolusi kejsikografi, bahwa


bahasa milik pribadi-pribadi kelompok khas. Eropa (continental) dikuasai oleh dinasti
Habsburg di sebahagian Eropa Tengah dan Timur, dinasti Romanov di Eropa Timur,
Rusia, dan Asia Barat hingga Siberia dan dinasti Usmaniah (ottoman) di Balkan, Jazirah
Arab dab Afrika Utara, sedangkan Eropa Barat dikuasai ex dinasti Bourbon. Bangsawan
(penguasa) lokal diharuskan mampu berbahasa Latin sebagai bahasa resmi di dalam
wilayah dinasti maupun sebagai lingua franca antara para bangsawan (diansti dan lokal)
dan kaum intelek. 2

1 Kaelan MS, Pendidikan Pancasila. (Paradigma: Jakarta, 2010),h.213.

Definisi bangsa menurut paham bangsa Indonesia tertuang berdasarkan isi


Sumpah Pemuda. Adanya unsur masyarakat yang membentuk bangsa yaitu: berbagai
suku, adat istiadat, kebudayaan, agama, serta berdiam di suatu wilayah yang terdiri atas
beribu-ribu pulau. Selanjutnya bangsa juga mempunyai kepengtingan yang sama dengan
individu, keluarga, maupun masyarakat yaitu tetap eksis dan sejahtera. Salah satu
persoalan yang timbul dari bangsa adalah ancaman disintegrasi dan yang paling menjadi
penyebab utama biasanya perbedaan persepsi pada upaya masyarakat yang ingin
merekatkan diri lebih ke dalam, yaitu ingin mempertahanan pola.Oleh karena itu pada
bangsa yang baru merdeka atau berdiri diupayakan memiliki alat perekat yang berasal
dari budaya masyarakat.Pada perkembangannya perekat ini dikenal sebagai ideologi yang
hendaknya dipahami oleh bangsa itu sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bangsa adalah suatu kesatuan solidaritas yang terbentuk
persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara, dan kewarganegaraan yang
saling merekatkan satu dengan yang lain. Jadi pengertian kebangsaan adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan identitas suatu bangsa mulai dari semangat membela
bangsa, sikap cinta akan tanah air hingga ideology yang hidup dalam suatu bangsa.
Semangat Kebangsaan
Proklamasi dan revolusi kemerdekaan pada hakikatnya merupakan manifestasi
dan kemampuan rakyat Indonesia. Manifestasi dan kemampuan rakyat Indonesia
khususnya angkatan 1945, telah membangkitkan kekuatan dan daya cipta yang mampu
menempatkan bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.
Jiwa semangat kebangsaan merupakan sumber kehidupan bagi perjuangan
bangsa Indonesia yang berisi kekuatan batin dalam merebut kemerdekaan, menegakkan
kedaulatan rakyat, serta mengisi dan mempertahankannya. Adapun hal-hal yang
terkandung dalam jiwa semangat kebangsaan adalah sebagai berikut.
a. Pro Patria dan Primus Patiralis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan
kepentingan tanah air.
b. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap
perjuangan kemerdekaan.
c. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan, dan
antarbangsa.
2Ibid.

d. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.


e. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam semangat kebangsaan sebagai perwujudan
keikhlasan, yaitu sebagai berikut.
a. Semangat menentang dominasi
asing dalam segala bentuknya,
terutama penjajahan dari suatu
bangsa terhadap bangsa lain.
b. Semangat pengorbanan seperti

c. Semangat tahan derita dan tahan


uji.
d. Semangat kepahlawanan.
e. Semangat
persatuan
f.

dan

kesatuan.
Percaya pada diri sendiri.

pengorbanan harta benda jiwa


raga.
g. Selain itu, jiwa dan nilai-nilai semangat kebangsaan dapat pula diuraikan
dalam nilai-nilai dasar dan nilai-nilai operasional. Nilai-nilai dasar meliputi
semua nilai yang terdapat dalam setiap sila dari Pancasila dan semua nilai yang
terdapat dalam proklamasi kemerdekaan. Adapun nilai-nilai operasional adalah
nilai-nilai yang lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia. Nilainilai operasional merupakan landasan yang kokoh dan daya dorong mental
spiritual yang kuat dalam setiap tahap perjuangan bangsa.
h. Nilai-nilai operasional tersebut, antara lain:
a) Ketaqwaan
b)
c)
d)
e)

terhadap

Tuhan

Yang Maha Esa;


Jiwa dan semangat merdeka;
Nasionalisme;
Patriotisme;
Rasa harga diri sebagai bangsa

yang merdeka;
f) Pantang mundur dan tidak kenal
menyerah;
g) Persatuan dan kesatuan;
h) Anti penjajah dan penjajahan;
i) Percaya kepada hari depan yang
j)

gemilang dari bangsanya;


Idealism kejuangan yang tinggi;

k) Berani,
berkorban

rala,
untuk

dan

ikhlas,

tanah

air,

bangsa dan Negara;


l) Kepahlawanan;
m) Sepi ing pamrih rame ing gawe;
n) Kesetiakawanan,
senasib,
sepenanggungan,

dan

kebersamaan;
o) Disiplin yang tinggi;
p) Ulet dan tabah menghadapi
segala
tantangan,

macam

ancaman,

hambatan,

dan

gangguan.

q)
r)

s)
t)
u)
v)
w)
x)
y)
z)
aa)
ab)
ac)
ad)
ae)
af)
ag)
ah)
ai)
aj)

II.

WAWASAN KEBANGSAAN

ak)
al)

Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan

kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Secara
realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan tetapi sulit dipahami.
Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran ketika rasa kebangsaan tersentuh. Rasa
kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri

kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi
dasyat luar biasa kekuatannya.
am)

Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir

secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah,
dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan
sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa
berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional
dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas.
Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat
patriotisme.
an)

Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk

mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini
nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya.
ao)

Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan

perekat yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison dentre) bangsabangsa di dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang
hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.
ap)

Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis adanya. Dalam

kedinamisannya, antar-pandangan kebangsaan dari suatu bangsa dengan bangsa lainnya


saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan benturan budaya dan kemudian
bermetamorfosa dalam campuran budaya dan sintesanya, maka derajat kebangsaan suatu
bangsa menjadi dinamis dan tumbuh kuat dan kemudian terkristalisasi dalam paham
kebangsaan.3
aq)

Paham kebangsaan berkembang dari waktu ke waktu, dan berbeda dalam

satu lingkungan masyarakat dengan lingkungan lainnya. Dalam sejarah bangsa-bangsa


terlihat betapa banyak paham yang melandaskan diri pada kebangsaan. Ada pendekatan
ras atau etnik seperti Nasional-sosialisme (Nazisme) di Jerman, atas dasar agama seperti
dipecahnya India dengan Pakistan, atas dasar ras dan agama seperti Israel-Yahudi, dan

3 Pandangan mengenai wawasan kebangsaan ini dijelaskan secara generic oleh


Ginandjar Kartasasmita dalam makalahnya yang berjudul Pembangunan Nasional dan
Wawasan Kebangsasn yang disapaikan pada Sarasehan Nasional Wawasan
Kebangsaan di Jakarta, 9 Mei 1994.

konsep Melayu-Islam di Malaysia, atas dasar ideologi atau atas dasar geografi atau
paham geopolitik, seperti yang dikemukakan Bung Karno pada pidato 1 Juni 1945. 4
ar)

Seorang anak kecil pun, jikalau ia melihat peta dunia, ia dapat

menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan. Pada


peta itu dapat ditunjukkan satu kesatuan gerombolan pulau-pulau diantara 2
lautan yang besar; Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, dan di antara 2 benua,
yaitu Benua Asia dan benua Autralia. Seorang anak kecil dapat mengatakan,
bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Selebes, Halmahera, kepulaua
Sunda Kecil, Maluku, dan lain-lain pulau kecil di antaranya, adalah satu
kesatuan.
as)

Terhadap pernyataan itu, Bung Hatta tidak sepenuhnya sependapat,

terutama mengenai pendekatan geopolitik itu :5


at)

Teori geopolitik sangat menarik, tetapi kebenarannya sangat

terbatas. Kalau diterapkan kepada Indonesia, maka Filipina harus


dimasukkan ke daerah Indonesia dan Irian Barat dilepaskan; demikian juga
seluruh Kalimantan harus masuk Indonesia. Filipina tidak saja serangkai
dengan kepulauan kita.
au)
av)

Menurut Hatta memang sulit memperoleh kriteria yang tepat apa yang

menentukan bangsa. Bangsa bukanlah didasarkan pada kesamaan asal, persamaan


bahasa, dan persamaan agama. Menurut Hatta

bangsa ditentukan oleh sebuah

keinsyafan sebagai suatu persekutuan yang tersusun jadi satu, yaitu keinsyafan yang
terbit karena percaya atas persamaan nasib dan tujuan. Keinsyafan yang bertambah besar
oleh karena sama seperuntungan, malang yang sama diderita, mujur yang sama didapat,
oleh karena jasa bersama, kesengsaraan. bersama, pendeknya oleh karena peringatan
kepada riwayat bersama yang tertanam dalam hati dan otak. 6

4 Sukarno dan perjuangan kemerdekaan, diterj.oleh: Hasan Basari / Bernhard Dahm, Hasan Basari.-- Jakarta
: LP3ES, 1987. Judul asli : Sukarno and the struggle for Indonesian

5 Mohammad Hatta; beberapa pokok pikiran, disunting oleh Sri-Edi Swasono dan
Fauzie Ridjal / Sri-Edi Swasono, Fauzie Ridjal.-- Jakarta : UI-Press, 1992.

