Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN PElAYANAN ASI EKSLUSIF DAN

INISIASI MENYUSUI DINI

DI RUMAH SAKIT MEKAR SARI


2016

PEDOMAN PElAYANAN RAWAT GABUNG IBU


DAN BAYI

DI RUMAH SAKIT MEKAR SARI


2016

PEDOMAN PElAYANAN SISTEM RUJUKAN

DI RUMAH SAKIT MEKAR SARI


2016

Sistem Rujukan
Di negara Indonesia sistem rujukan kesehatan telah dirumuskan dalam Permenkes
No. 01 tahun 2012. Sistem rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab timbal balik pelayanan
kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horiontal. Sederhananya, sistem rujukan
mengatur darimana dan harus kemana seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu
memeriksakan keadaan sakitnya.
Pelaksanaan sistem rujukan di indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat
atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, dimana dalam
pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling
berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat
primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian
seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi
maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan
tepat.

Rujukan dibagi dlm rujukan medik/perorangan yg berkaitan dgn pengobatan &


pemulihan berupa pengiriman pasien (kasus), spesimen, & pengetahuan tentang penyakit; serta
rujukan kesehatan dikaitkan dgn upaya pencegahan & peningkatan kesehatan berupa sarana,
teknologi, dan operasional.

Rujukan vertikal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan yg lebih tinggi
dilakukan apabila:

Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau subspesialistik;

Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.

Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan yg lebih rendah
dilakukan apabila:

Permasalahan pasien dpt ditangani oleh tingkatan pelayanan yg lebih


rendah sesuai dgn kompetensi dan kewenangannya;

Kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau kedua lebih


baik dalam menangani pasien tersebut;

Pasien memerlukan pelayanan lanjutan yg dpt ditangani oleh tingkatan


pelayanan yg lebih rendah & untuk alasan kemudahan, efisiensi dan
pelayanan jangka panjang; dan/atau

Perujuk tdk dpt memberikan pelayanan kesehatan sesuai dgn kebutuhan


pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan dan/atau
ketenagaan.

Rujukan horizontal merupakan rujukan antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan.
Rujukan horizontal dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan yg sifatnya sementara atau menetap.
Ketimpangan yang sering terjadi di masyarakat awam adalah pemahaman
masyarakat tentang alur ini sangat rendah sehingga sebagian mereka tidak mendapatkan
pelayanan yang sebagaimana mestinya. Masyarakat kebanyakan cenderung mengakses
pelayanan kesehatan terdekat atau mungkin paling murah tanpa memperdulikan kompetensi
institusi ataupun operator yang memberikan pelayanan.
Manfaat sistem rujukan

Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker), manfaat sistem rujukan
adalah membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam
peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan; memperjelas sistem pelayanan
kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang
tersedia; memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.

Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health consumer), manfaat
sistem rujukan adalah meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari
pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang; mempermudah masyarakat dalam

mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap
sarana pelayanan kesehatan.

Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan keseahatan (health


provider), manfaat sistem rujukan adalah memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan
dengan berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi;
membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja sama yang terjalin;
memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai
tugas dan kewajiban tertentu.

Dalam

membina

sistem

rujukan

ini

perlu

ditentukan

beberapa

hal:

1. Regionalisasi

Regionalisasi adalah pembagian wilayah pelaksanaan system rujukan. Pembagian


wilayah ini didasarkan atas pembagian wilayah secara administrative, tetapi dimana perlu
didasarkan atas lokasi atau mudahnya system rujukan itu dicapai. Hal ini untuk menjaga
agar pusat system rujukan mendapat arus penderita secara merata. Tiap tingkat unit
kesehatan diharapkan melakukan penyaringan terhadap penderita yang akan disalurkan
dalam system rujukan. Penderita yang dapat melayani oleh unit kesehatan tersebut, tidak
perlu dikirim ke unit lain yang lebih mampu.

2. Penyaringan (screening)

Oleh tiap tingkat unit kesehatan. Tiap unit kesehatan diharapkan melakukan penyaringan
terhadap penderita yang akan disalurkan dalam system rujukan. Penderita yang dapat
melayani oleh unit kesehatan tersebut, tidak perlu dikirim ke unit lain yang lebih mampu

3. Kemampuan unit kesehatan dan petugas.

Kemampuan unit kesehatan tergantung pada macam petugas dan peralatannya. Walaupun
demikian diharapkan mereka dapat melakukan keterampilan tertentu. Khususnya dalam
perawatan ibu dijabarkan keterampilan yang masing-masing diharapkan dari unit
kesehatan, beserta petugasny

Anda mungkin juga menyukai