6 Loc cit.

aw)

Pengertian tentang rasa dan wawasan kebangsaan tersebut di atas

sebenarnya merupakan pandangan generik yang menjelaskan bahwa rasa dan wawasan
lahir dengan sendirinya di tengah ruang dan waktu seseorang dilahirkan. Tidak salah bila
pandangan generik itu mengemukakan pentingnya menumbuhkan semangat kejuangan,
rasa kebanggaan atas bumi dan tanah air dimana seseorang dilahirkan dan sebagainya.
ax)

Wawasan kebangsaan merupakan jiwa, cita-cita, atau falsafah hidup yang

tidak lahir dengan sendirinya. Ia sesungguhnya merupakan hasil konstruksi dari realitas
sosial dan politik (sociallyand politicallyconstructed).7 Pidato Bung Karno atau perhatian
Hatta mengenai wawasan kebangsaan adalah bagian penting dari konstruksi elit politik
terhadap bangunan citra (image) bangsa Indonesia. Apa pun perbedaan pandangan elit
tersebut, persepsi itu telah membentuk kerangka berpikir masyarakat tentang wawasan
kebangsaan.
ay)

Mengadopsi pemikiran Talcott Parsons8 mengenai teori sistem, wawasan

kebangsaan dapat dipandang sebagai suatu falsafah hidup yang berada pada tataran subsistem budaya Dalam tataran ini wawasan kebangsaan dipandang sebagai way of life
atau merupakan kerangka/peta pengetahuan yang mendorong terwujudnya tingkah laku
dan digunakan sebagai acuan bagi seseorang untuk menghadapi dan menginterpretasi
lingkungannya.
az)

Dapat dipahami bila wawasan kebangsaan hanya tumbuh dan dapat

diwujudkan dengan energi yang diberikan oleh sub sistem lainnya. Sub-sistem politik
akan memberikan energi kepada bekerjanya sub-sistem ekonomi, untuk kemudian
memberikan energi bagi sub-sistem sosial dan pada akhirnya kepada sub-sistem budaya.
Sebaliknya, apabila sub-sistem budaya telah bekerja dengan baik karena energi yang
diberikan oleh sub-sistem lainnya, maka sub-sistem budaya ini akan berfungsi sebagai
pengendali (control) atau yang mengatur dan memelihara kestabilan bekerjanya subsistem sosial.
ba)

Begitu seterusnya, sub-sistem sosial akan memberi kontrol terhadap sub-

sistem ekonomi, dan sub-sistem ekonomi akan bekerja sebagai pengatur bekerjanya subsistem politik.
7 Bennedict Anderson, Imagined Community : reflections on the Origin and Spread of
Nationalism, London: Verso, 1991.

Parsons, Talcott. Toward a General Theory of action. New York : Harper & Row, 1951.

bb)

Hubungan timbal balik antara sub-sistem tersebut di atas oleh Parsons

disebut sebagai cybernetic relationship.


bc)

POLA PIKIR PEMAHAMAN WAWASAN KEBANGSAAN

bd)
Sistem Budaya

be)

(ideologi, falsafah)

bf)
bg)

Sistem Sosial

bh)

Ketahanan
sosial

(harmoni/kesela

bi)
bj) Pemberdaya
bk)

(distribusi/peme

bl)
bm)
bn)

Sistem Ekonomi

an

kontrol

Civic
Education

energ
i

Sistem Politik

Peningkatan
Pendapatan

Keseimbangan Hak
dan Kewajiban WN

(demokrasi)

bo)
bp)
bq) Perlunya Sosoalisasi Wawasan Kebangsaan
br)

Belajar dari pengalaman proses sosialisasi P4 yang dilakukan melalui

pendekatan penataran kiranya perlu ditinjau kembali apakah pendekatan itu efektif bagi
upaya sosialisasi Wawasan Kebangsaan. Berbagai pendekatan lain secara teknis bisa
dilakukan dengan cara yang lebih menggugah dan partisipatif, antara lain dengan
Focused Group Discussion (FGD), Out Bound Orientation (OBO), Public Debate
Simulation/Exercise, atau melalui cara-cara yang lazim dikenal seperti lokakarya atau
seminar yang sifatnya lebih dua arah.
bs)

Di samping itu, upaya sosialisasi juga dapat dilakukan dengan

memanfaatkan kekuatan media massa termasuk kreatif ide dari professional di

bidangnya, dan melalui saluran-saluran pendidikan baik formal maupun informal, serta
diseminasi melalui pamflet, liflet, brosur dan sebagainya.
bt)

Dari segi substansi, sosialisasi dilaksanakan tidak secara langsung

membahas dan mendiskusikan paham wawasan kebangsaan, tetapi lebih kepada isu-isu
yang muncul terkait dengan proses demokratisasi, pemberdayaan ekonomi rakyat,
keselarasan sosial dan sebagainya yang pada akhirnya bermuara pada kesepahaman
mengenai wawasan kebangsaan itu sendiri.
bu) Seperti pernah diuraikan Soekarno, sebelum kemerdekaan Indonesia,
bv)

Kita hanya dua kali mengalami nationale staat, yaitu di jaman

Sriwijaya dan di jaman Majapahit... nationale staat hanya Indonesia seluruhnya, yang
telah berdiri di jaman Sriwijaya dan Majapahit dan yang kini pula kita harus dirikan
bersama-sama. (Pidato Lahirnya Pacasila yang disampaikan Bung Karno di depan
Dokuritsu Junbi Tyoosakai pada 1 Juni 1945). Di luar itu, entitas bangsa yang menjelma
menjadi negara atau kesatuan politik masih bersifat lokal atau parsial. Misalnya Kerajaan
Gowa yang hanya meliputi suku Bugis di Sulawesi, Kerajaan Mataram yang hanya
mencakup sebagian suku Jawa, Kerajaan Ternate yang hanya terdiri dari sebagian suku
bangsa di Maluku, dan sebagainya. Dari kesatuan politik yang hanya lokal ini terbukti
dalam sejarah: gagal mengantarkan bangsa Indonesia meraih kemerdekaannya dari
penjajahan Belanda. Baru tatkala perjuangan kita bersifat nasional, meliputi seluruh
warga bangsa dari Sabang sampai Merauke, maka perjuangan itu berhasil mengantarkan
bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
bw)

Dengan paham kebangsaan sebagai salah satu asas negara, maka semua

orang dengan latar belakang suku, agama,ras dan budaya yang berbeda-beda semuanya
memiliki perasaan atau kehendak yang sama sebagai satu bangsa Indonesia. Rasa
kebangsaan dengan demikian mampu menjadi wahana titik temu (common denominator)
keberagaman latar belakang warga negara Indonesia. Dengan kebangsaan, maka
kemajemukan bukan menjadi kutukan yang menyeret kita ke dalam perpecahan, tapi
justru menjadi faktor yang memperkaya kesatuan atau rasa memiliki (sense of belonging)
kita sebagai warga negara Indonesia. Dengan kata lain: kemajemukan justru menjadi
anugerah.
bx)

Dengan paham kebangsaanlah kita bisa merasakan semangat semua

buat semua. Dengan paham kebangsaan, kita menjadi memiliki kesetaraan di depan
hukum dan pemerintahan (equality before the law) tanpa harus mengalami diskriminasi

lantaran perbedaan latar belakang primordial atau ikatan sempit seperti suku, agama, ras,
atau kedaerahan.9
by)

Di sini kebangsaan bukan sesuatu yang menegasikan keberagaman kita

sebagai bangsa, namun justru mengayomi keserbamajemukan itu ke dalam wadah yang
satu: yakni bangsa Indonesia.
bz)

Secara historis, paham kebangsaan telah terbukti mampu

mentransformasikan kesadaran kita dari yang awalnya bersifat sempit berdasar kesukuan
atau keagamaan, menjadi kesadaran nasional, kesadaran akan keindonesiaan. Sebelum
spirit kebangsaan Indonesia muncul, yang lebih dulu mengemuka adalah spirit berdasar
suku, agama, atau kedaerahan. Misalnya dalam bentuk Jong Java, Jong Ambon, Jong
Islam, Jong Sumatera, Jong Celebes dan sebagainya. Baru kemudian, seiring meluasnya
pengaruh Budi Utomo pada 1908, Sarekat Islam (SI) pada 1911, dan Pergerakan
Indonesia (Indonesische Vereniging) pada 1921, maka embrio spirit kebangsaan yang
bersifat nasional muncul ke permukaan. Ini kemudian melahirkan Sumpah Pemuda pada
1928 yang secara eksplisit mengemukakan semangat kebangsaan Indonesia. Dari sini
akhirnya bermuara pada lahirnya negara kebangsaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
ca)
cb)
cc)
cd)
ce)
cf)
cg)

1. PERTUMBUHAN PAHAM KEBANGSAAN


ch) Sejarah Indonesia
ci) Bangsa Indonesia lahir dan bangkit melalui sejarah perjuangan masyarakat
bangsa yang pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Akibat penjajahan bangsa
9 Bennedict Anderson, Imagined Community : reflections on the Origin and Spread of
Nationalism, London: Verso, 1991.

10

Indonesia sangat menderita, tertindas lahir dan batin, mental dan materiil, mengalami
kehancuran di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan hingga
sisa-sisa kemegahan dan kejayaan Nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit yang
dimiliki rakyat di bumi pertiwi, sirna, dan hancur tanpa sisa.
cj)

ck)

Era Pra Kolonial


Bangsa Indonesia lahir dan bangkit melalui sejarah perjuangan

masyarakat bangsa yang pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Akibat penjajahan
bangsa Indonesia sangat menderita, tertindas lahir dan batin, mental dan materiil,
mengalami kehancuran di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan
keamanan hingga sisa-sisa kemegahan dan kejayaan Nusantara seperti Sriwijaya dan
Majapahit yang dimiliki rakyat di bumi pertiwi, sirna, dan hancur tanpa sisa.
cl)

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang

dimulai sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa". Secara geologi,
wilayah nusantara merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua, yaitu lempeng
Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik.
cm)

Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan

Hindu Jawa Dwipa di pulau Jawa dan Sumatera sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang
menyebutkan mengenai adanya dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5, yaitu
Kerajaan Tarumanagara.yang menguasai Jawa Barat dan Kerajaan Kutai di pesisir Sungai
Mahakam, Kalimantan.
cn)

Pada abad ke-4 hingga abad ke-7, di wilayah Jawa Barat terdapat

kerajaan bercorak Hindu-Budha yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan


Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan
Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatera yang beribukota di Palembang. Pada
puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung
Melayu.
co)

Selanjutnya, pada abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah

kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga
1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian
besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.
cp)

Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan sejarah awal pengenalan

wilayah kepulauan Nusantara yang merupakan tanah air bangsa Indonesia. Sebutan

11

Nusantara diberikan oleh seorang pujangga pada masa Kerajaan Majapahit, kemudian
pada masa penjajahan Belanda sebutan ini diubah oleh pemerintah Belanda menjadi
Hindia Belanda. Indonesia berasal dari bahasa latin indus dan nesos yang berarti India
dan pulau-pulau. Indonesia merupakan sebutan yang diberikan untuk pulau-pulau yang
ada di Samudra India dan itulah yang dimaksud sebagai satuan pulau yang kemudian
disebut dengan Indonesia (Setidjo, Pandji, 2009).
cq)

Pada tahun 1850, George Windsor Earl seorang Inggris etnolog

mengusulkan istilah Indunesians dan preperensi Malayunesians untuk penduduk


kepulauan Hindia atau Malayan Archipelago. Kemudian seorang mahasiswa bernama
Earl James Richardison Logan menggunakan Indonesia sebagai sinonim untuk
Kepulauan Hindia. Namun dikalangan akademik Belanda, di Hindia Timur enggan
menggunakan Indonesia sebaliknya mereka menggunakan istilah Melayu Nusantara
(Malaische Archipel). Sejak tahun 1900 nama Indonesia menjadi lebih umum dikalangan
akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakan nama
Indonesia untuk ekspresi politiknya. Adolf Bastian dari Universitas Berlin memopulerkan
nama Indonesia melalui bukunya Indonesien oder die inseln des malayischen arcipels
(1884-1894). Kemudian sarjana bahasa Indonesia pertama yang menggunakan nama
Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) ketika ia mendirikan
kantor berita di Belanda dengan nama Indonesisch Pers-Bureau di tahun 1913.
cr)

Penduduk yang hidup di wilayah Nusantara menempati ribuan pulau.

Nenek moyang masyarakat Nusantara hidup dalam tata masyarakat yang teratur, bahkan
dalam bentuk sebuah kerajaan kuno, seperti Kutai yang berdiri pada abad V di
Kalimantan Timur, Tarumanegara di Jawa Barat, dan Kerajaan Cirebon pada abad II
(Setidjo, Pandji, 2009). Kemudian beberapa abad setelah itu berdiri Kerajaan.
cs)

Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram menunjukkan kejayaan

yang dimiliki wilayah Nusantara dan pada waktu itu sejarah mencatat bahwa wilayah
Nusantara berhasil dipersatukan dan mengalami kemakmuran yang dirasakan seluruh
rakyat.
ct)

Kerajaan Majapahit merupakan cikal bakal negara Indonesia. Majapahit

yang keberadaannya sekitar abad XIII sampai abad XV adalah kerajaan besar yang sangat
berjaya, terlebih pada masa pemerintahan Mahapatih Gajah Mada yang wafat disekitar
1360-an. Gajah Mada adalah Mahapatih Majapahit yang sangat disegani, dia lah yang
berhasil menyatukan Nusantara yang terkenal dengan Sumpah Palapa (sumpah yang

12

menyatakan tidak akan pernah beristirahat atau berhenti berpuasa sebelum Nusantara
bersatu).4
cu)

Sumpah Palapa ini yang kemudian mengilhami para founding fathers

kita untuk menggali kembali, menggunakan dan memelihara visi Nusantara, bersatu
dalam Wawasan Nusantara dengan sesanti Bhinneka Tunggal Ika yang mengandung arti
beragam, tetapi sejatinya satu, yang seharusnya berada dalam satu wadah. Sumpah
Palapa yang dikemukakan Mahapatih Gajah Mada yang kemudian setelah Majapahit
berhasil menyatukan daerah-daerah di luar Jawa Dwipa menjadi Patih Dwipantara atau
Nusantara, pada jamannya merupakan visi globalisasi Majapahit, yaitu meskipun pusat
Kerajaan berada di Pulau Jawa (Jawa Dwipa), namun dia bertekat menyatukan seluruh
wilayah Nusantara (pulau-pulau yang berada di luar pulau Jawa) dalam satu kesatuan,
satu kehendak dan satu jiwa.10
cv)

Meski demikian, sejarah juga mencatat bahwa kejayaan Kerajaan

Majapahit yang berumur lebih dari 2 abad harus berakhir karena Majapahit mengalami
paradoks history setelah Patih Gajah Mada wafat, Kerajaan Majapahit mengalami
perpecahan (semacam balkanisasi di Eropa Timur di akhir abad XX) dengan ditandai
lepasnya kerajaan-kerajaan yang semula berada dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit
menjadi kerajaan-kerajan kecil yang berdiri sendiri. Kewaspadaan nasional yang dimiliki
Majapahit sebagai negara bangsa (nationale staat) dalam konteks berbangsa dan
bernegara waktu itu sangat lemah, sehingga konflik-konflik yang terjadi menyulut
perpecahan yang lambat laun mempengaruhi ketahanan nasional dan menuju ke
kehancuran total.
cw)

Di tengah kondisi demikian, dan seiring dengan masuknya bangsa-

bangsa Eropa ke wilayah Nusantra sejak di sekitar 1521, mulai Spanyol, Portugis,
kemudian disusul Belanda dengan VOC-nya di sekitar 1602, visi wawasan nusantara
Mahapatih Gajah Mada pada masa Majapahit benar-benar hancur, ditambah penjajahan
Belanda dan Jepang yang berlangsung sekitar 3 setengah abad, meskipun pada 17
Agustus 1945 Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya. Namun
kenyataannya penjajahan kolonial bisa dikatakan baru berakhir degan tuntas sejak 27
Desember 1949.
10 Soepandji, Budi Susilo, Negara Indonesia Ialah Negara Kesatuan Yang Berbentuk Republik, Makalah
dalam Lokakarya Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: MPR RI, 17-19 Juni 2011.

13

cx)

cy)

Masa Penjajahan
Sejak berakhirnya masa kerajaan di Indonesia, masuklah bangsa Barat

seperti Portugis dan Spanyol yang disusul oleh Bangsa Belanda pada abad XVI tepatnya
1596. Belanda cukup berhasil menguasai Indonesia, mereka mengeruk keuntungan
sebesar-besarnya sementara rakyat Indonesia mengalami penderitaan lahir dan batin.
Belanda melakukan dominasi politik, eksploitasi ekonomi, dan memperlakukan rakyat
Indonesia dengan sewenang-wenang. Belanda menerapkan politik adu domba dan
melakukan diskriminasi rasial kepada rakyat Indonesia.
cz)

Kondisi masyarakat yang semakin parah akibat penjajahan tersebut

membangkitkan perlawanan yang dipimpin oleh para tokoh perjuangan di antaranya


Sultan Ageng Tirtayasa, Cik Dik Tiro, Teuku Umar, Sultan Hasanuddin, Imam Bonjol,
Panglima Polim, dan Pangeran Diponegoro. Namun perlawan-perlawanan tersebut
mengalami kegagalan karena pada waktu itu belum terpupuk kesadaran nasional dan
perjuangan yang dilakukan masih bersifat kedaerahan (Setidjo, Pandji, 2009).
da)

Perlawanan terhadap penjajahan Belanda terus dilakukan, secara fisik

maupun politik. Munculnya kesadaran para pejuang dan golongan terpelajar Indonesia
serta situasi internasional yang menimbulkan pergerakan di kalangan negara-negara
terjajah, pada 20 Mei 1908 di Jakarta berdirilah Boedi Oetomo yang didirikan oleh dr.
Soetomo dan kawan-kawan dengan ketuanya Dr. Wahidin Sudiro Husodo.
db)

Setelah gerakan Boedi Oetomo pada 1908, kemudian dilanjutkan dengan

berdirinya Serikat Dagang Islam pada 1909 pimpinan H. Samanhudi yang kemudian pada
1911 berubah menjadi Serikat Islam di bawah pimpinan HOS Tjokroaminoto. Pada 1912
berdiri organisasi Islam Muhammadiyah di Yogyakarta di bawah pimpinan K.H. Ahmad
Dahlan. Setelah itu pada 1915 berdiri Indische Party yang didirikan oleh tiga serangkai,
yaitu dr. Tjipto Mangunkusumo, Ki Hajar Dewantara, dan Douwes Deker. Kemudian
pada 1920 Indische Social Demokratische Partij atau ISDP dan bagian dari Serikat Islam
berubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Selanjutnya pada 1926 dikalangan
ulama Nusantara lahirlah Jamiyah Nahdlatul Ulama di bawah pimpinan K.H. Hasyim
Asyari di Surabaya. Berikutnya, pada 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
dipimpin oleh Ir. Soekarno dengan tujuan untuk Indonesia Merdeka.
dc)

Pada 1928, lahirlah Sumpah Pemuda yaitu golongan pemuda yang

menghendaki persatuan, bertujuan mencanangkan cita-cita kemerdekaan, dan


memperjuangkan Indonesia merdeka. Melalui kongresnya yang ke-2 pada 27 dan 28
Oktober 1928 di Jakarta, yang dihadiri 750 orang dari masing-masing perwakilan

14

organisasi PPPI, Jong Java, Jong Islamiten Bond, Jong Sumateranen Bond, Pemuda
Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Batak, dan Pemuda Kaum Betawi, lahirlah
Sumpah Pemuda.
dd)

Pencetus Sumpah Pemuda adalah Perhimpunan Indonesia Nederland,

Partai Nasional Indonesia, dan Pemuda Indonesia. Sumpah Pemuda inilah yang menjadi
cikal bakal pendorong perjuangan kemerdekaan Indonesia yang semakin tegas
memperkuat persatuan nasional sebagai bekal yang makin kuat menuju cita-cita
kemerdekaan Indonesia.
de)

Pada saat perang dunia II berlangsung, pada 1942, Jepang mendarat di

Indonesia melalui Tarakan, Minahasa dan Sulawesi, Balikpapan, Ambon, Batavia, dan
Bandung. Belanda menyerah kepada tentara Jepang pada 9 Maret 1942.
df)

Sejak itulah, Bangsa Indonesia berada dalam jajahan tentara Jepang dan

wilayah Indonesia dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pertama: Pulau Jawa dan Sumatera di
bawah kekuasaan Angkatan Darat, dan kedua: Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian, dan
Nusa Tenggara di bawah kekuasaan Angkatan Laut.
dg)

Bangsa Indonesia terus melakukan perlawanan terhadap Jepang dan

perlawanan tetap berlanjut sampai tentara Jepang terdesak oleh Sekutu pada 1944-1945.
Pada 29 April 1945, pemerintah Jepang membentuk sebuah Badan yang bertugas
menyelidiki kemungkinan Indonesia Merdeka. Badan tersebut bernama Dokuritzu Junbi
Choosakai atau BPUPKI yang dilantik pada 28 Mei 1945.
dh)

BPUPKI melaksanakan persidangan selama dua kali, yaitu pada 29 Mei

sampai 1 Juni 1945 dan 10 sampai 17 Juli 1945. Sesuai tugas yang diberikan kepada
BPUPKI, penyelidikan usaha-usaha kemerdekaan Indonesia ditingkatkan menjadi
mempersiapkan kemerdekaan dengan cara antara lain merumuskan dasar negara sebagai
landasan negara untuk negara yang akan dibentuk. 11
di)

Selain perjuangan yang dilakukan dalam sidang BPUPKI, pejuang

Indonesia juga tetap dilakukan melalui gerakan perlawanan di bawah tanah. Setelah
BPUPKI menyelesaikan tugas dan melaporkannya kepada pemerintah Jepang, BPUPKI
kemudian dibubarkan dan dengan usul BPUPKI dibentuklah PPKI pada 7 Agustus 1945.
Pada 14 Agustus 1945, melalui Radio Suara Amerika, diberitakan bahwa Hirosima dan
Nagasaki dibom, dan karena kejadian ini Pemerintah Jepang menyerah kepada Sekutu.
Bersamaan dengan peristiwa tersebut, tentara Inggris dengan nama South East Asia

11 Notosusanto, Nugroho, Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1985).

15

Command yang bertugas menduduki wilayah Indonesia, menerima penyerahan


kekuasaan dari tangan Jepang
dj)

Era Kemerdekaan

dk)

Ketika terjadi kekosongan kekuasaan karena Jepang telah menyerah dan

tentara Sekutu belum mendarat di Indonesia, rakyat Indonesia yang diwakili oleh tokoh
pejuang bangsa berhasil menyusun naskah Proklamasi di rumah Laksamana Muda
Tadashi Maeda, Jalan Imam Bonjol, Jakarta dan memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Naskah
Proklamasi tersebut disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr. Achmad
Soebardjo. Keesokan harinya, pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno membacakan
"Proklamasi" pada hari berikutnya. Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio
dan selebaran sementara pasukan militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela
Tanah Air (PETA), para pemuda, dan lainnya langsung berangkat mempertahankan
kediaman Soekarno.
dl)

Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

melantik Soekarno sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden
dengan menggunakan konstitusi yang dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian
dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai parlemen sementara hingga
pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan pemerintahan baru pada 31
Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8 provinsi: Sumatra,
Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara. 12
dm)

Proklamasi merupakan momentum pembebasan dan berakhirnya

penjajahan, mengantarkan rakyat Indonesia untuk memulai kehidupan bernegara, dan


melanjutkan cita-cita perjuangan sebagai Negara Indonesia yang merdeka.
dn)

Perang Kemerdekaan

12 Lembaga Soekarno-Hatta, Sejarah Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, (Jakarta: Inti
Idayu Press, 1984).

16

do)

Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati

dengan usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini
agar Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk
membentuk kembali kekuasaan kolonial.
dp)

Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat.

Dari rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia dengan semangat membara berusaha


mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda
segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis menjadikan
Yogyakarta sebagai ibukota mereka. Lalu setelah pindah ke Yogyakarta, Indonesia
kembali diserang oleh Belanda. Akibat serangan cepat pada tanggal 19 Desember,
Belanda yang berhasil menguasai Yogyakarta waktu itu dijadikan ibu kota Negara
Republik Indonesia dan beberapa pangkalan militer. Sidang Kabinet Republik Indonesia
yang dipimpin oleh Wakil Presiden Moh. Hatta memutuskan untuk memberikan mandat
kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara agar membentuk Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI), dan seandainya tidak mungkin, supaya menteri Keuangan Mr. A.A.
Maramis yang pada waktu itu berada di luar negeri (New Delhi) untuk menggantikan Mr.
Sjafruddin.
dq)

Secara serentak Kabinet Hatta mengeluarkan dua surat mandat tentang

pembentukan pemerintah darurat di Sumatera, satu untuk Mr Sjafruddin Prawiranegara di


Bukit Tinggi, dan satu lagi untuk Mr. A.A. Maramis di New Delhi.
dr)

Tanggal 22 Desember 1948, dalam rapat di Sumatera yang dihadiri

antara lain oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara, Mr.T. M. Hassan, Mr.S. M. Rasyid,
Kolonel Hidayat, Mr.Lukman Hakim, Ir. Indracahya, Ir. Mananti Sitompul, Maryono
Danubroto, Direktur BNI Mr. A. Karim, Rusli Rahim, dan Mr. Latif memproklamirkan
pemerintah darurat. Pendirian PDRI ini merupakan satu bentuk perlawanan yang
dilakukan oleh rakyat Indonesia terhadap Belanda.
ds)

Pemerintah darurat merupakan upaya pengalihan kekuasaan yang

dilakukan oleh pemerintah Indonesia kepada pihak tertentu untuk menjalankan


pemerintahan karena pemerintah Indonesia pada masa itu tidak dapat menjalankan fungsi
pemerintahan. Hal ini karena pemerintahan yang tengah berlangsung mengalami
ketidakkuasaan dalam menjalankan pemerintahan disebabkan adanya agresi Belanda
yang berhasil menangkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta
selaku kepala pemerintahan dan menguasai pusat pemerintahan. Peran pemerintah

17

darurat ini menjadi sentral karena merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah
Indonesia yang pada masa itu tidak dapat menjalankan pemerintahan.
dt)

Berdirinya pemerintah darurat memiliki satu arti penting, yakni

Indonesia masih memiliki eksistensi ketika terjadi penyerangan dan penguasaan yang
dilakukan oleh Belanda. Walaupun merupakan pemerintahan hasil pelimpahan kekuasaan
dan bersifat sementara, PDRI telah menjadi satu mata rantai sejarah Indonesia yang
berhasil membentuk Indonesia. Pada saat berdirinya, PDRI melakukan berbagai upaya
perlawanan terhadap Belanda baik melalui jalur militer ataupun melalui jalur diplomasi.
du)

Melalui jalur militer ditandai dengan didirikannya beberapa pangkalan

militer dan dilakukannya upaya perlawanan dan gerilya. Dalam bidang diplomasi, pada
saat berdirinya, PDRI berhasil dilakukan upaya perundingan antara pihak Indonesia
dengan pihak Belanda, yang salah satu perundingan penting tersebut adalah pembicaraan
antara Roem dan Van Roeyen dan telah tercapai suatu kesepakatan antara keduanya itu,
yakni Yogya dikembalikan kepada Republik Indonesia, dan kemudian akan diadakan
perundingan-perundingan mengenai penyerahan kedaulatan. Setelah selesai perundingan
Roem-Royen itu, maka Yogyakarta berhasil dikembalikan, serta Soekarno-Hatta dan
menteri-menteri lain yang ditawan dikembalikan ke Yogyakarta.
dv)

Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, Belanda terus merongrong

kedaulatan Negara Indonesia. Mempertahankan negara dengan semangat sekali merdeka


tetap merdeka dan untuk menghindari jatuhnya korban akibat agresi Belanda, para
pemimpin bangsa bersedia melakukan berbagai perundingan. Setelah beberapa kali
terjadi pertempuran dan dilakukan perundingan antara Indonesia dengan Belanda, antara
lain: Perjanjian Linggar Jati pada 25 Maret 1947, Perjanjian Renville pada 8 Desember
1947, dan Konfrensi Meja Bundar (KMB) pada 23 Agustus 1949, dan puncaknya pada 27
Desember 1949, akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia dengan
syarat harus berbentuk Negara Serikat.
dw)

KMB yang berlangsung di Den Haag pada 23 Agustus sampai 2

November 1949, berhasil mengakhiri konfrontasi fisik antara Indonesia dengan Belanda.
Hasil konferensi tersebut yang paling utama adalah pengakuan dan penyerahan
kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia yang disepakati akan
disusun dalam struktur ketatanegaraan yang berbentuk negara federal, yaitu negara
Republik Indonesia Serikat.

18

dx)

Di samping itu, terdapat empat hal penting lainnya yang menjadi isi

kesepakatan dalam KMB, yaitu: Pertama, pembentukan Uni Belanda- Republik


Indonesia Serikat yang dipimpin oleh Ratu Belanda secara simbolis; Kedua, Soekarno
dan Moh. Hatta akan menjabat sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia
Serikat untuk periode 1949-1950, dengan Moh. Hatta merangkap sebagai perdana
menteri; Ketiga, Irian Barat masih dikuasasi Belanda dan tidak dimasukkan ke dalam
Republik Indonesia Serikat sampai dilakukan perundingan lebih lanjut; Keempat,
Pemerintah Indonesia harus menanggung hutang negeri Hindia Belanda sebesar 4,3
miliar gulden (Natsir, Mohammad, 2008).
dy)

Di satu sisi hasil KMB tersebut harus dianggap sebagai sebuah kemajuan

karena sejak saat itu, setelah Belanda mengakui dan menyerahkan kedaulatan kepada
bangsa Indonesia, secara resmi Indonesia menjadi negara merdeka dan terlepas dari
cengkeraman Belanda. Namun di sisi lain, kesepakatan yang dihasilkan dalam KMB
tidak serta merta menyelesaikan permasalahan bagi Indonesia, terlebih bentuk negara
federal yaitu Republik Indonesia Serikat adalah produk rekayasa van Mook yang suatu
saat dijadikan strategi untuk merebut kembali Indonesia melalui politik devide et impera.
dz)

Di dalam negeri sendiri juga muncul pergolakan, demonstrasi-

demonstrasi dan berbagai mosi di Parlemen menyusul hasil KMB dan perubahan bentuk
negara dari kesatuan menjadi federal tersebut. Pergolakan ini muncul sedemikian rupa
dan sangat mengancam kelangsungan bangsa dan negara Indonesia yang baru merdeka,
sementara pemerintah Republik Indonesia Serikat tampak pasif dan defensif serta tidak
mengambil inisiatif untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan.
ea)

Pemerintah lebih banyak diam dan mengambil sikap pasif dengan

berlindung di bawah semboyan klise semua terserah pada kehendak rakyat, padahal
kalau pergolakan tersebut dibiarkan diselesaikan sendiri oleh rakyat, tanpa bimbingan
dan komando dari pemerintah, dapat dipastikan akan menimbulkan perpecahan atau
disintegrasi yang dapat menghancurkan keutuhan berbangsa dan bernegara.
eb)

Dalam situasi seperti ini, Moh. Natsir tampil dengan mosi yang meminta

pemerintah dan seluruh elemen bangsa segera menyelesaikan permasalahan tersebut


secara integral. Mosi tersebut kemudian dikenal sebagai Mosi Integral Natsir.
Sebenarnya, selain ditandatangani oleh Natsir, mosi ini juga ditandatangani oleh beberapa
ketua fraksi di parlemen yaitu: Soebadio Sastrasatomo, Hamid Algadri, Sakirman, K.
Werdojo, AM Tambunan, Ngadiman Hardjosubroto, B. Sahetapy Engel, Tjokronegoro,

19

Moch. Tauchid, Amels, dan Siradjudddin Abbas. Tidak pernah ada yang mempersoalkan
bila kemudian mosi tersebut kemudian lebih dikenal sebagai Mosi Integral Natsir, karena
memang Natsir yang memotori dan mengonsep mosi tersebut yang selanjutnya didukung
oleh fraksi-fraksi yang lain.
ec)

Dalam mosi tersebut, sesungguhnya tidak ada dorongan secara eksplisit

untuk membentuk negara kesatuan, bahkan Natsir sendiri mengatakan bahwa mosi
tersebut tak ada kaitannya dengan permasalahan unitarisme (negara kesatuan) dan
federalisme (negara federal). Yang digunakan di dalam mosi ini adalah istilah integral
dalam arti penyelesaian secara menyeluruh dan komprehensif. 13
ed)

Mosi Integral Natsir tertanggal 3 April 1950 merupakan monumen

sejarah yang mengantarkan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan setelah sempat
dicabik-cabik dengan bentuk negara federal (federalisme). Mosi tersebut sangat penting
dalam menyelamatkan keutuhan bangsa dan negara pada saat bangsa dan negara
terancam oleh disintegrasi yang bermuara pada pembentukan kembali negara Republik
Indonesia sebagai negara kesatuan.
ee)

Mosi Integral Natsir sebenarnya netral dari kontroversi antara kehendak

kembali ke negara kesatuan atau melanggengkan negara federal. Oleh karena itu,
pembentukan negara kesatuan bukanlah tujuan langsung dari Mosi yang disampaikan
Natsir tersebut.
ef)

Natsir mengatakan bahwa maksud mosi yang diajukannya tidak terkait

dengan soal bentuk negara kesatuan dan federalisme (bentuk negara federal) melainkan
menyangkut masalah yang lebih besar dari itu, yaitu persatuan untuk keselamatan
Negara Republik Indonesia.
eg)

Konsep integral (menyeluruh dan komprehensif) atau persatuan

(integrasi) memang tidak identik dengan negara kesatuan melainkan lebih merupakan
persatuan kehendak jiwa atau sikap batin seluruh warga bangsa untuk tetap bersatu
sebagai bangsa Indonesia.
eh)

Negara kesatuan adalah konsep ketatanegaraan yang mengatur hubungan

kekuasaan (gezagsverhouding) antara Pemerintah Pusat dan Daerah, sedangkan persatuan


13 Makalah Refleksi 58 Tahun Mosi Integral Natsir Mohammad - Merawat Negara Kesatuan Republik
Indonesia Menghadang Disintegrasi diselenggarakan di Universitas Jendal Soedirman, Poerwokerto, 19 Juli
2008.

20

adalah sikap batin atau semangat kolektif untuk bersatu dalam ikatan kebangsaan dan
negara.
ei)

Tentang persatuan sikap batin atau kejiwaan ini, sejak awal Bung Karno

sebagai founding fathers mengajak bangsa Indonesia untuk memahami dan menyelami
konsep yang dibangun oleh Renan seorang pakar dari Prancis, yang mengatakan bahwa
bangsa adalah segerombolan atau sekumpulan manusia yang memiliki solidaritas yang
tinggi karena adanya kesatuan jiwa (soul) yang ingin bersatu dan bersama. Bangsa
Indonesia juga dibangun berdasar konsep tentang bangsa dari Otto Bauer yang
mengatakan bahwa bangsa adalah sekumpulan manusia yang memiliki persamaan watak
karena adanya persamaan nasib. Dalam pidatonya pada 5 Juli 1958 di Istana Negara,
Bung Karno melengkapi teori Renan dan Bauer dengan teori geopolitiknya. Tentang teori
geopolitik ini, Bung Karno mengatakan bahwa:
ej)

...menurut pendapat saya, yang dikatakan bangsa itu

adalah segerombolan manusia yang -kalau mengambil Renan- keras ia


punya le desir detre ensemble (keinginan, kehendak untuk bersatu),
-kalau mengambil Otto Bauer- keras ia punya charaktergemeinschaft
(persatuan, persamaan watak yang dilahirkan karena persamaan nasib),
tetapi yang berdiam di atas satu wilayah geopolitik yang nyata satu
persatuan. Apa wilayah geopolitik yang nyata satu persatuan, satu
kesatuan itu, apa?....... Geo dari perkataan geografi, peta gambarnya.
Geopolitik ialah hubungan antara letaknya tanah dan air, petanya itu
dengan rasa-rasa dan kehidupan politik.
ek)

Disini jelas-jelas Bung Karno mengatakan bahwa Negara Kesatuan

Republik Indonesia harus menjadi wadah yang menyatukan seluruh aspek kehidupan
nasional meliputi aspek geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya sampai pertahanan dan keamanan bangsa. 14
el)
em)

Gerakan 30 September

14 Soepandji, Budi Susilo, Negara Indonesia Ialah Negara Kesatuan Yang Berbentuk Republik, Makalah dalam
Lokakarya Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: MPR RI, 17-19 Juni 2011.

21

en)

Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang

dibentuk Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan
dari Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan
mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
eo)

Pada 30 September 1965, enam jendral senior dan beberapa orang

lainnya dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang
loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen
Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu
menggunakan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu
orang-orang yang dituduh komunis kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966
mencapai setidaknya 500.000; yang paling parah terjadi di Jawa dan Bali 15
ep)

eq)

Era Orde Baru


Setelah Soeharto menjadi Presiden, salah satu pertama yang

dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada
tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk
melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan
PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16
tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
er)

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5

tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada
tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
es)

Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia

dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang
ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Orde Baru memilih perbaikan dan
perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui
struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi
didikan Barat. Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan
pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang
15

Anshory, Irfan, "Asal Usul Nama Indonesia", Pikiran Rakyat, 2004-08-16. Diakses pada 200610-05.

22

kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an. Pada masa Soeharto,
sangat ditekankan prinsip kebangsaan dan cinta tanah air, namun prinsip tersebut telah
disalah persepsikan. Semua yang menentang kebijakan pemerintah dianggap menentang
bangsa dan Negara Indonesia dan dinggap sebagai pembangkang sehingga harus
dilenyapkan dengan cara apapun.
et)
2. Revitalisasi Paham Kebangsaan
eu)

Hanya karena kemerdekaan telah tercapai, dan kebangsaan Indonesia

telah menjadi kenyataan, belakangan ini seolah-olah terasa kuno apabila kita
membicarakan relevansi nasionalisme atau paham kebangsaan tersebut. Orang pun lantas
lebih suka memakai terminologi pluralisme atau cara pandang yang menghormati
keanekaragaman atau pluralitas kita sebagai bangsa.
ev)

Padahal pluralisme itu secara substansi tak ada bedanya dengan cara

pandang kebangsaan atau nasionalisme. Hanya masalah aksentuasinya saja yang agak
berbeda. Nasionalisme secara langsung dikaitkan dengan eksistensi kita sebagai bangsa
Indonesia, sedangkan pluralisme lebih sering dikaitkan dengan masalah hak asasi
manusia atau sila ketuhanan dan kemanusiaan dalam Pancasila. Akan tetapi keduanya
sebenarnya sama-sama mengapresiasi keragaman sebagai sebuah keniscayaan.
ew)

Yang penting digarisbawahi adalah baik paham kebangsaan maupun

pluralisme mestinya disebarkan ke dalam benak masyarakat sebagai sebuah kesadaran


atau pengetahuan, bukan dengan paksaan. Sebab ketika kebangsaan atau pluralisme
diaplikasikan dengan paksaan (koersif) atau malah kekerasan (violence), maka ia menjadi
proyek yang bersifat otoritarian dan tidak demokratis. Kebangsaan bila dipaksakan secara
top-down hasilnya adalah penyeragaman ala proyek asas tunggal yang meminggirkan
keragaman warga bangsa atau penciptaaan hantu SARA oleh Orde Baru yang menakutnakuti rakyat akan perbedaan.
ex)

Sementara jika pluralisme dipaksakan terhadap entitas-entitas primordial

yang homogen, maka justru akan meniadakan kekhasan masing-masing kelompok yang
mestinya memang beragam atau berbeda antara satu dengan yang lain. Kelompokkelompok yang secara internal relatif homogen seperti Gereja Katolik, Muhammadiyah,
atau perkumpulan warga keturunan etnis Tionghoa, misalnya, tidak perlu ditekan untuk
mempluralkan dirinya sendiri. Yang penting ialah adanya kesadaran mereka untuk

23

menghormati pluralitas yang merupakan fakta tak terbantahkan dari kondisi alamiah
bangsa Indonesia.
ey)

Maka, pluralisme atau nasionalisme yang dikembangkan untuk tetap

menjaga tegaknya negara kebangsaan Indonesia secara sehat dan alamiah, mestinya
ialah pluralisme dan nasionalisme yang bersifat partisipatif atau demokratis. Dengan kata
lain, harus menghormati semua entitas yang homogen atau berbeda tetap dalam
homogenitas atau perbedaannya, namun seiring dengan itu kita mendorong entitas-entitas
ini menjadi apresiatif terhadap kekhasan entitas lainnya sekaligus apresiatif terhadap
kebersamaan kita sebagai sebuah bangsa.
ez)

Artinya, kita melakukan desiminasi bahwa Indonesia sebagai lebensraum

(ruang hidup bersama) di satu sisi menenggang keragaman berbagai unsur pembentuk
bangsa untuk tetap memelihara kekhasannya masing-masing, namun di sisi lain juga
menuntut penghormatan atas spirit kesatuan atau kebersamaan sebagai satu bangsa yang
sama. Dengan demikian, maka nasionalisme atau bahasa masa kininya pluralisme
akan mampu menyediakan dirinya menjadi payung yang mengayomi keragaman kita
sebagai bangsa, sekaligus menjamin kesatuan kita sebagai negara bangsa atau satu
kekuatan nasional. Dengan kata lain, menjamin tegaknya Indonesia sebagai suatu rumah
kebangsaan bagi beragam entitas bangsa yang berbeda-beda tapi memiliki spirit
keindonesiaan yang sama.

fa)
fb)
fc)
fd)
fe)
ff)
fg)
fh)
III.

Empat Pilar Kebangsaan


24

fi)

Setelah adanya amanat UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD

dan DPRD pasal 15 ayat 1 huruf e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR untuk
memasyarakatkan Undang-Undang Dasar. Sertamerta berbagai wacana baik dari unsur
pemerintahan maupun organisasi politik dan kemasyarakatan, mulai mengungkap bahwa
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terdapat kesepakatan yang disebut sebagai
empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
fj)

Empat pilar ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka

Tunggal Ika. Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan agar bisa berdiri secara kokoh.
Bila tiang ini rapuh maka bangunan akan mudah roboh.16
fk)

Empat tiang penyangga di tengah ini disebut soko guru yang kualitasnya

terjamin sehingga pilar ini akan memberikan rasa aman tenteram dan memberi
kenikmatan. Empat pilar itu pula, yang menjamin terwujudnya kebersamaan dalam hidup
bernegara. Rakyat akan merasa aman terlindungi sehingga merasa tenteram dan bahagia.
fl)

Konsep ini digagas oleh alm Taufik Kiemas, beliau menggagas konsep

ini mengingat empat pilar ini adalah mutlak dan tidak bisa dipisahkan dalam menjaga
dan membangun keutuhan bangsa. Seperti halnya sebuah bangunan dimana untuk
membuat bangunan tersebut menjadi kokoh dan kuat, dibutuhkan pilar-pilar atau
penyangga agar bangunan tersebut dapat berdiri dengan kokoh dan kuat, begitu halnya
juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Dasar atau fondasi bersifat tetap,
statis sedangkan pilar bersifat dinamis.
fm)

Salah satu tugas dari MPR adalah Sosialisasi Empat pilar bernegara yang

diamanatkan dalam UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Pasal 15
ayat (1) huruf e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan
Undang Undang Dasar.
fn)
fo)
fp)
1. Pancasila

16 Tim Sosialisasi Empat PilarEmpat PilarKehidupan Berbangsa dan Bernegara. Jakarta.2012

25

fq) Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.
fr) Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
fs) Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun
1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
ft)
fu) Sejarah Perumusan Pancasila
fv) Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat
usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu :
fw) Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29
Mei1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri
Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia
menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah,
peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang
di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin
tersebut.
fx) Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam
pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul Lahirnya Pancasila.
Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan;
Internasionalisme; Mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan;
Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam
pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:

26

fy) Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat,


kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca
Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli
bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas
kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
fz) Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya ialah :
ga) Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945
gb) Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945
gc) Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat tanggal 27 Desember 1949
gd) Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara tanggal 15 Agustus 1950
ge) Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama
(merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
gf)
gg) Makna Nilai dalam Pancasila
a. Nilai Ketuhanan
gh) Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
Dengan nilai ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang religius
bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan
akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama,
tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
gi)
gj)
gk)
27

b. Nilai Kemanusiaan
gl) Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas
dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana
mestinya.
c. Nilai Persatuan
gm)Nilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa
Indonesia
d. Nilai Kerakyatan
gn) Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan.
e. Nilai Keadilan
go) Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil
dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak
dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat
dioperasionalkan.
gp)
gq)

Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam

nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan
perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber
nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan
dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.
gr)

28

gs)
gt)
gu)
3. Undang-Undang Dasar
gv) Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD 45, adalah hukum dasar tertulis (basic
law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan
sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak
tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17
Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden5 Juli 1959 kembali
memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada
tanggal 22 Juli 1959.17
gw)Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia.
gx) Dalam UUD 45 tertuang Tujuan Negara yang tertuang dalamPembukaanUUD
1945 adalah Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia hal ini
merupakan tujuan Negara.
gy) Rumusan Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
hal ini merupakan tujuan Negara hokum material, yang secara keseluruhan sebagai tujuan
khusus atau nasional.
gz) Adapun tujuan umum atau internasional adalah ikut melaksanakan ketertiban
Dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
ha) Untuk mencapa tujuan tersebut diperlukan aturan-aturan yang kemudian diataur
dalam pasal-pasal, maka dalam kehidupan berbangsa dan bernegera semestinya mentaati
aturan yang sudah diundang-undangkan.

17 Lembaga Soekarno-Hatta, Sejarah Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, (Jakarta: Inti
Idayu Press, 1984).

29

hb)
hc) Tujuan Pokok dan Fungsi UUD 1945
hd) Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa UUD 1945 memiliki tujuan
dan fungsi khusus. Tujuan dan fungsi tersebut antara lain:

Landasan Konstitusional atas landasan ideal yaitu Pancasila;

Alat pengendalian sosial (a tool of social control);

Alat untuk mengubah masyarakat ( a tool of social engineering);

Alat ketertiban dan pengaturan masyarakat;

Sarana mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin;

Sarana penggerak pembangunan;

Fungsi kritis dalam hukum;

Fungsi pengayoman;

Alat politik.

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


he) Kita tentunya sudah tahu bahwa syarat berdirinya sebuah negara ada empat, yaitu
memiliki wilayah, memiliki penduduk, memiliki pemerintahan dan adanya pengakuan
dari negara lain. Dan karena memenuhi empat syarat itulah kemudian Negara Indonesia
lahir dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mengapa NKRI?
Karena ini merupakan bentuk dari negara Indonesia, dimana negara Indonesia yang
merupakan negara kepulauan, selain itu juga bentuk negaranya adalah republic.
Walaupun negara Indonesia terdiri dari banyak pulau, tetapi tetap merupakan suatu
kesatuan dalam sebuah negara dan bangsa yang bernama Indonesia.
hf)

Para pendiri bangsa (the founding fathers) sepakat memilih bentuk negara

kesatuan karena bentuk negara kesatuan itu dipandang paling cocok bagi bangsa

30

Indonesia yang memiliki berbagai keanekaragaman, untuk mewujudkan paham negara


integralistik (persatuan) yaitu negara hendak mengatasi segala paham individu atau
golongan dan negara mengutamakan kepentingan umum.
hg) NKRI lahir dari pengorbanan jutaan jiwa dan raga para pejuang bangsa yang
bertekad mempertahankan keutuhan bangsa. Sebab itu, NKRI adalah prinsip pokok,
hukum, dan harga mati.
hh) NKRI hanya dapat dipertahankan apabila pemerintahan adil, tegas, dan
berwibawa. Dengan pemerintahan yang adil, tegas, dan berwibawalah masalah dan
konflik di Indonesia dapat diselesaikan. Demi NKRI, apa pun akan kita lakukan. NKRI
adalah hal pokok yang harus kita pertahankan.
hi) Tujuan NKRI
hj)
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdapat dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu Kemudian daripada
itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
hk)
Dari rumusan tersebut, tersirat adanya tujuan nasional/Negara yang ingin
dicapai sekaligus merupakan tugas yang harus dilaksanakan oleh Negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;


Memajukan kesejahteraan umum;
Mencerdaskan kehidupan bangsa;
Ukut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
hl)

5. Bhinneka Tunggal Ika


hm)Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyanIndonesia. Frasa ini berasal
dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat Berbeda-beda
tetapi tetap satu.
hn) Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti beraneka ragam atau
berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti macam dan menjadi
pembentuk kata aneka dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti satu.
Kata ika berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan Beraneka
Satu Itu, yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa
Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan
31

persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri
atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
ho) Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu kakawin
Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitarabad ke-14.
Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan
umat Buddha.
hp) Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini kemudian di terjemahkan ;
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda,
tetapi bagaimanakah bisa dikenali ?. Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah
tunggal.
hq) Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam
kebenaran. Artinya, walapun bangsa Indonesia mempunyai latar belakang yang berbeda
baik dari suku, agama, dan bangsa tetapi adalah bangsa Indonesia. Pengukuhan ini telah
dideklarasikan semenjak tahun 1928 yang terkenal dengan nama "sumpah pemuda".
hr) Namun, sekarang Bhineka Tunggal Ika pun ikut luntur, banyak anak muda yang
tidak mengenalnya, banyak orang tua lupa akan kata-kata ini, banyak birokrat yang purapura lupa, sehingga ikrar yang ditanamkan jauh sebelum Indonesia Merdeka memudar,
seperti pelita kehabisan minyak.
hs) Kehawatirannya adalah akibat lupa, semuanya akan menjadi petaka, nanti akan
muncul kembali kata-kata "saya orang ambon", "saya orang Jawa" karena saya yang
menonjol maka saya harus menjadi pemimpin. Juga akibat otonomi daerah orang yang
berasal dari PNS Pemda Jawa Barat misalnya susah untuk pindah menjadi PNS di Pemda
Sumatera Utara, akibatnya terjadilah pengkotakan PNS. Pengkotakan PNS akan
menimbulkan "otonomi daerah" yang salah kaprah atau merupakan raja-raja kecil di
daerah.
ht) Demikian empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang semestinya harus
kita jaga, pahami, hayati dan laksanakan dalam pranata kehidupan sehari-hari. Pancasila
yang menjadi sumber nilai menjadi idealogi, UUD 45 sebagai aturan yang semestinya
ditaati dan NKRI adalah harga mati, serta Bhineka Tunggal Ika adalah perekat semua
rakyat. Maka dalam bingkai 4 pilar tersebut yakinlah tujuan yang dicita-citakan bangsa
ini akan terwujud.
hu)
hv)
hw)
hx)

32

hy)
hz)
ia)
ib)
ic)
id)
ie)

IV.

MEMUDARNYA JIWA NASIONALISME DAN


KEBANGSAAN

if)
ig) Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme kian memudar. Hal ini
dibuktikan dari berbagai sikap dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara
Indonesia. Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme,
diantaranya :
ih) a.Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak memaknai arti dari
upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai
para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari
tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa
mengikuti upacara dengan khidmad.
ii) b.Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hannya
dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa
nasionalisme dan patriotisme dalam benak mereka.
ij) c.Lebih tertariknya masyarakat terhadap produk impor dibandingkan dengan
produk buatan dalam negeri,lebih banyak mencampurkan bahasa asing dengan
bahasa Indonesia untuk meningkatkan gengsi, dan lain-lain.
ik)

Kurangnya kesadaran masyarakat hanya untuk memasang bendera di

depan rumah, kantor atau pertokoan. Dan bagi yang tidak mengibarkannya mereka punya
berbagai macam alas an entah benderanya sudah sobek atau tidak punya tiang bendera,

33

malas , cuaca buruk, dan lain-lain. Mereka mampu membeli sepeda motor baru, baju baru
tiap tahun yang harganya ratusan bahkan jutaan tapi mengapa untuk bendera merah putih
yang harganya tidak sampai ratusan saja mereka tidak sanggup?
il)

Semua identitas bangsa Indonesia baik itu bendera merah putih, lagu

kebangsaan Indonesia Raya dan lain sebagainya hanyalah merupakan simbol, symbol
bahwa negara Indonesia masih berdiri tegak dan mampu mensejajarkan dirinya dengan
bangsa lain. Bagaimana kita bias bangga menjadi bangsa ini jika kita malas dan malu
memakai atribut bangsa Indonesia ini.
im)

Jika ditinjau dari sudut pandang, gejala ini mulai terlihat sejak era

reformasi karena pada masa orde baru, pemasangan bendera adalah sesuatu yang bersifat
wajib. Sejak era reformasi, animo masyarakat untuk turut andil dalam memeriahkan
Dirgahayu RI juga berkurang. Pada masa sekarang ini sudah sulit ditemukan perlombaanperlombaan 17-an. Padahal pada masa orde baru, suasana 17-an telah dirasakan sejak
awal Agustus. Perlombaan 17-an merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya dan sudah
menjadi budaya baru di negara ini. Melalui kegiatan ini dapat ditanamkan nilai-nilai
nasionalisme ke dalam diri generasi muda yang nantinya menjadi penerus bangsa.
Contoh, dalam permainan panjat pinang yang paling sulit diraih adalah bendera dan harus
melalui usaha keras untuk mendapatkannya. Dari hal kecil tersebut terkandung nilai
pembelajaran yang sangat tinggi yaitu untuk merebut kemerdekaan, para pahlawan
berjuang mati-matian tanpa mengenal lelah dan tentunya disertai dengan rasa keikhlasan
hati. Terakhir, hal yang paling ironis adalah bangsa ini pada kenyataannya kurang
menghargai jasa-jasa para pahlawan yang masih hidup hingga sekarang. Mereka yang
dahulu telah mengorbankan segalanya untuk kemerdekaan Indonesia justru mendapatkan
imbalan berupa kehidupan yang tidak layak disisa umur mereka. Padahal dapat
dibayangkan apabila dahulu para pahlawan tidak mau berjuang, pastinya Indonesia masih
dalam penjajahan bangsa asing.
in)

Sebenarnya nasib kita masih lebih baik dan beruntung daripada para

pejuang dulu, kita hanya meneruskan perjuangan mereka tanpa harus mengorbankan
nyawa dan harta.Nasionalisme kita semakin luntur dan akankah punah tergilas
modernisasi dan individualis. Masih banyak bentuk nasionalisme lain yang kita rasakan
semakin memudar. Kurangnya kecintaan kita terhadap produk dalam negeri dan merasa
bangga kalau bisa memakai produk dalam negeri. Kegilaan kita tripping keluar negeri
padahal negeri sendiri belum tentu dijelajahi. Kita belum tersadar betul bahwa lambat
laun sikap-sikap seperti itu akan semakin menjauhkan kecintaan kita kepada negeri ini.
34

io)

Rasa nasionalisme bangsa pada saat ini hanya muncul bila ada suatu

faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan dan pulau-pulau kecil
Indonesiaseperti Sipadan, Ligitan , serta Ambalat oleh Malaysia beberapa waktu yang
lalu. Namun rasa nasionalisme pun kembali berkurang seiring dengan meredanya konflik
tersebut.
ip)

Globalisasi juga membawa pengaruh negatif terhadap nilai-nilai

nasionalisme, antara lain:

Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk
luar negeri (sepertiMc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap

bangsa Indonesia.
Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri

sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat.
Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan
miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut
dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat

mengganggu kehidupan nasional bangsa.


Munculnya sikap individualisme yang

menimbulkan

ketidakpedulian

antarperilaku sesamawarga. Dengan adanya individualism maka orang tidak akan


peduli dengan kehidupan bangsa.
iq) Masyarakat, khususnya generasi muda adalah penerus bangsa. Bangsa akan
menjadi maju bila para pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Namun
dengan perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan memudarnya
rasa nasionalisme. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri.
Dengan hal itu, pemuda dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga
keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia.
ir) Namun, dengan memudarnya rasa nasionalisme dapat mengancam dan
menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan
menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Bangsa Indonesia
sudah dijajah sedari dulu sejak rasa nasionalisme pemuda memudar. Bukan dijajah dalam
bentuk fisik, namun dijajah secara mental dan ideology.

35

is) Banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang masuk ke dalam bangsa
Indonesia. Banyak budaya dan paham barat yang berpengaruh negatif dapat dengan
mudah masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan
terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang
seharusnya menjadi jati diri bangsa.
it) Dalam aspek perekonomian Negara, dengan memudarnya rasa nasionalisme,
mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara
tetangga. Saat ini masyarakat hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk mereka,
bukan memikirkan apa yang mereka dapat berikan pada Negara. Dengan keegoisan
inilah, masyarakat lebih menuntut hak daripada kewajibannya sebagai warga Negara.
Sikap individual yang lebih mementingkan diri sendiri dan hanya memperkaya diri
sendiri tanpa memberikan retribusi pada Negara, mengakibatkan perekonomian Negara
semakin lemah.
iu)
iv) Upaya untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme Bangsa
iw) a.Peran Keluarga

Memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan patriotism

terhadap bangsa Indonesia.


Memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada

bangsa.
Memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan

sekitar.
Selalu menggunakan produk dalam negeri.

ix)
iy) b.Peran Pendidikan

Memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan

juga bela Negara.


Menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan

mengadakan upacara setiap hari senin dan upacara hari besar nasional
Memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap

hal-hal negatif yang dapat mengancam ketahanan nasional.


Melatih untuk aktif berorganisasi

36

iz)
ja) c.Peran Pemerintah

Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme,

seperti seminar dan pameran kebudayaan.


Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari jumat. Hal
ini dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang
diharapkan dengan kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan

patrotisme bangsa.
Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun
Indonesia agar lebih baik lagi.

jb) Pada akhirnya kita harus memutuskan rasa kebangsaan kita harus dibangkitkan
kembali. Namun bukan nasionalisme dalam bentuk awalnya seabad yang lalu.
Nasionalisme yang harus dibangkitkan kembali adalah nasionalisme yang diarahkan
untuk mengatasi berbagaipermasalahan, bagaimana bisa bersikap jujur, adil, disiplin,
berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korupsi, toleran, dan lain-lain. Bila tidak
bisa, artinya kita tidak bisa lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari
kehancuran total.
jc)
jd)
je)
jf)
jg)
jh)
ji)
jj)
jk)
jl)
jm)

37

jn)
jo)
jp)
jq)

jr)BAB III PENUTUP


js)
I.

Kesimpulan
jt)

ju)

Kebangsaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

identitas suatu bangsa mulai dari semangat membela bangsa, sikap cinta
akan tanah air hingga ideology yang hidup dalam suatu bangsa. Dalam
kebangsaan terdapat semangat kebangsaan dan nilai-nilai kebangsaan
yang baik dan berharga.
jv)
Sikap kebangsaan dan wawasan kebangsaan pasti dimiliki
oleh setiap orang dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati
nuraninya. Secara realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat
dirasakan tetapi sulit dipahami. Namun ada getaran atau resonansi dan
pikiran ketika rasa kebangsaan tersentuh. Rasa kebangsaan bisa timbul dan
terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri
kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok
yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya. Sikap kebangsaan di setiap
Negara belum tentu sama bahkan sikap kebangsaan dalam satu Negara
saja terkadang berubah secara perlahan seiring berjalannya waktu.
jw)
Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa
yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh
dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta
kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi
rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi
wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana
suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas.

38

Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan


atau semangat patriotisme.
jx)
Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia
merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan
(raison dentre) bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian rasa
kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa
kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain.
jy)
Di Indonesia, terdapat empat pilar yang menjamin
terwujudnya sikap kebangsaan dan rasa kebangsaan. Empat pilar tersebut
antara lain Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dengan adanya empat pilar ini, Rakyat akan merasa aman terlindungi
sehingga merasa tenteram dan bahagia.
jz)
Akan tetapi, belakangan ini sikap kebangsaan dan cinta
tanah air perlahan mulai memudar. Hal ini disebabkan adanya sikap
individualisme yang berlebihan, sikap terlalu mencintai budaya Barat dan
sikap malas dari masyarakat sendiri untuk berpartisipasi dalam peringatan
kemerdekaan Indonesia dan upacara bendera. Dalam upaya untuk
menumbuhkan kembali sikap nasionalisme dan kebangsaan, diperlukan
upaya-upaya kongkrit dari semua orang.
ka)

kb)
II. Saran
kc) Sikap kebangsaan dan rasa kebangsaan merupakan hal yang penting.
Setiap orang harus mengembangkan sikap peduli terhadap kebangsaan
agar dapat menumbuhkan kembali rasa kebangsaan dan jiwa kebangsaan
serta sikap cinta tanah air. Penumbuhan sikap rasa kebangsaan dan sikap
kebangsaan dapat dilakukan dari berbagai bidang baik di dalam keluarga,
dalam proses pendidikan hingga peran pemerintah dalam berbagai bidang
kehidupan.

kd)
ke)
kf)
39

kg)
kh)
ki)
kj)
kk)
kl)
km)

DAFTAR PUSTAKA

kn)

ko) Anderson, Bennedict, Imagined Community : reflections on the Origin


and Spread of Nationalism, London: Verso, 1991.
kp) Anshory, Irfan, "Asal Usul Nama Indonesia", Pikiran Rakyat, 2004-08-16.
kq) Kaelan MS. 2010. Pendidikan Pancasila. Paradigma: Jakarta
kr) Justus M. van der Kroef 1951. "The Term Indonesia: Its Origin and
Usage". Journal of the American Oriental Society 71 (3): 166171
ks) Davis, Keith. 1962. Human Relations at Work, (New York, San Francisco,
Toronto, London: 1962
kt) Konopaske, Robert dan John M. Ivancevich. 2005. Perilaku dan
Manajemen Organisasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
ku) Lembaga Soekarno-Hatta.1984.Sejarah Lahirnya Undang-Undang Dasar
1945 dan Pancasila, Jakarta: Inti Idayu Press.
kv) Listyarti, Retno.2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas X,
Jakarta:Esis
kw)
Moeljono Djokosantoso. 2005. Cultured ! Budaya Organisasi.
Jakarta:Elex Media Kumpotindo.
40

kx) Notosusanto, Nugroho, Proses Perumusan Pancasila Dasar Negara,


(Jakarta: PN Balai Pustaka, 1985).
ky) Parsons, Talcott. 1951. Toward a General Theory of action, New York :
Harper & Row,
kz) Soepandji, Budi Susilo, Negara Indonesia Ialah Negara Kesatuan Yang
Berbentuk Republik, Makalah dalam Lokakarya Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara, Jakarta: MPR RI, 17-19 Juni 2011.
la) Ridjal, Fauzie dan Sri-Edi Swasono. 1992. Mohammad Hatta; beberapa
pokok pikiran, Jakarta : UI-Press.
lb) Sukarno dan perjuangan kemerdekaan, diterj.oleh: Hasan Basari / Bernhard
Dahm, Hasan Basari.-- Jakarta : LP3ES, 1987. Judul asli : Sukarno and the
struggle for Indonesian
lc) Sunanto, Musyrifah. 2005.Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Rajawali
Press:Jakarta
ld) Swisher et al. 1996 (cit. Capelli et al. 2001. Am. J. Hum. Genet. 68:432443)
le) Tomascik, T; Mah, J.A., Nontji, A., Moosa, M.K. 1996. The Ecology of
the Indonesian Seas - Part One. Hong Kong: Periplus Editions Ltd.. ISBN
962-593-078-7.
lf)

41

Anda mungkin juga menyukai